Anda di halaman 1dari 16

PERATURAN DESA PASIRNANJUNG KECAMATAN CIMANGGUNG KABUPATEN SUMEDANG NO.

2 TAHUN 2009 TENTANG PERANGKAT DESA PASIRNANJUNG

PERATURAN DESA PASIRNANJUNG KECAMATAN CIMANGGUNG KABUPATEN SUMEDANG NO. 02 TAHUN 2009 TENTANG PERANGKAT DESA PASIRNANJUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA PASIRNANJUNG
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan kewajibannya, Kepala Desa dibantu oleh perangkat desa; b. bahwa untuk penetapan jabatan perangkat desa dan untuk dapat di pilih, diangkat dan diberhentikan dar jabatan perangkat desa perlu diatur mengenai jabatan perangkat dan tatacara pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa: c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai mana dimaksud pada huruf a, dan b diatas, Penetapan Jabatan perangkat desa tersebut perlu di tetapkan dalam peraturan desa. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 tahun 1950 tentang Pemerintah Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat ( Berita Negara Republik Indonesia Tahu 1950 ); 2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah di ubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 6. Peraturan Mentri dalam Negeri Nomor 29 Tahun 20006 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 4 Tahun 2005 tentang pedoman Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2005 Nomor 13 Seri D) Sebagaimana di ubah untuk pertama kali dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 10 Tahun 2006 (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2006 Nomor 13 Seri D); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa.

Dengan Persetujuan Bersama BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ( B P D )DESA PASIRNANJUNG dan KEPALA DESA PASIRNANJUNG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DESA PASIRNANJUNG TENTANG PERANGKAT DESA

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Desa ini yang di maksud dengan : 1. Desa adalah adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat diakui dan di hormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Pemerintah Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Desa. 4. Badan Permusyawaratan Desa atau yang di sebut BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Desa. 5. Kepala Desa adalah Pemimpin Penyelenggara pemerintahan di Desa Bersangkutan yang berada di wilayah Kabupaten Sumedang. 6. Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas Dan kewajibannya yang teriri dari Sekretaris Desa dan Perangkat lainnya. 7. Sekretaris Desa adalah Pimpinan Sekretariat pada pemerintah Desa dalam wilayah Kabupaten Sumedang. 8. Dusun adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintah Desa. 9. Kepala Dususun atau disingkat Kadus adalah Perangkat Pembantu Kepala Desa dalam pelaksana penyelenggara pemerintah desa diwilayah dusun. 10. Kepala Urusan adalah Unsur Sekretariat Desa dalam wilayah kabupaten Sumedang. 11. Pelaksana Teknis Lapangan adalah perangkat pembantu Kepala Desa dalam pelaksanaan pelayanan teknis kepada masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya. BAB II PEMERINATAHAN DESA Pasal 2 Pemerintah Desa PASirnanjung terdiri dari Pemerintah Desa Pasirnanjung dan BPD Pasirnanjung Pasal 3 (1) Pemerintah Desa Pasirnanjung sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 terdiri dari Kepala Desa Pasirnanjung dan Perangkat Desa Pasirnanjung (2) Perangkat Desa Pasirnanjung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Sekretaris Desa b. Kepala Dusun c. Kepala Urusan Pemerintahan d. Kepala Urusan Umum e. Kepala Urusan Ekonomi dan pembangunan f. Kepala Urusan Keuangan g. Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat h. Pelaksana Teknis Lapangan ..............................

