Anda di halaman 1dari 29

Laporan kasus

GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EFISODE KINI HIPOMANIK (F 31.0)


Oleh Andhika Aulia Akbar Pembimbing dr. H. Yulizar Darwis, Sp.KJ,MM I1A006016

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRIK


IDENTITAS PASIEN Nama Usia Jenis Kelamin Alamat RT.18 Pendidikan Pekerjaan Agama Suku Bangsa Status Perkawinan

: Ny.N : 38 tahun : Perempuan : Jl. Sungai Jingah No.30


: SD : IRT : Islam : Banjar : Indonesia : Menikah

RIWAYAT PSIKIATRIK Alloanamnesa dengan suami Autoanamnesis dengan pasien 29 September 2011 (11.00 WITA) KELUHAN UTAMA Sakit kepala

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pada Bulan Januari 2011 os mulai sering mengeluh sakit kepala menusuk-nusuk. Os seringkali marah jika sedang sakit kepala dan tidak suka jika ditentang sedikitpun. Os seringkali mengeluhkan sakit kepala jika os sedang banyak masalah. Os terlihat lebih sering mengomel dan marah-marah di rumah, padahal sebelumnya os bukan merupakan seorang yang mudah marah. Selain itu, os juga terlihat menjadi pemalas dalam melakukan pekerjaan rumah. Os juga mengalami penurunan nafsu makan dan terkadang mengeluh nyeri ulu hati.

Karena os semakin sering mengeluh sakit kepala yang menusuknusuk, dan memberat dalam beberapa hari belakangan, akhirnya suami os membawa os berobat ke poliklinik Penyakit Dalam pada Januari 2011. Setelah memeriksakan diri ke poliklinik Penyakit Dalam, os dirujuk untuk memeriksakan diri ke poliklinik Jiwa oleh dokter spesialis Penyakit Dalam. Os datang ke poliklinik Jiwa sebanyak satu kali pada bulan Januari 2011 dengan status berobat jalan. Setelah itu os tidak pernah lagi berobat ke poliklinik Jiwa selama delapan bulan karena os sudah tidak mengeluhkan gejala tersebut lagi. 24 September 2011 pasien datang memeriksakan diri ke poliklinik Jiwa lagi dengan keluhan serupa dan diberi obat rawat jalan untuk satu minggu. Tanggal 29 September pasien datang kembali untuk control pengobatan.

Pasien merasa telah mengalami perubahan sikap dan tingkah laku sejak awal tahun 2011. Pasien berobat pada bulan Januari 2011 dengan keluhan sering sakit kepala, nafsu makan menurun, pasien menjadi pemalas melakukan pekerjaan rumahnya, pasien seringkali merasa sedih, dan seringkali memikirkan untuk mati saja. Selain itu, pasien juga mudah marah terhadap keluarganya, terutama terhadap anak-anaknya. Pasien mengaku sering sakit kepala sejak bulan Desember 2010. Sakit kepala hilang timbul, terutama timbul jika pasien merasa sedang banyak masalah. Pasien juga sering merasa sedih sejak tahun 2010, pasien sedih memikirkan masalah keluarganya. Pasien mengeluhkan kondisi keluarganya yang tinggal bergabung dalam satu rumah, dan saudara-saudara iparnya yang sering meminta makanan keluarganya, pasien merasa sangat terganggu oleh keributan yang sering terjadi dalam keluarganya. Selain itu pasien juga sedih memikirkan kondisi pekerjaan suaminya yang masih sangat tergantung pada orang tuanya.

Pasien juga merasa menjadi mudah marah, terutama terhadap anak-anaknya yang sering tidak mau mendengarkan perkataan pasien. Pasien mengaku sebelumnya bukan seorang yang pemarah apalagi terhadap anak-anaknya. Pasien merasakan dirinya mulai malas mengerjakan pekerjaan rumah sejak awal Januari 2011. Pasien merasa tidak terlalu nafsu makan dan seringkali kehilangan kemauan untuk bekerja. Pasien akhirnya berobat ke poliklinik penyakit dalam karena sudah tidak tahan lagi dengan sakit kepala yang sangat sering dirasakannya. Dari poli penyakit dalam, pasien dirujuk untuk berobat ke poli Jiwa. Pasien akhirnya berobat di poli Jiwa pada Januari 2011 dan mendapatkan obat rawat jalan. Pasien kemudian tidak pernah kontrol ulang dan putus pengobatan selama 8 bulan karena pasien merasa baik-baik saja.

