Joko Widodo
Petahana
Presiden
Wakil
Didahului oleh
Penguasa monarki
Pakubuwana XIII
Presiden
Gubernur
Wakil
Didahului oleh
Slamet Suryanto
Digantikan oleh
Informasi pribadi
Lahir
Kebangsaan
Indonesia
Partai politik
PDI Perjuangan
Suami/istri
Anak
Alma mater
Pekerjaan
Pengusaha
Agama
Islam
Ir. H. Joko Widodo (lahir di Surakarta, 21 Juni 1961; umur 52 tahun),[3] atau yang lebih akrab dipanggil Jokowi, adalah Gubernur DKI Jakarta terhitung sejak tanggal 15 Oktober 2012. Ia merupakan gubernur ke-17 yang memimpin ibu kotaIndonesia.
Sebelumnya, Jokowi menjabat Wali Kota Surakarta (Solo) selama dua periode,2005-2010 dan 2010-2015, namun baru 2 tahun menjalani periode keduanya, ia mendapat amanat dari warga Jakarta untuk memimpin Ibukota Negara. Dalam masa jabatannya di Solo, ia didampingi F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil walikota. Ia dicalonkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.[4]
Daftar isi
[sembunyikan]
4 Lihat pula 5 Referensi
3.2.1 Pilkada 2012 putaran kedua 3.2.2 Pasca Pilkada 2012 3.2.3 Protes serikat buruh atas UMP
6 Pranala luar
Masa kecil[sunting]
Joko Widodo lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo.[5]Dengan kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang, mengojek payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan. Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki. Mewarisi keahlian bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai pekerjaan menggergaji di umur 12 tahun.[6][7] Penggusuran yang dialaminya sebanyak tiga kali di masa kecil mempengaruhi cara berpikirnya dan kepemimpinannya kelak setelah menjadi Walikota Surakarta saat harus menertibkan pemukiman warga.[8]
Romaknan, yang akhirnya memberinya panggilan yang populer hingga kini, Jokowi. Dengan kejujuran dan kerja kerasnya, ia mendapat kepercayaan dan bisa berkeliling Eropa yang membuka matanya. Pengaturan kota yang baik di Eropa menjadi inspirasinya untuk diterapkan di Solo dan menginspirasinya untuk memasuki dunia politik. Ia ingin menerapkan kepemimpinan manusiawi dan mewujudkan kota yang bersahabat untuk penghuninya.[10]
Karier politik[sunting]
Wali Kota Surakarta[sunting]
Dengan berbagai pengalaman di masa muda, ia mengembangkan Solo yang buruk penataannya dan berbagai penolakan masyarakat untuk ditertibkan. Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan dan menjadi kajian di universitas luar negeri.[11]
Rebranding Solo[sunting]
Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui slogan Kota Solo yaitu "Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman. Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya.[12] Sebagai tindak lanjut branding ia mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran.
Puncaknya adalah penolakan atas Raja dan Mahapatih untuk memasuki Keraton pada tanggal 25 Mei 2012. Keduanya dicegat di pintu utama Keraton di Korikamandoengan.[15] Jokowi akhirnya berperan menyatukan kembali perpecahan ini setelah delapan bulan menemui satu per satu pihak keraton yang terlibat dalam pertentangan.[16] Pada tanggal 4 Juni 2012 akhirnya Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan berakhirnya konflik Keraton Surakarta yang didukung oleh pernyataan kesediaan melepas gelar oleh Panembahan Agung Tedjowulan, serta kesiapan kedua keluarga untuk melakukan rekonsiliasi. [17]
Penghargaan[sunting]
Atas prestasinya, oleh Majalah Tempo, Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008".[18] Kebetulan di majalah yang sama pula, Basuki Tjahaja Purnama, atau akrab dengan panggilan Ahok pernah terpilih pula dalam "10 Tokoh 2006" atas jasanya memperbaiki layanan kesehatan dan pendidikan di Belitung Timur. Ahok kemudian akan menjadi pendampingnya diPilgub DKI tahun 2012.[19] Pada tanggal 12 Agustus 2011, ia juga mendapat penghargaan Bintang Jasa Utama untuk prestasinya sebagai kepala daerah mengabdikan diri kepada rakyat.[20] Bintang Jasa Utama ini adalah penghargaan tertinggi yang diberikan kepada warga negara sipil. [21]. Pada Januari 2013, Joko Widodo dinobatkan sebagai wali kota terbaik ke 3 di dunia atas keberhasilannya dalam memimpin Surakarta sebagai kota seni dan budaya, kota paling bersih dari korupsi, serta kota yang paling baik penataannya[22].
