Anda di halaman 1dari 9

Joko Widodo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Ir. H.

Joko Widodo

Gubernur DKI Jakarta ke-16

Petahana

Mulai menjabat 15 Oktober 2012

Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono

Wakil

Basuki Tjahaja Purnama

Didahului oleh

Fauzi Bowo Fadjar Panjaitan (Pelaksana Tugas)[1]

Wali Kota Surakarta ke-16

Masa jabatan 28 Juli 2005 1 Oktober 2012

Penguasa monarki

Pakubuwana XIII

Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono

Gubernur

Mardiyanto Ali Mufiz Bibit Waluyo

Wakil

F.X. Hadi Rudyatmo

Didahului oleh

Slamet Suryanto

Digantikan oleh

F.X. Hadi Rudyatmo

Informasi pribadi

Lahir

21 Juni 1961 (umur 52) Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia

Kebangsaan

Indonesia

Partai politik

PDI Perjuangan

Suami/istri

Ny. Hj. Iriana Joko Widodo

Anak

Gibran Rakabuming Raka[2] Kahiyang Ayu Kaesang Pangarep

Alma mater

Universitas Gadjah Mada

Pekerjaan

Pengusaha

Agama

Islam

Ir. H. Joko Widodo (lahir di Surakarta, 21 Juni 1961; umur 52 tahun),[3] atau yang lebih akrab dipanggil Jokowi, adalah Gubernur DKI Jakarta terhitung sejak tanggal 15 Oktober 2012. Ia merupakan gubernur ke-17 yang memimpin ibu kotaIndonesia.

Sebelumnya, Jokowi menjabat Wali Kota Surakarta (Solo) selama dua periode,2005-2010 dan 2010-2015, namun baru 2 tahun menjalani periode keduanya, ia mendapat amanat dari warga Jakarta untuk memimpin Ibukota Negara. Dalam masa jabatannya di Solo, ia didampingi F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil walikota. Ia dicalonkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.[4]
Daftar isi
[sembunyikan]

1 Masa kecil 2 Masa kuliah dan berwirausaha 3 Karier politik

3.1 Wali Kota Surakarta

3.1.1 Rebranding Solo 3.1.2 Mendamaikan Keraton Surakarta 3.1.3 Penghargaan

3.2 Gubernur DKI Jakarta


4 Lihat pula 5 Referensi

3.2.1 Pilkada 2012 putaran kedua 3.2.2 Pasca Pilkada 2012 3.2.3 Protes serikat buruh atas UMP

6 Pranala luar

Masa kecil[sunting]
Joko Widodo lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo.[5]Dengan kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang, mengojek payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan. Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki. Mewarisi keahlian bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai pekerjaan menggergaji di umur 12 tahun.[6][7] Penggusuran yang dialaminya sebanyak tiga kali di masa kecil mempengaruhi cara berpikirnya dan kepemimpinannya kelak setelah menjadi Walikota Surakarta saat harus menertibkan pemukiman warga.[8]

Masa kuliah dan berwirausaha[sunting]


Dengan performa akademis yang dimiliki, ia diterima di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Kesempatan ini dimanfaatkannya untuk belajar struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya.[9] Selepas kuliah, ia bekerja di BUMN, namun tak lama memutuskan keluar dan memulai usaha dengan menjaminkan rumah kecil satu-satunya, dan akhirnya berkembang sehingga membawanya bertemu Micl

Romaknan, yang akhirnya memberinya panggilan yang populer hingga kini, Jokowi. Dengan kejujuran dan kerja kerasnya, ia mendapat kepercayaan dan bisa berkeliling Eropa yang membuka matanya. Pengaturan kota yang baik di Eropa menjadi inspirasinya untuk diterapkan di Solo dan menginspirasinya untuk memasuki dunia politik. Ia ingin menerapkan kepemimpinan manusiawi dan mewujudkan kota yang bersahabat untuk penghuninya.[10]

Karier politik[sunting]
Wali Kota Surakarta[sunting]
Dengan berbagai pengalaman di masa muda, ia mengembangkan Solo yang buruk penataannya dan berbagai penolakan masyarakat untuk ditertibkan. Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan dan menjadi kajian di universitas luar negeri.[11]

Rebranding Solo[sunting]
Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui slogan Kota Solo yaitu "Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman. Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya.[12] Sebagai tindak lanjut branding ia mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran.

