Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Negara kita adalah negara besar, yang kaya akan hasil bumi dan energi serta sumber daya manusia, namun ironis di saat bangsa ini rakyatnya

mendambakan pimpinan yang amanah dan mau mendengarkan aspirasi rakyatnya, malah terjadi sebaliknya, bangsa ini malah mengalami krisis kepercayaan kepemimpinan, korupsi merajalela dan pemimpin kita sepertinya belum dapat menyelesaikan persoalan yang membelit negara ini. Pemimpin belum mau berpihak kepada rakyat, negara kita kalah dengan Negara Cina yang sama memiliki sumber daya manusia yang banyak, namun yang berbeda adalah Cina mengundang investor masuk ke negaranya, tetapi dengan syarat memperkerjakan rakyatnya dengan tujuan memberi perlindungan kepada rakyatnya, sedangkan pemimpin kita belum memperlakukan sumber daya kita secara manusiawi, karena dikeluarkannya undang-undang tentang out sourching yang berpihak kepada kaum bermodal yang mengakibatkan sumber daya manusia kita banyak tidak disejahterakan. Kemudian yang tak kalah penting, pimpinan bangsa ini belum mampu pula mempersiapkan generasi anak-anak masa yang akan datang yang merupakan aset bangsa untuk menjadi calon pemimpin di masa yang akan datang. Anakanak adalah sumber daya manusia

terbesar yang dimiliki Bangsa Indonesia yang akan memimpin bangsa kita di masa yang akan datang. Sungguh menyedihkan, generasi anak-anak kita yang katanya menjadi potensi sumber daya manusia Indonesia terbesar, ternyata malah belum mendapatkan pelayanan dan perhatian yang serius dari negara kita secara memadai yang mangakibatkan motivasi dan kesejahteraan anak-anak Indonesia menjadi sangat memprihatinkan. Sedih rasanya melihat realita yang terjadi saat ini di negara kita. Apabila suatu peristiwa terjadi, baru diperbincangkan seperti diskusi di Lawyer Club, bukannya melakukan tindakan preventif atau aktivitas yang nyata yang dapat mendukung bangsa ini. Betapa kita sangat mendambakan pemimpin ala Umar Bin Khatab yang bisa memotivasi dan sangat peduli kepada kesejahteraan rakyatnya. Mengapa pemimpin kita tidak memperhatikan prinsipprinsip kepemimpinannya? padahal semua itu sangat penting dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yakni mensejahterakan seluruh

rakyatnya. Menjadi pertanyaan, mengapa ada pemimpin, tapi rakyat sepertinya patah arang/semangat rendah/ motivasinya rendah tidak seperti kepemimpinan yang ada di Negara Korea, Kim Jong Ill dan Negara Jepang atau kepemimpinan tokoh-tokoh pahlawan kita dulu seperti Jenderal Sudirman yang dapat memotivasi rakyatnya, siapa yang akan memperhatikan dan mempedulikan tentang keadaan ini?. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (2006), jumlah anak Indonesia usia di bawah 18 tahun mencapai 79.898.000 jiwa dan mengalami peningkatan

menjadi 85.146.600 jiwa pada tahun 2009, jumlah tersebut tentunya bukan jumlah yang sedikit. Gambaran situasi masalah yang ada, ditinjau dari derajat kesehatan, gizi, dan kesiapan belajar/pendidikan pra sekolah terutama pada anak balita yang berasal dari keluarga miskin atau sangat miskin, belum tersentuh sistem layanan dan perlindungan yang memadai. Pada tahun 2006 diperkirakan jumlah anak usia 0-5 tahun mencapai sekitar 27,6 juta jiwa, atau sekitar 12,79% dari seluruh populasi Indonesia yang jumlahnya sebesar 215,93 juta jiwa. Anak balita terlantar dan hampir terlantar di Indonesia pada tahun 2009, adalah sebesar 17.694.000 jiwa (22,14%), sementara data dari Direktorat Pelayanan Anak melaporkan bahwa anak yang telah mendapatkan pelayanan sosial hanya 1.186.941 jiwa (6,71%). Pada tahun 2005, prevalensi anak balita kurang gizi mencapai 28%, sekitar 8,8% diantaranya menderita gizi buruk. Anak balita yang mendapat layanan kesiapan belajar atau pendidikan pra sekolah baru mencakup 24,85%. Layanan melalui TK/RA baru mencapai 12,59%, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak baru berhasil melayani 4,81% (Standar Nasional Pengasuhan LKSA ,2011:3) Fakta dan data di atas menggambarkan bahwa akibat kepemimpinan bangsa ini yang belum terkelola dengan baik (good governance) akan memiliki dampak yang sangat luas terhadap kondisi rakyat Indonesia terutama anak-anak. Siapa yang tidak tersentuh perasaanya dengan fakta-fakta dan data-data di atas, bahkan dapat dilihat anak-anak di jalan-jalan raya, trafic light, emperan dan kolong jembatan, sepertinya tidak ada yang mempedulikan nasib mereka,
3

