Anda di halaman 1dari 30

ILMU SOSIAL DASAR

Drs Soeprapto, SU
0856 290 1956 / 0274 714 1982
1 Dosen Sosiologi Kri 2 Staf Kantor Jamin 3 Pimpinan Pusat Pelayanan Kon minalitas FlSIPOL an Mutu - U G M sultasi Problema Hidup & Pengo batan Alt ernatif 4 Konsultan pada Pusat Studi Wanita Universitas Gadjah Mada

PENGANTAR TEORI ILMU SOSIAL DAN REALITAS SOSIAL


Dipresentasikan oleh : Drs Soeprapto, SU Sosiologi Fisipol-UGM

A. PENGANTAR
Permasalahan Ilmu Sosial

Ada permasalahan ilmu sosial berkenaan dengan Posisi Keilmuan: Ilmu Sosial bukan suatu disiplin ilmu penget yg berdiri sendiri, melainkan berkaitan satu sama lain & Ilmu Sos hny mrpkn penget ttg aspek-aspek yg ada dlm kehdpn mns sbg makhluk sos, beserta masalahmasalah yg muncul di dlmnya. Ilmu Sosial Dasar, sbg suatu mata kuliah, menya jikan suatu pemahaman ttg hakikat mns sbg makhluk sosial.

Masalah dilihat dgn pendekatan yg melihat sasa ran studinya sbg suatu masalah obyektif, & yg dilihat jga dari kacamata subyektif (Parsudi Suparlan, 1981). Dihrpkan gabungan kacamata obyektif & suby ini akan mewujudkan kepekaan mns ttg masalah sos yg di sertai dgn penuh tanggung jwb & kepribadian yg kuat dlm kedudukanya sbg warga masy ilmiah, sbg warga masy & Negara Indonesia. Tradisi Ilmu Pengetahuan

Ada dua tradisi ilmu penget dlm kerangka ISD. Kedua tradisi ilmu penget itu antara lain: Logico Empiricism dan Hermeneutic.

Logico Empiricism, mrpkn suatu yg nyata dan factual. Maksudnya ialah suatu hal dpt dikatakan ada jika sesuatu hal tersebut ril adanya. Logico empiricism merupakan akar dari aliran kuantitatif. Hermeneutic, Kita tdk dpt melihat sesuatu hnya dgn yg terlihat saja, krn sesuatu tsb ada yg tdk dpt divisualisasikan. Hermeneutic mrpkn akar dari aliran kualitatif. Masalah-masalah sosial

Khdpn mns sbg makhluk sos sll dihadapkan pada masalah sos yg tdk dpt dipisahkan dlm kehdpn. Masa lah sos timbul sbg akibat dr hubnya dgn sesama mns lainnya & akibat tingkah lakunya.

Masalah sos ini tdk sama antara masy yg satu dgn masy yg lainnya krn adannya perbedaan dalam tingkat perkembangan kebudayannya, sifat kependu dukannya, dan keadaan lingkungan alamnya. Masalah sos memiliki dua pendefinisian : Pertama menurut umum, kedua menurut ahli. Menurut umum atau warga masy, sgl sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adlh masalah sosial. Menurut para ahli, mslh sos adlh suatu kondisi atau perkembangan yg terwujud dlm masy yg berdsr kan atas studi, mempunyai sifat yg dpt menimbulkan kekacauan thp kehdpn masyar scr keseluruhan.

Berikut ini mrpkn bbrp masalah sos yg terjadi di dlm masyarakat: Kepadatan penduduk. Angka kelahiran lebih besar dari angkan angka kematian. Gelandangan. Prostitusi. Kesenjangan sosial Anak jalanan. Akibat yg terjadi ialah: Masalah kemiskinan tak kunjung selesai, angka kemiskinan semakin bertam bah, orang kaya semakin kaya, org miskin semakin miskin.

Hal di atas dpt menyebabkan kemacetan lalu lintas yg tdk terkendali, timbulnya kriminalitas dll. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan: - Persepsi manusia tentang kebutuhan pokok yang dinginkan. - Persepsi mns dlm lingkungann sekitar. - Kebutuhan obyek mns utk dpt hdp secara manusiawi.

Bermacam Persepektif/Paradigma Realitas/Fakta Sosial Ada 3 indikator/syarat sesuatu hal dpt dikatakan sbg realitas sosial. Adapun indikator tsb meliputi:
1. Bersifat eksternal : Suatu keadaan/fenomena yg muncul dari luar diri seseorang. Contoh: Memakai baju yg tertutup krn mengikuti norma sos yang berlaku di masyarakat. 2. Bersifat koersif (memaksa) : Contoh: seseorg yg mandi krn akan bertemu orang lain. 3. Bersifat representative (mewakili keseluruhan). Contoh: Org yogya/Solo halus, Org Banyumas bernada huruf K dan berakhiran A Bpke arep neng endhi ya.

