Anda di halaman 1dari 15

AngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManage mentAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementangerMan agementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAnger ManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementA ngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManageme ntAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManag ementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerMa nagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAnge rManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementA ngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManageme ntAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManag MODUL PELATIHAN ementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerMa nagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAnge

Anger Management rManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementA ngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManageme ntAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManag DINI RAKHMAWATI S.Psi ementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerMa nagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAnge 2013 rManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementA ngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManageme ntAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManag ementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerMa nagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAnge rManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementA ngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManageme ntAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManag ementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerMa nagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAnge rManagementagerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAn gerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagemen tAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManage mentAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerMan agementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAnger ManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementA ngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManageme ntAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManag ementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerMa nagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAnge rManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementA ngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManageme ntAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManag ementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerMa nagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAnge rManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementA ngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManageme ntAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManag ementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerMa nagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAnge rManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementA ngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManageme ntAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManagementAngerManag

PENDAHULUAN Amarah manusia muncul karena adanya dorongan agresif yang lazim disebut dengan istilah human agressive. Dorongan rasa marah ini bisa saja muncul karena sesuatu terjadi di luar dugaan atau di luar perhitungan. Harapan yang tinggi sementara kenyataannya tidak demikian juga bisa menyebabkan kekecewaan dan dapat memicu rasa marah. Secara garis besar dorongan marah itu disebabkan oleh dua faktor. Pertama, faktor internal (dari dalam diri). Ada konflik internal yang tidak bisa terselesaikan dan akhirnya keluar dalam bentuk marah. Misalnya seseorang merasa gusar karena tak bisa bangun pagi sehingga selalu terlambat rapat dengan klien. Kedua, faktor eksternal. Misalnya, ada provokasi dari luar. Apapun penyebabnya, internal atau eksternal, marah merupakan emosi yang tersalur melalui sinyal pengantar syaraf atau neurotransmitter, pada sel-sel syarat pusat otak. Sinyal ini diteruskan ke kelenjar endokrin suprarenalis penghasil hormon adrenalin. Akibatnya tekanan darah naik. Mukanya menjadi merah, jantung berdebar-debar kencang mengikuti peningkatan hormon adrenalin tadi. Biasanya dorongan untuk marah muncul untuk survival, atau mempertahankan hidup. Orang tidak akan diam saja manakala dirinya diserang atau diperlakukan tidak adil oleh pihak lain. Secara refleks akan timbul sikap mempertahankan diri, atau dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah

defense mechanism.
Marah sering dianggap sebagai emosi yang negatif sebab marah membangkitkan toksin yang meracuni emosi, dan dapat memunculkan tindakan yang berdampak negatif, seperti melukai orang lain. Tapi marah tidak selalu itu buruk. Bila seseorang diperlakukan tidak baik, dan dia menunjukkan reaksi marah, itu dianggap sebagai hal yang wajar. Marah bisa dinilai positif ketika perasaan itu muncul saat melihat seseorang diperlakukan tidak adil, atau menimbulkan rasa ingin menolong. Artinya rasa marah itu bisa mendorong seseorang melakukan hal yang positif atau yang dianggap baik. Ketika amarah diekspresikan secara destruktif (memaki, memukul, atau merusak barang), maka marah menjadi emosi yang buruk. Lepas kendali dapat memicu perasaan frustasi, bingung, dan tidak berdaya. Banyak gangguan fisik, emosional, dan mental yang disebabkan oleh marah yang tidak terkendali.

