Konsekuensi stratifikasi sosial? pengaruhnya? Peluang hidup dan kesehatan? Apakah itu? Sebelum menuju ke pokok bahsannya kta harus mengetahui terlebih dahulu apakah yang disebut stratifikasi sosial? Nah, stratifikasi adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat(vertikal), yakni pemisahan kedudukan anggota keluarga ke dalam tingkat-ingakat kelas pada masyarakat.. Menurut Robert MZ.Lawang
penggolongan orang-orang dalam suatu sistem sosial tertentu secara hierarki men urut dimensi kekuasaan, privelege, dan prestise. Jadi stratifikasi sosial adalah perbedaan yang terjadi baik disengaja atau tidak dalam mayarakat secara vertical. Ada 2 hal yang menyebabkan terjadinya stratifikasi : a. Adanya hal-hal yang dihargai dalam masyarakat ( uang, tanah, kekuasaan, kehormatan, keturunan, pendidikan, dan sebagainya) b. Hal-hal tersebut tidak terdistribusi secara merata di masyarakat.
Stratifikasi sosial juga dikelompokkan dalam beberapa kriteria: a. Kriteria stratifikasi sosial berdasarkan sosial yaitu: pendidikan, pekerjaan, keturunan, atau kebangsawanan, atau kehormatan. b. Kriteria stratifikasi berdasarkan ekonomi c. Kriteria stratifikasi berdasarkan politik : pendapatan dan kekayaan. : kekuasaan.
Stratifikasi sosial yang terdapat dan berkembang di masyarakat dapat mempengaruhi timbulnya perbedaan dalam berbagai aspek yaitu: . Perbedaan gaya hidup, Perbedaan
peluang hidup dan kesehatan, Respons terhadap perubahan, Peluang bekerja dan berusaha, Kebahagiaan dan sosialisasi dalam keluarga, Perilaku politik Nah pengaruh perbedaan itulah yang disebut dengan konsekuensi stratifikasi sosial. Kali ini saya akan membahas salah satu yang penting dari konsekuensi-konsekuensi stratifikasi diatas yaitu mengenai peluang hidup dan kesehatan, karena peluang hidup sangat menentukan kualitashidup seseorang. Menurut Antonovsky (1972) dan Harkey (1976),
paling tidak terdapat dua faktor yang menghasilkan hubungan antara kelas sosial dengan kesehatan. Pertama, para anggota kelas sosial yang lebih tinggi biasanya menikmati sanitasi,
tindakan-tindakan pencegahan serta perawatan medis yang lebih baik. Kedua, orang-orang yang mengidap penyakit kronis, status sosialnya cenderung turun ke bawah dan sulit mengalami mobilitas sosial vertikal naik. Oleh karena, penyakitnya menghalangi mereka untuk memperoleh dan mempertahankan berbagai pekerjaan. Mobilitas sosial vertikal naik adalah perpindahan posisi dari satu strata sosial ke strata sosial lain yang lebih tinggi. Pada intinya peluang hidup dan kesehatan merupakan dua hal yang berbeda. . Dapat dikatakan bahwa peluang hidup merupakan kesempatan seseorang untuk meraih kesejahteraan dan kualitas hidup yang sebaik-baiknya. Sedangkan kesehatan adalah kondisi jasmani rohani seseorang yangbaik yang merupakan penunjang peluang hidup. Namun pada kenyataannya dual hal ini saling berhubungan yaitu apabial kesehatan seseorang semakin baik maka akan semakin besar juga peluang hidupnya, dan demikian juga sebaliknya. Peluang hidup dan kesehatan sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain: A. Tingkat pendidikan B. Tingkat ekonomi dan profesi C. Gaya hidup. Yang pertama saya akan membahas pengaruh tingkat pendidikan, Seseorang
yangmemiliki tingkat pendidikan rendah biasanya memiliki tingkat peluang hidup dan kesehatan yang rendah pula. Hal tersebut dikarenakan oleh semakin rendah tingkat pendidikannya, semakin rendah pengetahuan yang didapat mengenai kesehatan. Banyak orang berpendidikan rendah tidak tahu pasti bagaimana cara menjaga kesehatan dan mengobati penyakit sehingga justru memperparah keadaan. Dalam sebuah riset terbaru mengklaim bahwa tingkat pendidikan memiliki pengaruh terhadap usia harapan hidup seseorang. Peneliti mengindikasikan, seseorang yang telah menyelesaikan setidaknya sembilan tahun masa pendidikan, cenderung hidup lebih lama.Dalam kajiannya, peneliti melibatkan 1,2 juta orang Swedia. Mereka menemukan bahwa siswa yang menjalani masa pendidikan sembilan tahun cenderung memiliki angka kematian lebih rendah setelah usia 40 tahun ketimbang peserta yang hanya bersekolah selama 8 tahun. Pada kenyataanya banyak di kalangan kaum ibu yang kurang berpendidikan, banyak terjadi kasus kematian bayi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kalangan ibu yang tingkat pendidikanya lebih tinggi. Dalam hal ini pendidikan sangatlah penting, karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi ibu akan lebih mengerti pentingnya terhadap perawatan kesehatan, hygiene, perlunya pemeriksaan kehamilan, dan pasca persalinan, serta kesadarannya terhadap kesehatan anak-