B. TINGKATAN KENYATAAN SOSIAL


Masy sbg realitas sos, jk dihub dgn paradigma ilmu sos, mk wawasannya sangat luas. Paradigma fak ta sos atau realitas sos, melihat gamb mendsr menge nairealitas sos mnrt kacamata ilmusos.
Tingkatan kenyataan sos ada empat, meliputi : 1. Individual, menempatkan individu sbg pusat perha tian utk analisa. Ada 2 bag analisa : Perilaku dan Subyektif. 2. Antar Pribadi (Interpersonal), melihat realitas sbg interaksi antar individu yg berkaitan dgn ko munikasi, simbolisasi, negosiasi, adaptasi, kerjasama, konflik, dll.

3. Struktur Sosial, menempatkan individu sbg bag dr kehdpn yg lbh bsr. Sbg agt struktur, individu dpt dilihat dlm 3 dimensi : Horisontal, vertikal, dan mobilitas.
4. Tingkat Budaya, memandang bhw tiap perilaku pasti memiliki rangkaian historis, yg dimulai dr tin dakan, pemikiran, pembiasaan, kmdian menjd kebudayaan. Sbg perilaku yg berhistoris dan terpercaya, mk tindakan ini jd mempola. Buda daya dpt dilihat scr materil dan imateril. a. Materil : Dpt diidentifikasi melalui semua indera. b. Imateril : Hanya dpt diidentifikasi melalui sebagian indera.

INDIVIDU, KELUARGA & MASYARAKAT


KELUARGA, mrpkn unit terkecil masy yg terdiri atas suami/ayah, istri/ibu, dan anak, yg diikat oleh tali perkawinan, ikatan darah dan adopsi, yg tinggal dalam suatu tempat pada periode tertentu. Apa sebenarnya fungsi KELUARGA ? Keluarga memiliki, memiliki bbrp fungsi sbb. 1. Sosialisasi kebudayaan, nilai, dan norma sosial 2. Proteksi atau perlindungan 3. Ekonomi 4. Reproduksi

B. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Sosialisasi, Salah satu kecenderungan di antara sejumlah kecenderungan mendasar manusia, adalah berinter aksi dengan sesamanya. Interaksi tersebut pertama kali dilakukan dgn ibu dan atau ayahnya, kemudian dengan saudarasaudaranya, di dlm suatu keluarga. Dgn dmkn klg memiliki tgs penting di dlm melakukan pengenalan kpd agt nya di dlm bnyak hal, terutama mengenai budaya, nilai, dan norma sosial.

Oleh Edward Tyllor, Kebudayaan didefinisikan sbb. Culture as that complex whole which includes knowledge, belief, art, morals, law, customs, & any other capabilities and habits acquared by man as a member of society. Proses: Pola Keyakinan
Tindakan Kebiasaan Kebudayaan Syarat : Eksterior Konstrain

Kebudayaan mrpkn keseluruhan hal kompleks meliputi Penget, keperc, seni, moral, hkm, adat istiadat, & sejumlh kemampuan dan kebiasaan yg didptkan mns sbg angt masy.

Nilai Sosial, mrpkn penghargaan yg diberikan masy kepada segala sesuatu yg dianggap memiliki daya guna jangka panjang bagi kehdpn bersama. Jenis Nilai Sosial, meliputi :
(1) Nilai sosial berdasarkan tempat a. Nilai Sos pd benda cultural ciptaan mns, spt : keris, akik, tombak, tongkat, lukisan, dll. b. Nilai Sos pd pola kelakuan; spt beristri bnyk, dulu dianggap baik, skrg jelek. Konsultasi pd pimp ada yg anggap baik ada yg menganggap jelek c. Nilai Sos pd cara berfikir & berperasaan, spt: Kritis thd sikap org tua atau dosen, ada yg menganggap baik, tapi ada yg anggap jelek.

(2) Nilai sosial berdasarkan bobot etis Mencurahkan kerinduan thd seseorg yg lama tdk ketemu, dg berpelukan di muka umum dg lawan jenis, ada yg meng anggap baik dan ada yg anggap jelek.
(3) Nilai sosial berdasarkan solidaritas Memberi uang kpd gelandangan & pengemis, ada yg menganggap baik, ada yg anggap jelek krn ciptakan kemalasan & ketergantungan. (4) Nilai sosial berdasar sifat esensial Hal yg dianggap esensi dan prinsip bagi seseorg, tdk boleh diperdebatkan, spt : Berpantang meminjamkan pakaian, berpantang foto bertiga, berpantang makan atau minim dg gelas atau piring yg sama berbarengan, dll.