Pada tanggal 24 September 2011 pasien datang kembali ke poli Jiwa dengan keluhan susah tidur. Pasien mengaku susah tidur sejak hari Senin, 19 September 2011. Pasien sering telat tidur dan bangun pada subuh hari, terkadang pasien terbangun pada malam hari. Pasien juga merasa tidak bersemangat sejak susah tidur dan badannya terasa lemas. Pasien juga terkadang merasa sakit kepala menusuk yang hilang timbul dan dirasakan hampir setiap hari sejak sebelum bulan hari Raya Idul Fitri 1432 H. Pasien juga menjadi tidak sabaran terhadap anak-anaknya sejak sebelum hari raya lebaran, pasien terkadang bisa memukul anaknya jika sedang merasa pusing dan anak-anaknya membuatnya kesal. Pasien mengaku sedang banyak masalah dan pusing memikirkannya. Pasien menceritakan bahwa suaminya sering marah-marah dengannya. Pasien menceritakan berbagai macam keluhan mulai dari masalah keluarganya yang tinggal satu rumah, masalah pekerjaan suaminya, tingkah laku saudara iparnya, kenakalan anak-anaknya, dan juga menceritakan kegiatan hariannya,

Semua hal tersebut diakui pasien membuatnya merasa pusing memikirkannya. Pasien mengakui dirinya sangat labil, terkadang pasien dapat menangis dan serasa ingin mati saja, tapi hal tersebut hanya dipikirkannya satu hari saja, keesokan harinya pasien dapat merasa senang kambali tanpa memikirkan masalah apapun. Pasien mengaku nafsu makannya baik-baik saja dan tidak mengalami gangguan makan. Pasien berobat jalan di poli Jiwa dan diberikan obat untuk satu minggu.

Tanggal 29 September 2011 pasien kontrol lagi dengan keluhan yang berkurang. Pasien sudah tidak merasa pusing lagi. Pasien juga sudah tidak merasa sedih lagi, malah pasien mengakui bahwa ia sangat gembira. Menurut pengakuan pasien, ia sudah tidak senang memarahi anaknya lagi. Pasien mengakui hidupnya senang-senang saja dan mertuanya sayang padanya. Pasien juga berulang kali menyatakan kalo ia sudah sembuh dari stress. Pasien tidak mengatakan keluhan-keluhan lainnya. Pasien hanya mengatakan kalau ia sekarang sudah merasa senang dan tidak banyak pikiran lagi. Pasien mengatakan meskipun masalah keluarganya banyak, ia tidak sedih memikirkannya lagi.

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

Riwayat Prenatal Tidak didapatkan Riwayat Masa Bayi data Riwayat Masa Kanak-kanak Riwayat Masa Remaja : os termasuk kepribadian histerionik Riwayat Pendidikan: SD Riwayat Pekerjaan : os bekerja sebagai ibu rumah tangga. Riwayat Perkawinan: os kawin 2 kali

PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA

Saat ini pasien tinggal bersama suami dan 3 orang anaknya, Keluarga suami os tinggal berdekatan di sekitar rumah Os. Saudara ipar os sering minta makanan jika os sedang masak makanan. Menurut os sakit kepala dan penurunan nafsu makan yang dialami os disebabkan karena banyak masalah yang dihadapi os.

STATUS MENTALIS

PENAMPILAN Seorang Perempuan bertubuh tidak terlalu tinggi, berbadan kurus. Menggenakan pakaian warna ungu, celana panjang, berjilbab kuning, pasien tampak rapi. Penampilan pasien sesuai dengan usianya. Kesadaran Perilaku dan aktivitas psikomotor pembicaraan Sikap terhadap pemeriksa Kontak psikis Afek Ekspresi afektif : Komposmentis : Normal : Koheren, spontan, lancar : kooperatif : Wajar : Hiperthym : Gembira

STATUS MENTALIS

Kesadaran : Komposmentis Orientasi : W/T/O (+/+/+) Konsentrasi : Terganggu Daya Ingat : Baik Kemampuan menolong diri sendiri : Baik Halusinasi/ilusi : Tidak ada Waham : Tidak ada Tilikan : Derajat 1 Taraf kepercayaan : dapat dipercaya

