Anda di halaman 1dari 29

Praktikum Manajemen Keuangan II

SERI MANAJEMEN

MODUL MANAJEMEN KEUANGAN II

Penyusun : Tim Pengelola Laboratorium Manajemen

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2010

24

Praktikum Manajemen Keuangan II

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur hanya kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat, yang telah menganugerahkan akal pikiran dan hati nurani kepada manusia. Atas ijin dan kehendak-Nya pula modul MANAJEMEN KEUANGAN II ini dapat terselesaikan, serta akan menjadi pegangan peserta praktikum atau praktikan dan instrukutr pada pelaksanaan praktikum di Laboratorium Manajemen. Modul Manajemen Keuangan II ini didesain dalam bentuk studi kasus, selanjutnya praktikan membuat laporan dan diprsentasikan. Materi dalam modul ini adalah kasus-kasus yang berkaitan dengan Modal Kerja, Perencanaan dan Peramalan Keuangann serta Tambahan Modal Usaha. Praktikum Manajemen Keuangan II ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari persoalan-persoalan yang muncul di perusahaan melalui analisis kasus. Dengan menganalisis kasus tersebut, maka diharapkan praktikan akan terampil dalam memecahkan dan mengambil keputusan Keuangan. Modul ini merupakan hasil kerja bersama dosen konsentrasi Manajemen Keuangan. Atas terselesaikannya modul ini kami sampaikan terima kasih kepada Drs. M. Jihadi M.Si., selaku ketua konsentrasi bidang keuangan yang telah memberikan ide dalam pembuatan modul ini, dan kepada Dra. Erna Retna R. M.M., Drs. Warsono, M.M. yang telah menyempurnakan dan mengkritisi modul ini, serta teman-teman anggota konsentrasi keuangan, yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Tak lupa pula kami sampaikan terima kasih kepada adik-adik partime dan volunteer di Lab. Manajemen : Andie Hakim S.E., Uswa Alhamid, Suci Fitriany Dewi, Siti Musdhalifah, Meidyansayah, dan Hanif Handriansyah yang telah mendukung penyelesain modul ini. berkaitan dengan Manajemen

24

Praktikum Manajemen Keuangan II Kami sadar tidak ada satupun yang sempurna di muka bumi ini, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan masukkannya untuk perbaikan modul selanjutnya. Akhirnya kami mengajak seluruh praktikan untuk menyiapkan diri dengan mempelajari konsep teori tentang Modal Kerja, Perencanaan dan Peramalan Keuangann serta Tambahan Modal Usaha maupun teori-teori lain yang mendukung. Wassalamualaikum Wr. Wb. Malang, 28 Februari 2010 Ketua Lab. Manajemen

Dra. Sri Nastiti A, M.M

24

Praktikum Manajemen Keuangan II

PETUNJUK TEHNIS PELAKSANAAN PRATIKUM Manajemen Keuangan II


Ketentuan Peserta 1. 2. 3. 4. Praktikum Manajemen Keuangan II diperuntukkan bagi mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah Manajemen Keuangan II Peserta yang mengulang, diperlakukan sama dengan peserta regular, dan tidak harus menempuh lagi mata kuliah Manajemen Keuangan II Peserta praktikum (praktikan) harus terdaftar, dengan melakukan pendaftaran di Laboratoium Manajemen FE-UMM Peserta praktikum (praktikan) mengikuti seluruh rangkaian dan tata tertib selama pelaksanaan praktikum

Pelaksanaan Praktikum 1. 2. 3. 4. 5. 6. Praktikum dilakukan sebanyak 4 (empat) kali petemuan yang didahului dengan satu (1) kali technical meeting dan 3 (tiga) kali pelaksanaan inti praktikum. Waktu yang disediakan untuk praktikum pada masing-masing pertemuan adalah 2 (dua) jam. Setiap praktikan berhak mendapatkan modul praktikum, yang diambil di Bagian Administrasi Labroatorium Manajemen. Praktikan sebagaimana yang terdaftar, akan dikelompokkan dengan dipandu instruktur, termasuk dalam pembagian tugas kelompok (masingmasing kelompok terdiri dari 5 (lima) orang) atau menyesuaikan. Pelaksanaan praktikum dipandu oleh seorang instuktur, yang bertindak sebagai fasilitator. Praktikan diharuskan memahami konsep-konsep yang akan dibahas dalam praktikum. Pada praktikum ini, praktikan diharapkan telah memahami konsep dasar Manajemen Keuangan II, terutama materi modal kerja, peramalan keuangan, dan Modal Usaha, (lihat : buku Manajemen Kauangan II : J.Fred Weston & Thomas E.Copeland, serta buku-buku manajemen Keuangan lain sebagai penunjang praktikum). Sebelum pelaksanaan praktikum setiap peserta wajib mengisi lembar kerja secara individu maupun kelompok (mengumpulkan laporan hasil analisis max 5 lembar), serta membuat laporan untuk dipresentasikan dalam bentuk powerpoint.

Tujuan Praktikum Manajemen Keuangan II Dengan dilaksanakannya praktikum Manajemen Keuangan II, diharapkan mahasiswa mampu memahami teori manajemen keuangan dan sekaligus dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara nyata, sehingga mahasiswa mampu menganalisis kondisi dan kinerja perusahaan. Dengan mengetahui kondisi perusahaan, mahasiswa diharapkan mampu menganalisis dan mampu

24

Praktikum Manajemen Keuangan II memberikan solusi yang terbaik bagi perusahaan terutama sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam modul Manajemen keuangan II ini. Metode Pengajaran Metode pengajaran atau bentuk kegiatan praktikum yang akan dilakukan adalah membahas kasus-kasus keuangan khususnya manajemen keuangan II. Diharapkan mahasiswa mampu memahami kasus-kasus yang ada sehingga mampu menganalisa dan menyelesaikan permasalah yang dihadapi perusahaan. Metode Pembelajaran Adapun metode pembelajaran yang dilakukan di Laboratorium Manajemen untuk menyelesaikan kasus manajemen Keuangan II adalah dengan menggunakan sarana dan prasarana yang telah disediakan di Laboratorium Manajemen yaitu berupa LCD, slide dan spidol. Evaluasi Evaluasi praktikum dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai baik oleh para peserta secara individual maupun secara kelompok, oleh karena itu aspek yang dijadikan dasar evaluasi adalah tujuan pembelajaran itu sendiri. Adapun dalam pelaksanaan praktikum manajemen keuangan II dalam melakukan evaluasi didasarkan atas: 1. Praktikan wajib hadir 4 kali pertemuan termasuk di dalamya technical meeting 2. Praktikan, sebelum masuk Lab. Manajemen harus sudah mengerjakan secara manual dengan mengisi lembar kerja praktikum berdasarkan hasil diskusi kelompok baik secara individu maupun secara kelompok 3. Praktikan wajib mengisi buku lembar kerja di rumah dan dikumpulkan sebelum diskusi dimulai 4. Praktikan wajib mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelompok lain.

