Anda di halaman 1dari 4

Terperangkap Jebakan Polisi Ketika Bertransaksi NGANJUK- Sindikat pengedar sekaligus pemakai narkoba digulung polisi.

Kemarin tiga pemuda yang diduga anggota sindikat itu dicokok saat bertransaksi sekitar pukul 19.00. Mereka adalah Joko Sampurno, 24, Damar Rohino, 25, dan Heru Sunyoto, 22, ketiganya asal desa Pacewetan, Kecamatan Pace. Dari ketiga pengangguran itu, petugas menyita 1.810 butir pil koplo jenis double L. Informasi yang diterima Radar Kediri menyebutkan anggota sindikat yang pertama kali diringkus adalah Joko. Pengecer pil koplo yang diduga mengedarkan barangnya di kalangan pelajar itu ditangkap saat bertransaksi di Dusun Pengkol, Warujayeng, Tanjunganom. Joko terperangkap ketika bertransaksi dengan petugas yang menyamar sebagai pembeli. Tidak mengetahui jatidiri pembelinya, dengan tenang pemuda ini mengeluarkan sekantong plastik mengeluarkan sekantong plastik duble K. Begitu dia mengeluarkan barang dagangannya anggota langsung menyergap, terang Kapolres Nganjuk Wirdhan Denny melalui Kasakreskrim AKP Bambang Sutikno. Setelah itu, Joko digelandang ke mapolres untuk diinterogasi. Dari pengakuan Joko, petugas mendapatkan keterangan namanama anggota sindikat pengedar pil koplo lainnya. Yaitu Heru dan Sunyoto yang sedesa dengan Joko. Kedua pemuda itu akhirnya dapat diketahui keberandaannya. Keduanya ditangkap masih di sekitar lokasi penangkapan Joko tak lama berselang. Barang bukti yang dapat disita dari tangan ketiga pemuda itu 1.810 butir pil koplo dibungkus kantung plastik. Bambang mengatakan kasus ini terungkap dari hasil pengembangan kasus yang terjadi sebelumnya. Saat ini petugas berkoordinasimemburur bandar besar yang memasok mereka, tegas Bambang. (jie)

Radar Kediri, Senin, 28 Agustus 2006

Dua Pemuda Gurah Diciduk KEDIRI-Agung, 29, dan Hari, 25, asal Desa/Kecamatan Gurah kemarin diamankan polisi. Mereka diduga terlibat dkasus asusila yang menimpa Bunga (nama samaran), 20. gadis penderita tunaeicara dan tunarungu ditengarai dicabuli di rumah Rib, 48, bibinya, asal Gurah. Akibatnya, bunga trauma. Organ kelaminnya terluka. Kapolres Kediri AKBP Arris Wahyu Sutikno melalui kasatreskrim AKP Sudarto mrnyatakan telah laporan keladian ini. Oleh karena itu, kemarin malam pihaknya telah mengamankan Agung dan Heri yang diduga terlibat. Kita terus mengembangkan penyelidikan, memastikan korban benar-benar diperkosa, sebab dari hasil visum sementara selaput darahnya masih utuh, terangnya. Namun Sudarto tidak membantah ada bekas luka sepanjang ,15 mm pada kelamin korban. Informasi yang diterima Radar Kediri menyebutkan peristiwa terjadi 18 Agustus lalu pukul 09.00. Pagi itu, bunga berada di rumah Rib, bibinya, sebelumnya, Bunga tinggal bersama Mut, 53, bibinya di Katang, Gampengrejo. Lima bulan lalu, Bunga diajak Rib untuk membantunya memasak di warung nasinya. Ketika sendiri di runah itu, Bunga diduga diperlakukan tidak senonoh oleh Agung dan Hari. Bahkan tindak tindak asusila kabarnya juga dilakukan di persawahan Paron, Gampengrejo. Korban selanjutnya ditinggal di pos kamling. Bunga akhirnya menceritakan kejadian ini kepada bibinya, Rib kemudian melaporkan kejadian tersebuit ke Polsek Gurah. Sementara Supardi, 53, Kades Gurah mengatakan Agung dan Hari ditangkap di warung Suwito. Mereka diperiksa di Polsek Gurah kemudian diamankan di Mapolres. Kasatreskrim Sudartomengatakan pihaknya menyita taplak meja yang terdapat bercak darah. Tapi kami masih selidiki, itu darah milik siapa, tegasnya. (ery)

Radar Kediri , Rabu, 30 September 2006

Razia Pelajar Membolos TULUNGAGUNG- Ini peringatan bagi pelajaran yang biasa nongkrong di warung kopi (warkop) selama bulan Ramadan. Jangan diulangi jika tak mau digaruk petugas. Seperti yang tgerjadi pada 22 siswa dari beberapa sekolah kemarin. Mereka terjaring razia yang dilakukan petugas. Yakni terperangkap basah sedang berada di warkop pada waktu pelajaran berselang. Pelajar yang semuanya laki-laki itu terdiri, 13 siswa SMAN Gondang, 1 siswa SMAN Kauman. Setelah didata petugas, siswa yang membolos itu langsung dilepaskan. Mereka akan dilaporkan ke sekolah masing-masing untuk diberikan sanksi administrasi. Kami tidak akan memberikan sanksi pada siswa yang terjaring dalam razia ini. Masalah sanksi kami serahkan ke sekolah masingmasing. Yang jelas kami hanya melaporkan nama-nama ini ke sekolah asalnya, ungkap Marjadji, kasubdin Pendidikan luar Sekolah, Pemuda, Olahraga, dan Seni Dinas pendidikan Tulungagung. Razia pelajar difokuskan di kecamatan Kauman, Kedungwaru dan Karangbrejo. Itu sesuai dengan laporan dari masyarakat yang masuk ke dinas pendidikan. Bahwa di wilayah tersebut sering dijadikan tempat mangkal siswa yang membolos sekolah. Razia ini memeang untuk menindaklanjuti laporan warga yang resah karena banyak siswa yang membolos, terangnya. Razia pelajar yang digelar petugas gabungan dari dari dinas pendidikan, polres dan satpol PP Tulungagungitu digelar mulai pukul 09.30 hingga pukul 10.30. Operasi kali pertama, petugas menggrebek warkop Mak Tin di Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman. Mereka kedapatan petugas menikmati kopi dan menghisap rokok. Kemudian operasi dilanjutkan di Warkop Waris yang tak jauh dari Warkop Mak Tin. Setidaknya ada 8 siswa SMA PGRI Kauman yang juga tengah minum kopi. Dari siswa yang tertangkap ini ada beberapa yang usai pesta minum keras. Dari bau mulutnya, ada yang selesai minumankeras, terang salah satu petugas. Usai dari Kecamatan Kauman, razia dilanjutkan ke beberapa warkop di Kecamatan Karangrejo dan Kedungwaru. Termasuk warkop yang ada di lokalisasi Ngujang, krcamatan Kedungwaru. Namun di tempat itu, petugas tidak menemukan siswa yang membolos.

Kegiatan ini digelar untuk meningkatkan ketakwaan dan toleransi siswa pada biulan suci Ramadhan, terang Marjadji.

Radar Tulung, Kamis, 28 September 2006

Anda mungkin juga menyukai