Anda di halaman 1dari 22

Peranan Polisi Lalu Lintas Dalam Menangani Kasus Kecelakaan di Kota Makassar .

DISUSUN OLEH : NAMA KELAS NIS NO.URUT : NUR ARIFIN NURDIN : XI IPA3 : 065645 : 27

KATA PENGANTAR Bismillahi rahmani rahim Puji syukur kehadirat Allah, Karena berkat rahmat Allah S.W.T, dan hidayahnya sehingga penyusunan Proposal ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Proposal ini dapat terselesaikan dengan baik jika tanpa bimbingan guru bidang studi. Dan kami menyadari penyusunan Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya kami. Akhir kata kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada guru pembimbing yang telah memberi bantuan dan arahannya. Semoga segala bantuan yang diberikan kepada kami mendapatkan ridho dari Allah S.W.T, Amien..

Makasssar,

Juni 2008

Penulis

i BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalu lintas merupakan gerak pindah manusia atau barang dengan menggunakan jalan umum didarat baik yang menggunakan alat gerak maupun tidak. Kegiatan berlalu lintas dijalan umum menumbuhkan permasalahan yang tentunya tidak diinginkan oleh setiap orang pekaian jalan. Dan ini juga pada hakekatnya merupakan masalah sosial, dimana timbulnya diawali pada terjadinya perkembangan dibidang pengetahuan dan teknologi yang akan membawa peningkatan kehidupan dalam masyarakat yang pada akhirnya akan membawa pemenuhan kebutuhan dalam masyarakat. Kemungkinan tersebut akan melahirkan masalah urbanisasi, peningkatan kebutuhan sarana angkutan dan penyediaan sarana penunjang. Ketidak seimbangan antara peningkatan pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan penyediaan fasilitator yang mendukungnya sebagai perwujudan pelayanan pemerintah pada masyarakat akan menimbulkan masalah lalulintas yang berbentuk : kecelakaan, pelanggaran dan kemacetan lalu lintas. Bentuk problema tersebut diatas yang juga merupakan ancaman dacn gangguan dalam bidang lalu lintas harus ditaati dengan segala upaya yang terus menerus. Kondisi lalu lintas pada umumnya baik di kota besar maupun di daerahdaerah sepanjang jalan raya di Indonesia dewasa ini sudah cukup memprihatinkan, terutama di kota-kota besar. Kemacetan dan Pelanggaran lalu lintas bahkan pada kecelakaan lalu lintas selalu kita jumpai sehari-hari, demikian juga korban kecelakaan lalu lintas masih relatif cukup tinggi. Faktor manusia mempunyai andil terbesar sebagai penyebab kondisi tersebut. Tingkat disiplin dan pemahaman terhadap peraturan dan sopan santun berlalu lintas yang rendah dari para pemakai jalan merupakan hal yang perlu mendapat perhatian khusus dalam upaya pemecahannya untuk mengatasi permasalahan di bidang lalu lintas. 1