(3) Susunan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sesuai dengan Kebutuhan dan Kondisi Sosial Budaya masyarakat Desa pasirnanjung (4) Bagan Susunan Organiasasi pemerinatah Desa Pasirnanjung tercantum dalam lampiran Peraturan Desa ini. BAB III PERANGKAT DESA Pasal 4 (1) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2) bertugas membantu Kepala Desa dalam Melaksanakan tugas dan wewenangnya. (2) Dalam Melaksanakan tugasnya, Perangkat Desa sebagaiana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab kepada Kepala Desa. BAB IV PERSYARATAN Pasal 5 (1) Kepala Dusun, Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) diangkat oleh Kepala Desa dari Penduduk Desa. (2) Pengangkatan Kepala Dusun, Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa. Pasal 6 (1) Syarat-syarat untuk menjadi Kepala Dusun, Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan adalah sebagai berikut : a. Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Serta Pemerintah; c. Berpendidikan paling rendah tamat sekolah Lanjutan tingkat pertama dan atau sederajat yang dibuktikan dengan ijazah dan Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) asli yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang; d. Khusus untuk calon petugas teknis lapangan dan calon Kepala Dusun, pendidikan paling rendah tamat Sekolah Dasar yang dibuktikan dengan ijazah dan surat tanda tamat belajar asli yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang ditambah pengalaman di bidang tugasnya minimal 2 (dua) tahun dengan tidak terputus-putus, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari Kepala Desa yang bersangkutan. e. Berumur paling rendah 20 (dua puluh) tahun; f. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan Dokter Pemerintah; g. Penduduk Desa setempat dan terdaftar sebagai penduduk serta bertempat tinggal tetap di Desa yang bersangkutan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terkhir dengan tidak terputus-putus yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK); h. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun; i. Tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap; j. Memenuhi persyaratan lainnya sesuai dengan adat istiadat setempat yang dutentukan oleh peraturan Desa. (2) Anggota BPD yang mencalonkan diri menjadi Kepala Dusun, Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan, selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga harus mendapat ijin tertulis dari Camat. (3) Dalam hal anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat sebagai Kepala Dusun, Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan harus Mengundurkan diri dari BPD. (4) Bagi Calon kepala Dusun yang berasal dari Dususn lain apabila diangkat menjadi Kepala Dusun harus bertempat tinggal di Dusun yang Bersangkutan.

(1)

(2)

(3)

(4)

BAB V MEKANISME PENGANGKATAN Bagian Kesatu Pembentukan Panitia Pasal 7 Dalam rangka mengisi Kepala Dusun, Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan, dibentuk Panitia Pemilihan pengangkatan Kepala Dusun, Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa yang keanggotaannya terdiri dari unsur tokoh Masyarakat desa dan lembaga Kemasyarakatan Desa. Susunan keanggotaan panitia / Tim Formatur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Keputusan Kepala Desa dengan ketentuan sebagai berikut: 1. 1(satu) Orang Ketua merangkap anggota; 2. 1(satu) Orang wakil ketua merangkap anggota; 3. 1(satu) Orang sekretaris nerangkap anggota; 4. Anggota sesuai kebutuhan; Tugas Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut: a. membimbing dan membantu kelancaran pelaksanaan pengisian Kepala Dusun, Kepala Urusan dan pelaksana Teknis lapangan; b. melaksanakan dan mengawasi proses kegiatan pelaksanaan pengisian Kepala Dusun, Kepala Urusan dan pelaksana Teknis lapangan. c. melaporkan hasil pelaksanaan pengisian Kepala Dusun, Kepala Urusan dan pelaksana Teknis lapangan kepada bupati melalui Camat. Tatacara pembentukan wewenang, tanggung jawab panitia pengangkatan Kepala Dusun, Kepala Urusan dan pelaksana Teknis lapangan diatur lebih lanjut dengan peraturan Desa.

Pasal 8 Panitia Pengangkatan Kepala Dusun, Kepala Urusan dan pelaksana Teknis lapangan apabila mencalonkan diri sebagai Kepala Dusun, Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan harus mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis kepada Kepala Desa sebelum penutupan pendaftaran. Pasal 9 Panitia pengangkatan Kepala Dusun, Kepala Urusan dan pelaksana Teknis lapangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) bertanggung jawab dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Dusun, Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan berjalan tertib, lancar dan aman. Bagian Kedua Pencalonan Dan Penjaringan Bakal Calon Kepala Urusan Dan Teknis Lapangan Pasal 10 (1) Panitia Melaksanakan KEgiatan Penjaringan bakal Calon, Kepala Urusan dan pelaksana Teknis lapangan pada waktu yang telah ditetapkan. (2) Permohonan/lamaran pencalonan Kepala Urusan dan pelaksana Teknis lapangan diajukan dengan ditulis dengan tangan sendiri diatas kertas bermaterai cukup kepada Kepala Desa dengan dilengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal (3). Pasal 11 (1) Apabila sampai dengan berakhirnya masa pendaftaran belum ada bakal calon, maka penutupan pendaftaran akan diperpanjang paling lama 2 kali masa perpanjangan masing-masing selama 7 (tujuh) hari. (2) Apabila sampai batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum ada yang mendaftar, maka panitia melaporkan kepada Kepala Desa. (3) Apabila jabatan Kepala Urusan dan pelaksana Teknis lapangan kosong atau berakhir masa jabatannya, maka Kepala Desa dangan persetujuan BPD membubarkan panitia dan mengajukan bakal calon Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan yang memenuhi syarat kepada Bupati melalui Camat untuk nendapatkan pertimbangan.

