EKMA4116 MANAJEMEN
Mansour Fakih Suatu proses pengintegrasian ekonomi national bangsa-bangsa ke dalam suatu sistem ekonomi global
Setiap individu memiliki banyak kesamaan kepentingan , mereka bisa bekerja dalam sekala national maupun international sehingga memberikan manfaat bagi semua orang secara global
Neo-Marxisme
negara berperan penting sebagai regulator, mereka secara perlahan kehilangan kontrol atas ekonomi Sebagai proses yang tidak seimbang dimana kekuasaan ekonomi semakin terpusat dikalangan negara industry maju
Proses Globalisasi
Proses globalisasi sudah ada semenjak Abad 19, dimana ada perdagangan, serta kolonialisasi dari bangsa eropa Globalisasi Abad 21, ditandai dengan perkembangan teknologi, Regionalisasi, Perdagangan International
Swastanisasi/Privatisasi Korporatisme Perusahaan, Bank, Pasar Modal Perdagangan Bebas Pemaksaan Ide-ide dan nilai-nilai kapitalisme Pemantapan ide-ide separatisme dan pemecahbelahan negara
Proses Globalisasi
Fase 1: Kolonialism Perkembangan Kapitalisme di Eropa mengharuskan ekspansi secara Fisik untuk memperoleh bahan baku mentah Fase 2: Era Pembangunan Ditandai dengan masa kemerdekaan negara dunia ketiga secara fisik, akan tetapi negara bekas koloni mereka tetap pertahankan melalui kontrol teori dan perubahan sosial Fase 3: Era Globalisasi Ditandai dengan liberalisasi segala bidang melalui struktural adjustment program oleh lembaga finansial global dan disepakai oleh rezim GATT dan perdagangan bebas
Pro-kontra Globalisasi
PRO-GLOBALISASI KONTRA-GLOBALISASI
Sebagai Lompatan Kualitas Perluasan ekonomi-Politik Tidak ada lagi Negara Usaha status quo negara imprialis maju sebagai pemimpin dunia atas negar-negara miskin dan berkembang Kekayaan yang ada Membuat peran negara dimanapun di dunia adalah melemah dan meruntuhkan milik bersama dan dikelola batas2 national oleh pare pemilik modal dan teknologi
Kompetisi yang agresif lahir dari kepercayaan bahwa pasar bebas adalah cara yang efisien dan tepat untuk mengalokasikan sumber daya alam rakyat, untuk memenuhi kebutuhan manusia.
membebaskan perusahaan swasta dari campur tangan pemerintah menghentikan subsidi negara kepada rakyat penghapusan ideologi kesejahteraan bersama dan pemilikan komunal seperti yang masih banyak dianut masyarakat tradisional
Daya saing
Tujuan dari kebijakan perdagangan Indonesia membangun daya saing berkelanjutan dari produkproduk Indonesia di pasar international yang dilandasi oleh kopetensi inti yang didukung oleh seluruh potensi yang dimilik bangsa Indonesia Daya saing indonesia meninggkat (peringkat 44 dunia, 5 Asean)
Faktor yang mempengaruhi daya saing, infrastruktur, efisiensi pasar tenaga kerja, stabilitas makroekonomi
4. Pengembangan Potensi Lokal jangan melakukan impor barang dan jasa yang bisa diproduksi sendiri menerapkan prinsip produksi untuk konsumsi sendiri, mengupayakan agar arus uang tidak banyak keluar dari komunitas lokal mendorong barang dan jasa yang bermutu tinggi
Aktifkan Intelijen Bisnis, Intelijen Pemasaran dan Riset Bisnis Business Intelligence: serangkaian kegiatan penyelidikan dalam dunia bisnis dengan memanfaatkan berg]bagai konsep, pendekatan, yang diaplikan dalam dunia bisnis secara sistematis dan berdasarkan kaidah2 ilmiah Business Espionage: Spionase Bisnis yang dilakukan secara rahasia den ilegal, tertutup contoh pencurian data. Inteligen Pemasaran Ilmu yang mempelajari customer kita dan produk dan jasa perusahaan pesaing supaya perusahaan kita unggul dipasar, sehingga perusahaan kita dapat menguasai sebagian besar pangsa pasar yang tersedia. Riset Bisnis Mempunyai peranan penting dalam pengambilan keputusan bisnis, karena bisa memberikan informasi yang akurat kepada pihak pengambilan keputusan berdasarkan riset dilapangan tentang berbagai masalah yang sedang terjadi di perusahaan saat ini.
pengusaha kecil, menegah, besar Membangun pranata bisnis untuk UKM Membangun kemitraan strategis Menggiatkan promosi dan teknik penjualanpameran perdaganagn international
Indonesia-Jepang
20 Agustus 2007 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang Shinzo ABE pada tanggal 20 Agustus 2007 telah menandatangani perjanjian kemitraan ekonomi Indonesia-Jepang (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement/IJ-EPA). Perjanjian IJ-EPA ini merupakan perjanjian bilateral yang pertama bagi Indonesia Perjanjian IJ-EPA meliputi beberapa sektor yaitu : Trade in Goods, Investment, Trade in Services, Movement of Natural Persons, Intellectual Property Rights, Cooperation, Competition Policy, Energy and Mineral Resources, Government Procurement, Custom Procedures, Improvement of Business Environment, Dispute Avoidance and Settlement. IJ-EPA mencakup lingkup yang luas dengan tujuan mempererat kemitraan ekonomi diantara kedua negara, termasuk kerjasama di bidang capacity building, liberalisasi, peningkatan perdagangan dan investasi yang ditujukan pada peningkatan arus barung di lintas batas, investasi dan jasa, pergerakan tenaga kerja diantara kedua negara dan perdagangan. Bagi Indonesia, IJ-EPA merupakan komplementer untuk kerjasama regional seperti ASEAN plus, APEC dan WTO Putaran Pembangunan Doha. IJ-EPA akan memberikan peningkatan ekspor produk dan tenaga jasa Indonesia,
jepang mesih memberlakukan import tarif Hambatan non-tariff cth. The plant protection law The consumer product safety law
menengah terhadao sumber bahan produksi dan permodalan, disamping juga teknologi, manajemen dan segi-segi lainnya yang penting.
Peningkatakan akses pada pasar, yang
meliputi suatu spektrum kegiatan yang luas mulai dari pencadangan usaha, sampai usaha imformasi pasara, bantuan produksi, dan prasaranan serta sarana pemasaran.
pangan Indonesia Penggunaan hak paten Budaya Konsumtif Peningkatan dari penguasaan sumber daya alam Penguasaan bisnis oleh perusahaan trans national besar Penguasaan negara maju terhadap kekayaan
(deregulasi) Pesaing baru dari mancanegara Tekanan-tekanan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas Persebaran dan keragaman tekanan kerja Dampak terhadap organisasi dan manajemen
Referensi
Modul Manajemen Universitas Terbuka Slide Tutorial Manajemen Widita Rarasati Fadia Dewanda