Mendamaikan Keraton Surakarta[sunting]


Pada tanggal 11 Juni 2004, Paku Buwono XII wafat tanpa sempat menunjuk permaisuri maupun putera mahkota, sehingga terjadi pertentangan antara kedua putranya, Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan (SDISKS) Paku Buwono XIII dan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Panembahan Agung Tedjowulan. Selama tujuh tahun ada dua raja yang ditunjuk oleh kedua pihak di dalam satu Keraton.[13] Konflik ini akhirnya mendorong campur tangan pemerintah Republik Indonesia dengan menawarkan dualisme kepemimpinan, dengan Paku Buwono XIII sebagai Raja dan KGPH Panembahan Agung Tedjowulan sebagai wakil atau Mahapatih. Penandatanganan kesepahaman ini didukung oleh empat perwakilan menteri, yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pekerjaan Umum serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Namun konflik belum selesai karena beberapa keluarga keraton masih menolak penyatuan ini.[14]

Puncaknya adalah penolakan atas Raja dan Mahapatih untuk memasuki Keraton pada tanggal 25 Mei 2012. Keduanya dicegat di pintu utama Keraton di Korikamandoengan.[15] Jokowi akhirnya berperan menyatukan kembali perpecahan ini setelah delapan bulan menemui satu per satu pihak keraton yang terlibat dalam pertentangan.[16] Pada tanggal 4 Juni 2012 akhirnya Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan berakhirnya konflik Keraton Surakarta yang didukung oleh pernyataan kesediaan melepas gelar oleh Panembahan Agung Tedjowulan, serta kesiapan kedua keluarga untuk melakukan rekonsiliasi. [17]

Penghargaan[sunting]
Atas prestasinya, oleh Majalah Tempo, Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008".[18] Kebetulan di majalah yang sama pula, Basuki Tjahaja Purnama, atau akrab dengan panggilan Ahok pernah terpilih pula dalam "10 Tokoh 2006" atas jasanya memperbaiki layanan kesehatan dan pendidikan di Belitung Timur. Ahok kemudian akan menjadi pendampingnya diPilgub DKI tahun 2012.[19] Pada tanggal 12 Agustus 2011, ia juga mendapat penghargaan Bintang Jasa Utama untuk prestasinya sebagai kepala daerah mengabdikan diri kepada rakyat.[20] Bintang Jasa Utama ini adalah penghargaan tertinggi yang diberikan kepada warga negara sipil. [21]. Pada Januari 2013, Joko Widodo dinobatkan sebagai wali kota terbaik ke 3 di dunia atas keberhasilannya dalam memimpin Surakarta sebagai kota seni dan budaya, kota paling bersih dari korupsi, serta kota yang paling baik penataannya[22].

Gubernur DKI Jakarta[sunting]

Suasana di posko pemenangan Jokowi di Jalan Borobudur 22

Lihat pula: Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, 2012 Jokowi diminta secara pribadi oleh Jusuf Kalla untuk mencalonkan diri sebagaiGubernur DKI Jakarta[23] pada Pilgub DKI tahun 2012. Karena merupakan kader PDI Perjuangan, maka Jusuf Kalla meminta dukungan dari Megawati Soekarnoputri, yang awalnya terlihat masih ragu. Sebagai wakil, Basuki T Purnama yang saat itu menjadi anggota DPR dicalonkan mendampingi Jokowi dengan pindah ke Gerindra karena Golkar telah sepakat mendukung Alex Noerdin sebagai Calon Gubernur.[24] Pasangan ini awalnya tidak diunggulkan. Hal ini terlihat dari klaim calon petahana yang diperkuat oleh Lingkaran Survei Indonesia bahwa pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli akan memenangkan pilkada dalam satu putaran.[25] Selain itu, PKS yang meraup lebih dari 42 persen suara untuk Adang Daradjatun di pilkada 2007 juga mengusung Hidayat Nur Wahid yang sudah dikenal rakyat sebagai Ketua

