Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS UKM INFEKSI SALURAN KENCING

Oleh : dr. Yutrisa Sasti Anindyarani

Pendamping : dr. Pratiwi Indar Palupi

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP PPSDM KEMENTRIAN KESEHATAN RI DAN KOMITE INTERNSHIP DOKTER INDONESIA PUSKESMAS KECAMATAN RANGKASBITUNG LEBAK BANTEN 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad saw. Laporan kasus ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam program dokter internship. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada dr. Pratiwi Indar Palupi selaku dokter pendamping atas arahannya selama program internship berlangsung, kepada dr.Yudith Megawe selaku kepala puskesmas Rangkasbitung, juka kepada tekan sejawat, paramedis maupun nonparamedis yang turut memberikan kontribusi dalam penyelesaian laporan kasus ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. ISK Definisi

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi akibat terbentuknya koloni kuman di saluran kemih B e b e r a p a i s t i l a h p e n t i n g y a n g s e r i n g dipergunakan mengenai ISK adalah 1. I S K s e d e r h a n a , y a i t u I S K p a d a p a s i e n t a n p a d i s e r t a i k e l a i n a n a n a t o m i maupun kelainan struktur saluran kemih. 2. I S K k o m p l e k s , ya i t u I S K y a n g t e r j a d i p a d a p a s i e n ya n g m e n d e r i t a k e l a i n a n anatomis/ struktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik. Kelainan iniakan menyulitkan pemberantasan kuman oleh antibiotika. 3. I n f e k s i b e r u l a n g , y a i t u t i m b u l n ya kembali bakteriuria setelah dalam klinis

s e b e l u m n ya d a p a t d i b a s m i d e n g a n p e m b e r i a n a n t i b i o t i k a p a d a i n f e k s i ya n g p e r t a m a . Timbulnya infeksi berulang ini dapat berasal dari re infeksi atau bakteriuria persisten. Pada re-infeksi persisten kuman berasal dari bakteri penyebab

luar saluran kemih, sedangkan bakteriuria berasal dari dalam saluran kemih itusendiri.

Klasifikasi

Infeksi saluran kemih dapat diklasifikasikan berdasarkan anatomi, yaitu: a. Infeksi saluran kemih atas 1. P i e l o n e f r i t i s a k u t ( P N A ) , a d a l a h p r o s e s i n f l a m a s i p a r e n k i m g i n j a l y a n g disebabkan oleh infeksi bakteri. 2. Pielonefritis kronis (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih serta refluk vesikoureter dengan atau tanpabakteriuria kronik sering diikuti

pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik.

b. Infeksi saluran kemih bawah

1. Sistitis,

adalah

presentasi

klinis

infeksi

saluran

kemih

disertai

bakteriuria bermakna. 2. Sindroma uretra akut (SUA), adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme (steril).

Etiologi

Penyebab terbanyak yaitu bakteri gram negatif, termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram negatif tersebut, ternyata Escherichia coli menduduki tempat teratas kemudian diikuti oleh Proteus sp., Klebsiella sp., Enterobacter sp.,dan Pseudomonas sp.

Patogenesis dan Patofisiologi

Mikroorganisme memasuki saluran kemihmelalui 4 cara, yaitu 1.Ascending; 2. Hematogen 3. Limfogen 4. langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau eksogen sebagai akibat dari pemakaian intrumen. Dua jalur utama terjadinya ISK adalah hematogen dan ascending Namun,secara umum, infeksi paling sering terjadi dengan cara ascending, walapupun infeksi secara hematogen dapat terjadi pada anak usia infant . 1. Infeksi AscendingInfeksi secara ascending (naik) dapat terjadi melalui 4 tahapan, yaitu a. Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan daerah introitus vagina; b.masuknya mikroorganisme ke dalam buli-buli c. multiplikasi dan penempelan mikroorganisme dalam kandung kemih;

d. naiknya mikroorganisme dari kandung kemih ke ginjal. Terjadinya infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan antara mikroorganisme penyebab infeksi (uropatogen) sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai host. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh

karena p e r t a h a n a n t u b u h d a r i h o s t ya n g m e n u r u n a t a u k a r e n a v i r u l e n s i a g e n ya n g meningkat .1. Faktor host Kemampuan host untuk menahan mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemihdisebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :a. Pertahanan lokal dari host; b.peranan sistem kekebalan tubuh yang terdiri dari imunitas selular dan humoral

