Anda di halaman 1dari 7

MATA KULIAH MEMBACA DAN MENULIS

Kelompok IV :

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Iwan Setiawan Hilmawati Yohanes Edy Yanthi Fatimah Partinah Rini M.Ovi Wita Suciana

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA 2013

9. Membedakan makna tersurat dan tersirat Untuk dapat membedakan makna tersirat dan tersurat dibutuhkan penerapan

keterampilan atau kemampuan untuk memproses hal-hal yang rumit dalam isi wacana dari atas ke bawah. Fakta bahwa tidak semua bahasa dapat diterjemahkan secara benar, meliputi susunan awalan atau permukaan sintaksisnya memberikan permintaan khusus kepada pembaca untuk dapat membedakan makna. Makna tersirat biasanya berasal dari suatu proses informasi pragmatis, seperti contoh di bawah ini : A. Bill masuk ke kelas yang tenang, tiba-tiba dia memerhatikan Bob yang duduk di samping jendela yang terbuka dengan memakai baju yang tebal. Brr! Serunya sambil melirik Bob dan jendela yang terbuka. Sepertinya di sini cukup dingin ya Bob!, kemudian Bob memalingkan pandangannya dari buku yang sedang dibacanya dan mulai beranjak dari tempat duduknya. Oh, baiklah saya akan tutup jendelanya. B. Polisi yang mengangkat tanggannya dan memberhentikan mobil. C. Mary mendengar penjual Es krim mendekat. Ia ingat ia masih memiliki uang hadiah ulang tahunnya dan segera berlari masuk ke rumah... (Rummelhart, 1977, P.265) Masing-masing cuplikan contoh kejadian di atas memiliki makna yang tersirat. Pada bagian (A) sangat jelas hanya jika pembaca memerhatikan permintaan alami secara tidak langsung, yaitu ketika kita meminta orang lain untuk melakukan tanpa pernah kita minta atau tanyakan. Pada bagian (B) kita tidak begitu yakin jika polisi sebenarnya memberhentikan mobil dengan tangannya, tetapi asumsi atau tanggapan lain adalah polisi lalulintas yang menggunakan tangan sebagai tanda yang harus dipatuhi oleh para pengendara. Contoh klasik Rummelhart terdapat pada contoh (C), yang secara jelas mengarahkan pembaca tanpa konteks apapun untuk percaya bahwa marry akan masuk ke rumah dan mengambil uang untuk membeli Es Krim, kemudian kembali masuk dan mengunci pintu rumahnya. 10. Menekankan pada penanda-penanda wacana untuk memproses suatu ikatan Banyak penanda wacana dalam ikatan lambang lambang bahasa Inggris terdapat diantara ide-ide atau pikiran pikiran yang ditunjukkan melalui Frase, klausa dan kalimat. Pemahaman yang jelas akan suatu penanda dapat meningkatkan efisiensi membaca pada para pelajar. Tabel 20.2 memaparkan hampir 100 penanda tersebut dan meminta siswa pada tingkat menengah untuk mengenalnya.

Jenis Jenis kemampuan membaca di kelas Jenis performa membaca di kelas bahasa didasarkan pada bentuk teks yang bermacam macam (merujuk pada daftar di bab sebelumnya) dimana anda dapat mengarahkan para siswa lebih dari yang jelas. Bagan 20.2 Jenis jenis performa membaca di kelas Bersuara Intensif Kebahasaan isi skiming (ide pokok) diam ekstensif scanning (detail) global (secara umum) sekedar meningkatkan jenis kemampuan membaca

1. Membaca bersuara dan membaca dalam hati Secara khusus tentu saja kamu akan memiliki alasan untuk meminta seorang pelajar membaca dengan bersuara. Pada level awal dan menengah, membaca dengan bersuara dapat: a. Memberikan suatu evaluasi terhadap kemampuan proses membaca dari bawah ke atas. b. Mengadakan pemeriksaan pelafalan. c. Memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi lebih jika kita ingin menitikberatkan pada bagian pendek tertentu dalam sebuah naskah bacaan. Bagi level mahir, biasanya hanya keuntungan bagian (c) yang dapat diperoleh dengan menggunakan teknik membaca bersuara. Jika terlalu banyak dilakukan, membaca dengan bersuara akan menjadi tidak efektif dan membawa siswa pada situasi di bawah ini : A. Membaca dengan bersuara bukanlah merupakan aktivitas kebahasaan yang asli (otentik).

B. Ketika seseorang membaca, maka disaat yang sama siswa yang lain akan kehilangan perhatian atau konsentrasi (secara diam diam membaca dan mengulas paragraf selanjutnya pada bacaan yang sama). C. Timbulnya performa di luar partisipasi siswa ketika cara membaca ini dianggap hanyalah sekedar mengutip saja.

2. Membaca secara Khusus (intensif) dan luas (ekstensif)

Teknik membaca dalam hati dapat dibagi menjadi dua golongan atau kategori, yaitu membaca secara intensif dan ekstensif. Membaca secara intensif jika dianalogikan adalah seperti menyimak atau mendengarkan dengan khusus ( seperti dipaparkan pada bab 18). Biasanya adalah aktivitas yang berorientasi pada kelas dimana para siswa menitikberatkan pada unsur kebahasaan atau detail semantik dari sebuah naskah atau teks. Membaca secara intensif meminta perhatian siswa terhadap bentuk-bentuk tata bahasa, penanda wacana dan detail tata bahasa dasar yang bertujuan untuk pemahaman makna yang sebenarnya, pengaruh hubungan retorisnya dan kemiripan bentuk. Seperti layaknya sebuah strategi lensa zoom untuk mengambil gambaran yang dekat pada sebuah teks atau naskah, maka membaca secara intensif juga mungkin secara keseluruhan merupakan membaca hubungan isi yang didahulukan karena kesukaran permasalahan dan subjeknya. Konsep kognitif yang rumit dan kompleks, mungkin terjebak dalam kata kata pada kalimat atau paragraf dan kemudian pembaca yang

baguspun akan dapat menyerap maknanya secara lambat dan penuh dengan menggunakan metode membaca ini. Membaca secara ekstensif digunakan untuk memeroleh suatu pemahaman umum atas naskah atau teks yang panjang (buku,artikel,essai).kebanyakan membaca secara ekstensif dilakukan di luar jam kelas. Membaca untuk kesenangan juga termasuk membaca secara ekstensif. Membaca dengan teknik tertentu layaknya seorang profesional terdidik (dalam situasi khusus) dapat dikategorikan dalam membaca secara ekstensif ketika proses ini berusaha dengan mudah untuk memeroleh makna secara umum dari naskah yang lebih panjang. Keuntungan membaca ekstensif telah didiskusikan dan dibahas pada bagian pertama bab ini. dengan rangsangan membaca untuk kenikmatan atau membaca dimana semua detail nama-nama dan waktu serta detail lainnya tidak digali atau diutamakan, maka siswa memeroleh apresiasi atau menghargai jendela afektif dan kognitif suatu

bacaan, yang merupakan sebuah pintu ke dunia baru. Membaca secara ekstensif kadangkadang dapat membantu siswa keluar menjauh dari proses analisa yang berlebih atas kata-kata yang mereka tidak ketahui maknanya, sehingga mereka membaca hanya untuk mendapatkan pemahaman yang benar saja. Prinsip prinsip dalam mengajarkan keterampilan membaca 1. Dalam sebuah latihan yang terintegrasi, jangan terlalu menitikberatkan pada salah satu fokus khusus mengenai keterampilan membaca saja. Kita sering berasumsi bahwa siswa akan belajar membaca dengan baik secara sederhana dengan cara menyerap melalui pemberian kesempatan membaca dengan cara membaca dalam hati . Penting juga memastikan para siswa memiliki waktu yang cukup untuk membaca dengan cara membaca dalam hati. Membaca dalam hati yang berkelanjutan dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan sensibilitas kelancaran membaca, selain itu membaca dalam hati juga menjadi metode yang paling baik bagi siswa. 2. Menggunakan teknik yang memotivasi dari dalam diri siswa. Salah satu pendekatan motivasi yang terkenal dalam pengajaran membaca adalah LEA(pendekatan pengalaman berbahasa) pada pendekatan ini para siswa menciptakan sendiri materi untuk membaca. Pendekatan yang lain adalah para siswa diberi pilihan dalam memilih materi yang menawarkan suatu tingkatan motivasi dari dalam dirinya. Cara lain meningkatkan motivasi dari dalam diri siswa ialah dengan menawarkan kesempatan untuk mengatur atau mengukur perkembangannya sendiri melalui penilaian diri secara periodik. 3. Menyeimbangkan keaslian dan keterbacaan dalam pemilihan teks. Dalam mengajar membaca, satu isu yang mengundang banyak kontroversi adalah keberadaan teks yang ringkas atau sederhana.dalam konteks ini sebuah teks asli diedit untuk menjaga agar bahasanya dapat disesuaikan dengan level kelancaran kelompok membaca siswa. Terkait pengambilan keputusan atas isu di atas, penting untuk membedakan antara (A) teks yang sederhana dan (B) teks yang sudah diringkas untuk memahami sumber kerumitan dalam membaca suatu materi teks. Teks simple (sederhana) yang asli dapat ditempatkan dalam dunia nyata. Dari iklan, informasi produk atau label, laporan sampai essay

merupakan teks yang secara tata bahasa maupun leksikal cukup sederhana.

Menyederhanakan bacaan-bacaan yang mengandung

makna penting

mungkinlah tidak diperlukan, jikapun harus dilakukan penting untuk menjaga keaslian pesan dari materi aslinya. Yang kedua, perlu juga dipertanyakan apa itu sederhana dan kemudian pastikan jika sebuah teks yang disebut sederhana USB sungguh lebih sederhana dari aslinya. Apa yang anda anggap sebagai kerumitan sebuah teks mungkin hanyalah sekedar hasil dari latar belakang suatu skema kerumitan kebahasaan. Lihat juga dalam daftar karakteristik dalam bahasa tulisan sebelumnya. Di bab ini anda tidak akan ragu melihat bahwa apa saja yang membuat teks itu sulit. Berdasarkan kriteria di atas, benarkah teks sederhana itu sungguh lebih sederhana? Jawabannya mungkin tidak. Richard Day & Julian Bamford (1998,p.53) dalam peringatan terhadap pengkultusan keotentikan dan mitos penyederhanaan , mempertahankan bahwa pendekatan CLT telah menekankan pada kebutuhan akan keaslian, sungguh sebagai tempat bagi teks-teks sederhana dalam pengajaran membaca. Christine Mutali (1996) menawarkan 3 kriteria untuk memilih teks bacaan bagi siswa yaitu : (1) Kesesuaian isi : materi yang membuat para siswa menemukan tantangan kesenangan hal-hal yang menarik dan sesuai dengan tujuan mereka belajar Bahasa Inggris. (2) Dapat dieksplorasi (dijelajahi) : sebuah teks yang memfasilitasi pencapaian bahasa secara khusus dan tujuan tujuan dari isi yang dapat dieksplorasi untuk tugas-tugas dan teknis pengajaran yang diintegrasikan dengan keterampilan lain (mendengarkan, berbicara dan menulis). (3) Keterbacaan atau dapat dibaca : suatu teks dengan kesulitan terstruktur.

Anda mungkin juga menyukai