MPR RI periode 2004-2009. Dibandingkan dengan partai lainnya, PDIP dan Gerindra hanya mendapat masing-masing hanya 11 dan 6 kursi dari total 94 kursi, jika dibandingkan dengan 32 kursi milik Partai Demokrat untuk Fauzi Bowo, serta 18 Kursi milik PKS untuk Hidayat Nur Wahid.[26] Namun LP3ES sudah memprediksi bahwa Jokowi dan Fauzi Bowo akan bertemu di putaran dua.[27] Hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei pada hari pemilihan, 11 Juli 2012 dan sehari setelah itu, memperlihatkan Jokowi memimpin, dengan Fauzi Bowo di posisi kedua.[28] Pasangan ini berbalik diunggulkan memenangi pemilukada DKI 2012karena kedekatan Jokowi dengan Hidayat Nur Wahid saat pilkada Walikota Solo 2010[29] serta pendukung Faisal Basri dan Alex Noerdin dari hasil survei cenderung beralih kepadanya.[30]

Pilkada 2012 putaran kedua[sunting]


Jokowi berusaha menghubungi dan mengunjungi seluruh calon,[31] termasuk Fauzi Bowo,[32] namun hanya berhasil bersilaturahmi dengan Hidayat Nur Wahid[33] dan memunculkan spekulasi adanya koalisi di putaran kedua.[34] Setelahnya, Fauzi Bowo juga bertemu dengan Hidayat Nur Wahid. Namun keadaan berbalik setelah partai-partai pendukung calon lainnya di putaran pertama, malah menyatakan dukungan kepada Fauzi Bowo.[35] Hubungan Jokowi dengan PKS juga memburuk dengan adanya tudingan bahwa tim sukses Jokowi memunculkan isu mahar politik Rp50 miliar. [36] PKS meminta isu ini dihentikan,[37] sementara tim sukses Jokowi menolak tudingan menyebutkan angka imbalan tersebut.[38] Kondisi kehilangan potensi dukungan dari partai-partai besar diklaim Jokowi sebagai fenomena "Koalisi Rakyat melawan Koalisi Partai".[39] Klaim ini dibantah pihak Partai Demokrat karena PDI Perjuangan dan Gerindra tetap merupakan partai politik yang mendukung Jokowi, tidak seperti Faisal Basri dan Hendrardji yang merupakan calon independen.[40] Jokowi akhirnya mendapat dukungan dari tokoh-tokoh penting seperti Misbakhun dari PKS,[41] Jusuf Kalla dari Partai Golkar,[42] Indra J Piliang dari Partai Golkar,[43] serta Romo Heri yang merupakan adik ipar Fauzi Bowo.[44] Pertarungan politik juga merambah ke dunia media sosial dengan peluncuran Jasmev,[45] pembentukan media center,[46] serta pemanfaatan media baru dalam kampanye politik seperti Youtube.[47] Pihak Fauzi Bowo menyatakan juga ikut turun ke media sosial, namun mengakui kelebihan tim sukses dan pendukung Jokowi di kanal ini.[48] Putaran kedua juga diwarnai berbagai tudingan kampanye hitam, yang antara lain berkisar dalam isu SARA,[49] isu kebakaran yang disengaja,[50] korupsi,[51] dan politik transaksional.[52] Menjelang putaran kedua, berbagai survei kembali bermunculan yang memprediksi kemenangan Jokowi, antara lain 36,74% melawan 29,47% oleh SSSG,[53] 72,48% melawan 27,52% oleh INES,[54] 45,13% melawan 37,53% dalam survei elektabilitas oleh IndoBarometer,[55] 45,6% melawan 44,7% oleh Lembaga Survei Indonesia.[56] Setelah pemungutan suara putaran kedua, hasil penghitungan cepat Lembaga Survei Indonesia memperlihatkan pasangan Jokowi - Ahok sebagai pemenang dengan 53,81%. Sementara rivalnya, Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli mendapat 46,19%.[57]Hasil serupa juga diperoleh oleh Quick Count IndoBarometer

54.24% melawan 45.76%,[58] dan lima stasiun TV.[59] Perkiraan sementara oleh metode Quick Count diperkuat oleh Real Count PDI Perjuangan dengan hasil 54,02% melawan 45,98%,[60]Cyrus Network sebesar 54,72% melawan 45,25%.[61] Dan akhirnya pada 29 September 2012, KPUD DKI Jakarta menetapkan pasangan Jokowi - Ahok sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI yang baru untuk masa bakti 2012-2017 menggantikan Fauzi Bowo - Prijanto.[62][63]