STATUS INTERNUS

Keadaan umum : Baik Tanda vital: TD : 110/80 mmHg Nadi : 82 x/menit


RR : 20 x/menit

: 36,50C

STATUS NEUROLOGIKUS

N I XII : kelainan Gejala rangsang meningeal Gejala TIK meningkat Refleks fisiologis Refleks patologis :

Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Normal Tidak ada

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pada Bulan Januari 2011 os mulai sering mengeluh sakit kepala, nafsu makan menurun, pasien menjadi pemalas melakukan pekerjaan rumahnya, pasien seringkali merasa sedih, dan seringkali memikirkan untuk mati saja. Selain itu, pasien juga mudah marah terhadap keluarganya, terutama terhadap anakanaknya. os berobat ke poliklinik Penyakit Dalam pada Januari 2011. os dirujuk untuk memeriksakan diri ke poliklinik Jiwa dan os berobat jalan, os tidak berobat selama 8 bulan. 24 September 2011 pasien datang memeriksakan diri ke poliklinik Jiwa lagi dengan keluhan serupa dan diberi obat rawat jalan untuk satu minggu. Tanggal 29 September pasien datang kembali untuk control

Pasien sering merasa sedih sejak tahun 2010, pasien sedih memikirkan masalah keluarganya. Pasien mengeluhkan kondisi keluarganya yang tinggal bergabung dalam satu rumah, dan saudara-saudara iparnya yang sering meminta makanan keluarganya. Pasien mengakui dirinya sangat labil, terkadang pasien dapat menangis dan serasa ingin mati saja, tapi hal tersebut hanya dipikirkannya satu hari saja, keesokan harinya pasien dapat merasa senang kambali tanpa memikirkan masalah apapun.

Kontak (+) wajar(-) tidak dapat dipertahankan Afek : hiperthym Ekspresi fasial : bahagia Konsentrasi : terganggu Tilikan : T1

STRESSOR
Masalah keluarga dan ekonomi

EVALUASI MULTIAKSIAL

1. Aksis I : F.31.0 2. Aksis II : kepribadian histerionik 3. Aksis III : Cefalgia 4. Aksis IV : Masalah keluarga dan ekonomi 5. Aksis V : GAF scale 90-81

DAFTAR MASALAH
Organobiologik Status internus dan kelainan neurologi tidak ada kelainan Psikologik Perilaku dan aktivitas psikomotor Normoaktif, afek hiperthym, ekspresi afektif senyum, empati dapat dirabarasakan, daya ingat tidak tergangu, intelegensia dan pengetahuan umum sesuai dengan pendidikan dan usia, halusinasi tidak ada, waham tidak ada , tilikan derajat dua Sosial Keluarga Menurut os sakit kepala dan penurunan nafsu makan yang dialami os disebabkan karena banyak masalah yang dihadapi os.

RENCANA TERAPI
Medika mentosa : Haloperidol 0,5 mg 2x1 THP 2 mg 2x1

DISKUSI
Pasien didiagnosis

GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EFISODE KINI HIPOMANIK (F 31.0)

DASAR DIAGNOSIS
Peningkatan aktivitas
Bersifat episode berulang (2 episode) mania & defresi

Gejala lebih ringan dari mania

Tidak disertai halusinasi dan waham

F.31.0

TERAPI MEDIKAMENTOSA Haloperidol 2x0,5 mg


Pilihan utama untuk gangguan mania atau profilaksis untuk gangguan bipolar

Kalxetin 2 x 10 mg
THP 2 x 2 mg

Obat anti depresi Golongan SSRI Baru

Sebagai obat anti sindrom parkinsonisme

MEKANISME KERJA OBAT ANTI DEPRESI


HIPOTESIS

sindrom depresif disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa aminergic neurotransmitter (noradrenaline, serotonin, dopamine) pada celah sinaps neuron di SSP (khususnya pada sistem limbik) sehingga aktivitas reseptor serotonin menurun

menghambat reuptake aminergic neurotransmitter dan menghambat penghancuran oleh enzim monoamine oxidase

Mekanisme obat anti mania


Sindrom mania disebabkan oleh tingginya kadar serotonin dalam celah sinaps neuron, khususnya pada sistem limbik yang berdampak terhadap dopamine reseptor supersensitivity

efek antimania disebabkan karena kemampuan mengurangi dopamine reseptor supersensitivity.

PSIKOTERAPI

Support dari keluarga Olahraga. Kegiatan. Musik.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai