Anda di halaman 1dari 26

LEMBAR PERSETUJUAN Laporan Studi Kasus Pasien mengenai DIABETES MELLITUS TIPE II PADA PASIEN USIA LANJUT DENGAN

PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN PERIODE 15 JULI 2 AGUSTUS 2013, telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas kepaniteraan Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

Jakarta, Juli 2013 Pembimbing,

DR. KHOLIS ERNAWATI, S.Si, M.Kes

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas bimbingan dan tuntunanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil Studi Kasus Pasien dengan penerapan Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Ilmu Kedokteran Keluarga yang berjudul Diabetes Mellitus Tipe II Pada Pasien Usia Lanjut Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga Di Puskesmas Kecamatan Senen Periode 15 Juli 2 Agustus 2013. Tujuan pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan Pendekatan Kedokteran Keluarga ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI untuk periode 15 Juli 2 Agustus 2013. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes sebagai Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 2. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes sebagai dosen pembimbing sekaligus staf pengajar Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 3. dr. Sugma Agung Purbowo, MD, MARS selaku Koordinator Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga sekaligus staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 4. Prof. Dr. Hj. Qomariyah RS, MS, PKK, AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 5. dr. Dini Widianti, MKK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI 6. Rifda Wulansari, SP, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI 7. dr. Citra Dewi, M.Kes selaku sekretaris dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 8. dr. Dian Mardiyah, M.KK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

9. dr. Fathul Jannah, M.Si selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 10. Rifqatussaadah SKM, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 11. dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 12. dr. Yuli, dr. Erma, dr. Eric, dr. Yuni, dr.Cori, dan seluruh staf Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta Pusat yang telah membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan hasil Studi Kasus Pasien ini. 13. Keluarga Pasien yang telah memberikan waktunya untuk berbagi pengalaman dan memberikan ilmu. 14. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, restu, semangat, dan motivasi. 15. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga tersusun hasilstudi kasus ini. Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penyusunan hasil studi kasus pasien ini. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun sebagai perbaikan bagi penulis. Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, Juli 2013

Dyniyah Yunus

LAPORAN KASUS BERKAS PASIEN A. Identitas Pasien Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Alamat Suku Bangsa Pendidikan Pekerjaan Tanggal berobat B. Anamnesa Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada pasien tanggal 18 Juli 2013 pukul 10.00 WIB di Poli 1 puskesmas senen 1. Keluhan Utama 2. Keluhan Tambahan 3. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Senen diantarkan oleh menantunya dengan keluhan badan sering terasa lemas sejak 2 minggu yang lalu. Selain itu pasien juga mengeluhkan mudah merasa haus, banyak minum, serta sering buang air kecil dimalam hari. Pasien mengaku sering merasa lapar walaupun sudah makan, namun berat badan menurun yang awalnya pasien gemuk sekarang menjadi kurus. 4. Riwayat Penyakit Dahulu Berdasarkan pernyataan pasien, pasien sebelumnya tidak mengetahui kondisi penyakit Diabetes yang diderita, baru mengetahui saat kunjungan ke puskesmas. Riwayat penyakit jantung : disangkal
4

: Ny.S : Perempuan : 60 tahun : Janda : Islam : Jln.Kenari III no.26 rt : 06 rw: 05 : Jawa : SMP : Ibu Rumah Tangga : 18 Juli 2013

: :

Badan sering terasa lemas sejak 2 minggu yang lalu. Mudah haus, banyak minum, sering terbangun untuk buang air kecil di malam hari

Riwayat hipertensi Riwayat TB Riwayat alergi obat Riwayat alergi makanan

: :