Lihat pula: Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, 2012 Jokowi diminta secara pribadi oleh Jusuf Kalla untuk mencalonkan diri sebagaiGubernur DKI Jakarta[23] pada Pilgub DKI tahun 2012. Karena merupakan kader PDI Perjuangan, maka Jusuf Kalla meminta dukungan dari Megawati Soekarnoputri, yang awalnya terlihat masih ragu. Sebagai wakil, Basuki T Purnama yang saat itu menjadi anggota DPR dicalonkan mendampingi Jokowi dengan pindah ke Gerindra karena Golkar telah sepakat mendukung Alex Noerdin sebagai Calon Gubernur.[24] Pasangan ini awalnya tidak diunggulkan. Hal ini terlihat dari klaim calon petahana yang diperkuat oleh Lingkaran Survei Indonesia bahwa pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli akan memenangkan pilkada dalam satu putaran.[25] Selain itu, PKS yang meraup lebih dari 42 persen suara untuk Adang Daradjatun di pilkada 2007 juga mengusung Hidayat Nur Wahid yang sudah dikenal rakyat sebagai Ketua
MPR RI periode 2004-2009. Dibandingkan dengan partai lainnya, PDIP dan Gerindra hanya mendapat masing-masing hanya 11 dan 6 kursi dari total 94 kursi, jika dibandingkan dengan 32 kursi milik Partai Demokrat untuk Fauzi Bowo, serta 18 Kursi milik PKS untuk Hidayat Nur Wahid.[26] Namun LP3ES sudah memprediksi bahwa Jokowi dan Fauzi Bowo akan bertemu di putaran dua.[27] Hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei pada hari pemilihan, 11 Juli 2012 dan sehari setelah itu, memperlihatkan Jokowi memimpin, dengan Fauzi Bowo di posisi kedua.[28] Pasangan ini berbalik diunggulkan memenangi pemilukada DKI 2012karena kedekatan Jokowi dengan Hidayat Nur Wahid saat pilkada Walikota Solo 2010[29] serta pendukung Faisal Basri dan Alex Noerdin dari hasil survei cenderung beralih kepadanya.[30]
54.24% melawan 45.76%,[58] dan lima stasiun TV.[59] Perkiraan sementara oleh metode Quick Count diperkuat oleh Real Count PDI Perjuangan dengan hasil 54,02% melawan 45,98%,[60]Cyrus Network sebesar 54,72% melawan 45,25%.[61] Dan akhirnya pada 29 September 2012, KPUD DKI Jakarta menetapkan pasangan Jokowi - Ahok sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI yang baru untuk masa bakti 2012-2017 menggantikan Fauzi Bowo - Prijanto.[62][63]
Akhirnya disepakati oleh berbagai pihak bahwa Upah Minimum Provinsi sebesar Rp 2,2Juta yang kemudian ditetapkan oleh Dewan Pengupahan. [77]
Jokowi melakukan berbagai konsultasi, termasuk dengan Menakertrans Muhaimin Iskandar, Gubernur Banten, dan Gubernur Jawa Barat untuk menentukan UMP yang tepat bagi buruh di DKI Jakarta agar tidak mengalami ketimpangan dengan daerah penyangga, namun masih layak untuk dinikmati pekerja.
[78]
Penetapan UMP oleh Jokowi masih menunggu adanya kesepakatan Pengusaha dan Buruh, dan ditambahi alasan "Menunggu Hari Baik". Sehingga hingga 18 November 2012, UMP yang berlaku masih sebesar Rp 1,5Juta.[79]
######
Joko Widodo atau biasa kita panggil Jokowi sepertinya adalah nama paling populer saat ini di Indonesia. Seluruh media memberitakannya dari Jakarta dan dari daerah-daerah. Dia sedang menjadi trending topic. Mau bicara tentang apa pun soal Jokowi pasti dibaca.
Tapi seperti kisah sukses lainnya, kalau di balik kesuksesan seorang pria itu pasti ada seorang wanita yang mendampinginya. Jokowi juga sama, siapakah sosok wanita yang mengantarkan Jokowi hingga menjadi sosok yang fenomenal seperti sekarang?. Dia adalah sang istri bernama Hj.Iriana, SE, MM, wanita berparas cantik dan selalu ceria.