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Bagian Ketiga Tatacara Penyaringan dan Pengangkatan Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan Pasal 12 Setelah dilakukan penjaringan bakal calon Kepala Urusan dan pelaksana Teknis lapangan, panitia pengangkatan perangkat desa melakukan penyaringan. Penyaringan sebagaimna dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui seleksi administrasi dan ujian tertulis dengan soal ujian yang dibuat oleh panitia. Bagi calon pelaksana teknis lapangan disamping melaksanakan ujian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga melaksanakan ujian pengetahuan teknis terkait. Bakal calon yang dapat ditetapkan sebagai calon Kepala Urusan dan pelaksana Teknis lapangan merupakan bakal calon yang lulus dalam penyaringan. Penetapan nama calon Kepala Urusan dan pelaksana Teknis lapangan dituangkan dalam berita acara hasil seleksi bakal calon yang ditanda tangani oleh ketua dan sekretaris panitia. Apabila dalam kegiatan penyaringan bakal calon tidak ada seorangpun Bakal calon yang lulus maka diawali lagi dari kegiatan penjaringan dan penyaringan bakal calon. Pasal 13 Berita acara hasil seleksi bakal calon disampaikan kepada Kepala Desa oleh panitia. Dalam hal hanya ada (1) satu calon yang dinyatakan lulus, maka Kepala desa membuat keputusan pengangkatan. Apabila calon yang dinyatakan lulus lebih dari 1 (satu) maka Kepala Desa mengangkat salahsatu calon dari nilai tertinggi hasil seleksi. Apabila terdapat calon dengan nilai tertingi sama lebih dari 1 (satu) maka diadakan ujian tertulis ulang sampai diperoleh satu calon yang mendapat nilai tertinggi. Keputusan Kepala Desa tentang pengangkatan calon Kepala Urusan dan pelaksana Teknis lapangan menjadi perangkat desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) disampailan kepada Camat.

(1) (2) (3) (4) (5)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Bagian Keempat Tata Cara Penyaringan dan pengangkatan Kepala Dusun Pasal 14 Setelah dilakukan penjaringan bakal calon Kepala Dusun, Panitia melakukan penyaringan. Penyaringan sebagaimna dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui seleksi administrasi dan ujian tertulis dengan soal ujian yang dibuat oleh panitia. Bagi calon Kepala Dusun disamping melaksanakan ujian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga melaksanakan ujian pengetahuan Pengetahuan wilayah dusun yang bersangkutan. Bakal calon yang dapat ditetapkan sebagai calon Kepala Dusun merupakan bakal calon yang lulus dalam penyaringan. Penetapan nama calon Kepala Dusun dituangkan dalam berita acara hasil seleksi bakal calon yang ditanda tangani oleh ketua dan sekretaris panitia. Apabila dalam kegiatan penyaringan bakal calon tidak ada seorangpun Bakal calon yang lulus maka diawali lagi dari penjaringan dan penyaringan bakal calon. Berita acara hasil seleksi bakal calon disampaikan kepada Kepala Desa oleh panitia.

Bagian Kelima Pemilihan Calon Kepala Dusun Pasal 15 (1) Kepala Dusun dipilih secara langsung oleh warga dusun yang bersangkutan setelah melalui tahap penjaringan dan penyaringan calon Kepala Dusun yang dilaksanakan oleh panitia, yang dituangkan oleh Berita Acara pemilihan Perangkat Desa. (2) Calon Kepala Dusun dengan suara terbanyak ditetapkan menjadi Kepala Dusun dengan Keputusan Kepala Desa. (3) Keputusan Kepala desa tentang pengangkatan calon Kepala Dusun menjadi perangkat desa disampsikan kepada camat.