disangkal disangkal

: disangkal : disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga Suami pasien telah meninggal 9 bulan yang lalu dengan riwayat CKD. Riwayat DM, dan Penyakit Jantung pada keluarga disangkal. Riwayat Hipertensi pada ayah dari pasien. 6. Riwayat Sosial Ekonomi Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, tinggal bersama anak laki-lakinya, menantunya, sepasang cucu laki-laki dan perempuan. Dalam keluarga pasien kebutuhan sehari-sehari biasa dipenuhi dari penghasilan anak laki-laki pasien yang bekerja sebagai Karyawan Swasta dengan penghasilan Rp2.500.000,-/bulan. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan biaya berobat gratis, karena pasien memiliki KTP DKI Jakarta sehingga pasien mendapatkan fasilitas Kartu Jakarta Sehat (KJS). Menantu pasien adalah seorang pedagang makanan kecil dengan penghasilan tidak menentu. Pasien yang bertugas mengurus anak-anak setiap hari. 7. Riwayat Kebiasaan Pasien mengaku senang mengudap makanan manis ditemani dengan teh manis hangat. Pasien makan tiga kali sehari dengan menu lauk yang beragam setiap harinya. pasien juga mengaku rutin mengkonsumsi sayur dan buah-buahan setiap harinya. Pasien tidak merokok, dan tidak pernah berolahraga secara teratur. C. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum Kesadaran Berat Badan Tinggi Badan Status gizi : baik : compos mentis : 68 kg : 151 cm : BMI = 29.82 (pre-obes)

Tabel 1. Kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT) IMT KATEGORI < 18,5 Berat badan kurang 18,5 24.99 Berat badan normal 25.00 Kelebihan berat badan 25.00 - 29.99 Pre-obes 30.00 - 34.99 Obes I 35.00 - 39.99 Obes II 40.00 Obes III Sumber : Adaptasi dari WHO 1995, WHO 2000 dan WHO 2004. Tekanan Darah Frekuensi nadi Frekuensi nafas Suhu : 120/80 mmHg : 80 kali/menit ( isi cukup, reguler, kuat angkat ) : 20 kali/menit ( reguler, adekuat ) : 36,7 derajat celcius (axila)

Kulit : sawo matang, turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-), kulit gatal dan mengelupas (-), kulit kering (-) Kepala : Simetris, normocephal, rambut tidak rontok, rambut tidak mudah dicabut, luka pada kepala (-), benjolan/borok (-). Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), radang/konjungtivitis/uveitis (-/-), reflek cahaya (+/+), katarak (-/-) Hidung : Nafas cuping hidung (-), simetris, saddle nose (-), sekret (-), perforasi (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-) Telinga : Daun telinga simetris, membran tympani (intak), nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping telinga dalam batas normal. Mulut : Simetris, mulut kering (-), sianosis (-), bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi lidah hiperemis (-), tremor (-), gusi berdarah (-). Tenggorokan : Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-). Leher : JVP tidak meningkat, trakea di tengah, pembesaran, kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-). Thorax Cor : : ictus cordis tidak tampak
6

: Simetris, bentuk normochest,

retraksi interkostal

(-), retraksi

subkostal (-), spider nevi (-), venectasi (-), pembesaran kelenjar limfe (-)

Inspeksi

Palpasi Perkusi

: ictus cordis teraba : batas kiri atas batas kanan atas batas kiri bawah : SIC II 1 cm lateral Linea Para Sternalis Sinistra : SIC II Linea Para Sternalis Dekstra : SIC V 1 cm lateral Linea Medio Clavicularis Sinistra batas kanan bawah : SIC IV Linea Sternalis Dekstra

Auskultasi : Bunyi Jantung III intensitas normal, regular, bising (-) Pulmo : Inspeksi Palpasi Perkusi Abdomen Inspeksi : dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-) Auskultasi Perkusi Palpasi : bising usus (+) normal : timpani : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba : pengembangan dada kanan sama dengan kiri : fremitus raba kanan sama dengan kiri : sonor/sonor

Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)

Sistem Collumna Vertebralis Inspeksi : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)

Palpasi : nyeri tekan (-) Ektremitas Akral dingin : palmar eritema (-/-) Edema Ulkus -

Sistem genetalia eksterna: dalam batas normal Pemeriksaan Psikiatrik

Penampilan Kesadaran Afek Psikomotor Proses pikir

: sesuai umur, perawatan diri terkesan baik : kualitatif tidak berubah ; kuantitatif compos mentis : appropriate : normoaktif : Bentuk : realistik Isi Arus : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-) : koheren