24

Praktikum Manajemen Keuangan II

KASUS 1 ANALISIS OPTIMASI MODAL KERJA


A. Pendahuluan
Manajemen modal kerja melibatkan pengelolaan terhadap aktiva lancar dan kewajiban lancar. Istilah modal kerja mempunyai dua konsep, yaitu modal kerja bersih dan modal kerja kotor. Modal kerja bersih (MKB) merupakan selisih antara kewajiban lancar (KL) dengan aktiva lancar (AL). Secara matematis, MKB = AL KL. Konsep modal kerja kedua adalah modal kerja kotor, yang didefinisikan sebagai investasi perusahaan dalam aktiva lancar. Jadi, modal kerja kotor merupakan investasi perusahaan dalam semua komponen aktiva lancar. Besarnya investasi perusahaan dalam aktiva lancar berpengaruh langsung terhadap profitabilitas dan likuiditas perusahaan. Profitabilitas dan likuiditas ini merupakan indikator kinerja keuangan yang penting bagi perusahaan, sehingga hampir seluruh keputusan keuangan yang dibuat selalu diarahkan pada kedua indikator ini sesuai dengan yang ditargetkan perusahaan. Antara profitabilitas dan likuiditas mempunyai hubungan yang dilematis. Perusahaan menginginkan profitabilitas dan likuiditas yang tinggi. Secara teoritis, jika profitabilitas yang dikehendaki perusahaan tinggi, maka likuiditasnya akan cenderung rendah. Sebaliknya, jika likuiditas yang dikehendaki tinggi, ada kecenderungan profitabilitas yang dihasilkan rendah. Dengan kondisi ini, pada umumnya pihak manajemen mengambil jalan tengah, dalam arti dengan besarnya investasi pada aktiva lancar tertentu, akan dapat dihasilkan suatu keseimbangan antara profitabilitas dan likuiditas. Untuk mencapai tujuan investasi pada aktiva lancar yang dapat menyeimbangkan antara kepentingan profitabilitas dan likuiditas perusahaan diperlukan metode yang dapat digunakan untuk menentukan besarannya yang optimal. Investasi pada aktiva lancar yang terlalu besar akan menyebabkan profitabilitas rendah, karena dalam setiap penggunaan dana ada konsekuensi cost of funds (biaya modal), dengan aktiva lancar yang besar akan menghasilkan likuiditas yang tinggi, karena kemungkinan terjadinya kekurangan atas aktiva lancar dapat ditekan. Sebaliknya, jika investasi pada aktiva lancar terlalu kecil, profitabilitas yang dihasilkan tinggi, tetapi likuiditasnya rendah, sehingga risiko terjadinya kekurangan aktiva lancar akan semakin besar. Salah satu metode optimasi penentuan besarnya nilai aktiva lancar adalah metode perputaran modal kerja. Analisis optimasi dengan metode perputaran modal kerja mendasarkan diri pada data historis, sehingga kondisi tahun mendatang diasumsikan sama/mirip dengan kondisi tahun sebelumnya. Pijakan utama untuk menentukan besarnya estimasi modal kerja tahun mendatang adalah hasil estimasi nilai penjualan tahun mendatang.

24

Praktikum Manajemen Keuangan II Metode ini didesain dengan menggunakan perputaran atas seluruh komponen aktiva lancar seperti kas, surat berharga, piutang dagang, dan persediaan. Berdasarkan hasil perhitungan perputaran atas komponen aktiva lancar, maka dapat dihitung besarnya perputaran modal kerja. Setelah estimasi nilai penjualan tahun mendatang ditentukan, dengan perputaran modal kerja yang sudah dihitung, maka nilai modal kerja optimal untuk tahun mendatang dapat ditentukan. Langkah selanjutnya, dengan nilai modal kerja optimal yang sudah ditemukan, dapat dihitung besarnya tambahan atau pengurangan terhadap saldo nilai aktiva lancar pada awal tahun berikutnya. Secara ringkas, prosedur penerapan metode perputaran modal kerja dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Hitung perputaran kas dalam kali dan lama keterikatan dana pada kas dalam hari; 2. Hitung perputaran surat berharga (investasi jangka pendek) dalam kali dan lama keterikatan dana pada surat berharga dalam hari; 3. Hitung perputaran piutang usaha dan bukan usaha dalam kali dan lama keterikatan dana pada piutang dagang dalam hari; 4. Hitung perputaran persediaan dalam kali dan lama keterikatan dana pada persediaan dalam hari; 5. Hitung perputaran biaya dibayar di muka dalam kali dan lama keterikatan dana pada biaya dibayar di muka tersebut dalam hari; 6. Jumlahkan seluruh lama keterikatan dana dalam komponen aktiva lancar menjadi lama keterikatan modal kerja; 7. Hitung perputaran modal kerja secara keseluruhan; 8. Estimasikan nilai penjualan tahun mendatang dengan metode tertentu; 9. Bagi nilai estimasi penjualan tahun mendatang dengan perputaran modal kerja secara keseluruhan, maka akan diperoleh nilai modal kerja optimal; 10. Bandingkan nilai modal kerja optimal (MKO) dengan saldo aktiva lancar awal tahun berikutnya (SAL). Jika SAL < MKO, maka tambahkan dana segar untuk menutup besarnya kekurangan modal kerja tersebut. Jika SAL > MKO, maka kurangi besarnya kelebihan dana yang tertanam dalam modal kerja (aktiva lancar) tersebut.