anak dan keluarganya. Jika pendidikan meningkat maka peluang hidup pun otomatis akan meningkat. Selanjutnya adalah tingkat ekonomi dan profesi. Tingkat ekonomi dan profesi pun juga dapat mempengaruhi peluang hidup dan kesehatan. Orang yang memiliki tingkat
ekonomi rendah biasanya tidak mampu mendapatkan perawatan kesehatan yang baik. Harga perawatan kesehatan yang baik memang tidak murah. Kadang-kadang mereka juga akan lebih memilih alternatif perawatan tradhisional yang lebih terjangkau tetapi biasanya hasilnya akan lebih parah dan tidak kunjung sembuh.Sebenarnya tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap tingkat ekonomi dan profesi, karena apa? Karena dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi kita akan mendapatkan profesi yang lebih tinggi sesuai dengan tingkat pendidikan kita. Nah, hal itu berhubungan dengan pendapatan yang akan kita diterima dari profesi kita tersebut. Pengaruh profesi dengan kesehatan sendiri adalah akibat jika profesi kita terlalu berat tanpa diimbangi dengan gizi dan perawatan kesehatan yang baik juga dapat menurunkan kesehatan. Jadi, bukannya menaikkan tingkat ekonomi tetapi justru menurunkan kesehatan yang tentu membuat tidak maksimal dalam bekerja. Terakhir adalah gaya hidup. Pengertian gaya hidup sendiri adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai seseorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu. Gaya hidup merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tingkat ekonomi, yang tentu saja juga mempengaruhi peluang hidup dan kesehatan. Orang-orang kelas atas memiliki cukup uang untuk menjalani gaya hidup yang sehat. Biasanya, mereka terbiasa dan memiliki selera makanan yang berkualitas baik. Dalam memilih pakaian pun mereka memiliki selera yang bagus dan dapat menggunakannya dengan tepat. Mereka dapat memperoleh hiburan yang bervariasi sehingga terhindar dari stres. Sebaliknya dengan orang-orang kelas bawah yang memiliki banyak keterbatasan. Orangorang kelas bawah suka meniru gaya hidup orang atas, yang kadang justru membuat pengeluaran uangnya menjadi boros dan tidak maksimal untuk menjaga kesehatan. Akan tetapi, orang-orang kelas atas sering salah langkah dalam menjalani gaya hidup. Misalnya saja mereka mudah terpengaruh gaya hidup orang barat yang suka mengkonsumsi fast food. Padahal, terlalu banyak mengkonsumsi fast food itu tidak baik bagi kesehatan. Dan sebenarnya, masalah gaya hidup dan kesehatan seperti ini dapat dihindari oleh orang kelas bawah apabila mereka bergaya hidup sederhana saja.
Peluang hidup dan kesehatan juga bisa terkait dengan respons terhadap perubahan. Kenyaataanya banyak orang-orang dari kelas sosial bawah ragu-ragu untuk menerima
pemikiran dan cara-cara baru serta curiga terhadap para pencipta hal-hal baruContohnya mengenai program ber-KB yang menunjukkan bahwa masyarakat desa menunjukkan bahwa KB mandiri lebih banyak dilakukan oleh orang-orang dari kelas sosial atas daripada bawah. Hal itu menunjukkan salah satu bukti kurangnya respons terhadap perubahan dalam
kesehatan. Sehingga pada intinya respon terhadap perubahanpun dapat berpengaruh pada peluang hidup juga Kesimpulannya, dengan melihat berbagai hal diatas dapat kita ketahui bahwa peluang hidup dan kesehatan adalah salah satu konsekuensi stratifikasi sosial. Tinggi rendahnya tingkat peluang hidup dan kesehatan dipengaruhi oleh konsekuensi-konsekuensi stratifikasi sosial yang lain. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa setiap konsekuensi stratifikasi sosial saling berkaitan. Dan dapat diketahui pula bahwa semakin tinggi kelas sosial semakin tinggi pula tingkat peluang hidup dan kesehatannya, begitu juga sebaliknya. Seperti yang terdapat dalam studi yang dilakukan oleh Robert Chambers (1987), misalnya, menemukan bahwa di lingkungan keluarga miskin, tidak berpendidikan, dan rentan, mereka umumnya lemah jasmani dan mudah terserang penyakit. SUMBER: 1. Http.sosionamche.blogspot.com (23 September 2013, 20.30)
2.Http:lifestyle-awan.blogspot.com (23 September 2013, 20.35) 3. Buku bse sosiologi sma (23 September 2013, 20.40)