Insight

: baik

D. Pemeriksaan Penunjang Tanggal 18 Juli 2013 - Gula darah sewaktu : 355 mg/dl

BERKAS KELUARGA A. Profil Keluarga 1. Karakterisktik Keluarga a. Identitas Kepala Keluarga Nama Usia b. : Tn. AY : 40 Tahun

Identitas Pasangan Nama Usia : Ny. AP : 34 tahun

c. No

Struktur Komposisi Keluarga Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah Kedudukan Dalam Keluarga Ibu Tn. AY Ayah Ibu Anak 1 Anak 2 Gender Umur Pendidika n P L P P P 60 th 40 th 34 th 16 th 11 th SMA SMA SMA SD IRT Karyawan Swasta Pedagang Perkerjaan Keterangan Tambahan 2.500.000/ Bulan 100.000/ hari -

Nama

1 2 3 4 5

Ny. S Tn. AY Ny. AP An.RS An. RA

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup a. Lingkungan tempat tinggal Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal Status Kepemilikan Rumah : Mengontrak Daerah Perumahan : Padat Karakteristik Rumah dan Lingkungan Luas rumah : 6m x 6m Jumlah penghuni dalam rumah : 5 orang Luas halaman rumah : tidak memiliki halaman Tidak bertingkat Lantai rumah : keramik Dinding rumah : tembok Jamban keluarga : ada Tempat bermain : tidak ada Penerangan listrik : 900 watt Ketersediaan air bersih : ada Tempat pembuangan sampah : ada b. Kepemilikan barang-barang berharga Keluarga Ny. S memiliki barang elektronik antara lain satu buah televisi, satu buah handphone dan satu buah kipas angin, Peralatan rumah tangga yang dimiliki keluarga pasien antara lain magic jar,dan kompor gas 3kg. Rumah tinggal merupakan rumah kontrakan yang berada pada lingkungan yang cukup padat. Rumah tersebut kurang nyaman untuk ditempati oleh lima orang anggota keluarga. Rumah tidak memiliki halaman, lantai rumah terbuat dari keramik dan bangunan terbuat dari tembok. Untuk air bersih keluarga Ny.S memakai pompa air. Kesimpulan

10

c.

Denah rumah Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Ny. S

3.

Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga a. b. c. Tempat Berobat Balita Asuransi/Jaminan Kesehatan : Puskesmas : Posyandu : KJS

4.

Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) Tabel 3. Pelayanan Kesehatan Faktor Cara mencapai pusat pelayanan kesehatan Tarif kesehatan Kualitas kesehatan pelayanan pelayanan Keterangan Angkutan umum KJS Memuaskan Kesimpulan Pasien pergi berobat ke puskesmas biasanya dengan angkutan umum. Setiap pasien berobat di Puskesmas pasien tidak dikenakan biaya karena pasien memiliki KTP DKI Jakarta dan kualitas pelayanannya pun memuaskan.

11

5.

Pola Konsumsi Makanan Keluarga a. Kebiasaan makan Untuk pola konsumsi gizi pasien, frekuensi makan rata-rata 3 kali sehari dengan menu nasi, lauk pauk (telur, daging, tempe, tahu), sayuran, buah-buahan. Pasien mengaku senang mengudap makanan manis ditemani dengan teh manis hangat di sela makan pagi, siang, atau malam. b. Menerapkan pola gizi seimbang Menu makanan keluarga Ny. S yang selalu ada saat mereka makan setiap harinya ialah nasi, sayur mayur, lauk pauk dan buah-buahan. Disertai menu makanan lainnya seperti tahu, tempe, ikan, telur, ayam atau daging. Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah : TANGGAL WAKTU 17-07-2013 Pagi Selingan Siang Selingan Malam 16-07-2013 Pagi Selingan Siang Selingan Malam 15-07-2013 Pagi Selingan Siang Selingan Malam MAKANAN Nasi uduk, tahu isi Semangka + donat + teh manis Nasi + sayur + rendang + jeruk Biscuit + lemper + teh manis Nasi + ayam Soto mie Pisang goreng + teh manis Nasi +sayur + ikan Onde-onde + teh manis Nasi + telur + ayam Ketan susu + risol Pisang + bugis Nasi + sop + ayam Roti Nasi + ikan

12

6.