(1) (2) (3)

Bagian Keenam Pelantikan Calon Kepala Dusun, Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan Pasal 16 Pelantikan calon perangkat desa menjadi Kepala Dusun, Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan dilakukan oleh Kepala Desa dan dilaksanakan di balai/kantor desa atau ditempat lain diwilayah desa bersangkutan. Sebelum memangku jabatan, Kepala Dusun, Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan wajib Mengucapkan sumpah /janji. Susunan kata-kata sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sebagai berikut : Demi Allah Saya bersumpah. - Bahwa saya akan memenuhi kewjiban saya selaku ................. (Menyebut jabatan Masing-masing) dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya; - Bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara; dan - Bahwa saya akan menegakan kehidupan demokrasi dan Undang-undang Dasar 1945 dan melaksanakan segala peraturan Perundang-undangan dengan seluruslurusnya yang berlaku bagi desa, daerah, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagian Ketujuh Tindakan Dan Sanksi Pasal 17

Panitia atau siapapun yang terbukti melakukan pelanggaran dalam proses pelaksanaan pemilihan dan atau pengangkatan akan dikenakan tindakan hukum atau sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Kedelapan Pembiayaan Pasal 18 Biaya penyelenggaraan pengangkatan dan atau pemilihan Kepala Dusun, Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja desa.

BAB VI MASA JABATAN PERANGKAT DESA Pasal 19 (1) Masa jabatan Sekretaris Desa diatur sesuai dengan ketentuan pertaturan Perundangundangan yang berlaku. (2) Masa jabatan Kepala Dusun, Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan adalah 6 (Enam) tahun dan dapat dipilih atau di angkat kembali. (3) Dalam hal masa jabatan Kepala Dusun, Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan akan berakhir, maka dalam waktu paling singkat 6 (enam) bulan sebelum masa jabatan berakhir Kepala Desa secara tertulis memberitahukan yang bersangkutan bahwa masa jabatannya akan segera berakhir. (4) Kepala Dusun, Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis Lapangan setelah menerima surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diproses pemberhentiannya paling lama 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan.

BAB VII KEDUDUKAN KEUANGAN Pasal 20 Perangkat Desa diberikan Penghasilan tetap setiap bulan dan atau tunjangan lainnya sesuai dengan kemampuan keuangan desa. (2) Penghasilan tetap dan atau tunjangan lainnya diterima Perangkat Desa sebagaimana dimakasud pada ayat (1), ditetapkan setiap tahun dalam APBDesa . Pasal 21 Pegawai Negeri yang diangkat menjadi Perangkat Desa menerima penghasilan sesuai dengan Dengan Kemampuan Keuangan desa. (1) (2) Pasal 22 Perangkat Desa selain menerima penghasilan dapat diberikan tunjangan lainnya sesuai dengan kemampuan keuangan desa. Jenis Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain: a. Tunjangan Kesehatan; b. Tunjangan Uang Duka; c. Tunjangan jasa Pengabdian; d. Tunjangan Keluarga. Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapka setiap tahunnya dalam APB Desa (1)

(3)

Pasal 23 Tunjangan Kesehatan menyangkut biaya pemeriksaan kesehatan, pengobata dan perawatan bagi kepala desa dan Perangkat desa seta keluargannya yang bukan berasal dari Pegawai Negeri diberikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (1) (2) Pasal 24 Tunjangan Uang Duka diberikan kepada Kepala Desa atau Perangkat Desa yang meninggal dunia didalam dan atau sewaktu menjalankan tugas sebagai pejabat pemerintah desa. Tunjangan uang duka diberikan kepada ahli waris yang berhak disamping diberikan tunjangan lainnya dari Pemerintah Desa.

Pasal 25 Tunjangan jasa pengabdian diberikan kepada Kepala Desa atau Perangkat Desa yang diberhetikan dengan hormat dari jabatannya dan mempunyai masa kerja secara berturutturut sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun untuk Kepala Desa dan 5 tahun untuk Perangkat Desa Sebagai Pejabat Pemerintah Desa. (1) (2) Pasal 26 Tunjangan Keluarga diberikan Kepada Kepala Desa Dan Perangkat Desa untuk seorang isteri/suami dan sebanyak-banyaknya 2(dua) orang anak dalam tanggungan. Tunjangan Keluaraga sebagainmana dimaksud pada ayat (1) bukan berasal dari Pegawai Negeri.