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki kondisi lalu lintas di Indonesia, namun masih belum mampu mengimbangi perkembangan di bidang lalu lintas yang begitu pesat. Pembinaan terhadap sikap dan kepatuhan para pengemudi kendaraan bermotor mengenai peraturan-peraturan lalu lintas jalan telah banyak dilakukan Polri, tetapi dengan kenaikan jumlah kendaraan bermotor yang lebih cepat dibandingkan dengan perkembangan panjang jalan, maka untuk mewujudkan keadaan yang tertib, aman dan lancar di jalan perlu terus-menerus ditingkatkan, apalagi dengan terus munculnya pengemudi-pengemudi baru yang belum berpengalaman. Para pemakai jalan perlu dibekali pengetahuan bagaimana cara berlalu lintas di jalan raya dan menumbuhkan kesadaran para pemakai jalan terutama para pengemudi kendaraan bermotor. Dengan didasari undang-undang dan peraturan perundang-undang yang ada serta kebijakan pimpinan hankam dari Polri, maka lahirlah tugas pokok polisi lalu lintas : Melaksanakan tugas pokok Polri dibidang lalu lintas yang meliputi segala usaha pekerjaan dan kegiatan dan pengendalian lalu lintas untuk mencegah dan meniadakan gangguan serta ancaman agar terjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dijalan umum. Dari tugas pokok tersebut diatas maka dijabarkan peranan teknis lantas yaitu : Penyelenggaraan tugas Polri dibidang lalu lintas yang merupakan penjabaran kemampuan peranan polisi lalu lintas yang meliputi : penegakan hukum lalu lintas, aparat penyidik kecelakaan lalu lintas, dan lain. Usaha meningkatkan kesadaran lalu lintas merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pihak kepolisian sehingga tidak selalu terjadi korban jiwa dijalan raya akibat kelalaian para pengguna jalan. Bertolak dari permasalahan tersebut di atas, penulis akan mengangkat permasalahan ini dalam bentuk Skripsi guna untuk mencari alternatif pemecahannya dalam rangka menekan terjadinya kecelakaan lalu lintas yang berlokasi di kota makassar. Dengan latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan mengangkat judul tentang Peranan Polisi Lalu Lintas Dalam Menangani Kasus Kecelakaan di Kota Makassar . 2

B. Rumusan Masalah 1. 2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalu lintas di kota Makassar ? Upaya apa yang dilakukan dalam menangani kasus kecelakaan lalu lintas di kota Makassar ? C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Berdasarkan dan batasan masalah tersebut maka yang menjadi tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengrtahui faktor-faktor terjadinya kasus kecelakaan lalu lintas di kota makassar. 2. Untuk mengetahui makassar. Manfaat Penelitian Selanjutnya yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat khususnya para pemakai jalan yang berkenaan dengan peristiwa kasus kecelakaan lalu lintas. 2. Sebagai bahan bacaan bagi mereka yang berminat terhadap peranan polisi lalu lintas dalam menangani kasus kecelakaan lalu lintas, maupun bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya. D. Hipotesis Semakin sering dilakukan operasi penegakan hukum lalu lintas yang diketahui oleh para pengemudi akan meningkatkan kewaspadaan para pengemudi atau akan merubah tingkah laku berlalu lintas yang pada akhirnya dengan perubahan tersebut akan dapat meningkatkan keselamatan berlalu lintas tingkat kecelakaan lalu lintas yang terjadi di kota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Sebelum kita mengetahui pengertian kecelakaan lalu lintas maka terlebih dahulu kita harus mengetahui pengertian dari kecelakaan itu sendiri. Kecelakaan menurut kamus besar bahasa Indonesia yan diterbitkan oleh Balai Pustaka mempunyai arti kemalakgan atau kesusahan. Sedangkan kata lalu lintas mempunyai arti sangat luas, dimana didalamnya meliputi pengertian lalu lintas di jalan, di udara, di air, yang tediri lagi dari lalu lintas di laut, pantai dan sungai serta lalu lintas diatas rel. Pengertian pelanggaran yang asal katanya adalah langgar menurut poerwadarminta dalam kamus bahasa Indonesia adalah : Terjadinya sebuah peristiwa melanggar yang mengandung unsur konflik yang diakibatkan oleh dua obyek atau lebih jadi dalam hal ini harus ada dua komponen atau lebih yang mendasari timbulnya pelanggaran. Sedangkan pengertian mengenai pelanggaran lalu lintas Direktorat Jenderal Pembinaan Badan Peradilan Umum Tahun 1983 menyebutkan bahwa : Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pemakai jalan baik terhadap ramburambu lalu lintas maupun dalam cara mengemudi dan memakai jalan.sedangkan yang dimaksud dengan pemakai jalan adalah setiap orang mempergunakan jalan umum baik dengan menggunakan kendaraan bermotor maupun pejalan kaki.

1. Pelanggaran Lalu Lintas Berbicara mengenai pelanggaran lalu lintas tentunya tidak terlepas dari pemakai jalan artinya bahwa setiap orang yang mempergunakan jalan umum baik dengan menggunakan kendaraan bermotor maupun pejalan kaki. Sebagai yang diatur dalam pasal 1 butir 4 undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan yang menyebutkan bahwa : Jalan adalah jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas umum 4

Sedangkan pasal 1 butir 6 menyebutkan bahwa : Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan terdiri dari kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Pengertian pelanggaran Menurut Rusli Efendi (1987 : 70) bahwa : Delik Undang-undang (wetsdelicten) yaitu perbuatan-perbuatan yang sifat melawan hukum baru dapat diketahui setelah ada undang-undang yang menentukannya. Dengan adanya pandangan ini maka semakin lengkap rumusan kita terhadap pengertian pelanggaran lalu lintas terhadap tindakan yang bertentangan dengan undang-undang mengenai lalu lintas. Menurut R. Soesilo mengemukakan bahwa : Pelanggaran tidak hanya kepada perbuatan yang melanggar peraturan rambu-rambu lalu lintas tetapi pelanggaran diartikan juga sebagai suatu tindakan kenakalan,perbuatan yang berlawanan dengan ketertiban umum atau perbuatan yang dapat membahayakan merugikan dan sebagainya. Sementara dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 tentang lalu lintas dan Angkutan Jalan yang berisikan 74 pasal hanya ada dua pasal yang mengatur mengenai pelanggaran yaitu pasal 61 ayat (1) yang mengemukakan bahwa : Barang siapa melanggar ketentuan mengenai rambu-rambu dan marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, gerakan lalu-lintas, berhenti dan parker, peringatan dengan bunyi dan sinar, kecepatan maksimun atau minimum dan tata cara penggandengan dan penempelan dengan kendaraan lain sebagai mana yang dimaksud dalam pasal 23 (1) huruf d, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu ) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).

2. Pengertian Lalu Lintas Pengertian lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang dan hewan di jalan, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam pasal 1 ayat (1) UU No. 14 Tahun 1992. Menurut Poerwadarminta dalam kamus Bahasa Indonesia (1976 : 80) memberikan defenisi mengenai lalu lintas yakni : Berjalan bolak-balik, hilir mudik, perihal perlanan di jalan perihal hubungan antara semua tempat dengan tempat lain (dengan jalan pelayaran, angkutan udara, kereta api dan sebagainya). Maksud pengertian di atas adalah terjadinya pergerakan oleh sesuatu benda di mana melintas tempat secara berulang-ulang dan dilaluinya tempat itu tidak hanya sekali saja, idealnya bahwa tempat di mana ia pernah lalui dilaluinya lagi secara berlawanan arah. Sedangkan menurut soedarsono dalam kamus hukum (2002 : 240) menyebutkan bahwa : Lalu Lintas adalah pengguna jalan umum dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Selanjutnya Parkins dalam Djadjoesman dalam Isnar (1993 : 71) menjelaskan lalu lintas bahwa : Lalu lintas adalah berkaitan dengan orang dan harta benda yang dapat bergerak, angkutan penumpang arus pejalan kaki dan tambah dengan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan jalan umum. B. Faktor Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas Sejarah menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas sebenarnya bukan merupakan masalah yang baru, namun sudah terjadi sejak awal dari perkembangan otomotif itu sendiri. Kecelakaan lalu lintas pertama yang terjadi di dunia adalah pada tanggal 23 Februari 1899 di Grove Hill Road, Horrow, Inggris, dimana Mr. ER Sewel beserta lima orang penumpang mengendarai kendaraan bermotor roda empat yang didesain dengan kecepatan 14 mil per jam, sehingga pada waktu menikung dan direm, kendaraan tersebut tidak dapat dikendalikan akhirnya terbalik.Dalam kecelakaan ini Mr. ER Sewel, sipengemudi beserta satu orang 6