Pola Dukungan Keluarga a. Faktor pendukung terselesainya masalah dalam keluarga Menantu pasien dan anak pasien senantiasa memberikan dukungan atas penyakit pasien dengan cara : b. Mengingatkan pasien untuk menjaga pola makan sehari-hari Mengantarkan pasien kontrol ke puskesmas Mengingatkan pasien untuk minum obat Mengajak pasien untuk mengikuti senam pagi di puskesmas Mengajak cucu pasien untuk membantu mengingatkan nenek mereka dalam meminum obat Faktor penghambat terselesainya masalah dalam keluarga Saat ini pasien tinggal bersama putra, menantu dan kedua cucunya, sehingga perhatian putra dan menantu pasien harus terbagi antara pasien dan kedua cucu pasien. Kurangnya pengetahuan keluarga pasien tentang penyakit yang diderita oleh pasien. Pola konsumsi keluarga Ny. S tidak baik, dikarenakan pasien suka sekali mengudap makanan manis, hal ini menjadikan pasien memiliki bobot badan yang berlebih dan meningkatkan resiko pada penyakit pasien. Dalam penatalaksanaan penyakit pasien sangat diperlukan peran serta yang aktif dari seluruh anggota keluarga terutama putra pasien dan cucu dalam merawat dan memperhatikan pasien terutama dalam hal mengingatkan meminum obat.

B. Genogram 1. Bentuk Keluarga Bentuk keluarga ini adalah keluarga besar (extended family) dimana terdiri dari nenek (Ny. S), ayah (Tn. AY), ibu (Ny. AP), dan kedua cucu yang tinggal dalam satu rumah.
13

2.

Tahapan Siklus Keluarga Tahapan siklus keluarga Ny. S termasuk kedalam beberapa tahap diantaranya : a. Tahap dewasa dan belum menikah ( Unattached young adult ) b. Tahap awal perkawinan ( The newly married young adult ) c. Tahap keluarga dengan anak anak ( The Family with young children ) d. Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa ( The Family with adolescent) e. Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (Launching Family) f. Tahap keluarga pada usia lanjut ( Family in Later Life ) Pasien kini masih ditemani dengan satu anak laki-lakinya yg sudah dewasa dan menikah dengan dua orang anak (The Family with young children), dan pasien telah ditinggalkan seorang anak perempuan yang tinggal bersama suaminya dan tidak tinggal dengan pasien lagi (Launching Family) dan sekarang pasien dalam usia lanjut ( Family in Later Life ).

3.

Family Map

Tn.J

Ny. S

T Tn.R An.P An.RS Keterangan Gambar : : Laki-laki : Perempuan : Keturunan : Tinggal serumah
14

Ny.Y

Tn.AY

Ny.AP

An. RA

: Pasien : Meninggal : Pernikahan

a. Masalah dalam organisasi keluarga Pasien adalah ibu rumah tangga yang berusia lanjut, tidak memiliki pekerjaan sehingga tidak memiliki penghasilan sendiri, suami pasien sudah meninggal 9 bulan yang lalu sehingga pasien mendapat uang untuk kebutuhan sehari-harinya dari pemberian anak-anaknya setiap bulannya. Anak-anak pasien sibuk dengan urusannya masing-masing dan pekerjaannya. b. Masalah dalam fungsi biologis Di dalam keluarga pasien tidak terdapat riwayat yang memiliki penyakit kencing manis. c. Masalah dalam fungsi psikologi Pasien merupakan seorang janda yang berusia lanjut. Pasien juga tidak tahu sejak kapan ia menderita kencing manis. Anak-anak pasien kurang memberikan dukungan karena pasien dengan anak-anaknya jarang bertemu dan berkomunikasi dan anakanak pasien sibuk dengan urusan pribadi serta urusan pekerjaannya masing-masing selain itu sudah tinggal berpisah. Menantu dan cucu pasien yang sangat mendukung akan pengobatan terhadap penyakit pasien. d. Masalah dalam fungsi ekonomi Pasien sebagai ibu rumah tangga, tidak bekerja sehingga tidak memiliki penghasilan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari didapatkan dari anak-anaknya setiap bulan. Sedangkan untuk pengobatan pasien, pasien berobat di puskesmas secara gratis. Ekonomi keluarga pasien cukup terpenuhi. e. Masalah lingkungan Pasien tinggal dalam lingkungan yang padat f. Masalah perilaku kesehatan Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makan makanan yang manis-manis dan sering mengkonsumsi teh manis pada pagi hari dan sore hari. Pasien juga tidak rutin berolah raga karena pasien merasa mengurus pekerjaan rumah sudah merupakan kegiatan berolahraga. Pasien tidak pernah memeriksakan kesehatannya ke puskesmas karena menganggap keluhannya biasa saja selama dia masih bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari, pasien juga memiliki persepsi yang salah mengenai keteraturan minum obat dimana pasien beranggapan bahwa orang yang selalu minum obat akan ketergantungan dan terkadang pasien bosan karena harus minum obat setiap hari.
15