Pasal 27 Pelaksanaan pemberian penghasilan dan tunjanagan bagi perangkat Desa atau Pejaba Perangkat Desa dihitug sejak tanggal pelantikan samapai dengan ditetapkannya keputusan Pemberhentian. (1) (2) Pasal 28 Pengawasan terhadap Pelaksanaan Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa dilakukan oleh BPD, Bupati atau Pejabat jang ditunjuk. Penyalah gunaan pelaksanaan kedudukan keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa dikenaka sangsi sesuai dengan ketentuan perturan Perundang-undangan.

BAB VIII URAIAN TUGAS Pasal 29 (1) (2) (3) Sekretaris Desa Berkedudukan sebagai unsur staf pembantu Kepala Desa dan Memimpin sekretariat desa atau ketatausahaan. Sekretariat Desa terdiri dari Sekretaris Desa sebagai pemimpin Sekretriat Desa dan kepala-kepala urusan. Sekretaris Desa menjalankan tugas administrasi dan bertanggungjawab kepada kepala Desa.

Pasal 30 Sekretaris desa adalah dalam membatu kepala Desa mempunyai tugas : a. Melaksanakan urusan surat-menyurat , Kearsipan dan laporan; b. Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendaliakan serta mengawasi semua unsur/kegiatan Sekretariat Desa. c. Mengadakan kegiatan inventarisasi ( mencatat,mengawasi ,memelihara kekayaan Desa), d. Melaksanakan administrasi kependududkan ,administrasi pembangunan dan administrasi kemasyarakatan e. Merumuskan kegiatan Kepala Desa, f. Menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Desa, g. Mengadakan dan melaksanakan persiapan Rapat ddan mencatat hasil-hasil Rapat, h. Melaksanakan Administrasi Kepegawaian AparatDesa, i. Memberikan Saran dan pendapat kepada Kepala Desa, j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KepalaDesa Pasal 31 Dalam melaksanakan Tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, Sekretaris Desamempunyai fungsi; a. Pelaksanaan administrasi bidang pemerintahan,Pembangunan dan kemasyarakatan; b. Pelaksanaan Surat menyurat,kearsipan dan laporan; c. Pelaksanaan urusan keuangan; d. Pelaksanaan tugas dan fungsi Kepala Desa apabila Kepala Desa berhalangan melaksanakan tugas; e. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan petugas teknik lapangan dan kepala dusun; f. Pengkoordinasian Tugas-tugas Kepala urusan dan staf.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pasal 32 Kepala-kepala Urusan bertugas membantu sekretaris Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Kepala-kepala urusan bertugas membantu sekretaris Desa dalam memeberikan pelayananadministrasi desa. Kepala-kepala urusan diangkat oleh Kepala Desa dari pendududk desa. Pengangkatan kepala-kepala urusan sebagai mana dimaksud pada Ayat (4) ditetapkan dengan keputusan kepala Desa. Dalam melaksanakan tugasnya,Kepala-kepala Urusan berada dibawahSekretaris Desa. Kepala-kepala urusan bertanggung jawab kepada Kepala Desa Mulai sekretaris Desa Kepala-kepala urusan sebagai mana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri dari; a. Kepala Urusan Umum dan pemerintahan; b. Kepala Urusan ekonomi dan pembangunan; c. Kepala Urusan kesejahteraan rakyat; d. Kepala Urusan lainnya sesuai dengan kebutuhan desa. Pasal 33 Kepala Urusan umum dan pemerintahan mempunyai tugas melakuka urusan ketatausahaan,kearsipan,rumah tangga,menyusun rencana ,mengepaluasi pelaksanaan dan menyusun laporan di bidang pemerintahan serta melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan oleh Kepala Desa. Untuk melaksanakan tugas sebagai mana dimaksud pada ayat (1) kepala urusan umum dan pemerintahan mempunyai fungsi; a. Penyusunan program serta penyelenggaraan ketatausahaan dan kearsipan; b. Penyusunan program serta melakukan urusan perlengkapan dan inventaris desa; c. Penyusunan program dn rumah tangga desa; d. Penyusunan program dan rencana anggaran pendapatan dan belanja desa; e. Penyusunan rencana laporan keuangan pertanggungjawaban Kepala Desa f. Penyusunan pertanggungjawaban administrasi keuangan pemerintahan desa; g. Penyusunan rencana penyelenggaran pemerinahan desa dan pemerintahan umum; h. Penyusunan rencana dan pengumpulan bahan dalam rangka pembianaan wilayah dan masyarakat; i. Penyusunan program dan pelayananan kepda masyarakatdi bidang pemerintahan; j. Penyusunan rencana dan melakukan pengadministrasian di bidang pemeritahan,ketentraman dan ketertiban; k. Penyusunan program dan pengadministrasian di bidang kependudukan dan catatan sipilserta administrasi pertanahan.

