Anda di halaman 1dari 7

NAMA NIM MK

: Aditya Al Jamil : 1001112265 : Kaitan Ilmu Politik dengan Ilmu Lainnya, dan Bidang-Bidang Kajian Ilmu Politik

Dosen Jurusan

: DR. Alimin Siregar : Hubungan Internasional

KAITAN ILMU POLITIK DENGAN ILMU LAINNYA Ilmu politik berkaitan erat dengan ilmu pengetahuan sosial lainnya, seperti sejarah, filsafat, sosiologi, antropologi dan lain-lain, karena ilmu sosial mempunyai obyek penelitian yang sama, yaitu manusia. Pada paper ini akan dibahas tentang kaitan ilmu politik dengan ilmu sosial lainnya. Berikut pembahasan mengenai kaitan ilmu politik dengan ilmu sosial lainnya.

1. SEJARAH Sejarah merupakan alat yang paling penting bagi ilmu politik, karena menyumbang bahan, yakni data dan fakta dari masa lampau, untuk diolah lebih lanjut. Perbedaan pandangan antara ahli sejarah dan sarjana ilmu politik adalah bahwa ahli sejarah selalu menelaah masa lampau dan inilah yang menjadi tujuannya, sedangkan sarjana ilmu politik biasanya lebih melihat jauh ke depan (future oriented). Sarjana ilmu politik tidak puas hanya dengan mencatat sejarah tetapi ia akan selalu mencoba menemukan dalam sejarah pola-pola tingkah laku politik (patterns of political behaviour) yang memungkinkannya untuk, dalam batas-batas tertentu, menyusun suatu pola perkembangan untuk masa depan dan memberi gambaran bagaimana sesuatu keadaan dapat diharapkan akan berkembang dalam keadaan tertentu.1

Budiarjo, Miriam. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

2. FILSAFAT Filsafat adalah usaha untuk secara rasional dan sistematis mencari pemecahan atau jawaban atas persoalan-persoalan yang menyangkut alam semesta ( universe) dan kehidupan manusia. Ilmu politik erat sekali hubungannya dengan filsafat politik, yakni bagian dari filsafat yang menyangkut kehidupan politik terutama mengenai sifat hakiki, asal mula dan nilai (value) dari negara. Negara dan manusia didalamnya dianggap sebagai bagian dari alam semesta. Dengan demikian kita sampai pada bidang filsafat politik yang membahas masalah politik dengan berpedoman pada suatu sistem nilai (value system) dan norma-norma tertentu.

3. SOSIOLOGI Sosiologi menyumbangkan pengertian akan adanya perubahan dan pembaruan dalam masyarakat. Sosiologi membantu sarjana ilmu politik dalam usahanya memahami latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai kelompok dan golongan dalam masyarakat. Dengan pengertian-pengertian dan teori-teori sosiologi, sarjana ilmu politik dapat mengetahui sampai dimana susunan dan stratifikasi sosial memengaruhi ataupun dipengaruhi oleh misalnya keputusan kebijakan (policy decisions), bentuk, dan sifat keabsahan politik (political legitimacy), sumber-sumber kewenangan politik (sources of political authority), pengendalian sosial (social control), dan perubahan sosial (social change). Sosiologi dan ilmu politik mempelajari tentang negara, tetapi sosiologi menganggap negara adalah salah satu lembaga pengendalian sosial. Sosiologi juga menganggap negara sebagai salah satu asosiasi dalam masyarakat dan memerhatikan bagaimana anggota asosiasi itu dapat memengaruhi sifat dan kegiatan negara.

4. ANTROPOLOGI Antropologi menyumbang pengertian dan teori tentang kedudukan serta peran berbagai satuan sosial-budaya yang lebih kecil dan sederhana. Antropologi dapat digunakan oleh ilmu politik untuk penelitian hubungan internasional dan memahami politik

internasional, karena antropologi membahas hubungan antar berbagai jenis suku. Antropologi telah berpengaruh dalam bidang metodologi penelitian ilmu politik. Salah satu pengaruh yang amat berguna dan terkenal serta kini sering dipakai dalam ilmu politik ialah metode peserta pengamat (participant observer). Penelitian semacam ini memaksa sarjana ilmu politik untuk meneliti gejala-gejala kehidupan sosial dari dalam masyarakat yang menjadi objek penelitiannya.