penumpangnya yang duduk dikursi depan, meninggal seketika karena benturan pada kepalanya, sedangkan empat penumpang lainnya yang duduk dikursi belakang hanya mengalami luka ringan. Dari kejadian itu dapat dikaji bahwa walaupun kejadian kecelakaan lalu lintas itu tidak dapat diramalkan, namun setidak-tidaknya dapat dipelajari. Dengan melakukan penelitian secara rinci dari kasus-kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi dalam satu periode waktu yang cukup lama akan diidentifikasikan factorfaktor konstribusi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas, pola kecelakaan, waktu serta tempat rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Ada beberapa faktor yang berpengaruh kecelakaan lalu lintas anatara lain : a. Faktor Manusia Dalam peristiwa kecelakaan lalu lintas, faktor manusia dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain : 1. Ulah atau tingkah laku pengemudi sendiri seperti mengemudikan kendaraan dalam keadaan kesehatan terganggu, mengantuk, lelah baik jasmani maupun rohani. 2. Mabuk atau habis minum minuman keras 3. Pelanggaran kecepatan 4. Melanggar rambu-rambu 5. Tindakan tidak memberi ruang kepada kendaraan lain 6. Mendahului pada waktu belum aman 7. Tidak bisa mengendalikan kendaraannya dengan bail (out of control) 8. Mengemudikan kendaraannya sambil ngobrol, merokok atau sambil makan dan minum, dan sebagainya. Secara lebih rinci hal-hal yang mempengaruhi kondisi pengemudi tersebut di atas dapat dikelompokkan ke dalam 3 hal 1. Faktor individu, meliputi : Kepribadian, kemampuan melihat, kemampuan menilai situasi, antisipasi, tingkat pendidikan, usia dan jenis kelamin. 2. Pola berlalu lintas, merupakan kebiasaan-kebiasaan dalam mengemudi seperti : Kurang kosentrasi, ceroboh, agresif, atau kebiasaan tidak memberi ruang jalan. 7 yaitu :

3. Keterampilan mengemudi Merupakan aplikasi dari semua pengetahuan teknis dan pengetahuan berlalu lintas di jalan. Disamping hal tersebut di atas, faktor yang paling mempengaruhi untuk kerja pengemudi di jalan adalah factor psikologis, yaitu situasi kejiwaan sipengemudi pada waktu sebelum dan saat mengemudi. Faktor ini biasanya dipengaruhi oleh lingkungan rumah tangga, tempat kerja (gaji, rasa kepuasan dalam bekerja, hubungan kerja baik dengan majikan maupun sesama pekerja) dan lingkungan masyarakat pemakai jalan. b. Faktor Kendaraan Kendaraan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas. Apabila diteliti secara cermat beberapa kasus kecelakaan lalu lintas, maka terdapat beberapa peristiwa kecelakaan lalu lintas yang terjadi disebabkan oleh komponen yang ada pada kendaraan itu sendiri antara lain : 1. Ban yang sudah tua sehingga mulai menipis (gundul) apabila tidak diganti dan tetap dipakai terus dan tiba-tiba pecah dalam perjalanan maka kendaraan tersebut akan mudah mengalami kecelakaan (tabrakan), bahkan dapat menyebabkan kendaraan lain mengalami kecelakaan. 2. Rem yang sudah usang/blong sudah tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya, maka kendaraan sangat susah dikendalikan terutama saat melaju dengan kecepatan tinggi. Hal ini dapat dibayangkan apabila kendaraan tersebut di kemudikan di jalan yang ramai atau di jalan yang banyak tanjakan/penurunan serta tikungan, maka kendaraan tersebut sangat tinggi resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. 3. Alat kemudi/stir yang sudah goyang, as atau kopelnya dapat lepas sehingga kendaraan tersebut tidak bisa di arahkan dengan baik dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas misalnya terbalik atau mengalami out of control.