Pasca Pilkada 2012[sunting]


Setelah resmi menang di perhitungan suara, Jokowi masih diterpa isu upaya menghalangi pengunduran dirinya oleh DPRD Surakarta., namun dibantah oleh DPRD.[64] Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi juga menyatakan akan turun tangan jika masalah ini terjadi,[65] karena pengangkatan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta tidak dianggap melanggar aturan mana pun jika pada saat mendaftar sebagai Calon Gubernur sudah menyatakan siap mengundurkan diri dari jabatan sebelumnya jika terpilih, dan benar-benar mengundurkan diri setelah terpilih.[66] Namun setelahnya, DPR merencanakan perubahan terhadap Undang-Undang No 34 tahun 2004, sehingga setalah Jokowi, kepala daerah yang mencalonkan diri di daerah lain, harus terlebih dahulu mengundurkan diri dari jabatannya pada saat mendaftarkan diri sebagai calon.[67] Atas alasan administrasi terkait pengunduran diri sebagai Walikota Surakarta dan masa jabatan Fauzi Bowo yang belum berakhir, pelantikan Jokowi tertunda[68] dari jadwal awal 7 Oktober 2012 menjadi 15 Oktober 2012.[69] Acara pelantikan diwarnai perdebatan mengenai biaya karena adanya pernyataan Jokowi yang menginginkan biaya pelantikan yang sederhana.[70] DPRD kemudian menurunkan biaya pelantikan menjadi Rp 550 juta, dari awalnya dianggarkan Rp 1,05Miliar dalam Perubahan ABPD. Acara pelantikan juga diramaikan oleh pedagang kaki lima yang menggratiskan dagangannya.[71] Sehari usai pelantikan, Jokowi langsung dijadwalkan melakukan kunjungan ke masyarakat. [72]

Protes serikat buruh atas UMP[sunting]


Selanjutnya, pada 24 Oktober 2012 yang lalu, terjadi unjuk rasa di Balaikota yang dilakukan sekumpulan buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia. .[73] Awalnya buruh menuntut kenaikan UMP menjadi Rp 2,79Juta, yang ditanggapi ajakan dialog oleh Basuki Tjahaja Purnama dengan perwakilan buruh. Akhirnya disepakati penggunaan angka survei Kecukupan Hidup Layak bulan terakhir, dari sebelumnya yang dirata-rata dari data Februari 2012 hingga Oktober 2012,[74] serta berbagai poin lainnya sehingga menjadi 13 kesepakatan. [75] Jokowi kemudian menyerahkan penghitungan UMP yang layak kepada Dewan Pengupahan yang awalnya memunculkan rekomendasi angka Rp1,9Juta. Namun sidang ini diganggu oleh tindakan buruh yang memanggil kembali perwakilannya, sehingga angka ini baru mewakili kepentingan pengusaha.
[76]

Akhirnya disepakati oleh berbagai pihak bahwa Upah Minimum Provinsi sebesar Rp 2,2Juta yang kemudian ditetapkan oleh Dewan Pengupahan. [77]

Jokowi melakukan berbagai konsultasi, termasuk dengan Menakertrans Muhaimin Iskandar, Gubernur Banten, dan Gubernur Jawa Barat untuk menentukan UMP yang tepat bagi buruh di DKI Jakarta agar tidak mengalami ketimpangan dengan daerah penyangga, namun masih layak untuk dinikmati pekerja.
[78]

Penetapan UMP oleh Jokowi masih menunggu adanya kesepakatan Pengusaha dan Buruh, dan ditambahi alasan "Menunggu Hari Baik". Sehingga hingga 18 November 2012, UMP yang berlaku masih sebesar Rp 1,5Juta.[79]

######
Joko Widodo atau biasa kita panggil Jokowi sepertinya adalah nama paling populer saat ini di Indonesia. Seluruh media memberitakannya dari Jakarta dan dari daerah-daerah. Dia sedang menjadi trending topic. Mau bicara tentang apa pun soal Jokowi pasti dibaca.

Tapi seperti kisah sukses lainnya, kalau di balik kesuksesan seorang pria itu pasti ada seorang wanita yang mendampinginya. Jokowi juga sama, siapakah sosok wanita yang mengantarkan Jokowi hingga menjadi sosok yang fenomenal seperti sekarang?. Dia adalah sang istri bernama Hj.Iriana, SE, MM, wanita berparas cantik dan selalu ceria.