B. Gambaran Umum Modal Kerja Perusahaan


Perusahaan XYZ berkedudukan di Malang, adalah suatu badan usaha milik negara di bidang Pertambangan yang didirikan pada tahun 1988 berdasarkan hukum negara Republik Indonesia, Dalam beroperasinya, perusahaan menggunakan modal kerja yang digunakan untuk investasi pada: kas dan bank, investasi jangka pendek, piutang dagang, persediaan, dan biaya dibayar di muka. Besarnya nilai komponen-komponen aktiva lancar ini mengindikasikan hasil keputusan investasi jangka pendek perusahaan. Besarnya nilai aktiva lancar PT XYZ , Tbk., pada tahun 2007 mencapai Rp. 7.068.457.230 juta, sedangkan tahun 2008 sebesar Rp.6.495.309.469 juta. Ini berarti selama tahun 2008, nilai aktiva lancar mengalami penurunan sebesar 8,108%. Kas merupakan dana tunai yang ada di perusahaan dalam bentuk kas kecil dan rekening giro yang ada di bank. Setara kas meliputi deposito

24

Praktikum Manajemen Keuangan II berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan atau pembelian dan tidak dijadikan sebagai jaminan atas kewajiban dan pinjaman lainnya. Pada tahun 2009, besarnya kas dan setara kas PT XYZ , Tbk., mencapai Rp3.932.926.569 juta dan tahun 2010 sebesar Rp.3.690.692.040 juta. Dibanding tahun 2009, pada tahun 2010 nilai kas dan setara kas PT XYZ , Tbk., mengalami penurunan sebesar 6,159%. Piutang perusahaan PT XYZ , Tbk. meliputi piutang usaha dan piutang bukan usaha. Piutang usaha merupakan rekening yang muncul dari aktifitas penjualan produk perusahaan secara kredit, sedangkan piutang usaha muncul bukan karena adanya aktifitas operasi perusahaan. Penjualan kredit terutama diberikan kepada pelanggan besar (grosir). Piutang perusahaan PT XYZ , Tbk., pada tahun 2009 mencapai nilai sebesar Rp922.776.898 juta, sedangkan pada tahun 2010 mencapai sebesar Rp783.479.053 juta. Ini berarti selama tahun 2008, nilai piutang perusahaan mengalami penurunan sebesar 15,095% Sebagai perusahaan manufaktur, persediaan PT XYZ , Tbk., meliputi persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi, dan persediaan bahan pendukung. Nilai persediaan bersih PT XYZ , Tbk. pada tahun 2009 sebesar Rp.1.587.994.434 juta dan untuk tahun 2010 mencapai nilai sebesar Rp 1.545.911.164 juta. Ini berarti selama operasi tahun 2010, nilai persediaan bersih mengalami peningkatan sebesar 2,65% dibandingkan operasi tahun 2009. Biaya dibayar di muka meliputi uang muka dan jaminan, pajak dibayar di muka, dan biaya dibayar di muka dan aktiva lancar lainnya. Pada tahun 2007 jumlah ketiga komponen biaya dibayar di muka ini sebesar Rp. 14.645.738 juta, sedangkan pada tahun 2008 mencapai sebesar Rp. 21.828.448 juta. Dengan demikian selama tahun 2008 besarnya biaya di muka PT XYZ , Tbk. mengalami penurunan sebesar 49,04%. Dalam analisis optimasi modal kerja diperlukan data penjualan tahun mendatang yang diestimasikan. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap nilai penjualan tahun mendatang, seperti kondisi ekonomi secara umum, pertumbuhan permintaan industri, dan sebagainya. Untuk menyederhanakan masalah estimasi nilai penjualan tahun 2009, dalam konteks ini menggunakan dasar tingkat pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Nilai penjualan PT XYZ , Tbk. selama 5 tahun terakhir, yaitu dari tahun 2006 2010 dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Nilai Penjualan PT XYZ , Tbk. Tahun 2006 2010 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai Penjualan (juta Rp) 2,858.500 3.251.236 5.629.401 112.008.202 3.576.551.921

24

Praktikum Manajemen Keuangan II Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa sejak tahun 2006 hingga 2010 nilai penjualan PT XYZ , Tbk. selalu mengalami peningkatan yang signifikan. Dengan penguasaan pangsa pasar dalam industrinya sebesar lebih dari 90%, kemungkinan kecenderungan peningkatan dalam nilai penjualan dalam tahuntahun mendatang. Dengan data ini, nilai penjualan pada tahun 2011 yang diharapkan dapat ditentukan.

C. Analisis Optimasi Modal Kerja


Sasaran analisis optimasi modal kerja pada PT XYZ , Tbk. dalam konteks ini adalah untuk menentukan besarnya nilai modal kerja optimal pada tahun 2009. Untuk mempermudah analisis, pengerjaan kasus ini mendasarkan diri pada prosedur yang sudah didiskusikan pada seksi sebelumnya. Pengerjaan langkah 1 5 prosedur penerapan analisis optimasi modal kerja dapat diikuti pada Tabel 1.2. Untuk menghitung perputaran komponen modal kerja (PKMK) dilakukan dengan rumus:
Penjualan Komponen Modal Kerja x

PKMK x =

x KKMKx

= Komponen modal kerja (aktiva lancar) ke 1, 2, , n. Keterikatan dana dalam komponen modal kerja (KKMK) dapat dihitung dengan rumus: = Jumlah hari dalam 1 tahun/ PKMKx. Untuk menyamakan persepsi, diasumsikan bahwa jumlah hari dalam 1 tahun = 360 hari.