C. Diagnosis Holistik (Multiaksial) Pasien (Ny.S, 60 tahun) didiagnosa DM, beberapa hari terakhir ini mengeluhkan badan terasa lemas. Ny. S hanya seorang ibu rumah tangga. Suaminya yaitu Tn. J sudah meninggal dunia karena CKD. Ny. S mempunyai 2 orang anak. Ny. S sekarang tinggal bersama putra dan menantunya, serta seorang cucu laki-laki dan perempuannya. Keluarga ini terlihat harmonis.. 1. Aspek Personal - Alasan kedatangan : Pasien datang berobat ke puskesmas karena memiliki keluhan badan terasa lemas, sering haus dan lapar walaupun makan telah banyak dan sering BAK pada malam hari. Pasien datang ke Puskesmas atas kemauan dan kesadaran sendiri. - Harapan : Pasien memiliki harapan untuk dapat sembuh dari penyakitnya. - Kekhawatiran : Pasien khawatir akan berumur pendek dengan penyakitnya tersebut.

2. Aspek Klinik Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang disimpulkan sebagai berikut : Diagnosis kerja Diagnosis banding : diabetes melitus tipe 2 :-

3. Aspek Risiko Internal Genetik : Tidak terdapat riwayat penyakit diabetes melitus pada keluarga pasien. Pola makan : Pola makan pasien memenuhi pola gizi seimbang setiap harinya.
16

Kebiasaan : Pasien tidak rutin berolahraga, berolahraga baginya adalah melakukan pekerjaan rumah sehari-hari.

Spiritual : Pasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya merupakaan cobaan yang diberikan dari Allah SWT kepadanya dan menerimanya dengan lapang dada apapun akibat yang akan terjadi akibat penyakitnya.

4.

Aspek Psikososial Keluarga Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah adanya dukungan dari menantu dan cucu pasien dengan menjaga pola makan pasien, menemani pasien berolah raga pada pagi hari sebelum suami pasien berangkat bekerja, serta selalu mengingatkan pasien untuk meminum obat dan kontrol ke puskesmas. Faktor penghambat kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah kurangnya perhatian dari anak-anak pasien terhadap penyakitnya. Hal ini dikarenakan kurangnya komunikasi antara pasien dengan anak-anaknya yang sibuk dengan urusan masingmasing.

5.

Aspek Fungsional Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah.

D. Rencana Pelaksanaan
17

Aspek Aspek personal

Kegiatan PENCEGAHAN PRIMER Health promotion Menjelaskan pada pasien bahwa pasien sedang sakit diabetes melitus atau meningkatnya kadar gula dalam darah yang bisa terjadi akibat faktor resiko seperti darah tinggi.

Sasaran Pasien

Waktu Pada saat pasien berkunjung ke puskesmas

Hasil diharapkan Pasien mengetahui dan paham penyakitnya Pasien tidak lagi khawatir dengan penyakitnya Pasien lebih tenang karena dengan beribadah pasien akan lebih merasa dekat dengan Allah SWT.