padahal merekapun anak kita semua. Hal tersebut harus mendapat perhatian serius dari kita semua sebagai elemen masyarakat yang merasa bertanggung jawab terhadap nasib bangsa ini. Selain itu menurut penelitian (Made Pidarta,1999) dalam Usman Husaini (2006;246) menemukan bahwa motivasi kerja bangsa Indonesia sangat rendah sekaligus sebagai bangsa termalas nomor 3 dari 42 negara termalas di dunia yang diteliti, menandakan bahwa pemimpin bangsa ini belum mampu memberikan ketaladanan dan memotivasi bagi rakyatnya agar rakyat meniru apa yang dilakukan oleh pemimpinnya. Perubahan besar Negara Indonesia tidak akan terwujud tanpa keteladanan pemimpin, kemudian perubahan hal yang besar tak akan terjadi bila tidak didahului perubahan yang kecil pula. Kepemimpinan dapat dimulai pada diri kita sendiri, keluarga, kelompok masyarakat, organisasi serta termasuk organisasi sosial yang menyantuni anak asuhnya adalah salah satu elemen yang penting untuk menciptakan dan mendorong perubahan yang besar bagi Negara Indonesia yang kita cintai. Kemudian dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2007 oleh anak-anak panti tentang kehidupan di panti asuhan sebanyak 60 orang anak dari enam panti asuhan di Kalimantan Barat dan Maluku yang menjadi peneliti untuk panti asuhan/LKSA, yang dibantu oleh fasilitator lokal dan nasional melakukan

penelitian dengan menggunakan partisipasi anak.(Standar Nasional Pengasuhan untuk LKSA,2011:4) Hasil penelitian oleh anak semakin memperjelas pemahaman terhadap situasi anak di dalam panti. Penelitian ini memberikan gambaran tentang kehidupan mereka di panti dan di luar panti. Sisi kehidupan yang dianggap menyenangkan diantaranya adalah banyak teman sedangkan yang menyedihkan umumnya adalah karena terpisah jauh dari keluarga, makanan yang buruk, keharusan bekerja di panti asuhan/LKSA dan aturan yang ketat. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah kehidupan mereka di sekolah. Selain menjadi impian semua anak yang terlibat dalam penelitian, sekolah menghadapkan mereka pada kekhawatiran tentang masa depan mereka. Umumnya anak-anak mencemaskan kondisi setelah mereka menyelesaikan SLTA. Keterbatasan dukungan dan motivasi dari pimpinan pada saat mereka di panti asuhan/LKSA, ketidakdekatan dengan keluarga dan kehilangan teman di lingkungan rumah panti dan saat harus keluar panti, membuat anak-anak bingung dan cemas. Salah satu penyebabnya adalah kurang adanya motivasi dari pimpinan dan pengelola panti asuhan. Hal tersebut sebagian karena kepemimpinan yang belum dapat memotivasi dan mensejahterakan anggota anak-anak asuhnya secara memadai karena dengan segala keterbatasannya dan dukungan dari pemerintah secara intensif. Mengapa terjadi demikian? menandakan bahwa kepemimpinan dalam suatu negara ataupun organisasi begitu sangat penting, karena sangat berdampak pula pada

tujuan dari negara atau organisasi itu sendiri, yakni tujuan untuk memotivasi dan mensejahterakan anggotanya khususnya bagi organisasi sosial seperti Panti Asuhan Kurnia Asih. (Standar Nasional Pengasuhan untuk LKSA,2011:4) Gambaran-gambaran di atas menjadi suatu hal yang melatar belakangi kami sebagai peneliti, apakah betul di setiap panti asuhan, kepemimpinan dan motivasi anak asuh berpengaruh terhadap kesejahteraan sosial anak asuh, namun peneliti hanya akan meneliti scope organisasi yang lebih kecil yaitu organisasi Panti Asuhan Kurnia Asih. Apakah terdapat pengaruh antara kepemimpinan dan motivasi anak asuh terhadap kesejahteraan sosial anak asuh di Panti Asuhan Kurnia Asih. Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang : Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Anak Asuh terhadap Kesejahteraan Sosial Anak Asuh di Panti Asuhan Kurnia Asih

B. Rumusan Masalah Dari pertanyaan masalah pokok tersebut, maka sub-sub pertanyaan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap kesejahteraan sosial anak asuh di Panti Asuhan Kurnia Asih?