Pertahanan lokal sistem saluran kemih yang paling baik adalah mekanisme wash out urin, yaitu aliran urin yang mampu membersihkan kuman-kuman yangada di dalam urin. Gangguan dari sistem ini akan mengakibatkan kuman mudah sekali untuk bereplikasi dan menempel pada urotelium. Mekanisme wash out dapat berjalan dengan baik dengan aliran urin yang adekuat adalah jika: a. Jumlah urin cukup; b. Tidak ada hambatan didalam saluran kemih.Oleh karena itu kebiasaan jarang minum dan gagal ginjal menghasilkan urin yangtidak adekuat, sehingga memudahkan terjadinya infeksi saluran kemih

K e a d a a n l a i n ya n g d a p a t m e m p e n g a r u h i a l i r a n u r i n d a n m e n g h a l a n g i mekanisme wash out adalah adanya a . S t a g n a n s i a t a u s t a s i s u r i n ( m i k s i ya n g t i d a k t e r a t u r a t a u s e r i n g m e n a h a n kencing, obstruksi saluran kemih, adanya kantong -kantong pada saluran kemihyang tidak dapat mengalir dengan baik misalnya pada divertikula b . D i d a p a t k a n n ya b e n d a a s i n g d i d a l a m s a l u r a n k e m i h ya n g d i p a k a i s e b a g a i tempat persembunyian kuman.

2.Faktor agent (mikroorganisme) Bakteri dilengkapi dengan pili atau fimbriae yang terdapat di permukaannya. Pili berfungsi untuk menempel pada urotelium melalui reseptor yang ada dipermukaanurotelium. Ditinjau dari jenis pilinya terdapat 2 jenis bakteri yang mempunyai virulensi berbeda, yaitu :a. Tipe pili 1, banyak menimbulkan infeksi pada sistitis. b. Tipe pili P, yang sering menimbulkan infeksi berat pielonefritis akut. . DIAGNOSIS

1. Gambaran Klinis Gambaran klinis infeksi saluran kemih sangat bervariasi mulai dari tanpagejala hingga menunjukkan gejala yang sangat berat. Gejala yang sering timbuladalah disuria, polakisuria, dan urgensi yang biasanya terjadi bersamaan,disertainyeri

suprapubik dan daerah pelvis. Pada bayi baru lahir, dapat terjadi ikterik. Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi, yaitu: 1. Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa nyeri supra pubik,disuria, frekuensi, hematuri, urgensi, dan stranguria. 2. Pada ISK bagian atas, dapat ditemukan gejala demam, kram, nyeri

punggung,muntah, dan penurunan berat badan. Pada ISK bagian atas, terkadang dapat puladitemukan skoliosis.

2. Pemeriksaan Penunjanga. Laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk menunjag menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih, antara lain: 1. Urinalisis Untuk pengumpulan spesimen, dapat dipilih pengumpulan urin melaluiurin porsi tengah, pungsi suprapubik, dan kateter uretra. Secara umum, untuk anak l a k i l a k i d a n p e r e m p u a n y a n g s u d a h b i s a b e r k e m i h s e n d i ri, maka cara pengumpulan spesimen yang dapat dipilih ad a l a h d e n g a n c a r a u r i n p o r s i tengah.Urin yang dipergunakan adalah urin porsi tengah (midstream). Untuk bayidan anak kecil, spesimen didapat dengan memasang kantong steril pada genitaliaeksterna. Cara terbaik dalam

pengumpulan spesimen adalah dengan cara pungsi suprapubik, walaupun tingkat kesulitannya paling tinggi dibanding cara yang lainkarena harus dibantu dengan alat USG untuk memvisualisasikan adanya urine dalam vesica urinaria Pada urinalisis, yang dinilai adalah sebagai berikut:a. EritrositDitemukannya eritrosit dalam urin (hematuria) dapat merupakan penanda bagi berbagai penyakit glomeruler maupun non-gromeruler, seperti batu salurankemih dan infeksi saluran kemih. b. PiuriaPiuria atau sedimen leukosit dalam urin yang didefinisikan oleh Stamm, bila ditemukan paling sedikit 8000 leukosit per ml urin yang tidak disentrifus atausetara dengan 2-5 leukosit per lapangan pandang besar pada urin yang di sentrifus.Infeksi saluran kemih dapat dipastikan bila terdapat leukosit sebanyak > 10 per mikroliter urin atau > 10.000 per ml urin