4. Lampu-lampu sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya, redup atau mungkin tidak berfungsi sama sekali. Apabila kondisi kendaraan seperti tersebut di atas dikemudikan pada malam hari maka sangat rawan akan menimbulkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Disamping hal tersebut di atas, faktor yang sangat mempengaruhi pada kendaraan adalah usia kendaraan. Kendaraan yang sudah tua, body keropos tidak kuat lagi melindungi penumpangnya, terlebih lagi apabila perawatannya kurang sempurna maka sangat mempengaruhi keamanan dan keselamatan dalam operasional kendaraan. c. Faktor Jalan Pengaruh jalan sebagai salah satu penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas dapat ditinjau dari beberapa aspek antara lain : 1. Aspek Desain Suatu ruas jalan memiliki unjuk kerja yang buruk dapat disebabkan karena salah desain. Karakteristik jalan akan mempengaruhi resiko dan intensitas kecelakaan lalu lintas. Pembangunan setiap jaringan jalan harus sesuai dengan standar desain dan geometriknya. Namun kenyataannya masih banyak dijumpai jaringan jalan yang dibangun tidak desain dengan sebenarnya misalnya terdapat beberapa ruas jalan yang mempunyai persilangan atau persimpangan-persimpangan yang kurang memadai tikungan-tikungan tajam yang memiliki resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. 2. Aspek Lebar Jalan dan Prasarananya Masih banyak ruas jalan yang lebarnya tidak sesuai dengan jumlah kendaraan yang melewati. Namun jalan yang sempit dilewati volume kendaraan yang lebih besar daripada kapasitas yang sewajarnya, maka pada ruas jalan tersebut pasti akan mengalami kemacetan yang dapat mengundang kerawanan akan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Disamping hal tersebut sarana dan prasarana jalan berupa rambu-rambu dan marka jalan yang seharusnya dipasang pada ruas jalan tertentu masih relatif kurang. 9

Terdapatnya beberapa ruas jalan yang seharusnya terpasang rambu-rambu dan marka jalan namun tidak terlaksana akibatnya dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalu lintas. 3. Aspek Kualitas Jalan Pembangunan jalan yang kurang memadai seperti penimbunan dan pengaspalan pada pembuatan jalan ataupun rehabilitasi pada beberapa jaringan atau ruas jalan akan sangat mempengaruhi umur pakai (daya guna) jalan. Apabila terjadi pembangunan jalan yang kualitasnya kurang memadai maka sudah pasti jalan tersebut akan mengalami kerusakan dalam waktu yang relative singkat. Kerusakan jalan seperti berlubang-lubang atau mungkin runtuh sangat mempengaruhi pengemudi dalam mengemudikan kendaraannya. Pengemudi berupaya menghindarkan kendaraannya dari lubang atau bagian jalan yang rusak maka kendaraan tersebut rawan akan terjadinya kecelakaan lalu lintas, misalnya dapat mengalami out of control ataupun tabrakan dengan kendaraan lain.

d.

Faktor Alam Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas. Walaupun faktor ini merupakan fenomena alam yang tidak dapat dihindari, namun manusia sebagai pengemudi harus selalu berusaha memperhitungkan situasi alam atau lingkungan pada waktu mengemudikan kendaraannya di jalan. Sebagai contoh misalnya lingkungan dimana terdapat jalan yang hendak dilewati kendaraan tiba-tiba mengalami cuaca buruk yaitu mendung ataupun hujan maka pengemudi harus berupaya mengendalikan kendaraannya dengan mengurangi kecepatan. Hal ini apabila pengemudi kurang memperhatikan situasi alam yang demikian dimana jarak pandang pengemudi tentu berbeda pada waktu cuaca terang. Termasuk juga kabut dipagi hari atau pada jamjam tertentu pada daerah-daerah tertentu, biasanya kabut muncu dengan sangat tebal tentu sangat mempengaruhi pandangan pengemudi yang apabila kurang hati-hati juga rawan akan terjadinya kecelakaan lalu lintas. 10

Walaupun berdasarkan hasil penelitian bahwa faktor alam/lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap kecelakaan lalu lintas merupakan faktor yang paling kecil diantara faktor-faktor lain (factor manusia, faktor kendaraan dan faktor jalan), namun hal ini tidak boleh diabaikan mengingat faktor ini juga memiliki resiko korban manusia maupun korban kerugian harta benda.

