Anda di halaman 1dari 3

Tatkala Bencana Terjadi

Menurut UU no 21 tahun 2008, bencana adalah peristiwan atau rangkaian peristiwa yang
mengganggu dan mengancam kehidupan atau penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam atau non alam maupun faktor manusia sehingga menyebabkan
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis. Sehingga bencana merupakan segala hal yang bias terjadi dalam banyak
bentuk bias berupa bencana alam atau bencana yang disebabkan oleh manusia berupa
peperangan dan sejenisnya.

Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja baik itu di wilayah rawan bencana
ataupun bukan. Oleh karena itu pentingnya bagi kita untuk memahami poin-point penting
yang perlu dilakukan tatkala terjadinya bencana.

Sebelumnya perlu diketahui bahwa seluruh bencana yang terjadi adalah kehendak Allah –
subhanahu wa ta’ala-. Karena Allah adalah dzat yang mengatur seluruh alam ini dan
tidak ada kejadian yang terjadi di muka bumi ini kecuali atas kehendak Allah –
subhanahu wa ta’ala-, “Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana)
yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari
dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan
(makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini
pertemuan(mu) dengan Tuhanmu.” (Ar-Ra’d ayat 2)

Oleh karena itu perlu kita sadari setiap adanya bencana yang menimpa kita semuanya
adalah atas kehendak Allah –subhanahu wa ta’ala- dan setiap yang dikehendaki-NYA
pasti ada hikmah dibaliknya. Maka dari itu tatkala terjadi bencana maka hal pertama kita
lakukan adalah bersabar dan meyakini bencana tersebut adalah atas kehendak Allah dan
pasti ada hikmah dibalik bencana tersebut.

Diantara hikmah terjadinya bencana :

1. Ujian Allah ta’ala terhadap hambanya yang beriman

Bencana yang terjadi terkadang Allah jadikan sebagai ujian untuk hambanya yang
beriman untuk menguji hamba tersebut apakah ia masih tetap beriman setelah
ditimpakan musibah padanya, Allah ta’ala berfirman, “Diantara manusia ada yang
menyembah Allah dengan berada ditepi, jika ia memperoleh kebaikan tetaplah ia dalam
keadaan itu, dan jika ia ditimpa keburukan maka berpalinglah ia, rugilah dunia dan
akhiratnya. Yang demikian adalah kerugian yang nyata” (QS. Al Hajj : 11)

2. Penghapus dosa-dosa
Bencana yang menimpa orang-orang mukmin bisa menjadi penghapus dosa. Dari Abu
Hurairah -Radiyallahu ‘anhu- berkata bahwa Rasulullah -Salallahu alaihi wa salam-
bersabda, “Tidak ada musibah yang menimpa seorang Muslim kecuali dengan
musibah itu Allah hapuskan dosanya, walau hanya tertusuk duri.” (Muttafaq Alaih)

3. Diangkat derajatnya

Bencana yang menimpa seorang mukmin bisa mengangkat derajatnya, dari Aisyah
radiyallahu ‘anha berkata bahwa Rasulullah salallahu ‘alaihi wa salam berkata, “Tidak
ada Musibah yang menimpa seorang mukmin kecuali dengan musibah tersebut Allah
angkat derajatnya atau dihapuskan dosanya, walau hanya tertusuk duri.” (HR Muslim)

4. Menghilangkan Ujub

Bencana yang terjadi pada kita bisa menghilangkan ujub pada hati kita, seperti halnya
yang terjadi pada perang Hunain ketika kaum muslimin memiliki jumlah yang banyak
sehingga seorang diantara mereka berkata, “Kita tidak akan kalah hari ini karena
kekurangan pasukan.” Akan tetapi Allah tetapkan kekalahan diawal perang tersebut
sehingga hilanglah rasa ujub di hati kaum muslimin, Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman, “Allah telah menolong kalian di berbagai kesempatan. Ingatlah ketika
perang Hunain, disaat kalian takjub dengan banyaknya jumlah kalian, akan tetapi itu
tidak berguna bagi kalian sehingga terasa sempit bumi bagi kalian dan kalian lari
tunggang langgang.” (QS. At Taubah : 25)

5. Mengingatkan terhadap dosa-dosa agar kita bertobat

Perlu diketahui bahwasanya segala kejelekan yang kita alami diakibatkan oleh kita
sendiri, Allah berfirman,“Apa saja kenikmatan yang engkau peroleh semuanya itu dari
Allah, dan apa saja keburukan yang menimpamu maka itu atas kesalahan dirimu
sendiri.” (QS. An nisa 79)

Bencana juga Allah timpakan pada kita untuk mengingatkan terhadap dosa-dosa kita
dan sebagai kesempatan bagi kita untuk bertaubat agar terhindar dari kejelekan yang
lebih besar di Akhirat nanti, Allah berfirman, “Sungguh akan kami buat kalian
merasakan sebagian adzab yang dekat (di dunia) sebelum adzab yang lebih besar (di
akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (Ke jalan yang benar).” (QS. As Sajdah : 21)

Jika kita sudah memahami bahwa setiap bencana yang terjadi itu adalah kehendak dari
Allah dan pasti ada hikmah dibaliknya, maka hendaknya kita tenang dan bersabar tatkala
terjadi bencana. Hati yang tenang dan lapang ini merupakan kunci agar kita bisa
menghadapi bencana yang terjadi. (Bersambung…)
Tatkala bencana terjadi tentunya sikap yang pertama kali adalah sabar dan menenangkan
diri, jangan sampai panik. Karena tatkala panik kita tidak bisa berpikir dengan jernih
sehingga terkadang tidak bisa mengambil keputusan dengan tepat. Lalu hal pertama yang
perlu dilakukan adalah menyelamatkan jiwa baik jiwa sendiri maupun orang lain. Ingat,
yang perlu diselamatkan pertama kali adalah jiwa bukan harta benda bukan surat-surat
penting tapi jiwa, nyawa manusia bukan harta benda dan semisalnya yang merupaan
benda tak hidup.

Jiwa yang perlu diselamatkan pun ada prioritas-prioritas tertentu yang intinya individu
yang lebih rentan terhadap bencana memiliki prioritas tinggi untuk diselamatkan pertama
kali seperti, bayi, anak-anak, lansia, dan Ibu hami karena mereka ini lebih rentan
terdampak oleh bencana jika dibandingkan dengan orang dewasa yang sehat.

Oleh karena itu tatkala bencana terjadi kita harus memprioritaskan usaha untuk
menyelamatkan nyawa dan diawali dengan menyelamatkan diri sendiri dan juga orang-
orang yang rentan terdampak oleh bencana. Contohnya, tatkala terjadi banjir hal yang
pertama kali dilakukan adalah mencari tempat atau sarana agar bisa selamat dari bencana
tersebut seperti naik ke tempat yang lebih tinggi atau mencari sarana agar bisa
mengapung. Ingat tatkala bencana terjadi prioritaskan menyelamatkan nyawa jangan
sampai mengutamakan menyelamatkan harta, harta baru diselamatkan tatkala telah yakin
nyawa bisa selamat.

Tatkala melakukan penyelamatan pun serupa yaitu prioritaskan jiwa manusia diatas harta.
Jiwa yang perlu diselamatkan pun harus sesuai prioritas yang telah disebutkan.
Contohnya tatkala ada sekeluarga yang terjebak

Anda mungkin juga menyukai