2. Apakah terdapat pengaruh motivasi anak asuh terhadap kesejahteraan sosial anak asuh di Panti Asuhan Kurnia Asih ? 3. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan dan motivasi anak asuh secara bersama-sama terhadap kesejahteraan sosial anak asuh di Panti Asuhan Kurnia Asih? C. Tujuan Penelitian 1. Ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap kesejahteraan sosial anak asuh di Panti Asuhan Kurnia Asih. 2. Ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh motivasi anak asuh terhadap kesejahteraan sosial anak asuh di Panti Asuhan Kurnia Asih. 3. Ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh kepemimpinan dan motivasi anak asuh secara bersama-sama terhadap kesejahteraan sosial anak asuh di Panti Asuhan Kurnia Asih.

D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoretis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan bahan masukan bagi pemerintah dan sebagai kritis sosial yang akan menggugah hati
7

nurani seorang pemimpin. Untuk dijadikan contoh yang baik dalam hal kepemimpinan yang amanah dalam upaya memotivasi dan mensejahterakan anak asuhnya dan sebagai bahan referensi bagi panti asuhan/LKSA dalam menjalankan kepemimpinan di panti asuhan. 2. Secara Praktis : Memecahkan permasalahan praktis dari rantai permasalahan kepemimpinan, motivasi anak asuh dan kesejahteraaan sosial anak asuh di panti asuhan-panti asuhan. 3. Secara Akademik : Penelitian ini dapat dijadikan sumber acuan bagi para peneliti lainnya yang ingin mengungkapkan permasalahan kepemimpinan, motivasi anak asuh dan kesejahteraaan sosial anak asuh. Kemudian sebagai syarat untuk menempuh gelar Magister Manajemen pada Program Pasca Sarjana Universitas BSI Bandung. E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Kemudian metode deskriptif adalah bertujuan untuk memaparkan ciri-ciri variabel-variabel bebas terdiri dari kepemimpinan dan motivasi anak asuh serta variabel terikatnya kesejahteraan sosial anak asuh.

Variabel-variabel dalam ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kepemimpinan (X1) Kerangka prespektif kepemimpinan terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi 1)Fokus dan 2) Pendekatan (Jago;1982) dalam usman Husaini,(2006:253) . Fokus memandang kepemimpinan sebagai sifat-sifat (Traits) dan seperangkat perilaku yang esensinya kepemimpinan yang efektif atau tidak efektif tergantung sifat-sifat sejak lahir. Pendekatan terdiri dari universal dan kontingensi. Pendekatan universal menganggap pemimpin yang efektif tergantung pada situasinya. Pendekatan kontingensi artinya situasi yang berbeda harus dihadapi dengan prilaku kepemimpinan yang berbeda pula. Teori kepemimpinan ada dua : yaitu teori klasik dan teori kepemimpinan modern. Teori kepemimpinan modern ada 4 pendekatan :1) Sifat-sifat

2)perilaku 3) situasional-kontigensi, dan 4) Pancasila. Namun peneliti lebih tertarik dan cocok dengan pendekatan situasionalkontigensi yang akan kita bahas dalam kerangka teoritis dan pembahasan karena pendekatan ini merevisi pendekatan prilaku dan sifat-sifat yang ternyata tidak mampu menjelaskan kepemimpinan yang ideal. Pendekatan ini menggambarkan bahwa gaya yang digunakan tergantung dari pemimpin itu sendiri, dukungan pengikut dan situasi yang kondusif.
9

Kepemimpinan situasional-kontingensi terdiri dari beberapa model:1)Model Kontingensi Fiedler 2)Model Rangkaian Kesatuan Kepemimpinan

Tannenbaum & Schmit 3)Model Kontinum Kepemimpinan Vroom & Yetton 4)Model Kontingensi Lima Faktor Farris 5)Model Kepemimpinan Dinamika Kelompok Dorwin Carwight & Alvin Zender 6) Model kepemimpinan Path Goal Theory 7)Model kepemimpinan vertical Dyad Linkage Graen 8)Model kepemimpinan Bass 9)Model Kepemimpinan Situasional Hersey & Blanchard 10) Kepemimpinan Transforming Anderson 11) Kepemimpinan