C. Peranan Masyarakat Dalam Meningkatkan Keselamatan Lalu Lintas Masalah lalu lintas merupakan masalah yang sangat luas dan kompleks yang mencakup hampir semua masalah kehidupan berbangsa dan masyarakat pemakai jalan. Oleh karena itu, tanggung jawab pengelolaannya agar terjamin keamanan dan ketertiban serta kelancarannya terletak pada beberapa Departemen, Perusahaan, Pemerintahan dan swasta, baik pada tingkat pusat, daerah dan local yang terkait, termasuk tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Peranan masyarakat sendiri dalam turut meningkatkan keselamatan lalu lintas adalah sangat besar, misalnya bagi masyarakat yang memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya secara rutin memeriksakan kendaraannya untuk dikeur atau dites oleh petugas Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pada waktu berjalan di jalan raya juga harus mematuhi semua peraturan lalu lintas, sesuai kecepatan dan kapasitas muatan yang diizinkan serta disiplin lajur dan sebagainya. D. Penegakan Hukum Lalu Lintas Secara umum penegakan hukum lalu lintas dapat diartikan sebagai segala usaha dan kegiatan yang dilakukan di bidang lalu lintas, agar undang-undang dan ketentuan perundang-undangan ditaati oleh setiap pemakai jalan dalam usaha menciptakan keamanan ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Penegakan hukum lalu lintas tersebut dapat bersifat preventif maupun represif. Preventif artinya untuk mencegah serta mengurangi kesempatan maupun peluang terjadinya kemacetan, pelanggaran serta kecelakaan lalu lintas, sedangkan bersifat represif yaitu apabila tindakan penegak hukum bertujuan untuk menindak para pelanggar maupun pelaku kecelakaan lalu lintas sampai tuntas ke pengadilan atau bersifat teguran/peringatan (represif non yustisil). 11

Berdasarkan pengalaman, pada waktu polisi lalu lintas mengadakan operasi khusus secara intensif misalnya Operasi Patuh (suatu sandi yang digunakan oleh kepolisian dalam mengadakan operasi), maka dapat dipastikan bahwa angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas akan menurun. Namun sesudah operasi selesai angka pelanggaran dan kecelakaan kembali meningkat. Dengan demikian jelas bahwa antara penegakan hukum dengan keselamatan terdapat kaitan yang erat. Pada waktu para pengemudi mengetahui bahwa di depan ada operasi pemeriksaan oleh polisi lalu lintas mereka akan berbuat ekstra hati-hati dengan berjalan sesuai dengan kecepatan yang ditentukan, dengan kehati-hatian para pengemudi tersebut berarti akan menurunkan resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. Demikian juga dengan pemahaman dan pengertian para pengemudi terhadap sanksi yang akan diberikan apabila mereka melanggar peraturan lalu lintas, misalnya sanksi yang cukup berat dengan pencabutan Surat Izin Mengemudi (SIM) atau penahanan kendaraannya, maka pengemudi pasti akan ekstra hati-hati dengan merubah kebiasaannya walau sesaat pada waktu melewati petugas polisi lalu lintas yang sedang melakukan operasi. Berdasarkan pengamatan bahwa dampak dari penegakan hukum lalu lintas oleh polisi di jalan dapat dirasakan meningkatnya sopan santun berlalu lintas pada radius lima kilometer dari tempat operasi.

12

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam mendukung pengumpulan data sesuai kebutuhan penelitian ini, penulis memilih penelitian di kantor Makassar Timur dan sekaligus sebagai lokasi utama penelitian, karena penelitian ini adalah studi kasus peranan polisi lalu lintas dalam menangani kasus kecelakaan lalu llintas di kota makassar , sehingga data serta informan dan responden yang dibutuhkan tersedia, sehingga memudahkan penelitia memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Diambil dari data seluruh kasus kecelakaan lalu lintas di jalan yang terjadi di wilayah hukum kepolisian Resort Makassar Timur yaitu data primer yang merupakan kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan maupun data yang sesuai di wilayah Makassar Timur 2. Sampel Diambil dari peranan/fungsi Lantas dalam menanggulangi kecelakaan lalu lintas dalam dua tempat terakhir yang ditangani Polresta Makassar Timur sebagaimana kasus menanggulangi kecelakaan lalu lintas yang terjadi di kota makassar sehingga mewakili seluruh populasi yang ada. C. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang ada dalam pembahasan ini dibedakan menjadi dua bagian yaitu : 1. Data Primer, Kasat lantas Wakasat lantas Kaurbin Kanit laka lantas penulis memperoleh data dengan mengadakan wawancara dengan, antara lain :

