Anda di halaman 1dari 8

A. Pendahuluan B.

Pengertian Kompetensi Kompetensi merupakan prilaku rasionaal guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang disyaratkan. Dengan demikian suatu kompetensi ditunjukkan oleh penampilan atau unjuk kerja yang dapat dipertanggungjawabkan (rasional) dalam upaya mencapai suatu tujuan. C. Macam-Macam Kompetensi Guru1 1. Kompetensi Paedagogik Dalam standar pendidikan nasional, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir a dikemukakan kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Lebih lanjut, dalam RPP tentang guru dikemukakan bahawa: kompetensi paedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangya meliputi hal-hal sebagai berikut: o Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan o Pemahaman terhadap peserta didik o Pengembangan kurikulum atau silabus o Perancangan pembelajaran o Pelaksanaan pembelajaran o Pemanfaatan teknologi pembelajaran o Evaluasi hasil belajar-mengajar o Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
E. Mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung, Remaja Rosdakarya: 2007), hlm. 95.
1

a. Kemampuan Mengelola Pembelajaran Secara Paedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius.Hal inisangat penting, karena pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang berhasil oleh sebagian masyarakat, dinilai kering dari aspek paedagogis, dan sekolah nampak lebih mekanis sehingga peserta didik cenderung kerdil karena tidak mempunyai dunianya sendiri. Secara operasional, kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. o Perencanaan menyangkut penetapan tujuan, dan kompetensi, serta memperkirakan cara mencapainya. Perencanaan merupakan fungsi sentral dari manajemen pembelajaran dan harus berorientasi ke masa depan. Dalam pengambilan dan pembuatan keputusan tentang proses pembelajaran, guru sebagai manejer pembelajaran harus melakukan berbagai pilihan menuju tercapainya tujuan. o Pelaksanaan atau sering juga disebut implementasi adalah proses yang memberikan kepastian bahwa proses belajar-mengajar yang telah memiliki sumber daya manusia dan sarana prasana yang diperlukan, sehingga dapat membentuk kompetensi dan mencapai tujuan yang diinginkan. o Pengendalian atau ada juga yang menyebutkan evaluasi dan pengendalian, bertujuan menjamin kinerja yang dicapai sesuai dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses manajerial terakhir ini perlu dibandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang telah ditetapkan (kinerja standar). Guru sebagai manajer pembelajaran harus mengambil langkahlangkah atau tindakan perbaikan apabila terdapat perbedaan yang signifikan atau adanya kesenjangan antara proses pembelajaran aktual di dalam kelas dengan yang telah direncanakan.

Agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien, serta mencapai hasil yang diharapkan diperlukan kegiatan manajemen sistem pembelajaran. Guru diharapkan membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan pembelajaran secara efektif, serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Untuk menjamin efektifitas pengembangan kurikulum dan sistem pembelajaran, guru sebagai pengelola pembelajaran bersama tenaga kependidikan lain harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional ke dalam program pembelajaran (silabus dan RPP), dengan memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut : o Tujuan dan kompetensi yang hendak dicapai harus jelas o Program itu harus sederhana dan pleksibel o Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang telah ditetapkan. o Program o Harus yang ada dikembangkan antar harus menyeluruh pelaksana dan jelas pencapaiannya. koordinasi komponen program pembelajaran. b. Pemahaman terhadap peserta didik Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu kompetensi paedagigik yang harus dimiliki guru. Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu : o Tingkat kecerdasan o Kreatifitas o Cacat fisik o Pertimbangan kognitif c. Perancangan Pembelajaran

Perancangan pembelajaran mencakup tiga kegiatan, yaitu : o Identifikasi kebutuhan Kebutuhan merupakan kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan kondidi yang sebenarnya, atau sesuatu yang harus yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan. Identifikasi kebutuhan bertujuan antara lain untukmelibatkan dan memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan sebagi bagian dari kehidupan dan mereka merasa memilikinya. Hal ini dapat dilakukan sebagai berikut : Peserta didik untuk menyatakan kebutuhan belajar berupa kompetensi tertentu yang ingin mereka miliki dan diperoleh melalui kegiatan pembelajaran. Peserta didik didorong untuk mengenali dan mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan belajar. Peserta didik dibantu untuk menegenal dan menyatakan kemungkinan adanya hambatan dalam upaya memenuhi kebutuhan belajar, baik yaitu datang dari dalam maupun dari luar. o Identifikasi kompetensi Kompetensi merupakan sesuatu yang ingin dimiliki oleh peserta didik dan merupakan komponen utama yang harus dirumuskan dalam pembelajaran. Komporensi yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula terhadap materi yang harus yang harus dipelajari, penetapan metode dan media pembelajaran, serta memberi petunjuk terhadap penilaian. Oleh karena itu, setiap kompetensi harus merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (thinking skill). o Penyusunan program pembelajaran

Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sebagai produk program pembelajaran jangka pendek, yang mencakup komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen program mencakup kompetensi dasar, materi standar, metode dan teknik, media dan sumber belajar, waktu belajar dan daya dukung. d. Pelaksanan pembelajaran yang mendidik dan dialogis Pembelajaran yang mendidik dan dialogis merupakan respon terhadap praktek pendidikan anti realitas yang menurut Freire, harus diarahkan pada proses hadap masalah. Titik tolak penyususunan program pendidikan harus beranjak dari kekinian, eksistensial, dan konkrit yang mencerminkan aspirasi masyarakat. Program tersebut diharapkan akan merangsang kesadaran masyarakat dalam menghadapi tema-tema realitas kehidupan. Hal ini sejalan dengan tujuan pembebasan dari pendidikan dialogis (Freire), agar manusia merasa sebagai tuan bagi pemikirannya sendiri. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkuangan agar menunjang terjadinya perubahan prilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal : o Pre test, pre test ini memegang peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran, yang berfungsi antara lain, sebagai berikut : Untuk menyiapka peserta didik dalam proses belajar. Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik. Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai.

o Proses, proses dimaksudkan sebagai kegiatan dari pelaksanaan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peerta didik. Untuk memenuhi tuntutan ini, perlu dikembangkan pengalaman belajar yang kondusif dalam membentuk manusia yang berkualitas tinggi, baik spritual, mental, sosial, moral maupun

fisik. Metode dan strategi pembelajaran yang kondusif untuk hal ini perlu dikembangkan, misalnya metode inquiry, discofery, problem solving dan lainlain. Dengan metode dan starategi tersebut diharapkan setiap peserta didik dapat mengembangan potensinya secara optimal. o Pos test, pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhri dengan pos test.Fungsi pos test sebagai berikut : Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telaj ditentukan, baik invido maupun kelompok. Untuk mengetahui kompetensi dasar dan tujuan yang dapat dikuasai peserta didik. Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial dan pengayaan. Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran. 2. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pridadi peserta didik. Dalam hal ini guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi yang paling penting adalah bagaimana dis menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi kepribadian adalah :2 o Kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama, sesuai dengan agama yang dianutnya. o Kemampuan beragama. o Mengembangkan sifat-sifat terpuji.
Wina Sanjaya. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasisi Kompetensi, (Bandung: 2005), hlm. 145.
2

untuk

menghormati

dan

menghargai

antarumad

o Bersifat demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.

3. Kompetensi profesional Adapun ruanglingkup kompetensi profesional adalah: o Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, dan sosiologis. o Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai perkembangan peserta didik o Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya. o Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. o Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, medis, sumber belajar yang relevan. o Mampu mengorganisasi dan melaksanakan program pembelajaran. o Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik. o Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik. 4. Kompetensi sosial Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi sebagai berikut: o Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat o Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional o Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik o Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar Guru adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya, oleh karena itu guru dituntut

untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI pernah membuat satu instrumen pengukuran, yang disebut dengan alat Penilaian kemampuan guru (APKG), yang terdiri dari tiga macam. Pertama, berupa lembar Penilaian Rencana Pengajaran. Lembar ini bertujuan untuk mengukur kualitas rencana pengajaran yang dibuat guru. Kedua, Lembar Penilaian Kemampuan Mengajar. Lembar ini digunakan untuk mengukur kemampuan guru menggunakan prosedur pengajaran. Dan yang ketiga, Lembar Penilaian Hubungan Antarpribadi . Lembar ini digunakan untuk mengukur kualialitas hubungan pribadi antar guru dengan murid.3 Penutup

Ibrahim Bafadal. Supervisi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 51-52.

Anda mungkin juga menyukai