(1)

(2)

Pasal 34 (1) Kepala Urusan Ekonomi dan pembangunan mempunyai tugas menyusun rencana, pengendalian, mengevaluasi elaksanaan serta menyusun laporan di bidang ekonomi dan pembngunan desa serta melaksanakan tugas-tugas lainnnya yang di berikan oleh Kepala Desa. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala urusan ekonomi dan pembangunan mempunyai fungsi : a. Penyusunan program dan penyelenggaraan pembangunan di desa; b. Penyusunan progam dan bimbingan di bidang perekonomian, distri busi dan produksi; c. Penyusunan program dan melakukan pelayana kepada masyarakat di bidang perekonomian dan pembangunan; d. Penyusunan program dan melakukan koordinasi pelaksanaan pembngunan serta menjaga dan memelihara prasarana dan sarana fisik lingkungan desanya.

(1)

(2)

Pasal 35 Kepala Urusan Kesejahteraan rakyat mempunyai tugas menyusun rencana, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan serta menyusun laporan di bidang kesejahteraan rakyat serta melaksanakan tugas-tugas lain yang di berikan oleh Kepala Desa Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Usuran Kesejaheraan Rakyat mempunyai Fungsi : a. Penyusunan program dan melakukan pelayanan kepada masyarakat di bidang kesejahteraan Sosial; b. Penyusunan program dan melakukan pembinaan dalam bidang keagamaan, keluarga berencana, kesehatan dan pendidikan masyarakat; c. Penyusunan program dan membantu kegiatan Zakat, infak dan sodaqoh; d. Penyusunan program dan pengumpulan bahan serta menyelenggarakan pengadministrasian si bidang kesejahteraan sosial. Pasal 36 Pelaksana Teknis lapangan merupakan penduduk desa yang melakukan suatu tugas tertentu dalam urusan agama, sosial kemasyarakatan, menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat desa, mengatur hal-hal yang berkaitan dengan pertanian dan pengairan dan atau urusan lain menurut adat kebiasaan desa setempat serta melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Desa yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sosial budaya masyarakat. Pelaksana teknis lapanganmerupakan unsur pelaksana yang menjalankan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala desa. Pasal 37 Kepala Dusun Merupakan pembantu Kepala Desa yang mengepalai suatu dusun. Kepala Dusun sebagai unsur pelaksana tugas Kepala Desa dalam Wilayah kerjanya. Kepala Dusun Mempunyai Tugas menjalankan kegiatan Kepala Desa dalam kepemimpinan Kepala dea di wilayah kerjanya. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala Dusun mempunyai Fungsi : a. Pelaksana kegiatan pemerintahan dan pembangunan serta pembinaan ketentraman dan ketertiban di wilayah kerjanya; b. Pelaksana Peraturan Desa diwilayah kerjanya; c. Pelaksana kebijakan Kepala Desa.

(1)

(2)

(1) (2) (3) (4)

BAB IX HUBUNGAN KERJA Pasal 38 Hubungan kerja antara pemerintah desa dengan Badan Permusyawaratan Desa : a. Merupakan unsur penyelengara pemerintahan desa; b. Dalam menjalankan tugasnya BPD berkedudukan sebagai mitra kerja pemerintah desa. Pasal 39 Hubungan kerja antara pemerintah desa dengan Lembaga Kemasyarakatan desa : a. Merupakan mitra kerja pemerintah desa dalam memberdayakan desa; b. Bersifat kemitraan, konsultatif dan koodinatif.