13

Kanit patroli Kanit Dikjasa Para anggota lantas Makassar Timur Para tokoh Masyarakat Pihak-pihak yang terkait dalam kasus tersebut

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh penulis melalui buku-buku, literatur literatur, dan dokumen-dokumen.

D. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam skripsi ini adalah : 1. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap masalah yang diteliti 2. Wawancara, yaitu melakukan wawancara terhadap beberapa pihak yang erat hubungannya dengan masalah yang telah dikaji lebih lanjut 3. Dokumen, yaitu pengumpulan beberapa referensi dan arsip-arsip berkas perkara kecelakaan lalu lintas, pelanggaran lalu lintas serta dokumen-dokumen lain erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. E. Analisis Data Data yang telah diperoleh penulis dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder, kemudian dianalisa secara kualitatif, selanjutnya hasil analisis tersebut dideskripsikan secara sistematis dan utuh kedalam Proposal hukum yang berbentuk skripsi.

14

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Memperhatikan data kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Makassar Timur

selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2003-2007), telah dianalisa bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas di Makassar Timur adalah : a. Faktor pemakai jalan (faktor manusia), misalnya lelah, ngantuk, tidak terampil dalam mengemudi, mabuk, mengemudikan kendaraan dalam kecepatan tinggi, tidak menjaga jarak dan sebagainya. b. Faktor kendaraan, misalnya ban pecah, kerusakan pada rem, kerusakan pada stir, as/kopel lepas, tidak berfungsinya lampu penerangan dan sebagainya. c.Faktor jalan, misalnya persimpangan, jalan sempit, tikungan tajam, jalan rusak, (berlubang), kurangnya rambu-rambu lalu lintas dan sebagainya. d. Faktor lingkungan, misalnya cuaca buruk, gelap, hujan, kabut, banyak asap dan sebagainya. Sebagian besar kecelakaan lalu lintas yang terjadi dalam wilayah Makassar Timur disebabkan oleh faktor manusia. Berdasarkan analisis data bahwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2003-2007) di Makassar Timur telah terjadi kecelakaan lalu lintas sebanyak 155 kali. 80,65 % diantaranya disebabkan oleh faktor kelalaian manusia. 15

2. Berdasarkan hasil pengamatan serta dengan memperhatikan data di Polres Makassar Timur baik data pelanggaran maupun data kecelakaan lalu lintas, menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat pengguna jalan dalam wilayah Makassar Timur dalam hal mematuhi peraturan perundang-undangan lalu lintas masih relatif sangat rendah. Upaya penyelesaian kasus perkara kecelakaan lalu lintas oleh pihak Polres Makassar Timur dalam kurun waktu lima tahun yaitu dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 belum maksimal, hal ini terlihat dari 155 kasus kecelakaan lalu lintas hanya dapat diselesaikan sebanyak 99 kasus atau 63,87 % namun demikian, upaya penyelesaian kasus kecelakaan lalu lintas dari tahun ke tahun nampak semakin meningkat bahkan cenderung maksimal, terbukti dari data yang ada bahwa dalam kurun waktu satu tahun terakhir yaitu tahun 2006 penyelesaian kasus perkara kecelakaan lalu lintas oleh Polres Makassar Timur mencapai 104,76 % (berhasil menyelesaikan sebagian tunggakan tahun sebelumnya). B. Saran-saran Adapun saran-saran penulis sehubungan dengan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya adalah : 1. Mengingat luasnya bidang kegiatan yang harus ditempuh dalam upaya penanggulangan masalah kecelakaan lalu lintas, kiranya dapat menambah kesadaran bahwa kesemuanya itu tidak mungkin terjangkau oleh bidang tugas dari satu aparat tertentu misalnya dari aparat kepolisian saja. Melainkan diperlukan adanya keterlibatan dari berbagai pihak baik aparat pemerintah, pihak swasta maupun segenap warga masyarakat pengguna jalan sesuai dengan peranannya masing-masing. 16