Spesific protection : Menghindari factor resiko diabetes Menjelaskan pada pasien untuk selalu dikontrol dengan olah raga rutin, mengatur pola makan dengan gizi seimbang, kurangi konsumsi gula, perbanyak makan serat, dan mengatur pikiran agar tidak mudah stress, maka penyakit diabetes tidak akan bertambah buruk.

PENCEGAHAN SEKUNDER Early diagnosis Memeriksa anggota keluarga dengan faktor resiko, gejala dan tanda berupa Gula Darah Puasa (GDP), Gula Darah 2 jam Post Prandial(GD2PP), dan kolesterol secara rutin

Prompt treatment : Menjaga kesehatan dengan rajin kontrol dan minum obat secara teratur

PENCEGAHAN TERTIER Treatment dan Rehabilitation : Menjelaskan kepada pasien untuk tetap rajin mengontrol gula darahnyadan mengikuti saran dokter. Membangkitkan semangat pasien untuk tetap sehat walaupun memiliki penyakit DM

Limitation of Disability : Memeriksa gejala kearah komplikasi seperti retinopati, nefropati, neuropati, dan

18

mengobati agar komplikasi tidak berlanjut Aspek klinik Health promotion : Menjelaskan fungsi obat yang bekerja dalam pengendalian gula darah, cara kerja serta efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat PENCEGAHAN PRIMER Pasien Pada saat pasien berkunjung ke puskesmas Kadar gula dalam darah diharapkan tidak tinggi lagi melebihi 200 mg/dl PENCEGAHAN SEKUNDER Pasien dapat Early diagnosis : Menyarankan kepada pasien untuk memeriksa Gula Darah Puasa (GDP), Gula Darah 2 jam Post Prandial(GD2PP), dan kolesterol secara rutin termotivasi untuk sembuh dan mengalami perbaikan dalam status kesehatannya. Pasien bertambah sehat dan keluhankeluhan yang dialami pasien membaik.

Spesific protection :

Prompt treatment : Terapi diabetes: Glibenclamide 1x12,5 mg (Gol Sulfonilurea) & Metformin 2x500mg (Gol Biguanid) Gizi : Menganjurkan pasien untuk berkonsultasi dengan bagian gizi untuk menetapkan pola makan pasien sehari-hari

PENCEGAHAN TERTIER Treatment dan Rehabilitation : Menganjurkan pasien untuk rutin berobat dan control gula darah setiap minggu.

Limitation of Disability : Memeriksa gejala kearah komplikasi seperti retinopati, nefropati, neuropati, dan mengobati agar komplikasi tidak berlanjut Pasien Saat berkunjung Health promotion : Menjelaskan kepada pasien mengenai diet untuk diabetes melitus ke rumah pasien Asupan gizi pasien terpenuhi dengan pola Kebugaran pasien dan kesehatan pasien dapat terjaga dengan baik.

Aspek risiko internal

PENCEGAHAN PRIMER

19

Memberitahu pasien untuk mulai berolah raga dan memotivasi pasien untuk tetap rutin melakukan olah raga setiap harinya Memberitahu dan menyarankan pasien menggunakan pelindung kaki agar tidak terluka

gizi yang seimbang. Pasien tidak makanan kebutuhan melebihi satu hari. Kalau pasien memiliki tabungan bermanfaat membutuhkan keperluan mendadak. akan disaat yang diharapkan mengkonsumsi melebihi kalori kebutuhan

Spesific protection : Gaya hidup : Sarankan pasien untuk selalu berolah-raga setiap hari selama 30 menit, dan selalu berfikir positif. Pola makan : Perhatikan jumlah kebutuhan kalori perhari: Dengan kebutuhan kalori BBI = 0.9 x (151-100) = 45.9 kg Keb. Kalori basal = 25 kcal x 45.9 = 1147 kcal Derajat aktivitas fisik = 10% x 1147 = 114,7 Koreksi usia (gizi) = 20% x 1147 = 229,4 Total = 1147 + 114,7 229,4 = 802,9 810 kcal

dalam 1 hari, tidak gula dan garam dalam

disarankan agar memperhatikan jumlah kebutuhan gula dalam satu hari. Ekonomi : Pasien disarankan untuk menabung walaupun hanya sedikit demi sedikit. PENCEGAHAN SEKUNDER Early diagnosis : Memberitahu agar segera membersihkan dan melakukan perawatan luka jika terluka.

