Anda di halaman 1dari 6

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBENTUK KOMIK PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SEKOLAH DASAR

PROPOSAL TESIS Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ipung Yuwono, M.Sc Prof. Akbar Sutawidjaya, M.Ed,PhD

OLEH INDRA WAHYUNI NIM 112103509347

UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


0

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dalam masyarakat, bangsa dan negara. Selain itu pendidikan juga merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini juga diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Banyak hal yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut salah satunya adalah bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan kesenangan belajar siswa agar siswa bergairah dan berkembang sepenuhnya selama proses belajar berlangsung. Untuk itu seharusnya guru mencari informasi tentang kondisi mana yang dapat meningkatkan pembelajaran di sekolah terutama Sekolah Dasar. Sebagaimana kita ketahui bersama, pembelajaran di Sekolah Dasar mempunyai karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran di sekolah menengah. Secara institusional tujuan pembelajaran di sekolah dasar lebih kearah pengembangan potensi dasar para siswanya, karena potensi dasar ini sangat diperlukan dalam belajar dan pembelajaran tingkat pendidikan selanjutnya. Apabila belajar dan pembelajaran tidak dilakukan sebagaimana mestinya, maka dikhawatirkan menjadi penghambat bagi perkembangan siswa selanjutnya, khususnya dalam mengikuti program-program belajar dan pembelajaran di sekolah menengah dan perguruan tinggi. Berdasarkan karakteristik siswa Sekolah Dasar tersebut, maka seharusnyalah semua mata pelajaran yang diberikan kepada mereka disesuaikan dengan karakteristik mereka, akan tetapi hingga saat ini pembelajaran yang diberikan belum sepenuhnya sesuai dengan. Sudah banyak usaha yang dilakukan pemerintah, misalkan dengan pembaharuan kurikulum, diklat untuk para guru agar menerapkan strategi ataupun model pembelajaran dan sebagainya, akan tetapi sampai saat ini masih belum maksimal, akibatnya pembelajaran yang diterima oleh siswa, masih terasa kurang bermakna. Salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini harus memiliki perhatian khusus dan harus disesuaikan dengan karakteristik tersebut adalah

matematika, walaupun mata pelajaran lain juga perlu, akan tetapi dalam pelaksanaannya, terkadang masih banyak kendala dan kesulitan untuk menyesuaikannya. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar memegang peranan penting dalam mempercepat penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Hal ini karena matematika merupakan sarana berpikir untuk menumbuhkembangkan cara berpikir logis, sistematis, dan kritis. Dalam garis-garis besar program pengajaran (GBPP) matematika kurikulum tahun 1994 dinyatakan bahwa tujuan umum diberikannya matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi dua hal, yaitu: a. mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efisien, dan efektif, dan b. mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai bidang ilmu pengetahuan. Berdasarkan tujuan umum pada GBPP matematika kurikulum 1994 tersebut, sudah selayaknya pemerintah memberikan perhatian yang cukup besar terhadap pembelajaran matematika. Perhatian pemerintah tersebut telah diwujudkan antara lain melalui: perbaikan kurikulum, penataran-penataran para guru, peningkatan kualifikasi pendidikan guru, pengadaan buku ajar, dan penambahan sarana pendidikan. Upaya-upaya ini dilaksanakan untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap matematika sesuai tujuan pengajaran matematika di atas. Namun demikian, penguasaan siswa terhadap matematika di lapangan masih belum memuaskan. Dengan kata lain, sampai sekarang materi matematika dirasakan sulit oleh banyak siswa mulai dari siswa tingkat sekolah dasar sampai siswa tingkat sekolah menengah. Penyebab kesulitan tersebut antara lain karena obyek-obyek matematika yang bersifat abstrak dan cara penyajian atau suasana pembelajaran yang kurang disenangi siswa. Soedjadi (2001: 1) berpendapat bahwa penyebab kesulitan tersebut bisa bersumber dari dalam diri siswa juga dari luar diri siswa, misalnya cara penyajian materi pelajaran atau suasana pembelajaran yang dilaksanakan. Dalam rangka mengurangi penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh siswa saat ini telah banyak inovasi yang telah dilakukan, misalkan pemberiaan metode pembelajaran, media pembelajaran ataupun yang lainnya yang diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Diantara media yang saat ini berkembang adalah pembelajaran melalui komik, dalam hal ini adalah komik matematika. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hadi (2006), Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas
2