Tabel 1.2 Perhitungan Perputaran dan Keterikatan Dana pada Komponen Modal Kerja PT XYZ , Tbk. Tahun 2008 Komponen Aktiva Lancar Kas dan Setara Kas Investasi Jangka Pendek Piutang Persediaan Biaya Dibayar di Muka Aktiva Lancar Perhitungan Perputaran / / / / / / Hasil Perhitungan Perputaran Keterikatan Dana

24

Praktikum Manajemen Keuangan II Lamanya keterikatan dana dalam seluruh komponen modal kerja (aktiva lancar): Lama keterikatan dana pada kas dan setara kas + Lama keterikatan dana pada investasi jangka pendek + Lama keterikatan dana pada piutang + Lama keterikatan dana pada persediaan + Lama keterikatan dana pada biaya dibayar di muka = ............ hari. Perputaran modal kerja = Jumlah hari dalam 1 tahun/ Lama keterikatan dana dalam modal kerja. Perputaran modal kerja = 360/ ......... = ...... . kali. Estimasi terhadap nilai penjualan pada tahun 2011 dapat dilakukan dengan model tingkat pertumbuhan penjualan tahun-tahun sebelumnya. Tingkat pertumbuhan penjualan pada tahun t (gt) = (Penjualant Penjualant-1)/ Penjualant-1. Dari hasil perhitungan tingkat pertumbuhan tahunan, kemudian dihitung tingkat pertumbuhan rata-ratanya, yang nantinya akan digunakan untuk mengestimasi nilai penjualan tahun 2011 Hasil perhitungan tingkat pertumbuhan penjualan tahunan dari tahun 2006 - 2010 secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.3. Tingkat pertumbuhan penjualan rata-rata dalam empat tahun dapat dihitung sebagai berikut: g rata-rata = ......... / ... = .....%. Tabel 1.3 Hasil Perhitungan Tingkat Pertumbuhan Penjualan Tahunan PT XYZ , Tbk. Tahun 2006 2010 Tahun Nilai Penjualan (juta Rp) Tingkat Pertumbuhan Penjualan (%) -

2006 2,858.500 2007 3.251.236 2008 5.629.401 2009 112.008.202 2010 3.576.551.921 Jumlah Sumber: Tabel 1.1

Dengan tingkat pertumbuhan penjualan rata-rata selama lima tahun tersebut, nilai penjualan pada tahun 2011 dapat diestimasi dengan rumus: Nilai penjualan tahun 2010 x (1 + g rata-rata). Estimasi nilai penjualan tahun 2011 = Rp .... juta x (1 + .... %) = Rp ... juta. Modal kerja optimal untuk tahun 2009 dapat dihitung dengan rumus: Estimasi nilai penjualan tahun 2009/ Perputaran modal kerja tahun 2010. Jadi, modal kerja optimal PT XYZ , Tbk. tahun 2011 = Rp ......... juta/ ..... = Rp ..... juta. Berdasarkan hasil perhitungan modal kerja optimal untuk tahun 2009, kemudian dapat ditentukan besar kekurangan atau kelebihan dana yang diinvestasikan pada modal kerja. Besarnya kekurangan/kelebihan dana untuk modal kerja tahun 2011: [Saldo aktiva lancar awal tahun 2011 (= akhir tahun 2010) Modal kerja optimal] = Rp... juta Rp... juta = Rp .... juta. Jika hasil perhitungan

24

Praktikum Manajemen Keuangan II ini positif, berarti akan terjadi kelebihan dana yang diinvestasikan pada modal kerja, sebaliknya jika hasilnya negatif berarti akan terjadi kekurangan dana yang seharusnya diinvestasikan pada modal kerja (aktiva lancar).

D. Kesimpulan Hasil Analisis


Berdasarkan hasil analisis optimasi modal kerja pada PT XYZ , Tbk. dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai penjualan yang diestimasikan pada tahun 2011 sebesar Rp...... juta. Dengan nilai penjualan sebesar tersebut, besarnya modal kerja optimal sebesar Rp...... juta. Dengan modal kerja sebesar tersebut telah terjadi .. (kelebihan/kekurangan*) investasi pada modal kerja. Kelemahan atas kesimpulan hasil analisis optimasi modal kerja ini adalah: .. Perbaikan analisis yang mungkin dapat diusulkan untuk memperbaiki hasil analisis ini adalah: ..

E. Keputusan Keuangan yang Diambil


Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan analisis optimasi modal kerja pada seksi sebelumnya, implikasi/rekomendasinya dapat ditujukan kepada pihak-pihak terkait, terutama manajemen PT XYZ , Tbk., pemasok, dan kreditor dana jangka pendek. Bagi pihak manajemen PT XYZ , Tbk., sebaiknya . (menambah/mengurangi*) ...... dana untuk investasi pada modal kerja sebesar Rp......... juta, karena

24

Praktikum Manajemen Keuangan II .. Rekomendasi bagi pemasok bahan baku dan pelengkap PT XYZ , Tbk. sebaiknya membuat keputusan: .. Rekomendasi bagi kreditor dana jangka pendek, seperti bank, sebaiknya membuat keputusan: .. Keterangan:

24

Praktikum Manajemen Keuangan II

KASUS 2 ANALISIS PERAMALAN KEUANGAN


A. Analisis Peramalan Keuangan Perusahaan
Sebelum peramalan atas rekening-rekening laporan laba rugi dan neraca, anda diminta untuk mencari data penjualan PT.XYZ ,Tbk terlebih dulu mulai tahun 2000 s/d 2010 kemudian diadakan peramalan terhadap penjualan yang telah dicapai oleh perusahaan. Salah satu metode peramalan penjualan yang dapat digunakan adalah metode tren. Ada beberapa tren yang digunakan untuk menentukan ramalan penjualan atas rekening-rekening tersebut adalah : 1. Metode Linier : */** Y = a + Bx Kuadrat terkecil (least square) Product Moment Setengah rata-rata (Semi Average) 2. Metode Kuadratik Y = A + Bx + Cx2 3. Metode Eksponensial Sederhana (Simple Exponential) LogY=Loga+LogBx Tabel 2.1 Perhitungan untuk Mendapat Rumus Tren Kuadrat Terkecil Penjualan PT XYZ , Tbk. Penjualan (Yt) XtYt X2

Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah

Prediksi (Xt)

Dengan hasil estimasi penjualan pada tahun 2011 tersebut, maka besarnya tingkat pertumbuhan penjualan (g) pada tahun tersebut dapat dihitung dengan rumus: (Nilai Penjualan estimasi tahun 2011 Nilai penjualan realisasi tahun 2010)/ (Nilai penjualan realisasi tahun 2010).