Primal(Usman Husaini,2006;273-292) Kepemimpinan Transforming Anderson ialah mengedepan visi, perencanaan, komunikasi, dan tindakan kreatif yang memiliki efek positif pada sekelompok orang dalam sebuah susunan nilai dan keyakinan yang jelas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan jelas dan dapat diukur. 12 prinsip yang menjadi inti dari prilaku kepemimpinan transforming, menurut Anderson (dalam buku Husaini Usman;2006;288) sebagai berikut: 1) Setiap orang dalam situasi apapun mempunyai pengaruh, baik ataupun buruk, terhadap orang dan situasi yang ada. 2) Dengan belajar mengamati pengaruh ini akan membuat kita waspada terhadap kenyataan akan kesempatan dan kejadian positif dan negatif. 3) Setiap orang boleh memilih untuk mencoba dan membuat perubahan yang positif setiap saat. 4) Penggunaan kekuasaan secara positif dan bertanggung jawab serta pengaruh sangat penting dalam menjalankan kepemimpinan yang efektif.

10

5) Segala hal bermula dari inisiatif setiap individu. 6) Kepemimpinan, dalam artian yang lebih mendalam, adalah pemahaman dan pemenuhan kebutuhan utama dari orang yang sedang kita pimpin/layani. 7) Transformasi kepemimpinan memiliki komponen moral yang sangat penting dalam segala aspek kepemimpinan. 8) Transformasi selalu memahami dan melibatkan orang lain sehingga tercapai rasa saling memiliki dan saling menghormati serta mempercayai. Hal ini akan meningkatkan motivasi, moral, kreatifitas, energi dan produktifitas. 9) Selalu ada kesempatan bagi kepemimpinan di segala lingkungan, interaksi, situasi, dan setiap saat. 10) Transformasi kepemimpinan memiliki pengaruh dan perkembangan jangka panjang. 11) Transformasi kepemimpinan bermula dari dalam keyakinan dan struktur nilai seseorang. 12) Transformasi kepemimpinan selalu terbuka akan potensi pemahaman yang lain yang lebih mendalam atau lebih tinggi terhadap kenyataan di masa depan dibandingkan dengan kenyataan yang ada saat ini. (Anderson;1998)dalam Usman Husaini,(2006;289)

Prinsip yang ke-lima, ke-enam,ke-tujuh dan ke-delapan menandakan terdapat hubungan/korelasi kepemimpinan dengan motivasi anggota organisasinya, kemudian dihitung pengaruhnya kepemimpinan dan motivasi anak asuh terhadap kesejahteraan sosial anak asuh di Panti Asuhan Kurnia Asih.

11

2. Motivasi Anak (Variabel Y1). Terdapat dua dimensi teori motivasi (usman husaini,2006:224) yaitu: 1. Teori isi (content) fokus apa penyebab prilaku terjadi dan terhenti? contoh : Teori maslow, Murray, alderfer, Mc Gregor, Herzberg, dan Mc Clelland. 2. Teori proses memusatkan perhatian pada bagaimana prilaku dimulai dan dilaksanakan. Contoh: Teori Harapan, Pembentukan Prilaku, PorterLawler, dan teori keadilan. Namun peneliti lebih tertarik dengan teori Isi (konten) yang relevan pada fokus pada apa penyebab perilaku terjadi dan terhenti di lembaga yang akan diteliti? Motivasi ialah keinginan untuk berbuat sesuatu. Motivasi Anak adalah berdasar pada teori motivasi kebutuhan menurut Teori Hierarki Maslow dalam parbu mangkunegara (2005) dalamUsman Husaini, (2006;227) terdapat lima tingkatan kebutuhan manusia yang paling tinggi yakni: 1. Kebutuhan Fisiological (Fisiological Needs). 2. Kebutuhan Keselamatan (Safety Needs, Security Needs). 3. Kebutuhan Berkelompok (Social Needs, Love Needs, Belonging needs, affection needs). 4. Kebutuhan Penghormatan (Esteem Needs, Egoistic Needs). 5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-actualization Needs, Self-Realization Needs, Self-Fulfillment Needs, Self-Expressoin Needs).

12

Sedangkan berdasarkan teori Mc Clelland adalah dalam Usman Husaini, (2006;227): 1. Kebutuhan akan prestasi (need of achievement) disingkat n Ach 2. Kebutuhan akan afiliasi (need of Affiliation) disingkat n Aff 3. Kebutuhan akan kekuasaan (need of power) n Pow Teori yang dikedepankan oleh peneliti adalah teori Isi (content), karena dimensi serta indikator-indikatornya dirasa relevan dengan tujuan organisasi Panti Asuhan Kurnia Asih.