Pasal 40 Hubungan kerja antara pemerintah desa dengan warga masyarakat : a. Pemerintah desa merupakan pelayana masyarakat, oleh karena itu dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus mengutamakan masyarakat; b. Masyarakat mempunyai kewajiban untuk berfartisipasi aktif dalam pelaksanaan pembangunan desa. Pasal 41 Hubungan kerja antara pemerintah desa dengan instansi pemerintah : a. Pemerintah dan pemerintah Provinsi wajib membina dan penyelengaraan pemerintah desa; b. Pemerintah kabupaten dan kecamatan wajib , membina dan mengawasi penyelenggaaan pemerintahan desa. Pasal 42 Hubungan Kerja antara Kepala Desa dan BPD : a. Kepala Desa dalam menjalankan tugasnya berkoordinasi dengan BPD; b. Bersifat kemitraan, koordinatif dan konsultatif. Pasal 43 Hubungan kerja antara Kepala Desa dengan lembaga Kemasyarakatan Desa : a. Merupakan mitra kerja Kepala Desa dalam meberdayakan masyarakat Desa; b. Bersifat kemitraan, koordinatif dan konsultatif. Pasal 44 Hubungan Kerja antara Kepala Desa Dengan Masyarakat Desa : a. Kepala Desa merupakan pelayan masyarakat oleh karena itu dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus mengutamakan kepentingan masyarakat; b. Masyarakat mempunyai kewajiban untuk berfartisipasi aktif dalam pelaksanaan pembangunan desa. Pasal 45 Hubungan antara Kepala Desa dengan perangkat desa : a. Kepala Desa merupakan pimpinan Pemerintah Desa sehingga mempunyai tugas membina, mengarahkan kinerja perangkat Desa; b. Dalam Menjalankan tugas dan fungsinya perangkat desa bertanggungjawab kepada kepala desa. Pasal 46 Hubungan kerja antara perangkat desa dengan warga masyarakat : a. Perangkat desa merupakan pelayan masyarakat oleh karena itu dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus mengutamakan kepentiingan masyarakat; b. Masyarakat mempunyai kewajiban untuk berpartisifasi aktif dalam penyelenggaraan pemerintah desa. Pasal 47 Hubungan antara perangkat desa dengan Lembaga Kemasyarakatan Desa : a. Lembaga Kemasyarakatan Desa merupakan mitra kerja perangkat desa dalam memberdayakan masyarakat desa; b. Hubungan yang bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif.

BAB X LARANGAN Pasal 48

Perangkat Desa dilarang : a. Menjadi pengurus partai politik; b. Merangkap jabatan sebagai ketua atau anggota bpd dan lembaga kemasyarakatan di desa; c. Menyalahgunakan wewenang; d. Melakukan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme, menerima uang jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukan; e. Melanggar sumpah/janji jabatan; f. Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat dan mendiskrinimasukan warga atau golongan masyarakat lain; g. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat desa.

BAB XI TINDAKAN PENYIDIKAN TERHADAP PERANGKAT DESA Pasal 49 (1) Tindakan penyidikan terhadap perangkat desa dilaksanakan setelah memperoleh persetujuan tertulis dari Kepala Desa. (2) Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagai mana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. Tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan. b. Diduga telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati. (3) Tindakan penyidikan sebagaiman dimaksud pada ayat (2) diberitahukan secara tertulis oleh atasan penyidik Kepala Desa paling lama 3 (tiga) kali 24 jam. BAB IX PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA Pasal 50 (1) Perangkat Desa berhenti karena : a. Meningal dunia; b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri; c. Diberhentikan. (2) Perangkat desa yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c karena: a. Berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru; b. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap berturut-turut selama 6 (enam) bulan; c. Tidak memenuhi syarat sebagai Perangkat Desa; d. Dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan; e. Tidak melaksanakan kewajibannya sebagai Perangkat Desa; f. Melanggar larangan bagi perangkat desa; (3) Pemberhentian sebagaimanadi maksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dangan keputusan Kepala Desa. Pasal 51 (1) Perangkat Desa diberhentikan sementara oleh Kepala Desa apabila dinyatakan melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana serendah-rendahnya 5 (lima) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang belum memperoleh kekuatan hukum tetap. (2) Kepala Desa meneritkan Keputusan Kepala Desa tentang pemberhentian sementara perangkat desa setelah Kepala Desa menerima salinan penetapan perangkat desa sebagai terduga dan atau tersangka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari instansi berwenang.

(3) Perangkat desa di berhentikan oleh Kepala Desa apabila terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. (4) Kepala Desa dapat menerbikkan Keputusan Kepala Desa tentang pemberhentian perangkat desa setelah Kepala desa menerima salinan putusan pengadilan yang menetapkan hukuman bagi perangkat desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari instansi berwenang. Pasal 52 (1) Perangkat desa di berhentikan sementara oleh Kepala Desa Karena berstatus sebagai tersangka melakukan tindak pidana korupsi, tindak pidana terorisme, makar dan atau tindak pidana terhadap keamanan Negara.