Hasilnya antara lain ketegangan di lingkungan kerja atau kekerasan dalam rumah tangga. Ekspresi marah ini juga dituding memicu kriminalitas, bahkan konflik internasional. Marah akan berdampak buruk bila diungkapkan secara agresif dan berlebihan. Lebih buruk lagi bila yang bersangkutan tidak menyadari dirinya melakukan hal yang negatif. Karena itu ia menyarankan sebaiknya amarah dikeluarkan dengan syarat: 1. Marah haruslah karena alasan yang tepat, bukan karena faktor subyektif. Banyak kasus kemarahan timbul di lingkungan keluarga. Misalkan suami marah secara berlebihan karena merasa tidak dihargai oleh istrinya, padahal hanyalah pandangan subyektif sang suami. 2. Marah haruslah terkendali. Marah yang membabi buta, bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Marah juga bisa berdampak negatif pada diri sendiri atau pada diri orang lain ketika yang bersangkutan tidak secara jujur mengakui rasa marahnya, atau memendam amarah. Marah yang tidak dikeluarkan bisa menyebabkan sakit kepala, nyeri punggung, mual, bahkan depresi. Mereka yang suka meremehkan, mengkritik, dan berkomentar sinis terhadap orang lain biasanya adalah orang yang tidak terbiasa mengekspresikan kemarahannya. Meskipun sebaiknya rasa marah itu dilepaskan saja dan jangan disimpan, Dadang Hawari menilai pendapat ini tidak selalu baik untuk diterapkan. Apakah kalau marah dilepaskan lantas kita menjadi puas? Apa bukan sebaiknya justru menyebabkan orang yang dimarahi menjadi sakit dan akhirnya menimbulkan persoalan baru ? ujar psikiater itu. Lalu bagaimana baiknya? Yang baik adalah kalau merasa marah, kita redam dan netralisir dengan diri sendiri sambil menyelesaikan pokok permasalahan yang dihadapi, tambah Dadang. Sebetulnya rasa marah itu bisa dikelola. Sebagai makhluk yang beradab, manusia tentu mempunyai mekanisme pengendalian diri. Ada orang yang mampu meredam marah tapi ada juga yang tidak bisa. Kalau pengendalian dirinya lemah, maka bisa terjadi agresivitas, dimana kemarahan secara fisik maupun verbal keluar membabi buta. Tapi orang sudah terlatih untuk bisa sabar, mekanisme internal di dalam dirinya bisa meredam emosi yang meletupletup dan tidak terpancing untuk bertindak agresif.

Manajemen marah ini dilakukan dengan mengedepankan rasio dari pada emosional. Seseorang yang mampu mengelola amarahnya berarti melakukan mekanisme rasionalisasi dalam tubuhnya. Mekanisme ini mengantarkan pola pikir yang sifatnya positif sehingga bisa meredam konflik atau emosi. Tapi rasionaliasasi ini tidak muncul begitu saja, butuh kemauan, upaya dan latihan yang keras. Dalam berbagai kasus, seseorang yang terbiasa marah secara agresif bisa dilatih untuk mengendalikan emosi. Caranya dengan mencari penyebab munculnya letupan marah tersebut. Misalnya pada kasus dimana rasa marah muncul untuk menutupi rasa kurang percaya diri, terapi yang dilakukan terlebih dahulu difokuskan pada upaya membangkitkan rasa percaya diri.

TUJUAN A. Tujuan Umum Setelah mengikuti pelatihan diharapkan lansia mampu memanagment marah dengan baik B. Tujuan Khusus Diharapkan lansia bisa mengetahui pengertian marah Diharapkan lansia bisa dinamika terjadinya marah Diharapkan lansia bisa mengetahui efek marah pada tubuh, pikiran, dan perilaku Lansia bisa mengetahui keuntungan marah Lansia bisa mengetahui kerugian marah Lansia bisa mempraktekkan cara mengendalikan marah