24

Praktikum Manajemen Keuangan II g = (. .............................. juta - .............................. juta)/ ( .............................. juta) g = ..............%. Langkah pertama penerapan metode peramalan laporan keuangan adalah meramal laporan laba rugi. Dengan tingkat pertumbuhan penjualan sebesar .........%, maka menurut metode rasio konstan, rekening beban pokok penjualan dan beban usaha akan meningkat sebesar tingkat pertumbuhan penjualan tersebut. Untuk penghasilan bunga, beban bunga dan pendanaan lainnya, dan lain-lain bersih, diasumsikan tetap konstan atau sama dengan tahun 2010, karena berdasarkan data tahun-tahun sebelumnya perubahan tidak begitu signifikan. Khusus beban pajak tahun berjalan, besaran rupiahnya akan mengalami perubahan, tetapi besarnya perubahan tidak sama dengan besarnya tingkat pertumbuhan penjualan. Beban pajak dihitung dengan mengalikan antara laba sebelum manfaat (beban) pajak dengan tingkat/tarif pajak. Dalam konteks ini besarnya tarip pajak diasumsikan sama dengan yang diberlakukan pada tahun 2010. Tarif pajak yang diberlakukan (T) = Beban pajak tahun berjalan/ Laba sebelum manfaat (beban ) pajak. Dengan demikian: T = .............................. juta/ ................................. juta = ...........%. Rekening-rekening lain yang diasumsikan mengalami perubahan sebesar tingkat pertumbuhan penjualan adalah rekening rugi (laba) kurs dan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan bersih. Hal ini didasarkan pada data tahun-tahun sebelumnya. Kerugian atau keuntungan atas kurs didasarkan pada fluktuasi kurs Rp/US$. Asumsinya, jika kurs Rp/US$ mengalami depresiasi, maka akan terjadi kerugian kurs, dan sebaliknya. Berdasarkan data yang dipublikasikan pemerintah kurs Rp/US$ pada tahun 2011 akan cenderung mengalami depresiasi. Kenaikan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan bersih, juga cenderung mengikuti tingkat pertumbuhan penjualan. Perubahan rekening yang terakhir adalah rekening pembayaran dividen. Besarnya pembayaran dividen total dihitung dengan mengalikan antara DPS dengan jumlah saham yang beredar. Besarnya pembayaran dividen total yang akan dibayarkan pada tahun 2011, nilainya dapat diestimasi dengan data historis sebagaimana tercantum dalam Tabel 3.3. Nilai dividen total dihitung dengan mengalikan antara DPS yang diharapkan pada tahun 2011 dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Dalam konteks ini jumlah saham yang beredar diasumsikan sama dengan jumlah saham yang beredar pada tahun 2010, yaitu sebanyak 4.538.459.749 lembar. Tabel 2.2 Dividen per Lembar Saham (DPS) dan Tingkat Pertumbuhannya PT XYZ , Tbk. Tahun 2006-2010 Tahun 2006 DPS (Rp) 198,00 Tingkat Pertumbuhan*) -

24

Praktikum Manajemen Keuangan II 2007 2008 2009 2010 Keterangan: * ) gt = (DPSt DPSt-1)/DPSt. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 3.3 dapat dihitung besarnya tingkat pertumbuhan dividen rata-rata sebagai berikut: g rata-rata = gt/(n-1) g rata-rata = ..................../ (............. 1) g rata-rata = ................%. Dengan demikian, besarnya DPS estimasi untuk tahun 2011 DPS2011 = DPS2010 X (1 + g rata-rata) DPS2011 = Rp ........................ X (1 + .............%) DPS2011 = Rp ............................ Analisis peramalan laporan laba rugi PT XYZ , Tbk. pada tahun 2011, dapat menggunakan bantuan Tabel 2.3. Ramalan rekening laporan laba rugi yang mengalami perubahan sebesar tingkat pertumbuhan penjualan yang ada pada kolom 4, dihitung dengan cara mengalikan rekening laporan laba rugi aktual tahun 2010 dengan dasar ramalan atau (1 + g) pada kolom 3, sedangkan yang tetap/ tidak mengalami perubahan, nilai yang diestimasi untuk tahun 2011 sama dengan kondisi tahun 2010 Langkah kedua penerapan metode peramalan laporan keuangan adalah meramal neraca. Dalam peramalan neraca ini, rekening-rekening yang diasumsikan mengalami peningkatan sebesar tingkat pertumbuhan penjualan meliputi: (1). Seluruh rekening yang ada dalam aktiva lancar; (2). Seluruh rekening yang ada dalam aktiva tidak lancar; (3). Seluruh rekening yang ada dalam kewajiban lancar; (4). Kewajiban pajak tangguhan bersih, dan estimasi kewajiban imbalan kerja; (5). Hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan; dan (6). Laba yang belum terealisasi atas investasi efek bersih. Rekening-rekening yang diasumsikan mengalami peningkatan yang tidak sama dengan besarnya tingkat pertumbuhan penjualan meliputi: (1). Pinjaman jangka panjang; (2). Modal saham dan agio saham; dan (3). Saldo laba. Besarnya tambahan dana dari pinjaman jangka panjang dan modal saham dan agio saham didasarkan pada besarnya kekurangan pasiva total dari aktiva totalnya. Dana tambahan yang diperlukan ini disebut dengan dana tambahan yang diperlukan (AFN). Setelah mempertimbangkan berbagai hal, diambil keputusan bahwa pengalokasian AFN antara sumber pembelanjaan jangka pendek (utang bank jangka pendek dan cerukan), sumber pembelanjaan jangka panjang (pinjaman jangka panjang), dan penerbitan saham biasa dilakukan sesuai dengan proporsi masing-masing ketiga sumber pembelanjaan tersebut pada tahun 2008, yaitu: 8,34%, 12,94%, dan 78,67%. Untuk besarnya laba ditahan, perhitungannya dilakukan dengan cara mengurangkan besarnya dividen total dari laba bersih perusahaan. Hasil ini dapat langsung diperoleh dari hasil 250,00 426,00 415,23 470,30 Jumlah