3. Kesejahteraan Sosial Anak Asuh (Variabel Y2). Kesejahteraan di organisasi panti asuhan terdapat relevansi dan berkaitan dengan teori motivasi Maslow yang mengetengahkan teori kebutuhan yang sangat mendasar (basic need), karena jangankan untuk kebutuhan untuk kinerja, untuk prestasi, atau untuk kekuasaan, kebutuhan yang mendasar saja rasanya sulit untuk terpenuhi, apalagi untuk mensejahterakan anak-anak asuh di Panti Asuhan Kurnia Asih. Kesejehteraan Sosial Anak Asuh memiliki dimensi keberadaan atau tingkat kepuasan untuk sejahtera yang menjadi ukuran menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 adalah dalam hal : 1. Kebutuhan yang mendasar dalam hal materi spt contohnya : kebutuhan akan sandang, pangan, papan..

13

2. Kebutuhan akan sprituil yakni kebutuhan akan keselamatan, rasa aman tentram hati. 3. Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan akan berkelompok, bergaul,

bermasyarakat, ingin dicintai serta ingin memiliki dan dimiliki.(UndangUndang RI No. 11,2009;2) Adapun ruang lingkup masalah yang diteliti di atas yang menjadi tema sentral penelitian ini secara garis besar, dituangkan dalam bentuk operasional variabel sebagai berikut: Tabel 1.1 Operasional Variabel Penelitian Variabel Kepemimpinan (X) Perilaku kepemimpinan Transforming menurut Anderson (1998) dalam Husaini Usman ialah Visi, Perencanaan, Komunikasi, dan tindakan yang kreatifyang Prinsip Dimensi Indikator Setiap Orang dalam situasi punya pengaruh. Meningkatkan Kewaspadaan terhadap orang dan kejadian. Setiap orang boleh memilih untuk mencoba dan membuat perubahan yang positif. Penggunaan Kekuasaan yang positif dan bartanggung jawab. Segala Hal bermula dari inisitif individu. Pemahaman kebutuhan orang yang sdg kita pimpin. Skala OrdinalO rdinal Ordinal

Ordinal OrdinalO rdinal

14

memiliki efek positif pada sekelompok orang dalam susunan nilai dan keyakinan yang jelas, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan jelas dan dapat diukur.

Motivasi Anak The Need of (Y1) Achievment (n Mc Clelland Ach) kebutuhan mengetahkan Anak akan teori motivasi Prestasi/Pencapaian yang . berhubungan dengan teori belajar berpendapat bahwa banyak kebutuhan yang diperolehan dari kebudayaan. The need of Affiliation (n Aff) Kebutuhan akan

Transformasi kepemimpinan yang memiliki komponen moral yang sangat penting. Memahami dan melibatkan orang lain. Selalu ada kesempatan bagi kepemimpinan di segala lingkungan, interaksi, situasi dan setiap saat. Memiliki pengaruh dan perkembangan jangka panjang. Bermula dari dalam keyakinan dan struktur seseorang. Selalu terbuka akan potensi pemahaman terhadap kenyataan di masa depan dibanding masa kini. Anak bertanggung jawab atas segala perbuatannya Berusaha mencari umpan balik atas segala perbuatannya Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan. Berusaha melakukan usaha inovatif dan kreatif. Merasa dikejar-kejar waktu, pandai mengatur waktu. Lebih suka orang lain sendirian.

Ordinal

Ordinal Ordinal

Ordinal Ordinal Ordinal

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal

bersama Ordinal daripada

15

Afiliasi

Sering berkomunikasi dengan orang lain. Lebih mengutamakan hubungan pribadi daripada tugas kerja. Selalu bermusyawarah untuk mufakat dengan orang lain. Lebih efektif bekerjasama dengan orang lain. Anak sangat aktif menentukan arah kegiatan organisasi. Sangat peka terhadap pengaruh antar pribadi dan kelompok. Mengutamakan prestise. Mengutamakan tugas kerja daripada hubungan pribadi. Suka memerintah dan mengancam dengan sanksi.

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal

The Need of Power (n Pow) Kebutuhan akan kekuasaan.

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal

Kesejahteraan Materi Sosial Anak Asuh (Y2) Sprituil Sosial

Kebutuhan sandang, Ordinal pangan. Perlindungan, rasa aman, Ordinal tentram,keyakinan Berkelompok, Bermasyarakat, ingin Ordinal dicintai dan mencintai

16

Anda mungkin juga menyukai