(2)

(3) (4)

Kepala Desa meneritkan Keputusan Kepala Desa tentang pemberhentian sementara perangkat desa setelah Kepala Desa menerima salinan penetapan perangkat desa sebagai terduga dan atau tersangka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari instansi berwenang. Perangkat desa di berhentikan oleh Kepala Desa apabila terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Kepala Desa dapat menerbikkan Keputusan Kepala Desa tentang pemberhentian perangkat desa setelah Kepala desa menerima salinan putusan pengadilan yang menetapkan hukuman bagi perangkat desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari instansi berwenang. Pasal 53

(1)

(2)

Perangkat desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 ayat (1) dan pasal 23, setelah melalui proses peradilan ternyata terbukti tidak bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, paling lama 30 (tiga Puluh) hari sejak ditetapkan putusan pengadilan, Kepala DesaHarus Merehabilitasi dan atau mengaktifkan kembali perangkat desa yang bersangkutan sampai dengan masa akhir jabatan. Apabila Peranglkat desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah berakhir masa jabatannya Kepala desa hanya merehabilitasi perangkat desa yang bersangkutan. Pasal 54

(1) Bagi Perangkat Desa yang duberhentikan sementara. Kepala Desa dapat menunjuk pelaksana harian. (2) Apabila Perangkat Desa diberhentikan, Kepala Desa menunjuk seorang pelaksanaan harian dari Perangkat Desa lainnya dan dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan harus sudah dilaksanakan pengangkatan. (3) Penunjukan pelaksanaan harian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa. BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 55 Perangkat desa yang ada pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini tetap melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sampai dengan berakhirnya masa jabatan Perangkat Desa yang bersangkutan.

BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 56 Hal-hal yang belum di atur dalam peraturan Desa ini sepanjang menyangkut teknis pelaksanaannya, diatur dalam Keputusan Kepala Desa. Pasal 57 Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan . Agar setiap orang mengetahuinya.

Ditetapkan di : PASIRNANJUNG Pada tanggal : 1 Februari 2009 Menyetujui, BADAN PERNUSYAWARATAN DESA PASIRNANJUNG KEPALA DESA PASIRNANJUNG

UNDANG S.Pd

ADJUM SYAMSUDI

BERITA ACARA PERSETUJUAN BADAN PEERMUSYAWARATAN DESA PASIRNANJUNG KECAMATAN CIMANGGUNG KABUPATEN SUMEDANG TENTANG PERANGKAT DESA

................................Pada Hari ini Minggu tanggal Satu bulan Februari tahun Dua Ribu Sembilan bertempat di kantor Kepala Desa Pasirnanjung Kecamatan cimanggung Kabupaten Sumedang, kami Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pasirnanjung telah mengadakan musyawarah untuk membahas rancangan peraturan desa tentang Perangkat Desa Pasienanjung Setelah membaca dan mempelajari Rancangan Peraturan Desa dimaksud serta mendengar dan menampung aspirasi dari para pengurus lembaga kemasyarakatan dan para tokoh/unsur masyarakat Desa Pasirnanjung tentang Perangkat Desa Pasirnanjung, kami sepakat bahwa pada prinsipnya menyetujui Rancangan Peraturan Desa tentang Perangkat Desa Pasirnanjung untuk ditetapkan menjadi Peraturan Desa, Sepanjang memenuhi ketentuan Perundangundangan. Demikian berita acara persetujuan BPD Pasirnanjung ini di buat berdasarkan musywarah mufakat BPD Pasirnanjung untuk dijadikan bahan lebih lanjut. BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PASIRNANJUNG 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. KETUA Wk. Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota : : : : : : : : : : : Undang, S.Pd Jajang Rahayu Endang S, S.Pd Yaya Atang Magim Odik Sulaeman Male Uju Sunarya Yaya Karya Marsid (.......... ) (.......... ) (.......... ) (.......... ) (.......... ) (.......... ) (.......... ) (.......... ) (.......... ) (.......... ) (.......... )

10. Anggota 11. Anggota

Anda mungkin juga menyukai