24

Praktikum Manajemen Keuangan II perhitungan pada analisis peramalan laporan laba rugi tahun 2009 pada Tabel 2.3. Langkah terakhir penerapan metode peramalan laporan keuangan adalah mendapatkan dana tambahan yang diperlukan. Setelah ramalan neraca dibuat dan alokasi besarnya dana yang dibutuhkan ditentukan, maka perusahaan tinggal mencari sumber pembelanjaan dan waktu yang tepat. Dengan ketepatan ini diharapkan akan menghasilkan biaya modal yang relatif rendah. Prosedur peramalan neraca PT XYZ , Tbk. pada tahun 2009 dapat diikuti pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Laporan Laba Rugi Aktual Tahun 2008 dan Proyeksi Tahun 2009 PT XYZ , Tbk. (juta Rupiah) Rekening (1) Penjualan bersih Beban pokok penjualan Laba kotor Beban usaha Penjualan Umum dan administrasi Eksplorasi Jumlah beban usaha Laba usaha Penghasilan (beban) lain-lain Dividen Penghasilan bunga Beban bunga dan pendanaan lainnya Rugi/laba kurs Lain-lain Bersih Laba sebelum manfaat (beban) pajak Manfaat (beban) pajak Tahun berjalan (........%) Tangguhan Beban pajak-bersih Laba sebelum hak minoritas atas laba bersih anak Aktual 2008 (2) 7.576.551.921 (4.852.827.468 ) 2.723.724.453 (111.977.612) (484.915.072) (72.233.397) (669.126.081) 2.054.598.372 171.257.011 117.216.193 (32.654.753) (109.768.867) 310.496.164 2.282.871.246 Dasar Ramalan1) (3) Ramalan 20092) (4)

737.277.626 (76.341.791) (660.935.835) 1.621.935.411

24

Praktikum Manajemen Keuangan II perusahaan Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan bersih Laba bersih Dividen saham biasa 2.456.569 1.624.391.980 170,30 -

Keterangan: 1) (1 + g); 2) (2) x (3) Tabel 2.4 Neraca Aktual Tahun 2010 dan Proyeksi Tahun 20011 PT XYZ , Tbk. (juta Rupiah) Rekening (1)
Aktiva Aktiva lancer Kas dan setara kas Piutang Pendapatan yg harus diterima Persediaan bersih Pajak dibayar di muka Biaya dibayar di muka Aktiva lancar lain-lain Jumlah aktiva lancar Aktiva tidak lancar Investasi dalam saham Aset tetap Biaya eksplorasi dan pengembangan tangguhan Biaya tangguhan Aktiva pajak tangguhan bersih Biaya pengelolaan dan reklamasi ingkungan hidup tangguhan Aktiva tidak lancar lainnya Jumlah aktiva tidak lancer Jumlah aktiva Kewajiban dan ekuitas Kewajiban lancar Utang usaha dan bukan usaha Hutang lain-lain Beban masih harus dibayar Utang pajak Uang muka pelanggan

Aktual 1997 (1 + g) (2) (3)

Angka Perta (4)

AFN (5)

Angka Kedua (6)

3.690.692.040 891.063.055 90.734.182 1.545.911.164 87.522.105 21.828.448 167.558.478 6.495.309.469 43.126.852 2.799.086.760 631.911.823 44.110.646 385.336.642 2.542.768 126.925.841 4.033.041.332 10.528.350.80 1

58.010.933 76.812.565 384.254.240 117.632.739 12.238.290

24

Praktikum Manajemen Keuangan II


yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Bagian penyisihan untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Jumlah kewajiban lancar Kewajiban tidak lancar Pinjaman jangka panjang Uang muka pelanggan - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam satu tahun

218.820.000 11.038.849

878.807.616 690.398.890 32.164.224

Kewajiban pensiun dan imbalan pasca-kerja lainnya Jumlah kewajiban tidak lancar Hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan Ekuitas Modal saham nilai nominal Rp100,00 per saham Tambahan modal disetor - bersih Selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Saldo laba Yang telah ditentukan Penggunaannya Saldo laba Yang belum ditentukan penggunaannya Jumlah ekuitas bersih Jumlah kewajiban dan ekuitas Dana tambahan yang diperlukan (AFN)

639.467.609 1.362.030.723 4.533.277 953.845.975 2.526.309 21.334.633 5.680.880.288 1.624.391.980 8.282.979.185 10.528.350.80 1

B. Metode Pengawasan Ramalan (Forecast Control)


Setelah ramalan penjualan kita buat dari berbagai metode, maka langkah selanjutnya diminta untuk memilih metode manakah yang paling sesuai. Kesesuaian metode ramalaan akan ada beberapa metode, metode ukuran pemilihan ramalan antara lain adalah : 1. Metode Kuadrat Terkecil 2. Metode AAE (Absolute Average Error)

24

Praktikum Manajemen Keuangan II 3. RMSE (Root Mean Square Error)

Perintah :
1. Carilah ramalan tahun 2011 dengan data pendukung yang ada 2. Masing-masing kelompok akan ditentukan metode ramalannya 3. Masing-masing kelomok akan ditentukan metode pengawasan ramalannya Lembar Kerja Tabel 2.5 Perusahaan ............................. Ramalan Penjualan Metode Kuadrat Terkecil atau Moment Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Y = a+bX A= B= Prediksi (Xt) Penjualan (Yt) XtYt X2

Lembar Kerja Tabel 2.6 Perusahaan ............................. Ramalan Penjualan Metode Kuadratik Tahun Prediksi (Xt) Penjualan (Yt) XtYt X2 X2Y X4 Y

24

Praktikum Manajemen Keuangan II 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Persamaan fungsi Kuadratik : Y = A + Bx + CX2 A= B= C=

Lembar Kerja Tabel 2.7 Perusahaan ............................. Ramalan Penjualan Metode Eksponential

Tahun

Prediksi (Xt)

Penjualan (Yt)

xlogYt

LogX

LogY

antilogY

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

24

Praktikum Manajemen Keuangan II 2007 2008 2009 2010 Jumlah

Persamaan Fiungsi Logaritma adalah : LogY = Log A _+ Log BX Log A = Log B=

Setelah anda hitung dengan berbagai metode (Linier, Kuadratik dan Eksponential) coba anda analisis ramalan penjulan mana yang paling cocok untuk data historis perusahaan yang anda pakai.

Berilah alasannya :
..

Lembar Kerja Tabel 2.7 Perusahaan ............................. Ramalan Penjualan Metode AAE (Absolute Average Error) Tahun 2000 Penjuala (Y) Metode Linier Y ( Y-Y)2 Metode Kuadratik Y ( Y-Y)2 Metode Eksp Y ( Y-Y)2

24

Praktikum Manajemen Keuangan II 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Setiap kelompok boleh memilih metode pengawasan ramalan manakah yang akan dipilih (ditentukan oleh instruktur)

Maka ramalan penjualan yang dipilih dengan metode AAE adalah :


.. Berilah alasannya :

Lembar Kerja Tabel 2.8 Perusahaan ............................. Ramalan Penjualan Metode RMSE (Root Mean Square Error) Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Penjuala (Y) Metode Linier Y ( Y-Y)2 Metode Kuadratik Y ( Y-Y)2 Metode Eksp Y ( Y-Y)2

24

Praktikum Manajemen Keuangan II 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah

Maka ramalan penjualan yang dipilih dengan metode RMSE adalah : Berilah alasannya :

Berilah alasannya :
..

24

Praktikum Manajemen Keuangan II

KASUS 3 ANALISIS TAMBAHAN MODAL USAHA


A. Pendahuluan
Perusahaan yang dikelola secara profesional, dalam aktifitas operasinya akan mendasarkan diri pada perencanaan yang telah dibuat. Perencanaan dapat digunakan sebagai acuan dan standar dalam pengendalian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang secara umum meliputi kelangsungan hidup, mendapatkan keuntungan, dan tanggung jawab sosial. Hal ini juga berlaku dalam bidang keuangan. Dalam rangka menyusun perencanaan keuangan, perusahaan memerlukan dasar pertimbangan-pertimbangan tertentu yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan keputusan. Dasar yang digunakan sebagai bahan pertimbangan pada umumnya merupakan hasil analisis peramalan keuangan yang dilakukan. Salah satu indikator penting hasil peramalan keuangan adalah laporan keuangan pro forma. Laporan keuangan pro forma pada umumnya meliputi peramalan laporan laba rugi dan neraca. Dengan peramalan ini, akan dapat diperkirakan bagaimana kinerja keuangan pada tahun mendatang yang diharapkan. Proses peramalan keuangan didasarkan pada hasil peramalan penjualan. Dengan hasil peramalan penjualan ini, kemudian dapat diperkirakan aktivaaktiva yang dibutuhkan dan sekaligus besarnya tambahan pembelanjaan untuk merealisasikan tingkat penjualan yang diestimasikan tersebut. Hasil peramalan keuangan yang sudah dibuat perlu disesuaikan dengan kondisi perekonomian secara umum, apakah perekonomian dalam kondisi baik atau justru akan terjadi resesi. Peramalan penjualan merupakan aktifitas yang kritis, karena melibatkan unsur ketidakpastian di masa mendatang. Peramalan dapat dilakukan dengan menggunakan faktor-faktor yang mempengaruhinya atau dapat juga menggunakan dasar penjualan historisnya. Data yang digunakan sebagai dasar peramalan sebaiknya berkisar antara 5-10 tahun (Brigham dan Houston, 2007). Tingkat akurasi ramalan penjualan sangat penting bagi proses peramalan laporan keuangan. Jika permintaan pasar lebih besar daripada penjualan yang diramalkan, maka perusahaan tidak akan dapat memenuhi permintaan tersebut, sehingga akan berakibat pada larinya pelanggan pada perusahaan pesaing. Sebaliknya,

24

Praktikum Manajemen Keuangan II jika permintaan pasar lebih kecil daripada penjualan yang diestimasikan, maka akan banyak aktiva perusahaan yang menganggur. Akibatnya, biaya tetap yang terjadi akan semakin besar, sehingga hal ini akan menimbulkan kerugian atau keuntungan yang dicapai menjadi berkurang. Salah satu metode yang banyak digunakan untuk melakukan peramalan laporan keuangan adalah metode rasio konstan. Metode ini meramalkan laporan keuangan dan kebutuhan keuangan di masa mendatang, dengan asumsi rasio-rasio keuangan tertentu bersifat konstan. Prosedur penerapan metode rasio konstan dapat dilakukan melalui tiga langkah. Pertama, meramalkan laporan laba rugi. Dalam peramalannya, beberapa komponen rekening laba rugi, seperti biaya-biaya langsung dan penyusutan, naik sejalan dengan prosentase kenaikan penjualan. Untuk biayabiaya tertentu terkadang akan diramalkan secara terpisah. Tujuan utama peramalan di bagian ini adalah untuk menentukan berapa laba yang akan diperoleh dan sekaligus yang akan ditahan. Kedua, meramalkan neraca. Prinsip meramal rekening-rekening dalam neraca adalah bahwa untuk merealisasi kenaikan penjualan harus didukung oleh kenaikan dalam aktiva yang digunakan. Demikian juga untuk pembelanjaan, jika investasi pada aktiva naik, maka dana untuk pembelanjaannya harus bertambah, baik pada kewajiban lancar maupun pembelanjaan jangka panjangnya, termasuk laba ditahan. Sesuai dengan prinsip akuntansi bahwa neraca harus seimbang, jika nilai pembelanjaan tidak dapat menutup kebutuhan investasi pada aktiva, maka harus ada dana tambahan yang diperlukan (additional funds needed/AFN). Besarnya AFN dapat ditentukan dengan perhitungan atas besarnya kekurangan dana atau dapat juga didekati dengan rumus AFN. AFN dapat diperoleh dengan meminjam dari bank sebagai wesel bayar, dengan menerbitkan obligasi jangka panjang atau dengan menerbitkan saham baru. Jika rasio-rasio dalam laporan laba rugi dan neraca pro forma diperkirakan tetap konstan, besarnya kebutuhan dana tambahan dapat dirumuskan sebagai berikut: AFN = (A*/S0) S (L*/S0) S MS1(1 d) Keterangan: A* = Nilai aktiva total yang terkait secara langsung pada penjualan, sehingga harus naik jika penjualan dinaikkan. S0 = Nilai penjualan selama tahun lalu. L* = Kewajiban yang naik secara spontan, yang biasanya lebih besar daripada kewajiban totalnya. S1 = Nilai penjualan total yang diproyeksikan untuk tahun mendatang. S = Perubahan penjualan yang diperkirakan pada tahun mendatang dibandingkan tahun lalu. S = S1 S0. M = Margin laba, atau besarnya laba untuk setiap Rp1,00 penjualan. d = Rasio pembayaran dividen. Ketiga, mendapatkan dana tambahan yang diperlukan. Keputusan bauran keuangan perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti struktur

24

Praktikum Manajemen Keuangan II modal perusahaan yang ditargetkan, pengaruh pinjaman jangka pendek pada rasio lancar, kondisi pasar utang dan ekuitas, dan pembatasan yang berlaku dalam perjanjian utang yang sudah ada.