5. ILMU EKONOMI Dahulu, ilmu politik dan ilmu ekonomi dianggap sebagai satu bidang ilmu yang berbeda, yaitu politik ekonomi(political economy), yaitu pemikiran dan analisis kebijakan untuk kesejahteraan negara. Karena perkembangan ilmu pengetahuan, maka ilmu tersebut memisahkan diri menjadi ilmu politik (political science) dan ilmu ekonomi (economics). Ilmu ekonomi dikenal sebagai ilmu sosial yang sangat planning-oriented; pengaruhnya meluas pada ilmu politik seperti misalnya pengertian pembangunan ekonomi (economic development) yang telah memengaruhi pengertian pembangunan politik (political development). Dalam memikirkan siasat tertentu sarjana ekonomi dapat meminta saran kepada sarjana ilmu politik tentang politik apa yang paling baik dipakai dalam tujuan tertentu. Sarjana ilmu politik juga dapat meminta saran pada sarjana ekonomi tentang syarat-syarat ekonomis yang harus dipenuhi guna mencapai tujuan tertentu, khususnya menyangkut penerapan kehidupan demokrasi.

6. PSIKOLOGI SOSIAL Psikologi sosial adalah pengkhususan psikologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dan masyarakat, khususnya faktor-faktor yang mendorong manusia untuk berperan dalam ikatan kelompok atau golongan. Jika sosiolog mempelajari kegiatan kehidupan sosial, bidang psikologi umumnya memusatkan perhatian pada kehidupan perorangan. Psikologi sosial berusaha untuk menyusun kerangka analisis yang menghubungkan kedua bidang tersebut. Kegunaan psikologi sosial dalam analisis ilmu
2

http://isnuansa.blogspot.com/2009/10/ilmu-politik.html Akses pada 5-10-2010 pukul 19.05 3 http://sospol.pendidikanriau.com/2009/10/definisi-ilmu-politik-sebelum.html Akses pada 5-10-2010 pukul 19.10

politik jelas dapat kita ketahui apabila kita sadar bahwa analisis sosial politik secara makro diisi dan diperkuat dengan analisis yang bersifat mikro. Psikologi sosial mengamati kegiatan manusia baik ekstern maupun intern. Dengan ke dua analisa ini, ilmu politik dapat menganalisa secara lebih mendetail makna dan peran orang kuat, kondisi sosial, dan ekonomi, serta ciri-ciri kepribadian yang memungkinkannya memainkan peran besar tersebut. Psikologi sosial dapat menjelaskan bagaimana kepemimpinan tidak resmi ( informal leadership) bisa memengaruhi suatu keputusan dalam kebijakan politik dan kenegaraan; bagaimana sikap (attitude) dan harapan (expectation) masyarakat dapat melahirkan tindakan serta tingkah laku yang berpegang teguh pada tuntutan-tuntutan sosial (conformity). Psikologi sosial juga dapat menjelaskan sikap dan reaksi suatu kelompok terhadap keadaan yang dianggapnya baru, serta kondisi seperti apa yang dapat meredakan sikap dan reaksi masyarakat. Dalam psikologi politik kita akan membahas tentang sosialisasi politik, analisis kepribadian, partisipasi massa, dan sebagainya.

7. GEOGRAFI Faktor-faktor yang berdasarkan geografi, seperti perbatasan strategis ( strategic frontiers), desakan penduduk (population pressure), daerah pengaruh (sphere of influence) mempengaruhi politik. Seorang Ilmuwan Swedia bernama Rudolf Kiellen(1864-1933) menyatakan bahwa, di samping faktor antropologi dan ekonomi, keadaan geografis memengaruhi karakter dan kehidupan nasional dari rakyat, dengan demikian ilmu geografi harus diperhitungkan dalam menyusun politik dalam dan luar negeri.

8. ILMU HUKUM Sejak dulu ilmu hukum sangat erat kaitannya dengan ilmu politik, karena mengatur dan melaksanakan undang-undang merupakan salah satu kewajiban negara yang penting. Terutama negara-negara Benua Eropa, ilmu hukum sejak dulu kala erat hubungannya dengan ilmu politik, karena mengatur dan melaksanakan undang-undang ( law enforcement) merupakan salah satu kewajiban negara yang penting. Cabang-cabang ilmu hukum yang khususnya meneropong negara ialah hukum tata-negara (Staatsrecht, public law), dan ilmu negara (Staatslehre, general theory of the state). Ahli hukum melihat negara semata-mata

sebagai lembaga atau organisasi hukum, maka ahli ilmu politik lebih selain cendrung menganggap negara sebagai system of controls, juga memandang negara sebagai suatu asosiasi atau sekelompok manusia yang bertindak untuk mencapai beberapa tujuan bersama. Selain itu ilmu hukum sifatnya normatif dan selalu mencoba mencari unsur keadilan. Aliran ini kuat sekali dalam kupasan-kupasan mengenai Negara Hukum (Rechstaat), yang menekankan bahwa perasaan keadilan (sense of justice) merupakan basis dari seluruh sistem norma yang mendasari negara.

Bidang-Bidang Kajian Ilmu Politik Dalam Contemporary Political Science, terbitan UNESCO 1950, Ilmu Politik dibagi dalam empat bidang. 1. Teori politik. Teori politik Sejarah perkembangan ide-ide politik.

2. Lembaga-lembaga politik: Undang-Undang Dasar. Pemerintah Nasional. Pemerintah Daerah dan Lokal. Fungsi ekonomi dan sosial dari pemerintah. Perbandingan lembaga-lembaga politik.

3. Partai-partai, golongan-golongan (groups), dan pendapat umum: Partai-partai politik.


2

Golongan-golongan dan asosiasi-asosiasi. Partisipasi warga negara dalam pemerintah dan administrasi.

http://isnuansa.blogspot.com/2009/10/ilmu-politik.html Akses pada 5-10-2010 pukul 19.05 3 http://sospol.pendidikanriau.com/2009/10/definisi-ilmu-politik-sebelum.html Akses pada 5-10-2010 pukul 19.10

Pendapat umum.

4. Hubungan Internasional: Politik Internasional Organisasi-organisasi dan Administrasi Internasional. Hukum Internasional.

Teori politik yang merupakan bidang pertama dari Ilmu Politik adalah bahasan sistematis dan generalisasi-generalisasi dari fenomena politik. Teori politik bersifat spekulatif tetapi juga dapat bersifat menggambarkan (deskriptif) atau membandingkan (komparatif) atau berdasarkan logika. Teori politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan tujuan politik, bagaimana mencapai tujuan tersebut serta segala konsekuensinya. Bahasan dalam Teori Politik antara lain adalah filsafat politik, konsep tentang sistem politik, negara, masyarakat, kedaulatan, kekuasaan, legitimasi, lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik, perbandingan politik, dan lain lain. Bidang kedua dari ilmu politik, yaitu lembaga-lembaga politik, seperti misalnya pemerintah, mencakup aparatur politik teknis untuk mencapai tujuan-tujuan sosial. Secara awam lembaga berarti suatu organisasi, tetapi lembaga bisa juga merupakan suatu kebiasaan atau perilaku yang terpola. Dalam konteks ini suatu organisasi juga adalah suatu perilaku yang terpola dengan memberikan jabatan pada orang-orang tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu demi pencapaian tujuan bersama, organisasi bisa formal maupun informal. Lembaga politik adalah perilaku politik yang terpola dalam bidang politik. Bidang ketiga, yakni mengenai partai-partai, golongan-golongan, dan pendapat umum, banyak memakai konsep-konsep sosiologis dan psikologis dan sering disebut political dynamics oleh karena sangat menonjolkan aspek-aspek dinamis dan proses-proses politik.

Referensi Budiarjo, Miriam. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. http://sospol.pendidikanriau.com/2009/10/definisi-ilmu-politik-sebelum.html

http://isnuansa.blogspot.com/2009/10/ilmu-politik.html Akses pada 5-10-2010 pukul 19.05 3 http://sospol.pendidikanriau.com/2009/10/definisi-ilmu-politik-sebelum.html Akses pada 5-10-2010 pukul 19.10

Anda mungkin juga menyukai