20

Prompt treatment : Memberi pengertian kepada pasien bahwa dengan minum obat setiap hari dapat mengontrol gula darah pasien serta menjelaskan bahwa meminum obat setiap hari bukan merupakan ketergantungan obat seperti para pecandu obat terlarang

PENCEGAHAN TERTIER Treatment dan Rehabilitation : Menjelaskan kepada pasien untuk tetap rajin mengontrol gula darahnyadan mengikuti saran dokter. Membangkitkan semangat pasien yang tidak menyerah dan berhenti minum obat.

Limitation of Disability : Memeriksa gejala kearah komplikasi seperti retinopati, nefropati, neuropati, dan mengobati agar komplikasi tidak berlanjut. Aspek psikososi al keluarga PENCEGAHAN PRIMER Health promotion : Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk meningkatkan komunikasi yang baik dengan pasien. Memberi penyuluhan akan pentingnya kesehatan keluarga pasien Saat berkunjung ke rumah pasien Keluarga pasien lebih tanggap memperhatikan kesehatan pasien. Pasien menjadi lebih tenang menjadikan penyakitnya beban Menyarankan kepada keluarga pasien agar ikut memeriksakan kesehatan di dokter untuk melakukan screening dirinya. pikiran suatu bagi tidak dalam

Spesific protection :

PENCEGAHAN SEKUNDER Early diagnosis : Menyarankan kepada anak-anak pasien agar melakukan pemeriksaan darah karena anakanak pasien memiliki risiko diabetes melitus.

Prompt treatment : Mengikutsertakan peran keluarga dalam

21

membantu menjaga kesehatan pasien, dan keluarga juga harus memperhatikan kesehatan diri sendiri agar tidak mengalami hal serupa seperti pasien PENCEGAHAN TERTIER Treatment dan Rehabilitation : Menjelaskan kepada pasien untuk tetap rajin mengontrol gula darahnyadan mengikuti saran dokter. Selalu memberi dukungan mental agar pasien tabah dalam mengahadapi penyakitnya Limitation of Disability : Memeriksa gejala kearah komplikasi seperti retinopati, nefropati, neuropati, dan mengobati agar komplikasi tidak berlanjut.. Pasien Saat berkunjung ke rumah pasien Pasien akan lebih sehat dan bugar serta keluhan mengurangi

Aspek fungsion al

PENCEGAHAN PRIMER Health promotion : Menyarankan kepada pasien agar tetap melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.

yang dialami pasien. Kualitas hidup pasien meningkat

Spesific protection : Menyarankan kepada pasien untuk latihan jasmani

PENCEGAHAN SEKUNDER Early diagnosis : Memberitahu agar segera memeriksakan diri kedokter bila ada tanda-tanda gangguan pada fungsi tubuh

Prompt teratment : Menyarankan pada pasien agar selalu menjaga kesehatan tubuhnya dengan mengikuti saran-saran dari dokter seperti berolahraga secara rutin, dan mengikuti pola makan yang telah disarankan oleh dokter

PENCEGAHAN TERTIER Treatment dan Rehabilitation : Menjelaskan kepada pasien untuk tetap rajin mengontrol gula darahnyadan mengikuti saran dokter. Limitation of Disability :

22

Memeriksa gejala kearah komplikasi seperti retinopati, nefropati, neuropati, dan mengobati agar komplikasi tidak berlanjut.