B.

Gambaran Umum Perusahaan


Dalam penyusunan laporan keuangan pro forma tahun 2009 mendasarkan diri pada laporan keuangan tahun 2008 yang berupa: laporan laba rugi dan neraca, dan hasil ramalan penjualan untuk tahun 2009. Laporan keuangan PT XYZ , Tbk. pada tahun 2008 merupakan laporan keuangan konsolidasi yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi dan praktik yang berlaku umum di Indonesia. Prinsip akuntansi dan praktik tersebut mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) untuk perusahaan publik. Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi, PT XYZ , Tbk. menggunakan mata uang Rupiah. Laporan keuangan PT XYZ , Tbk. merupakan konsolidasi dari Perusahaan dan Anak Perusahaan (lebih dari 50% sahamnya dimiliki oleh Perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung). Jumlah anak perusahaan langsung terdiri dari 25 perusahaan dan anak perusahaan tidak langsung berjumlah 9 perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di bidang industri makanan dan industri pendukungnya, seperti produksi bahan kemasan, investasi, distribusi, pelayaran, dan jasa investasi dan manajemen. Laporan keuangan konsolidasi PT XYZ , Tbk. yang berupa laporan laba-rugi dan neraca pada 31 Desember 2009 dan 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.3 dan 2.4. Laporan laba-rugi dan neraca per 31 Desember 2008 yang nantinya akan digunakan sebagai dasar peramalan keuangan pada tahun 2009. Dalam penyusunan ramalan keuangan, idealnya dilakukan secara bottom up, yaitu dari divisi-divisi yang ada, setelah mempertimbangkan berbagai hal, baru dikonsolidasi menjadi laporan keuangan ramalan perusahaan secara keseluruhan, tetapi dengan pertimbangan praktis dalam konteks ini langsung pada ramalan perusahaan keseluruhan. Sebelum sampai pada peramalan rekening-rekening yang ada dalam laporan keuangan, maka terlebih dulu harus disusun ramalan penjualan untuk tahun 2009. Untuk menunjang akurasi hasil ramalan penjualan ini dasar yang digunakan adalah data penjualan selama 11 tahun terakhir. Data penjualan dan tingkat pertumbuhan tahunan, yaitu dari tahun 1996 2010, secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.1. Pada Tabel 3.1, jumlah periode pengamatan yang digunakan adalah 11 tahun, yang berarti data ini 1 tahun lebih lama dari ketentuan pada seksi A. Hal ini tidak menjadi masalah, karena dalam prinsip statistika dinyatakan bahwa data semakin banyak maka tren yang akan dihasilkan akan semakin baik. Dari Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa secara umum nilai penjualan sejak tahun 1996 hingga 2010 mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai penjualan terbesar justru terjadi pada tahun 2000, yaitu pada saat Indonesia mengalami krisis ekonomi yang parah, sedangkan nilai penjualan

24

Praktikum Manajemen Keuangan II terendah terjadi pada tahun 1996. nilai penjualan ini tidak dapat secara kaku digunakan sebagai indikator keberhasilan perusahaan, karena faktor inflasi di Indonesia memang begitu tinggi. Untuk tingkat pertumbuhan penjualan, ternyata dari waktu-ke waktu secara umum mengalami peningkatan. Tingkat pertumbuhan nilai penjualan tertinggi terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar 77,09%, sedangkan tingkat pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2010, yaitu sebesar 0,26%. Tabel 3.1 Nilai Penjualan dan Tingkat Pertumbuhan Penjualan PT XYZ , Tbk. tahun 1998 2008 Tingkat Pertumbuhan Tahun Nilai Penjualan (juta Rp) Nilai Penjualan (%) 2000 1.021.911 2001 966.145 2002 1.566.309 2003 1.735.224 224 1.711.400 2005 2.138.811 2006 2,858.538 2007 3.251.269 2008 5.629.401 2009 12.008.202 2010 7.576.551 Jumlah Besarnya tambahan dana yang diperlukan (AFN) dengan perhitungan manual sebagaimana yang tercantum dalam Tabel 3.4 menghasilkan AFN sebesar: Rp................................... juta. Besarnya tambahan dana yang diperlukan (AFN) dapat juga dihitung dengan rumus: AFN = (A */S0)S (L*/S0)S MS1(1 d). Dengan rumus ini, pada tahun 2009, AFN PT XYZ , Tbk. dapat dihitung sebagai berikut:

C.

Kesimpulan Hasil Analisis


Berdasarkan analisis data peramalan keuangan PT XYZ , Tbk. tahun 2009 dapat disimpulkan bahwa nilai penjualan estimasi sebesar

24

Praktikum Manajemen Keuangan II Rp............................ juta atau mengalami tingkat pertumbuhan sebesar .......... %. Dengan tingkat pertumbuhan penjualan sebesar tersebut, besarnya laba yang diestimasikan tahun 2010 sebesar Rp........................... juta dan dari jumlah laba tersebut yang ditahan sebesar Rp............................... juta. Untuk mendukung realisasi atas peningkatan nilai penjualan tahun 2010, PT XYZ , Tbk. membutuhkan nilai aset sebesar Rp ............................ juta. Dengan demikian, diperlukan dana tambahan sebesar Rp................................ juta atau Rp................................... juta. Jelaskan kelemahan-kelemahan yang muncul atas hasil analisis peramalan keuangan PT XYZ , Tbk. tahun 2011, dan berikan pemecahannya:

D.

Keputusan Keuangan yang Diambil


Keputusan keuangan yang dapat diambil oleh manajemen PT XYZ , Tbk. dapat berupa keputusan investasi dan sumber pembelanjaan, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Keputusan investasi yang mungkin dapat dibuat dengan hasil analisis peramalan keuangan ini adalah: Keputusan sumber pembelanjaan tambahan yang dapat diambil, terutama yang berkaitan dengan penentuan proporsi pembelanjaan dari utang bank jangka pendek dan cerukan, pinjaman jangka panjang, dan penerbitan saham biasa baru, apakah sudah tepat? Berikan argumennya:

24

Praktikum Manajemen Keuangan II

24

Anda mungkin juga menyukai