Norma Sosial, mrpkn serangkaian patokan perilaku yg dianggap baik, maupun jelek, ketika seseorg atau sekelmpk org berinteraksi dg sesamanya.
Jenis-jenis norma sosial : (1) Usages, mrpkn jenis norma sosial yg mengatur perilaku seseorg, jk dilanggar tdk dikenai sangsi. (2) Folkways, mrpk jenis norma sosial yg atur interaksi di antara sesama angt masy, jk dilanggar tdk kena sangsi. (3) Mores, mrpk jenis norma sosial yg atur interaksi di antara sesama angt masy, jk dilanggar kena sangsi sosial. (4) Law, mrpk jenis norma sosial yg atur interaksi di antara sesa ma angt masy, jk dilanggar kena sangsi sos-fisik.

Sosialisasi budaya, nilai, & norma sos ini sangat penting utk dilakukan oleh klg agar para agt nya tahu ttg pedoman perilaku yg ada di dlm klg & masy, shg agt klg dpt mengikuti pola perilaku klg dan masy, shg tdk terjd konflik, atau perpecahan di dlm klg & masy. Apabila klg tdk melakukan sosialisasi, mk dpt terjd bhw para agt klg tdk tahu mengenai apa yg hrs dilakukan ketika berinteraksi dgn sesamanya, dan akhirnya menjd salah dlm berperilaku.

2. Fungsi Proteksi atau Perlindungan

Klg mrpkn tmpt bagi angt nya utk tinggal & men dptkan perlindungan dlm memenuhi kebut primer. Se tiap kali agt klg mendptkan ancaman dari luar, mk se hrsnya sll meminta perlindungan klg, jgn meminta ke pada org atau pihak lain. Misalnya ketika di sekolah seorg anak diganggu temannya, maka sehrsnya dia mengatakan : Awas aku bilangin bpk/ibu/kakak, jgn sampai bilang awas aku bilangin tukang becak. Jika agt klg msh mau mengaduh pd org tua atau agt klg lain, berarti masih termiliki adanya perasaan terlindungi oleh klg. Semoga tdk ada agt klg yg ma rah ketika agtnya banyak minta perlindungan.

3. Fungsi Ekonomi

Klg mrpkn tmpt bagi para agtnya utk memperoleh pemenuhan kebutuhan ekonomi. Apapun kebutuhan agt klg hendaknya mampu dipenuhi oleh klg, jangan sampai ada agt klg yg berusaha mendptkan pemenuh an kebutuhan ek justru dr pihak lain, shg bbrp waktu lalu muncul istilah perek, cebok, cobisan/gigolo, AATM, IKTM, anjal, gepeng, dll gara-gara kebutuhan ek anggt klg tdk terpenuhi di dlm klg. Melalui uraian ini semoga para kepala dan agt klg menjadi sadar akan fungsi ekonomi ini, dan selanjut nya bisa mengukur kemampuan ekonomi, saat menentukan jmlh anak.

2. Fungsi Proteksi atau Perlindungan

Klg mrpkn tmpt bagi angt nya utk tinggal & men dptkan perlindungan dlm memenuhi kebut primer. Se tiap kali agt klg mendptkan ancaman dari luar, mk se hrsnya sll meminta perlindungan klg, jgn meminta ke pada org atau pihak lain. Misalnya ketika di sekolah seorg anak diganggu temannya, maka sehrsnya dia mengatakan : Awas aku bilangin bpk/ibu/kakak, jgn sampai bilang awas aku bilangin tukang becak. Jika agt klg msh mau mengaduh pd org tua atau agt klg lain, berarti masih termiliki adanya perasaan terlindungi oleh klg. Semoga tdk ada agt klg yg ma rah ketika agtnya banyak minta perlindungan.

4. Fungsi Reproduksi Salah satu fungsi Klg yg tdk kalah pentingnya ada seseorg mau berkeluarga, namun tdk mau bere pro duksi, bisa-bisa suatu saat mns menjadi makhluk lang ka yg perlu dilindungi oleh makhluk lain. Hal ini terjadi bukan sekedar krn mereka tdk tahu akan fungsi keluarga, namun betul-betul tdk mau dire potkan oleh hasil reproduksi tersebut. Berkenaan dgn sejumlah fungsi di atas, maka per lah kiranya segenap anggota masy pd umumnya, dan keluarga pd khususnya, mendptkan pemahaman me ngenai fungsi-fungsi tersebut.