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Marah Kemarahan adalah perasaan normal yang kita alami semua. Marah adalah reaksi naluriah jika manusia merasa terancam. Ketika kita marah, tubuh akan memberikan reaksi-reaksi terancam seperti : otot tegang, kaku, jantung berdetak kencang, dll. Kata-kata juga bisa menjadi indicator seseorang yang marah seperti : kesal, jengkel, sakit, dll. Kemarahan bisa jadi merupakan pertanda bahwa ada sesuatu yang tidak benar. Kemarahan dapat menjadi penanda bahwa anda sedang merasa terluka baik secara fisik maupun emosional. Kemarahan juga dapat menjadi pertanda bahwa kebutuhan anda tidak terpenuhi. Jika terjadi sesuatu yang salah, Anda mungkin merasa marah. Kemarahan hanya sebuah emosi yang tidak baik atau buruk. Namun, kebanyakan kemarahan dapat memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Kemarahan dapat menyebabkan kesulitan dalam berhubungan dengan sesame manusia, masalah kesehatan, kinerja yang buruk, dan kesulitan dengan "pemerintah". Kemarahan juga terhubung dengan agresi dan kekerasan. Agresi adalah tindakan yang dimaksudkan untuk menyebabkan cedera, kerugian atau kerusakan, sementara kemarahan adalah emosi. Ada beberapa tindakan manusia yang berkaitan dengan kemarahan, yaitu : Kemarahan adalah respon emosional terhadap ketidakadilan, sakit, ancaman, atau frustrasi di mana keinginan untuk melawan atau merusak sumber seharusnya. Permusuhan adalah keyakinan bahwa orang lain yang mengancam dan dunia tidak adil. Kepahitan adalah hunian atas pikiran bermusuhan tentang orang tertentu atau peristiwa Agresi adalah perilaku yang menyebabkan kerusakan fisik atau emosional untuk melindungi dari bahaya masa depan

B. Dinamika Terjadinya Marah

C. Efek Marah Pada Tubuh Marah bisa mempengaruhi tubuh. Beberapa sensasi tubuh yang bisa muncul saat sso marah antara lain : - Jantung Berdetak Kencang - Berkeringat - Menggigil - Rahang Menegang - Mengepalkan Tangan - Nafas Pendek - Sakit Perut - Otot Menegang - Wajah Memerah - Mengerutkan Dahi - Cemberut D. Efek Marah Pada Pikiran Marah bisa menimbulkan pikiran-pikiran marah yang mungkin bersifat sementara dan tidak terbukti kebenarannya. Pikiran yang biasanya muncul saat marah : - Sulit Konsentrasi - Sulit Mengingat - Kebingungan - Pikiran Yang Merugikan - Pikiran Marah - Temperamental E. Efek Marah Pada Perilaku Kemarahan bisa mempengaruhi perilaku sso. Beberapa contoh perilaku yang muncul saat sso marah antara lain : - Memukul - Berteriak - Melempar barang - Menyumpah - Menghina - Merusak diri sendiri - Ngedumel - Ngomel F. Keuntungan Marah Menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah (menyadari bahwa sso telah menyakiti kita) Memotivasi kita untuk melakukan sesuatu (misalnya saat kita perlu mengeluh kepada sso)

Mengekspresikan diri (misalnya agar orang lain mengetahui bahwa mereka telah membuat kita marah) G. Kerugian Marah Masalah Hubungan Kehilangan teman, Kehilangan Pasangan Dalam Pernikahan, Perceraian, Kehilangan Kasih Sayang disebabkan oleh kemarahan yang tidak terkontrol pada orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan sso Masalah Kesehatan Agresi, Kekerasan, Stress yang berkepanjangan bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dll Masalah Dengan Otoritas Kemarahan dan agresi yang berujung pada kekerasan dapat menyebabkan masalah dengan pihak-pihak otoritas seperti polisi, pelayanan sosial, pelayanan kesehatan, dll Tidak Mendapatkan Apa Yang Kita Inginkan Kemarahan dan agresi yang dilakukan biasanya membuat seseorang sebenarnya jarang mendapatkan apa yang ia inginkan secara tulus. Orang lain memberikan apa yang ia dapatkan karena tidak mau berurusan dengan orang yang bersangkutan H. Management Marah Berhitung Melakukan tehnik pernafasan perut. Saat menarik nafas pada hitungan ke satu, lalu melepaskannya dihitungan kedua, dan seterusnya. Bisa dihentikan jika kemarahan telah reda Meninggalkan ruangan Untuk menghindari efek marah yang timbul, maka sebaiknya tinggalkan ruangan atau orang yang menyebabkan lansia merasa marah selama beberapa menit atau sampai kemarahan reda Menulis Menuliskan apa saja yang dipikirkan mengenai seseorang atau sesuatu yang sudah menimbulkan kemarahan Bermain dengan binatang peliharaan Binatang peliharaan merupakan pereda kemarahan yang baik, bermain dan menyentuh binatang peliharaan mampu meredakan kemarahan Berbicara dengan orang kepercayaan Menceritakan segala sesuatu yang terjadi pada diri kita mungkin dapat sedikit banyak membantu mengurangi beban yang ada di hati. Jangan