Muhammadiyah Gresik menyimpulkan pembelajaran dengan strategi bermain peran menggunakan media komik pada materi pecahan di kelas IV SD Semen Gresik dapat membuat siswa merasa senang, santai dan tidak merasa tegang dalam mengikuti pembelajaran, serta dapat memotivasi siswa untuk lebih memahami suatu masalah yang diajukan. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2011) menyimpulkan bahwa komik matematika dapat meningkatkan motivasi belajar pada materi pecahan. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2012 di Sekolah Dasar Ummu Aiman Lawang, Salah satu guru menyatakan bahwa sebelumnya disekolah tersebut pernah dilakukan penelitian tentang penggunaan komik sebagai media pembelajaran dalam rangka untuk memotivasi siswa. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa media komik dapat memotivasi belajar siswa, akan tetapi karena waktu pembelajaran di kelas terbatas sehingga perlukan strategi khusus agar dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa agar dapat belajar mandiri tanpa bimbingan guru, baik di dalam kelas maupun diluar jam pelajaran. Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian pengembangan modul dengan media komik pada sub materi pecahan untuk sekolah dasar kelas IV. Pengembangan modul ini merupakan pemilihan tepat karena menyesuaikan kebutuhan yang terjadi dalam Sekolah tersebut, selain itu menurut Depdiknas 2006 Penerapan modul dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil (output) yang jelas. Selain menggunakan modul dalam pengembangan kali ini tetap menggunakan komik dalam rangka melanjutkan penelitian sebelumnya. Sehingga dalam pengembangan ini berjudul PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBENTUK KOMIK PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SEKOLAH DASAR

B. Tujuan Penelitian Dan Pengembangan Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

menghasilkan modul pembelajaran matematika topik pecahan menggunakan media komik matematika. Pada pengembangan ini diharapkan menghasilkan modul matematika yang valid, praktis ketika digunakan oleh siswa dan efektif. C. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan Produk pengembangan yang ingin dihasilkan berupa bahan ajar dalam bentuk komik pada materi pecahan. Bahan ajar yang dikembangkan harus memiliki keistimewaan, diantaranyasebagai brikut. 1. Modul ini dirancang secara sistematis dan materinya disusun sesuai dengan kurikulum matematika kelas IV SD semester II. 2. Penyajian dalam bentuk gambar yang menarik dapat membantu siswa memahami materi pecahan. 3. Menggunakan bahasa yang komunikatif, lugas dan jelas sehingga materi dapat diterima dengan mudah. 4. Modul ini dirancang untuk pembelajaran siswa aktif, melalui contoh dan latihan soalyang sesuai dengan substansi materi, sehingga diharapkan dapat mengajak siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran

D. Pentingnya Penelitian Dan Pengembangan Pentingnya penelitian pengembangan ini adalah 1. Memberi sarana belajar bagi siswa secara mandiri maupun klasikal 2. Membantu guru sebagai refrensi media pembelajaran topik pecahan yang digunakan dalam pembelajaran di kelas 3. Sebagai sumbangan pikiran bagi sekolah dasar dan stimulus bagi guru khususnya dalam melakukan inovasi dalam pembelajaran

E. Keterbatasan Penelitian Dan Pengembangan Adapun batasan-batasan yang terdapat dalam penelitian dan pengembangan ini adalah: a. Subyek coba ini adalah siswa kelas IV SD UMMU AIMAN Lawang Malang b. Materi yang dibahas dalam pengembangan ini adalah pecahan sederhana c. Fokus pengembangan ini terbatas pada aspek pemahaman dan penerapan siswa dalam pembelajaran

F. Definisi Operasional Untuk memberikan ketegasan dan menghindari perbedaan penafsiran terhadap istilahistilah, diberikan beberapa definisi sebagai berikut: 1. Pengembangan adalah proses pembuatan bahan ajar berupa modul pada materi pecahan dengan model pengembangan Plomp, yang terbagi dalam lima fase, yaitu: (1) fase investigasi awal; (2) fase desain; (3) fase realisasi/konstruksi; (4) fase tes, evaluasi, dan revisi; (5) fase implementasi. 2. Modul adalah bahan ajar yang memumgkinkan siswa untuk belajar mandiri 3. Komik adalah gambar yang mengandung alur cerita yang disajikan tanpa kalimat panjang yang digunakan untuk menyampaikan pesan. 4. Kepraktisan modul diperoleh dari hasil wawancara. Modul dikatakan praktis jika a. Bersifat sederhana dan tidak memerlukan media banyak, dan b. Bersifat lengkap tentang tata cara penggunaannya 5. Modul disebut efektif jika a. Siswa memperoleh hasil belajar yang baik, yakni sekurang-kurangnya 75% siswa memperoleh skor 70 b. Aktivitas belajar siswa sangat aktif (didapat dari hasil pengamatan) c. Siswa merespon positif modul yang dikembangkan. Respon siswa diperoleh dari hasil wawancara 6. Kevalidan diperoleh dari validasi ahli. Modul dikatakan valid jika a. Materi akurat dan sesuai dengan kurikulum, b. Bahasa yang digunakan mudah dipahami siswa, dan c. Format sesuai dengan media yang digunakan

Anda mungkin juga menyukai