D. PERMASALAHAN
Di dlm kenyataannya, sejumlh fungsi di atas ma kin lama semakin tdk terpenuhi. Penyebabnya sdh ba rang tentu sngt beragam. Beberapa di antaranya : (1) Ada yg krn tdk tahu ttg fungsi klg, (2) Ada yg tahu tapi tdk mau memenuhi, (3) Ada yg tahu dan mau memenuhi tapi tdk mampu, (4) Ada yg tahu dan mampu memeuhi tapi tdk mau, (5) Ada yg tahu tapi tdk mau dan tdk mampu utk memenuhi fungsi keluarga. Berkenaan dgn hal tersebut, mk klg yg mestinya berfungsi sbg payung pelindung bagi segenap anggta nya, akhirnya malah terasa sbg ancaman bagi agt klg.

Sehubungan dgn keadaan ini akibatnya banyak di antara anggota klg yg merasa tdk nyaman berada di tengah-tengah kehdp klg. Bagi anak menjadi tdk krasan di rumah, dan bagi suami maupun istri menjadi tdk nyaman bertahan. Apabila keadaan ini tdk teratasi, maka seringkali mengakibatkan terjadinya berbagai bentuk kekerasan di dalam rumah tangga, atau apa yg biasa kita kenal dgn istilah KDRT, yg pd akhirnya sering bermuara pd perceraian. Banyak di antara agt klg yg menganggap bhw per ceraian itu bukan mrpkn sesuatu yg menakutkan dan tabu utk di jalani (baca bbrp berita dan hsl penel di bbrp wilayah Jawa Barat, DIY, dll.

E. DAMPAK PERCERAIAN
Banyak di antara angt masy yg tdk menyadari me ngenai dampak perceraian bagi anak. Padahal apabila dibandingkan antara dampak positif dan negatifnya ternyata jauh lebih banyak dampak negatifnya. Dampak negatif tersebut antara lain : (1) Takut atau Trauma menikah (berumah tangga) (2) Mencari kompensasi tidak sehat (3) Terlepas dari perolehan pendidikan yg terarah (4) Tdk mendptkan sosialisasi budaya, nilai, & norma (5) Tdk mendapat perlindungan yang layak.

E. POBLEMA PERLINDUNGAN
Banyak di antara suami atau ayah dan istri atau ibu yg lupa, bhw anak merupakan karunia dan titipan Tuhan, yang memiliki hak dan kewajiban untuk dihar gai hak-haknya. Anak adalah tunas potensi generasi penerus citacita perjuangan bangsa. Sbg generasi penerus bgs yg potensial, anak patut mendptkan kesempatan seluas luasnya utk tumbuh berkembang secara optimal, baik fisik, mental, maupun sosial, dan berakhlak mulia. Sehubungan dgn itu perlu dilakukan pemikiran mengenai upaya perlindungan anak, serta pemberian jaminan thd hak-hak tanpa diskriminasi.

Untaian lengkap mengenai hal di atas, terdpt dlm UU Nomor 23 Tahun 2002 tertang Perlindungan Anak (UU PA). Ironisnya sampai saat ini dan tdk tahu akan sampai kapan terjadi, perlakuan keras dan kasar thd anak masih saja terjadi. Org tua dan atau klg yg mestinya menjadi payung pelindung paling aman, ternyata justru menjadi tem pat tdk nyaman dan terancam bagi anak, krn banyak di antara klg yg melakukan, kekerasan, penganiaya an, eksploitasi, dan bahkan pembunuhan thd anak. Lebih dari sekedar itu, di saat di rumah seorang anak tdk mendpt tmpat yg aman dan nyaman, ternyata di tempat lain pun tdk berbeda pula.

Ikuti berita kekerasan di sekolah saat MOS, Keke rasan di perguruan tinggi saat OPSPEK. Keadaan ini sebetulnya dpt diminimalkan utk ter jadi, apabila kehidpun keluarga bagi anak itu harmo nis dan saling memberi fungsi di antara anggota klg secara pas dan sesuai dengan kebutuhan, memben tuk sebuah sistem sosial yag harmoni. Apabila hal ini dibiarkan, maka kehidpun anak menjadi semakin terancam, dan apabila kehidupan anak semakin terancam, maka menjadi terancam pula lah kehidupan manusia ini, krn anak merupakan generasi penerus bangsa. ----------

Anda mungkin juga menyukai