Dari hasil beberapa pemberitaan tentang ibu tiga anak ini, mengesankan bahwa dia juga salah satu sosok yang hidupnya sederhana, fokus dan mau melayani serta senang datang berkunjung ke tengah-tengah masyarakat.

Sebagai Ketua PKK Kota Solo, Hj. Iriana Joko Widodo,SE., MM. bertugas membantu sang suami mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan pendidikan, terutama perempuan dan anak-anak di kotanya. Bu Ana, sapaan akrabnya, juga berhasil ikut mengantarkan sang suami meraih penghargaan Walikota Terbaik se-Indonesia, April lalu.

Bahkan ibu-ibu PKK di Solo saat ini agak khawatir ditinggal bu walikotanya, mereka beralasan karena ibu walikota sangat peduli. Dikatakan kalau Bu wali Jokowi selalu hadir kalau diundang ke PKK kelurahan, bahkan hafal semua pengurusnya. Kalau ada yang nggak kelihatan, bu wali akan tanya, apa sakit ? Ada apa ? Bu wali juga pernah ajak ibu-ibu belanja tas di pasar Klewer, tasnya tak pernah bermerk yang mewah-mewah. Karena bu wali sederhana saja, maka ibu-ibu pejabat pemkot juga mengikuti. Jika ada yang menor dikit pasti risih sendiri.

Dalam keluarga, seperti katanya kepada Tabloid Nova, dia dan Jokowi menanamkan pola hidup sederhana kepada anak-anaknya. Hal ini sangat ditaati anak-anaknya. Mereka tidak mau muncul di depan umum. Yang mereka selalu ingat hanyalah agar tidak membuat malu orangtua mereka.

Pasangan Jokowi & Ana, dianugerahi dua putra dan satu putri. Yaitu Gibran Rakabuming(24), lulusan dari universitas di Australia, dan kini pengusaha katering. Kahiyang Ayu (21), masih kuliah, dan Kaesang Pangarep (17), masih sekolah di

Singapura.

Pak Jokowi itu juga wong cilik, dulunya. Ia pernah merasakan kepedihan keluarganya, ketika rumah mereka digusur dari bantaran kali, tanpa pesangon, pada tahun 1970an. Dia tak mau warga miskin menderita seperti yang dirasakannya. Makanya, ia mengeluarkan kartu sehat dan kartu pendidikan bagi warga miskin. Kesehatan dan pendidikan adalah hak setiap warga negara, yang harus diperhatikan oleh negara. Sebagai Walikota Solo, dia menggunakan kekuasaanya mengatur keuangan daerah, untuk keperluan memenuhi hak setiap warga negara itu.

Jokowi pernah sempat dibuat pusing dengan pilihan bisnis anakanya, Gibran Rakabuming Raka. Sebab, meski telah dikuliahkan ke mancanegara untuk mengecap ilmu marketing, si sulung malah banting setir ke bisnis katering. Maklum, dia harus mencari sendiri modal untuk membuka usahanya sekitar Rp 1 miliar. Orangtuanya tidak menyetujui karena bisnis yang dipilih Gibran melenceng jauh dari kebiasaan keluarga yang turun-temurun masuk di sektor mebel.

Sayang, idenya tersebut tidak pernah ditanggapi ayahnya. Orangtuanya terus saja mendesak Gibran untuk meneruskan usaha keluarga di bidang mebel. Namun, keteguhan hatinya tetap menyala. Dia bersikeras tidak memiliki ketertarikan di bidang mebel. Bapak bilang, lha terus sing ngelanjutke sopo? Kalau saya jadi wali kota, siapa yang ngelanjutin? Kamu nggak nurut sama orangtua, ungkap Gibran menirukan ucapan ayahnya.

Di antara sekitar tujuh bank yang dikirimi proposal, hanya satu yang menyetujui untuk memberikan pinjaman. Akhirnya, pada Desember 2010, Chilli Pari berdiri. Anak pertama di antara tiga bersaudara itu mengakui bahwa bisnis katering yang ditanganinya sekarang berdiri tanpa restu orangtua. Maklum, adik-adiknya masih kuliah dan bersekolah sehingga belum bisa diserahi tanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai