Anda di halaman 1dari 3

Dalam DSM-IV-TR (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder fourth edition Text Revision), dinyatakan bahwa depresi

bersifat klinis merupakan depresi mayor ditetapkan apabila paling tidak satu gejalanya ialah salah satu dari mood tertekan atau hilangnya minat atau kesenangan (tidak termasuk gejalagejala yang jelas yang disebabkan kondisi medis umum, atau mood delusi atau halusinasi yang tidak kongruen) yang diikuti oleh paling tidak 4 gejala lainnya yang telah ditemukan dalam jangka waktu 2 minggu yang sama dan merupakan satu perubahan pola fungsi dari sebelumnya.

EPIDEMIOLOGI Depresi adalah masalah yang bisa dialami oleh siapapun di dunia ini. Menurut sebuah penelitian di Amerika, 1 dari 20 orang di Amerika setiap tahun mengalami depresi, dan paling tidak 1 dari 5 orang pernah mengalami depresi sepanjang sejarah kehidupan mereka. Di Indonesia, banyak kasus depresi terjadi sebagai akibat dari krisis yang melanda beberapa tahun belakangan ini. Masalah PHK, sulitnya mencari pekerjaan, sulitnya mempertahankan pekerjaan dan krisis keuangan adalah masalah yang sekarang ini sangat umum menjadi pendorong timbulnya depresi di kalangan profesional. Didapatkan fakta bahwa gangguan alam perasaan (mood) baik tipe bipolar (adanya episode manik dan depresi) dan tipe unipolar (hanya depresi saja) memiliki kecenderungan menurun kepada generasinya, berdasar etiologi biologik. Gangguan bipolar lebih kuat menurun ketimbang unipolar. 50% pasien bipolar mimiliki satu orangtua dengan gangguan alam perasaan/gangguan afektif, yang tersering unipolar (depresi saja). Jika seorang orangtua mengidap gangguan bipolar maka 27% anaknya memiliki risiko mengidap gangguan alam perasaan. Bila kedua orangtua mengidap gangguan bipolar maka 75% anaknya memiliki risiko mengidap gangguan alam perasaan. Selain itu,menurut hasil penelitian, Di Amerika, tercatat 10%-26% wanita mengalami depresi saat hamil.

DEFINISI DEPRESI Setiap tahap perubahan dalam perjalanan hidup manusia senantiasa mendatangkan perasaan tegang atau stres dalam jiwa manusia. Isi perasaan tegang itu tidak saja rasa gembira karena mendapatkan suatu keadaan atau benda yang sejak lama telah diidamkan atau yang sama sekali tidak dinyana, baik yang menggembirakan atau sebaliknya. Perasaan tegang juga timbul

karena kecewa mengalami situasi yang sama sekali tak diduga dan tak diharapkan terjadi dalam hidupnya. Depresif merupakan gangguan suasana perasaan depresif atau Episode Depresif dulu dikenal sebagai Neurosa depresif, disebut juga gangguan distimik, berada dalam kelompok gangguan suasana perasaan (mood/afektif). Depresi biasanya terjadi saat stress yang dialami oleh seseorang tidak kunjung reda, dan depresi yang dialami berkorelasi dengan kejadian dramatis yang baru saja terjadi atau menimpa seseorang, misalnya kematian seseorang yang sangat dicintai atau kehilangan pekerjaan yang sangat dibanggakan. Stres merupakan suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang menahun mencakup terdapatnya gangguan alam perasaan yang depresif (tertekan), hilangnya minat atau rasa senang dalam semua segi kegiatan kehidupan, termasuk lenyapnya semangat melakukan semua aktivitas yang disenangi dalam waktu senggangnya. Kondisi gangguan ini bisa berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu. Menurut seorang ilmuwan terkemuka yaitu Phillip L. Rice (1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan. Depresi merupakan kondisi gangguan kejiwaan yang secara klinis tampil dalam bentuk perasaan murung, kehilangan gairah hidup, lesu, pesimis/putus asa,kehilangan rasa percaya diri. "Emosi, perilaku, dan cara berpikir turun, jadi lamban alias tidak gesit," kata Dr. Tb. Erwin Kusuma, Sp.KJ dari Pro V Clinic. "Itu sudah tanda-tanda ke arah depresi. Lama-lama, ia tidak maumelihat kenyataan. Yang berat, muncul ide untuk meninggalkan semua denganjalan bunuh diri kata Erwin.Selain itu, depresi adalah suatu kondisi medis- psikiatri dan bukan sekedar suatu keadaansedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi.

Etologi Keberagaman gejala depresi, menurut dr. Nurmiati Amir SpKJ, diduga karena adanya perbedaaan etiologi. Namun bagaimana etiologi depresi, sampai saat ini belum ada etiologi yang pasti. Awalnya, banyak kalangan berpendapat bahwa depresi terjadi karena adanya stressor psikososial berat yang menimpa seseorang dan orang tersebut tidak mampu mengatasinya. Karena depresi merupakan gangguan emosi, banyak orang menduga depresi hanya disebabkan oleh pengalaman pribadi yang buruk. Dan ahli menduga bawa depresi terdapat gangguan neurobiologik otak Yang pasti, menurut dr. Syailendra WS., SpKJ, ada beberapa faktor penyebab depresi, yaitu faktor genetik, biologik dan psikososial. Stresor dapat berupa pengalaman buruk seperti kekerasan fisik, seksual dan penelantaran karena kehilangan orangtua. Penderita depresi dengan memiliki riwayat kekerasan pada masa kanak-kanak mempunyai risiko yang besar untuk melukai diri sendiri, dan menunjukan prilaku bunuh diri. Dengan kata lain, adanya ideide melakukan bunuh diri pada penderita depresi dikaikan dengan riwayat kekerasan fisik pada masa kanak-kanak

erkembangan ilmu kedokteran berhasil menguak misteri etiologi depresi. Beberapa neurotrasmitter diduga terkait dengan depresi. Penurunan kadar serotonin disinyalir berperan penting mencetuskan depresi. Dari hasil penelitian yang menggunakan alat pencitraan otak didapat penurunan jumlah serotonin pasca inap, 5-HTA1 dan 5-HTA2. Juga terdapat penurunan cairan serebrospinal. Kadar norepinefrin terutama di forebrain medial juga menurun. Juga terdapat defisiensi MHPG (3-methoxy-4-hidroxyphenylglycol) yang merupakan hasil metabolisme norepinefrin. Beberapa neurotransmiter lain seperti dopamin, GABA, dan glutamat juga mengalami penurunan pada penderita depresi. Diketahuinya etiologi depresi, telah mengubah pandangan mengenai diagnosa dan pengobatan. Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa dan prognosis depresi, misalnya dexamethasone suppresion test (DST), pemeriksaan MHPG, 5-HIAA, uji stimulasi TSH, rekaman tidur, dan uji tantangan stimulansia. Di samping itu terdapat beberapa sediaan antidepresan yang digunakan dalam tatalaksana depresi. Ada beberapa jenis antidepresan seperti trisiklik, tetrasiklik, selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), serotonin norepinephrine reuptake inhibitors (SNRI), norepinephrine reuptake inhibitor (NRI), monoamine oxidase inhibitor (MOAI) selective serotonin reuptake enhancer (SSRE), norepinephrine and dopamine reuptake inhibitors (NDRI)

Etiologi : http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=233 Definisi sama epid : http://jiwajiwi.blogspot.com/2008/04/depresi.html

Anda mungkin juga menyukai