2. Bakteriologisa. Mikroskopis, pada pemeriksaan mikroskopis dapat digunakan urin segar tanpadiputar atau pewarnaan gram. Bakteri dinyatakan positif bila dijumpai satu bakterilapangan pandang minyak emersi . b. Biakan bakteri, pembiakan bakteri sedimen urin dimak s u d k a n u n t u k memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam jumlah bermakna,yaitu:

b. Radiologis dan pemeriksaan penunjang lainnya Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan untuk mengetahui

adanya b a t u a t a u k e l a i n a n a n a t o m i s y a n g m e r u p a k a n f a k t o r p r e d i s p o s i s i I S K . Pemeriksaan ini dapat berupa foto polos abdomen, p i e l o n e g r a f i i n t r a v e n a , demikian ultrasonografi dan CT Scan pula dengan pemeriksaan lainnya, misalnya

. PENATALAKSANAAN

Prinsip umum penatalaksanaan ISK adalah : 1. Eradikasi bakteri penyebab dengan menggunakan antibiotik yang sesuai 2.Mengkoreksi kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi. Tujuan penatalaksanaan ISK adalah mencegah dan menghilangkan gejala,mencegah dan mengobati bakteriemia dan bakteriuria, mencegah dan mengurangirisiko kerusakan ginjal yang mungkin timbul dengan pemberian obat-obatan yangsensitif, murah, aman dengan efek samping yang minimal. Oleh karena itu, pola pengobatan ISK harus sesuai dengan bentuk ISK, keadaan anatomi saluran kemih,serta faktor-faktor penyerta

lainnya.Pemilihan antibiotik sangat dipengaruhi oleh bentuk resistensi lokal suatudaerah. Amoksisilin secara tradisional merupakan antibiotik lini pertama

untuk I S K p a d a a n a k - a n a k . N a m u n , p e n i n g k a t a n a n g k a r e s i s t e n s i E.coli

Terhadap antibiotik ini menjadikan angka kegagalan kesembuhan ISK yang diterapi denganantibiotik ini menjadi tinggi Uji sensitivitas antibiotik menjadi pilihan utama dalam penentuan antibiotik yang dipergunakan. Antibiotik yang sering dipergunakan untuk terapi ISK yaitu : 1. Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis. Sekitar 50% bakteri

penyebabISK resisten terhadap amoxicillin. Namun obat ini masih dapat diberikan padaISK dengan bakteri yang sensitif terhadapnya. 2. Kloramfenikol 50 mg/kg berat badan sehari dalam dosis terbagi 4, sedangkan untuk bayi premature adalah 25 mg/kg berat badan sehari dalam dosis terbagi . Cotrimoxazole atau trimethoprim 6-12 mg trimethoprim/kg/hari dalam 2 dosis.

Sebagian besar ISK akan menunjukkan perbaikan dengan cotrim o x a z o l e . Penelitian menunjukkan angka kesembuhan yang lebih besar pada pengobatandengan cotrimoxazole dibandingkan amoxicillin 3.Cephalosporin seperti cefixime atau cephalexin 1-2 gr dalam dosis tunggal bawah

ataudosis terbagi (2

kali sehari) untuk infeksi saluran kemih

bagian

(sistitis)s e h a r i . C e p h a l e x i n k i r a k i r a s a m a e f e k t i f d e n g a n c o t r i m o x a z o l e , n a m u n l e b i h mahal dan memiliki spectrum luas se hingga dapat mengganggu bakterinormalu s u s a t a u m e n y e b a b k a n b e r k e m b a n g n y a j a m u r ( C a n d i d a s p . ) p a d a a n a k perempuan.

Lama pemberian antibiotik pada ISK umumnya mas i h m e n j a d i kontroversi. Pada pasien dewasa, pemberian antibiotik selama 13 hari telahm e n u n j u k k a n p e r b a i k a n b e r a r t i , n a m u n d a r i b e r b a g a i p e n e l i t i a n , l a m a n y a antibiotik diberikan pada anak adalah sebaiknya 7-14 hari 3 .J i k a t i d a k a d a p e r b a i k a n d a l a m 2 h a r i s e t e l a h p e n g o b a t a n , c o n t o h u r i n harus kembali diambil dan diperiksa ulang. Kultur ulang setelah 2 hari pengobatanumumnya tidak diperlukan jika diperoleh perbaikan dan bakteri yang dikultur sebelumnya sensitif terhadap antibiotik yang diberikan. Jika sensitivitas bakteriterhadap antibiotik yang diberikan atau tidak dilakukan tes sensitivitas/resistensisebelumnya, pengobatan 13 maka kultur ulang dilakukan setelah 2 hari

.Antibiotik

profilaksis

tidak

dianjurkan

diberikan

pada

anak

penderita

ISK.Dalam penelitiannya, Conway et al menyatakan bahwa pemberian antibiotik profilaksis berkaitan erat dengan meningkatnya risiko terjadinya resistensi dantidak adanya pengurangan dalam risiko terjadinya ISK berulang maupun renal scarring . Pada anak penderita refluks vesiko-urinaria, antibiotik profilaksis

tidak m e m b e r i k a n e f e k b e r a r t i d a l a m p e n g u r a n g a n r i s i k o t e r j a d i n y a I S K b e r u l a n g , sehingga pemberian antibiotik profilaksis tidaklah diperlukan .

KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih antara lain batu saluran kemih, obstruksi saluran kemih, sepsis, infeksi kuman yang multisistem, dangangguan fungsi ginjal. Komplikasi lain yang mungkin terjadi setelah terjadi ISK yang terjadi jangka panjang adalah terjadinya renal scar yang berhubungan eratdengan terjadinya hipertensi dan gagal ginjal kronik

PROGNOSIS

P r o g n o s i s i n f e k s i s a l u r a n k e m i h a d a l a h b a i k b i l a d a p a t d i a t a s i f a k t o r pe ncetus dan penyebab terjadinya infeksi tersebut .

II.

KISTA GINJAL Kista ginjal adalah lesi tumor jinak ginjal yang paling sering dijumapi (70% daritumor ginjal yang

asimptomatik). Kista bisa tunggal / simple ataupun multiple, dapatunilateral maupun bilateral. Angka insiden kista simple pada usia dibawah 18 tahun sekitar 0,1 - 0,45 % dengan insiden rata-rata 0,22 %. Pada orang dewasa, frekwensi meningkatsejalan dengan usia. Pada usia di bawah 40 tahun, angka insiden 20 %, dan setelah 40 tahunmeningkat menjadi 33 % kebanyakan penelitian menunjukkan tidak ada predileksi khususpada perbedaan jenis kelamin, tetapi pada 2 penelitian oleh Bearth-Steg (1977) dan Tadadkk (1983), menunjukkan bahwa pada pria lebih sering daripada wanita.

Kista simple atau soliter merupakan kelainan non genetik. Karena kasus ini lebih sering didapatkan pada orang dewasa., diduga kista soliter ginjal adalah kelainan yang didapat. Biasanya kista ginjalasimptomatik dan tidak dijumpai tanda-tanda klinis yang signifikan.

Penyebab dan gejala dari kista ginjal Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya kista pada ginjal, antara lain : - Genetik Penyakit kista ginjal bisa muncul karena adanya faktor keturunan. Kelainan genetik yang menyebabkan penyakit ini bersifat dominan atau resesif. Artinya bisa memiliki 1 gendominan dari salah satu orang tuanya (autosomal dominant) atau 2 gen resesifdari kedua orang tuanya (autosomal resessive). Penderita yang memiliki gen resesif biasanya baru menunjukkan gejala pada masa dewasa. Penderita yang memiliki gen dominan biasanya menunjukkan penyakit yang berat pada masa kanak-kanak.

- Usia Angka kejadian penyakit kista ginjal meningkat sesuai dengan usia, yaitu sekitar 20% pada usia di atas 40 tahun dan 30% pada usia 60 tahun, namun secara umum kista ginjal lebih banyak diderita pada usia 30-40 tahun. - Jenis Kelamin Penyakit kista ginjal ini sering ditemukan pada pria dibanding wanita. Ada beberapa gejala yang sering timbul pada penyakit kista ginjal, yaitu : 1. Nyeri Pinggang Nyeri pada daerah sekitar ginjal disebabkan oleh adanya infeksi kista, perdarahan ke dalam kista-kista, dan peregangan atau penekanan dari jaringan yang berserat disekitar ginjal dengan pertumbuhan kista. 2. Hipertensi Hipertensi terjadi karena adanya obstruksi atau iskemi segmental. Hal tersebut mengaktifkan hormon renin yang menyebabkan terjadinya vasokontriksi dan berakhir menjadi hipertensi

3. Sakit Kepala Sakit kepala yang berat disebabkan oleh aneurysms pembuluh-pembuluh darah yang menggelembung di tempat di dalam otak. Sakit kepala juga dapat disebabkan tekanan darah tinggi. 4. Infeksi Saluran Kencing Sama halnya dengan batu pada saluran kemih, kista ginjal juga menyebabkan timbulnya infeksi pada ginjal maupun saluran kencing. Gejala infeksi ini pada umumnya sama seperti demam, diikuti gangguan berkemih. Saat kencing terasa nyeri dan panas, kemudian sering kali merasa ingin kencing, akan tetapi kalau sudah berkemih biasanya tidak bisa lancar, terkadang juga bisa timbul kencing darah (hematuria). Infeksi menahun seperti ini yang dapat menyebabkan gagal ginjal. 5. Kelelahan Hal ini terjadi karena penurunan produksi hormon eritropoiten yang berperan dalam produksi sel darah merah sehingga terjadilah anemia, akibatnya orang yang menderita penyakit kista ginjal mudah sekali mengalami kelelahan. 6. Mual dan Anoreksia Rasa mual dan anoreksia muncul karena telah terjadi gangguan metabolisme protein dalam usus, selain itu meningkatnya ureum dalam darah menyebabkan terjadinya asidosis metabolik sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan asam lambung. 7. Penurunan atau Peningkatan Berat Badan Penurunan berat badan dapat terjadi karena rasa mual dan anoreksia sehingga intake nutrisi tidak adekuat. Selain itu penurunan fungsi ginjal. juga berdampak pada penumpukan cairan dalam tubuh dan bisa menyebabkan terjadinya oedem pada seluruh tubuh sehingga orang yang menderita kista ginjal juga dapat mengalami peningkatan berat badan. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat kelainan dari kista ginjal adalah : Kista yang terinfeksi dapat mengakibatkan demam dan nyeri

- Kista pecah dapat mengakibatkan nyeri yang amat sangat pada bagian samping atau belakang tubuh

Diagnosis kista ginjal Untuk mengetahui kista ginjal, ada beberapa pemeriksaaan yang dapat dilakukan, diantaranya - Pemeriksaan pencitraan, misalnya USG, CT Scan, MRI dengan pemeriksaan kista yang berada di ginjal dapat ditentukan, apakah tumor atau kista dan dapat ditentukan pula letaknya. - Pemeriksaan fungsi ginjal, untuk mengetahui apakah adanya kista mengganggua kesehatan di ginjal atau tidak. Jika ukuran kista tidak besar bukan merupakan gejala dari masalah yang serius. Dan tidak mengganggu kerja ginjal, maka belum perlu dilakukan tindakan pembedahan. Dokter akan mengajurkan pemeriksaaan berkala pada untuk mengetahui pembesaran yang terjadi , sehingga dapat dilakukan tindakan segera jika dirasa mulai mengganggu kondisi ginjal. Terkadang kista yang kecil akan menghilang dengan sendirinya. Tatalaksana Untuk mengatasi masalah kista ginjal, terdapat beberapa jenis terapi. Jika kista berada daerah yang mudah dijangkau dari luar tubuh, dilakukan penususkan pada kista menggunakan jarum dari luar, langsung pada daerah tersebut. Biasanya menggunakan bantuan pencitraan untuk dapat menentukan lokasi kista yang tepat. Setelah mendapatkan lokasi kista yang tepat di ginjal, dilakukan pengeluaran cairan. Selanjutnya kista tersebut diisi dengan cairan alkohol untuk mencegah kekambuhan kembali dari kista ginjal. Meskipun telah dilakukan tindakan pengobatan dan pecegahan, prosedur pengeluaran cairan kista yang rentan mengalami muncul kembali. Tindakan pembedahan dilakukan untuk pengangkatan kista. Tindakan ini dapat dilakukan dengan prosedur minimal invasif, memasukkan alat kecil yang didalamnya terdapat kamera video, melalui sayatan kecil. Dengan kamera tersebut dapat dlihat letak kista, sehingga dapat dilakukan tindakan pengangkatan. Cara lain adalah dengan melakukan teknik operasi konversional dengan membuat sayatan kecil pada bagian sisi ginjal, selanjutnya dilakukan tindakan operasi untuk mengangkat kista ginjal.

III.

GAGAL GINJAL KRONIK Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan

etiologi yangberagam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan umumnyaberakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu keadaan klinisyang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajatyang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasiginjal. Dan ditandai dengan adanya uremia ( retensi urea dan sampah nitrogen lainnyadalam darah). Kriteria Kriteria Penyakit Ginjal Kronik (NKF-KDOQI, 2002) 1.Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural ataufungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG), denganmanifestasi: - Kelainan patologis - Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atauurin, atau kelainan dalam tes pencitraan (imaging tests) 2. Laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73m2 selama 3 bulan, denganatau tanpa kerusakan ginjal.

Etiologi Dua penyebab utama penyakit gagal ginjal kronis adalah diabetes melitus tipe1 dan tipe 2 (44%) dan hipertensi (27%). Diabetes melitus adalah suatu keadaandimana terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah sehingga

menyebabkankerusakan pada organ-organ vital tubuh seperti ginjal dan jantung serta pembuluhdarah, saraf dan mata. Sedangkan hipertensi merupakan keadaan dimana

terjadipeningkatan tekanan darah yang jika tidak terkontrol akan menyebabkan serangan jantung, stroke, dan penyakit ginjal kronik. Gagal ginjal kronik juga dapatm enyebabkan hipertensi. Kondisi lain yang dapat menyebabkan gangguan padaginjal antara lain : - Penyakit peradangan seperti glomerulonefritis (10%), dapat menyebabkaninflamasi dan kerusakan pada unit filtrasi ginjal. Merupakan penyakit ketigatersering penyebab gagal ginjal kronik - Penyakit keturunan seperti penyakit ginjal polikistik (3%) menyebabkanpembesaran kista di ginjal dan merusak jaringan sekitar, dan asidosis tubulus. - Malformasi yang didapatkan oleh bayi pada saat berada di dalam rahim si ibu.Contohnya, penyempitan aliran urin normal sehingga terjadi aliran balik urinke ginjal. Hal ini menyebabkan infeksi dan kerusakan pada ginjal. - Lupus dan penyakit lain yang memiliki efek pada sistem imun (2%) - Penyakit ginjal obstruktif seperti batu saluran kemih, tumor, pembesaranglandula prostat pada pria danrefluks ureter. - Infeksi traktus urinarius berulang kali seperti pielonefritis kronik.Penggunaan analgesik seperti acetaminophen (Tylenol) dan ibuprofen (Motrin,Advil) untuk waktu yang lama dapat menyebabkan neuropati analgesik sehinggaberakibat pada kerusakan ginjal. - Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis dan stenosis arterirenalis. - Penyebab lainnya adalah infeksi HIV, penyakit sickle cell, penyalahgunaanheroin, amyloidosis, gout, hiperparatiroidisme dan kanker

Anda mungkin juga menyukai

  • CV
    CV
    Dokumen3 halaman
    CV
    Yutrisa Sasti Anindyarani
    Belum ada peringkat
  • Word Portofolio Hipertensi Urgency
    Word Portofolio Hipertensi Urgency
    Dokumen19 halaman
    Word Portofolio Hipertensi Urgency
    Yutrisa Sasti Anindyarani
    Belum ada peringkat
  • Foto Wisuda
    Foto Wisuda
    Dokumen1 halaman
    Foto Wisuda
    Yutrisa Sasti Anindyarani
    Belum ada peringkat
  • BAB6
    BAB6
    Dokumen9 halaman
    BAB6
    Yutrisa Sasti Anindyarani
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner PKM Cisalam
    Kuesioner PKM Cisalam
    Dokumen5 halaman
    Kuesioner PKM Cisalam
    Yutrisa Sasti Anindyarani
    Belum ada peringkat
  • Cover Kista Ovarium
    Cover Kista Ovarium
    Dokumen3 halaman
    Cover Kista Ovarium
    Yutrisa Sasti Anindyarani
    Belum ada peringkat
  • Referat Traumatologi Forensik
    Referat Traumatologi Forensik
    Dokumen26 halaman
    Referat Traumatologi Forensik
    Yutrisa Sasti Anindyarani
    Belum ada peringkat
  • Refleksi Diri
    Refleksi Diri
    Dokumen8 halaman
    Refleksi Diri
    Yutrisa Sasti Anindyarani
    Belum ada peringkat
  • Berkas Keluarga
    Berkas Keluarga
    Dokumen12 halaman
    Berkas Keluarga
    Yutrisa Sasti Anindyarani
    Belum ada peringkat
  • Kusta
    Kusta
    Dokumen51 halaman
    Kusta
    Yutrisa Sasti Anindyarani
    0% (1)