Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM) GANGGUAN NUTRISI PADA PASIEN

Oleh: Cici Novika

PRAKTIK DI RUANG GARDENA RSUD BANYUMAS

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS PURWOKERTO 2013

A. Latar belakang Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, penyembuhan luka, mempertahankan suhu, fungsi enzim pertumbuhan, dan pergantian sel yang rusak. Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti adanya penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Zat Gizi (Nutrients) merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu : energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan pengunaan zat-zat gizi. Malnutrisi sering terjadi pada pasien-pasien dengan penyakit kronis. misalnya 10 % : pasien-pasien dengan kanker, pasien-pasien dengan penyakit paru atau jantung. Pasien-pasien yang masuk ke rumah sakit sudah dengan malnutrisi sebanyak 30 - 60 % dari kasus - kasus; 10 - 25 persennya dengan malnutrisi berat. Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti glikogen, yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia. Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta

mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Wartonah, 2003). Nutrisi juga dapat di katakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat lain yang terkandung, aksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan status kesehatan.

B. Tujuan 1. Tujuan umum Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan yang sistemastis dan lengkap pada pasien dengan kebutuhan nutrisi. 2. Tujuan khusus Setelah menyusun laporan pendahuluan diharapkan mahasiswa dapat: a. Memahami lebih dalam tentang konsep dasar gangguan nutrisi pada pasien b. Melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan nutrisi c. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien dengan dasar analisa data hasil pengkajian pasien dengan gangguan nutrisi d. Melakukan intervensi keperawatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien B. Tinjauan Teori 1. Pengertian Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Wartonah, 2003). Nutrisi juga dapat di katakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat lain yang terkandung, aksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan penyakit. Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul, 2006). Nutrisi adalah substansi organik dan non organik yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Mubarak, 2008).

2.

Etiologi Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien, ketidakmampuan untuk mengabsorpsi makanan, ketidakmampuan menelan makanan, faktor biologis, faktor ekonomi, dan faktor psikologis (NANDA, 2011).

3.

Faktor predisposisi/Faktor pencetus Faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah karena

berkurangnya nafsu makan yang disebabkan disebabkan oleh: a. Rasa nyeri b. Anxietas c. Depresi d. Perubahan situasi/ lingkungan e. Perbedaan makanan f. Gangguan pemasukkan makanan g. Waktu pemberian makanan dan pemberian obat tidak tepat h. Defisiensi insulin i. Gangguan menelan 4. Patofisiologi Pola makan tidak teratur, obat-obatan, nikotin dan alcohol, stress. Akibat dari semua penyebab tersebut, menyebabkan berkurangnya pemasukan makanan. Pemasukan makanan ini mengakibatkan

pengosongan lambung. Lambung yang kosong, sementara terjadi gesekan dinding lambung sehingga menjadikan erosi pada lambung. Asam lambung terus diproduksi karena adanya gesekan dinsing lambung. Adanya asam lambung ini akan membuat reflex muntah sehingga intake makanan menjadi tidak adekuat (Nurcahyo, 2011). Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses fisiologis, yaitu : pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energi dan regulasi sekresi hormon. Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyalsinyal eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari perifer (jaringan adipose, usus dan jaringan otot). Sinyal-sinyal

tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa lapar serta menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat katabolik (anoreksia, meningkatkan pengeluaran energi) dan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida gastrointestinal, yang diperankan oleh kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh fat-derived hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi. Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah. Leptin kemudian merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro Peptide Y (NPY), sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic center di hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar penderita obesitas terjadi resistensi leptin, sehingga tingginya kadar leptin tidak menyebabkan penurunan nafsu makan (Hidayat, 2012) 5. Tanda dan gejala Beberapa tanda dan gejala pada nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh menurut NANDA (2011): a. Berat badan dibawah ideal lebih dari 20% b. Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (Recommended daily allowance) c. Mengeluh gangguan sensasi rasa d. Kelemahan otot yang dipergunakan untuk menelan atau mengunyah e. Kram andomen f. Nyeri abdomen g. Menghindari makanan h. Kerapuhan kapiler

i. Diare j. Kehilangan rambut berlebihan k. Bising usus hiperaktif l. Kurang makanan m. Kurang informasi n. Kurang minat pada makanan o. Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat p. Kesalahan konsepsi q. Kesalahan informasi r. Membarn mukosa pucat s. Ketidakmampuan mencerna makanan t. Tonus otot menurun u. Cepat kenyang setelah mencerna makanan v. Sariawan rongga mulut 6. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi antara lain pemeriksaan albumin serum, Hb, Glukosa, dan Elektrolit.

7.

Pathway Defisiensi insulin

Katabolisme protein meningkat

Lipolisis meningkat

Penurunan BB polipagi

Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Kelelahan

Gangguan citra tubuh

Inteloransi aktivitas

8.