A. Analisa Kasus 1. Aspek Personal Keluhan keluhan yang dirasakan pasien saat ini merupakan tanda bahwa pasien memiliki respon kekhawatiran, sehingga setiap pasien merasakan keluhan pasien datang berobat ke puskesmas. Hal ini bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour), dimana hal tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit). (Notoatmodjo, 2007). Pasien memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya dan memiliki harapan untuk sembuh. Pasien mengatakan ini semua takdir yang diberikan Allah SWT. Pada analisis aspek personal dapat dilihat bahwa pasien seseorang yang memiliki harapan untuk dapat melanjutkan hidupnya dan memiliki harapan untuk sembuh, tetapi pasien masih memiliki kekhawatiran bahwa pasien tidak akan sembuh dari penyakitnya karena pasien merasa telah terlambat memeriksakan penykitnya. Maka rencana penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan komplikasi, memberikan edukasi dan motivasi kepada pasien akan pentingnya kontol dan minum obat secara teratur, menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya tidak dapat sembuh namun dapat dikontrol jika minum obat secara teratur, serta menjelaskan kepada pasien bahwa apapun yang terjadi memang sudah menjadi takdir Allah SWT tetapi sebagai manusia tetap harus berusaha dalam hal ini berusaha menjaga kesehatan dengan rajin kontrol dan minum obat secara teratur. Dengan harapan pasien memahami mengenai penyakitnya, mau kontrol secara teratur, kepatuhan minum obat, dan rajin untuk kontrol secara rutin ke dokter.

2. Aspek Klinik Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan secara anamnesa pasien Pasien datang ke puskesmas penjaringan dengan keluhan badan terasa lemas sejak dua hari yang lalu, keluhan ini dirasakan sepanjang
23

hari, sehingga pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti hari-hari sebelumnya. Pasien hanya dapat duduk dan berbaring di tempat tidur. Pasien mengatakan bahwa, pasien sudah banyak makan dan minum tetapi badan pasien tetap terasa lemas dan masih terasa lapar serta haus. Keluhan ini disertai dengan sering buang air kecil pada malam hari sebanyak 5 kali, pasien juga mengatakan terdapat keluhan kesemutan pada kedua tangannya yang dirasakan hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status gizi berat badan 68 kg, tinggi badan 151 cm, IMT 29,82 kg/m. Pada pemeriksaan penunjang tanggal 18 Juli GDS 355 mg/dl. Maka rencana penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien untuk melakukan pemeriksa Gula Darah Puasa (GDP), Gula Darah 2 jam Post Prandial(GD2PP), dan kolesterol secara rutin serta memberikan obat diabetes melitus yaitu glibenklamid 1x 12,5 mg dan metformin 2x 500 mg setelah makan.

3. Aspek Risiko Internal Dari aspek risiko internal yang perlu diperhatikan yaitu pola makan yang dikonsumsi sehari-hari oleh pasien, faktor kebiasaan yang dimiliki pasien, sehingga rencana penatalaksanaannya adalah dengan Menjelaskan kepada pasien mengenai diet untuk diabetes mellitus, menyarankan kepada pasien untuk mulai berolah raga secara teratur dan memotivasi pasien untuk tetap rutin melakukan olah raga setiap harinya, memberi pengertian kepada pasien bahwa dengan minum obat setiap hari dapat mengontrol gula darah pasien serta menjelaskan bahwa meminum obat setiap hari bukan merupakan ketergantungan obat seperti para pecandu obat terlarang, memberitahu dan menyarankan pasien menggunakan pelindung kaki agar tidak terluka serta memberitahu agar segera membersihkan dan melakukan perawatan luka jika terluka.

24

Gambar 3. Mandala of health

4. Aspek Psikososial keluarga Kurangnya waktu bertemu antara pasien dengan anak-anaknya karena sibuk bekerja serta kurangnya komunikasi sehingga menyebabkan pasien kurang mendapatkan perhatian terutama dari anak-anak pasien terhadap penyakit yang diderita pasien, maka rencana pelaksanaan menjelaskan kepada putra, menantu, dan cucu-cucu pasien mengenai penyakit pasien, menganjurkan kepada putra pasien agar lebih memberikan dukungan dan perhatian kepada pasien dan menyarankan kepada putra pasien agar melakukan pemeriksaan darah karena putra pasien memiliki risiko diabetes melitus.

25

5. Aspek Fungsional Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu untuk melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah, dengan rencana pelaksanaan menyarankan kepada pasien agar tetap melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya serta memberitahu pasien agar tidak melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan pasien terluka, dengan hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

B. Prognosis 1. 2. 3. Ad vitam Ad sanasionam Ad fungsionam : ad bonam : dubia ad malam : dubia ad malam

26

Anda mungkin juga menyukai