2. Kepada seluruh aparat kepolisian khususnya fungsi satuan lalu lintas selaku aparat penegakan hukum lalu lintas diharapkan meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait baik terhadap pemerintah maupun pihak swasta agar senantiasa mengadakan Pendidikan Masyarakat Lalu Lintas (Dikmas Lantas) dengan berupaya mensosialisasikan undang-undang No.14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan peraturan Pelaksanaannya kepada seluruh lapisan masyarakat pengguna jalan agar terwujud peningkatan kesadaran hukum masyarakat pengguna jalan terhadap peraturan perundang-undang yang berlaku. Sehingga dengan demikian angka pelanggaran maupun kecelakaan lalu lintas khususnya dalam wilayah Makassar Timur pada masa-masa yang akan dating dapat ditekan.Kepada seluruh lapisan masyarakat pengguna jalan kiranya dapat menyadari sedalam-dalamnya bahwa upaya pihak kepolisian bersama instansi terkait baik instansi pemerintah maupun pihak swasta untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas tidak membuahkan hasil tanpa dukungan dari masyarakat pengguna jalan itu sendiri. Karenanya masyarakat pengguna jalan diharapkan dukungannya dengan berusaha mematuhi segala bentuk perundang-undangan lalu lintas yang berlaku sehingga tercipta keamanan, kelancaran dan ketertiban lalu lintas yang merupakan dambaan seluruh masyarakat pengguna jalan.

17

DAFTAR PUSTAKA

Adimihardja, K. dan Irawan, S. 1995. Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya . PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Anonim, 1996. Bahan pokok Penyuluhan Hukum, Undang-undang lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan, Direktorat Penyuluhan Hukum. Doyle Paul Johnson, 1998. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. University of South Florida Jilid 1 di-Indonesiakan oleh Robert M.Z.Lawang. PT. Gramedia Jakarta. Hadiman, H. dan Soeparmin, 1991. Disiplin Pengemudi Mencerminkan Budaya Bangsa, Pemilikian SIM. PT. Graha Pratama Corp. Bekerjasama Dengan Yayasan Ikatan Keluarga Rajawali, Medan. Kunarto, 1999. Merenungi Kritik Terhadap Polri, Masalah lalu Lintas. Buku ke 5 Cipta Manunggal, Jakarta. Maskat, D,H. 1998. Pengetahuan Praktis Berlalu Lintas di Jalan Raya . CV Sibaya, Bandung. Poerwadarminta, W. J. S. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.

18

DAFTAR ISI Kata Pengantar.............................................................................................................................. i Daftar Isi........................................................................................................................................ ii Bab I : Pendahuluan A. Latar Belakang.................................................................................................... 1 B. D. Rumusan Masalah.............................................................................................. 3 Hipotesis.............................................................................................................. 3 C. Tujuan Dan Manfaat Panelitian........................................................................ 3

Bab II : Tinjauan Pustaka A. Pengertian Kecelakaan Lalu lintas................................................................... 4 B. Faktor terjadinya kecelakaan Lalu lintas........................................................ 6 C. Peranan Masyarakat dalam meningkatkan keselamatan lalu lintas........... 11 D. Penegakan hukum lalu Lintas......................................................................... 11 Bab III : Metode Penelitian A. Lokasi Penelitian............................................................................................... 13 B. Populasi Dan sampel......................................................................................... 13 C. Jenis Dan Sumber Data.................................................................................... 13 D. Tehnik Pengumpulan Data.............................................................................. 14 E. Analisis Data..................................................................................................... 14

Bab IV : Penutup A. Kesimpulan....................................................................................................... 15 B. Saran-Saran...................................................................................................... 16

Daftar Pustaka............................................................................................................................ 18

ii

Anda mungkin juga menyukai