Dari hasil beberapa pemberitaan tentang ibu tiga anak ini, mengesankan bahwa dia juga salah satu sosok yang hidupnya sederhana, fokus dan mau melayani serta senang datang berkunjung ke tengah-tengah masyarakat.
Sebagai Ketua PKK Kota Solo, Hj. Iriana Joko Widodo,SE., MM. bertugas membantu sang suami mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan pendidikan, terutama perempuan dan anak-anak di kotanya. Bu Ana, sapaan akrabnya, juga berhasil ikut mengantarkan sang suami meraih penghargaan Walikota Terbaik se-Indonesia, April lalu.
Bahkan ibu-ibu PKK di Solo saat ini agak khawatir ditinggal bu walikotanya, mereka beralasan karena ibu walikota sangat peduli. Dikatakan kalau Bu wali Jokowi selalu hadir kalau diundang ke PKK kelurahan, bahkan hafal semua pengurusnya. Kalau ada yang nggak kelihatan, bu wali akan tanya, apa sakit ? Ada apa ? Bu wali juga pernah ajak ibu-ibu belanja tas di pasar Klewer, tasnya tak pernah bermerk yang mewah-mewah. Karena bu wali sederhana saja, maka ibu-ibu pejabat pemkot juga mengikuti. Jika ada yang menor dikit pasti risih sendiri.
Dalam keluarga, seperti katanya kepada Tabloid Nova, dia dan Jokowi menanamkan pola hidup sederhana kepada anak-anaknya. Hal ini sangat ditaati anak-anaknya. Mereka tidak mau muncul di depan umum. Yang mereka selalu ingat hanyalah agar tidak membuat malu orangtua mereka.
Pasangan Jokowi & Ana, dianugerahi dua putra dan satu putri. Yaitu Gibran Rakabuming(24), lulusan dari universitas di Australia, dan kini pengusaha katering. Kahiyang Ayu (21), masih kuliah, dan Kaesang Pangarep (17), masih sekolah di
Singapura.
Pak Jokowi itu juga wong cilik, dulunya. Ia pernah merasakan kepedihan keluarganya, ketika rumah mereka digusur dari bantaran kali, tanpa pesangon, pada tahun 1970an. Dia tak mau warga miskin menderita seperti yang dirasakannya. Makanya, ia mengeluarkan kartu sehat dan kartu pendidikan bagi warga miskin. Kesehatan dan pendidikan adalah hak setiap warga negara, yang harus diperhatikan oleh negara. Sebagai Walikota Solo, dia menggunakan kekuasaanya mengatur keuangan daerah, untuk keperluan memenuhi hak setiap warga negara itu.
Jokowi pernah sempat dibuat pusing dengan pilihan bisnis anakanya, Gibran Rakabuming Raka. Sebab, meski telah dikuliahkan ke mancanegara untuk mengecap ilmu marketing, si sulung malah banting setir ke bisnis katering. Maklum, dia harus mencari sendiri modal untuk membuka usahanya sekitar Rp 1 miliar. Orangtuanya tidak menyetujui karena bisnis yang dipilih Gibran melenceng jauh dari kebiasaan keluarga yang turun-temurun masuk di sektor mebel.
Sayang, idenya tersebut tidak pernah ditanggapi ayahnya. Orangtuanya terus saja mendesak Gibran untuk meneruskan usaha keluarga di bidang mebel. Namun, keteguhan hatinya tetap menyala. Dia bersikeras tidak memiliki ketertarikan di bidang mebel. Bapak bilang, lha terus sing ngelanjutke sopo? Kalau saya jadi wali kota, siapa yang ngelanjutin? Kamu nggak nurut sama orangtua, ungkap Gibran menirukan ucapan ayahnya.
Di antara sekitar tujuh bank yang dikirimi proposal, hanya satu yang menyetujui untuk memberikan pinjaman. Akhirnya, pada Desember 2010, Chilli Pari berdiri. Anak pertama di antara tiga bersaudara itu mengakui bahwa bisnis katering yang ditanganinya sekarang berdiri tanpa restu orangtua. Maklum, adik-adiknya masih kuliah dan bersekolah sehingga belum bisa diserahi tanggung jawab.