Pengkajian Hal-hal yang dapat dikaji pada gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tersebut, yaitu: a. Pola manajemen kesehatan-persepsi Kesehatan Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan dengan diit, adanya faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan dengan nutrisi, b. Pola metabolik-nutrisi Kebiasaan diit buruk (rendah serta, tinggi lemak, bahan pengawt), anoreksia, mual, muntah, intoleransi makanan, perubahan berta badan, kelebihan berat badan, frekuensi makan, adanya sesuatu yang dapat

mempengaruhi makan (agama, budaya, ekonomi). Adakah status fisik seseorang yang mempengaruhi makan. c. Pola eliminasi Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi), perubahan berkemih (perubahan warna, jumlah, ferkuensi) d. Aktivitas-latihan Adanya kelemahan atau keletihan, aktivitas yang mempengaruhi pola makan seseorang, e. Pola istirahat-tidur Perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur (nyeri, bangun makam untuk makan), f. Pola persepsi-kognitif Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien terganggu atau tidak, penggunaaan alat bantu dalam penginderaan pasien. g. Pola konsep diri-persepsi diri Keadaan social yang mempengaruhi nutrisi seseorang (pekerjaan, situasi keluarga, kelompok sosial), penilaian terhadap diri sendiri (gemuk/ kurus). h. Pola hubungan dan peran Kebiasaan berkumpul dengan orang-orang terdekat ketika makan, adanya ketegangan dan ansietas saat terjadi gangguan nutrisi. i. Pola reproduksi-seksual Perilaku seksual setelah terjadi gangguan nutrisi dikaji j. Pola toleransi koping-stress Adanya stress yang mempengaruhi ke nutrisi. k. Keyakinan dan nilai Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi nutrisi, adanya pantangan atau larangan makanan tertentu dalam agama pasien.

Pemeriksaan fisik a. Keadaan fisik: apatis,lesu Berat badan obesitas, kurus, otot : flaksia,tonus kurang, tidak mampu bekerja. b. Sistem saraf: bigung,rasa terbakar, reflek menurun. c. Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare,pembesaran liver, distensi abdomen d. Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit,irama abnormal, tekanan darah rendah/tinggi. e. Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah. f. Kulit: kering, pucat,iritasi,petekhie, lemak disubkutan tidak ada atau ada. g. Bibir: kering ,pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis,membrane mukosa pucat. h. Gusi: perdarahan,peradangan. i. Lidah: edema,hiperemasis. j. Gigi: karies,nyeri, kotor. k. Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi. l. Kuku: mudah patah. 9. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul a. Kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. Kelelahan c. Intoleransi aktivitas d. Gangguan citra tubuh

10. Rencana asuhan keperawatan Diagnosa keperawatan


Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh.

Batasan karakteristik

Tujuan

Intervensi

Rasional

1. Berat badan dibawah ideal lebih dari 20% 2. Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (Recommended daily allowance) 3. Mengeluh gangguan sensasi rasa 4. Kelemahan otot yang dipergunakan untuk menelan atau mengunyah 5. Kram andomen 6. Nyeri abdomen 7. Menghindari makanan 8. Kerapuhan kapiler

Setelah tindakan selama diharapkan nutrisi seimbang, kriteria hasil: 1. Masukan

dilakukan 1. Kaji pola makan, 1. Meningkatkan keperawatan 3x24 jam kebiasaan makan
makan klien

nafsu dan

dan makanan yang disukai

menghindari makanan yang alergi 2. Meningkatkan

kebutuhan menjadi

dengan 2. Berikan sesuai peroral berikan hangat

makanan diet dan selagi

kenyamanan makan 3. Meminimalkan

saat

anoreksia, mengurangi

dan iritasi

meningkat (4)

2. Porsi makan yang 3. Anjurkan disediakan habis (4) 3. Massa otot dan tonus baik (4) 4. Tidak terjadi

klien

gaster
4. Glukosa karbohidrat efektif pemenuhan dalam cukup untuk energi,

makan sedikit tapi sering

penurunan berat badan 4. Anjurkan (4) untuk

klien

sedangkan lemak sulit untuk

9. Diare 10. Kehilangan rambut berlebihan 11. Bising usus hiperaktif 12. Kurang makanan 13. Kurang informasi 14. Kurang minat pada makanan 15. Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat 16. Kesalahan konsepsi 17. Kesalahan informasi 18. Membarn mukosa pucat 19. Ketidakmampuan mencerna makanan 20. Tonus otot menurun 21. Cepat kenyang setelah mencerna

Tidak

pernah

meningkatkan nutrisi adekuat yang

diserap/dimetabolisme sehingga membebani hepar. akan

didemonstrasikan 2 jarang didemonstrasikan 3 Sewaktu-waktu didemonstrasikan 4 Sering didemonstrasikan 5 Konstan didemonstrasikan

5. Meningkatkan
penyembhan

proses

5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet

pemberian sesuai indikasi

makanan 22. Sariawan rongga mulut 23. Steatorea

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2006. Kebutuhan dasar manusia. Jakarta: EGC. Johnson, Meridian Maas, & Sue Moorhead. (2008). Nursing outcome classification (NOC). Philadelphia: Mosby. McCloskey & Gloria M Bulechek. (2008). Nursing intervention classification (NIC). USA:Mosby. Mubarak. 2008. Proses keperawatan klinis. Jakarta: Erlangga. NANDA. (2012). NANDA Internasional: Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi. Jakarta: EGC. Wartonah & Tarwoto. 2003. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai