Anda di halaman 1dari 3

Dentophobia dan Cara Menghadapinya

Duwi Santosa Add Comment Kesehatan Rabu, 29 Mei 2013

Salah satu alasan utama seseorang menghindari berhadapan dengan dokter gigi adalah rasa cemas terhadapnya. Mungkin saja seseorang pernah mengalami suatu pengalaman yang pahit dengan dokter gigi, takut karena melihat dari televisi saat operasi gigi berlangsung, ditakut-takuti teman, atau yang lainnya, sehingga berusaha sebisa mungkin tidak datang ke klinik gigi secara rutin. Padahal, dianjurkan setiap orang memeriksakan gigi setahun dua kali. Adanya ketakutan terhadap dokter gigi akan menyebabkan masalah dilain waktu. Misalnya, gigi yang membusuk dan tidak ditangani dengan segera akan berdampak buruk pada saraf. Gangguan pada saraf tentu akan memberikan dampak yang lebih tidak mengenakkan lagi bagi kesehatan. Nah, maka dari itu, pembahasan berikut diharapkan mampu meredakan ketakutan akan dokter gigi maupun klinik gigi.

Dentophobia (sumber : dreamstime.com)

Menurut dr. Michael Krochak dalam floss.com, dentophobia ini adalah masalah yang serius karena menghambat seseorang untuk datang ke dokter gigi dan memeriksakan gigi secara teratur. Di AS sendiri, hampir 50% penduduknya tidak memeriksakan gigi dengan teratur. Diperkirakan sekitar 9-15% merasa takut dan cemas karena pernah mengalami hal yang buruk sebelumnya. Dalam hitungan angka, berarti sekitar 30-40 juta orang takut dengan perawatan gigi dan benar-benar menghindarinya. Hal ini tentu saja dapat mengakibatkan komplikasi yang serius. Selain infeksi gusi dan gigi kronis, kemampuan untuk mengunyah dan mencerna makanan juga akan berkurang secara

otomatis. Tanpa gusi dan gigi yang sehat, untuk berbicara pun lebih sulit. Tidak sampai disana, gangguan tersebut juga akan membuat kadar percaya diri menurun dan mulai berpengaruh pada lingkungan sosial dan karier. Ini sepatutnya menjadi bahan pertimbangan. Berbagai Ketakutan Terhadap Dokter Gigi Ketakutan terhadap dokter gigi dapat muncul dengan berbagai musabab, antara lain adalah : 1. Saat datang ke dokter gigi, ia mendapatkan pengalaman atau kesan yang negatif, termasuk komentar tak mengenakkan yang diberikan sang doketr setelah memeriksa gigi, ini bisa terjadi. 2. Ada rasa malu jika keadaan gigi dijadikan bahan lelucon karena terdapat kelainan atau sebagainya. 3. Teringat dengan cerita horor karangan teman atau keluarga sehingga seakan-akan itu adalah nyata. 4. Rasa depersonalisasi dalam proses perawatan karena dipergunakannya berbagai perlengkapan seperti masker, sarung tangan karet, dan baju pelindung. Cara Menghadapi Ketakutan Terhadap Dokter Gigi Untuk menghadapi ketakutan ini, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain adalah : 1. Menyadari bahwa dentophobia dapat diatasi. Ketakutan merupakan sikap yang dapat dipelajari dan juga dapat dilupakan dengan mudah. 2. Mengubah sudut pandang yang semula menganggap bahwa pasien seakan tidak "dianggap" menjadi manusia yang hidup dan perlu dihargai. Komunikasi menjadi faktor yang utama. Seorang pasien ingin memastikan bahwa dirinya dipedulikan oleh tim medis yang menghadapinya. Ketakutannya dapat dipahami dan ekspresinya pun diketahui. Kita pun sebenarnya tidak perlu takut merasa sakit karena kecanggihan teknologi membuat proses berjalan lebih ringan dari sebelumnya. 3. Mintalah penjelasan detail mengenai semua prosedur yang akan dijalankan saat proses perawatan berlangsung. Dengan demikian, kita tidak perlu mencemaskan terjadinya kesalahan prosedural. 4. Pastikan anda memiliki wawasan yang jauh lebih luas mengenai hal yang belum anda ketahui. Ini penting kiranya untuk memilih dan memutuskan sesuatu. 5. Terbukalah dengan pihak dokter seputar tahap perawatan yang mampu anda lewati untuk pertama kalinya. 6. Coba lakukan relaksasi dengan duduk lebih santai. Tubuh yang rileks akan membuat pikiran rileks dan jernih. Tubuh manusia tidak mungkin mengakomodasi perasaan rileks dan cemas sekaligus, sebab otak tidak mampu memprosesnya. 7. Cobalah mengalihkan perhatian. Bawalah MP3 Player atau Ipod Nano yang berisi lagulagu favorit anda. Suara peralatan dokter gigi tidak akan begitu mencemaskan anda karena anda sedang mendengarkan musik. 8. Memprediksi rasa sakit. Kecanggihan teknologi dalam bidang kedokteran membuat rasa sakit benar-benar dapat dihilangkan. Jika anda akan menjalani operasi cabut gigi, dokter akan melakukan suntik anestesi lokal di gusi. Hanya beberapa saat saja anda akan

merasa mati rasa. Kalaupun harus menjalani suntikan lainnya, anda telah memprediksi lebih dulu. Demikianlah sedikit uraian mengenai dentophobia dan beberapa cara mengatasinya, semoga yang sedikit ini kiranya dapat bermanfaat.

SUMBER REFERENSI : Lubis, Nisrina. 2010. Melawan Rasa Takut. Yogyakarta : Garailmu

Sumber : http://www.galeripustaka.com/2013/05/dentophobia-dan-cara-menghadapinya.html

Anda mungkin juga menyukai