curhat pada orang yang tidak kita percayai untuk mencegah curhatan pribadi kita disebar kepada orang lain yang tidak kita inginkan. PROSEDUR PELAKSANAAN
NO 1 KEGIATAN Pembukaan WAKTU 5 Menit METODE Ceramah dari pihak panti Energizer TUJUAN Mengkomunikasikan kepada lansia mengenai pentingnya mengikuti pelatihan Member semangat kepada lansia agar mau berpartisipasi dan tetap berada didalam ruangan Agar lansia mengetahui apa yang dimaksud dengan marah Agar lansia mengetahui dinamika psikologis yang membuat manusia bisa marah dan apa yang terjadi pada tubuh jika manusia marah Member semangat kepada lansia agar mau berpartisipasi dan tetap berada didalam ruangan Agar lansia mengetahui keuntungan dan kerugian marah pada aspek kehidupan Agar lansia mengetahui cara mudah dan sederhana yang bisa dilakukan jika sedang marah

Energizer

5 Menit

Definisi Marah Dinamika Marah

10 Menit 10 Menit

Pemateri menjelaskan definisi marah Pemateri menjelaskan kenapa manusia bisa marah Energizer

Energizer

10 Menit 10 Menit 10 Menit

Efek Marah

Anger Management

10 Menit

Energizer

5 Menit

Pemateri menjelaskan keuntungan-kerugian marah Pemateri mengajarkan kepada lansia cara mengontrol kemarahan Pemateri mengajak lansia mencoba cara mengontrol kemarahan Energizer

Agar lansia bisa mempraktekkan cara mengendalikan kemarahan

Penutup

5 Menit

Menyimpulkan keseluruhan pelatihan dan memotivasi lansia untuk melaksanakan apa yang sudah diajarkan

Member semangat kepada lansia agar mau berpartisipasi dan tetap berada didalam ruangan Untuk mengulang kembali keseluruhan pelatihan dan memberikan kesimpulan kepada lansia dan memotivasi lansia agar mau mempraktekkan anger management jika sedang marah

HASIL A. Hasil Pelaksanaan - Pembukaan Pelatihan Anger Management dibuka oleh pihak panti dengan memperkanalkan pembicara. Pembicara memperkenalkan diri dan menjawab beberapa pertanyaan dari lansia mengenai daerah asal, tempat kuliah, dan nama. Peserta lansia rutin yang datang tidak terlalu banyak, peserta lebih didominasi oleh lansia berjenis kelamin wanita dibandingkan pria. Seorang peserta menjelaskan mengenai lansia pria yang memang tidak terlalu tertarik dengan bimbingan psikologis. Sedangkan lansia day care tetap berada ditempat dan mengikuti pelatihan dengan tenang. - Energizer Energizer yang diberikan berupa braingym yang diiringi dengan lagu anak-anak berjudul kepala pundak lutut kaki lutut kaki. Adapun braingym yang diberikan adalah bernyanyi sambil menyentuh anggota tubuh yang ada didalam lirik lagu. Beberapa lansia rutin tampak sulit mengikuti, namun setelah lagu selesai beberapa lansia menyampaikan kalau lagu terlalu cepat, sehingga braingym dilakukan lagi dengan tempo yang lebih lambat dan beberapa kali diubah liriknya. Beberapa lansia bisa mengikuti gerakan namun tidak bernyanyi, beberapa lansia ikut bernyanyi namun gerakan yang dilakukan tidak sesuai lirik, namun secara keseluruhan setelah tempo lagu diturunkan sebagian besar lansia bisa mengikuti energizer. Pada lansia day care, meminta braingym dilakukan sambil berdiri agar bisa lebih bebas bergerak. Saat lagu dinyanyikan dengan tempo pelan, lansia bisa mengikuti namun begitu lagu diubah liriknya beberapa lansia tampak saling menertawakan diri. Setelah lagu kedua dilakukan dan kembali diubah tetap ada beberapa lansia kurang bisa mengikuti namun sebagian besar lansia bisa sudah bisa mengikuti braingym dengan baik. Definisi Marah Sesi ke Dua pelatihan, pemateri menanyakan kepada lansia mengenai arti dari marah. Beberapa lansia menyebutkan makna marah dengan istilah jawa seperti kesel mangkel misuh dan lain sebagainya. Namun ada juga yang menyebutkan kalau marah adalah

10

emosi. Pemateri kemudian menjelaskan mengenai definisi marah secara tehnis. Mempertimbangkan pentingnya penyederhanaan materi untuk lansia, pemateri menggunakan perumpamaan bahwa emosi adalah sebuah rumah dan marah seperti jendela, kursi, atau apapun yang ada didalam rumah. Tampak beberapa lansia rutin bisa memberikan perumpamaan lain bahwa emosi adalah kebun dan marah adalah kangkung atau bayam. Dari perumpamaan yang dijelaskan oleh lansia tersebut pemateri menyimpulkan bahwa makna dari marah sudah bisa dipahami lansia. Begitupula pada lansia day care, perumpamaan rumah bisa mereka jelaskan bahwa marah adalah bagian dari emosi Dinamika Marah Masuk ke materi berikutnya berupa table dinamika marah. Pemateri menjelaskan bahwa marah bisa terjadi jika ada pemicunya. Pemicu marah berbeda pada tiap individu. Pemateri mencontohkan bahwa kucing nakal bisa membuat lansia yang tidak suka kucing menjadi marah namun bagi lansia yang suka kucing belum tentu bisa langsung marah jika ada seekor kucing nakal. Berikutnya pemateri menanyakan kepada beberapa lansia apa saja yang membuatnya marah dan kembali menanyakannya kepada lansia lain apakah pemicu yang sudah disebutkan lansia pertama bisa membuat lansia lain marah. Beberapa lansia mengangkat tangan tanda setuju namun ada juga yang tidak mengangkat tangan. Berikutnya pemateri menyebutkan mengenai emosi marah yang bisa mempengaruhi tubuh, pikiran, dan perilaku. Tiga hal tersebut akan mempengaruhi cara seseorang mengeluarkan kemarahannya. Pemateri membandingkan jika cara marah keluar karena sesuatu yang baik namun bisa juga marah keluar karena sesuatu yang kurang baik. Sesi kedua dianggap selesai Energizer Memasuki sesi berikutnya, lansia kembali diajak melakukan braingym. Menggunakan lagu yang sama dan gerakan yang sama. Lansia bisa mengikuti karena temponya makin diperlambat. Mempertimbangkan masalah waktu yang terbatas, lansia day care tidak mendapatkan braingym yang kedua. Efek Marah Berikutnya, pemateri menanyakan mengenai apa saja yang lansia rasakan saat lansia sedang marah. Lansia rutin dan day care sama-

11

sama menyebutkan bahwa yang mereka rasakan adalah deg-degan panas dan pusing namun beberapa juga menyebutkan mbanting pintu mangkel emosi. Dari sebagian besar lansia yang sudah mampu menyebutkan mengenai jantung berdetak kencang, maka pemateri menambahkan efek marah pada tubuh yang tertulis di lembar Tiga kertas pelatihan. Memasuki kertas berikutnya mengenai efek marah pada perilaku. Lansia langsung menyebutkan mbanting pintu teriak dll. Pada lansia day care seorang peserta menyebutkan ngomel. Pemateri kembali hanya menambahkan beberapa hal dan mencontohkan efek marah pada perilaku seperti menyakiti diri sendiri dengan contoh memukul tembok dan contoh-contoh lainnya. Lansia day care bisa menyebutkan contoh sendiri tanpa perlu dibantu oleh pemateri. Lembar selanjutnya, yakni lembar kelima. Pemateri mempertanyakan apa saja yang ada didalam pikiran para peserta jika sedang marah. Lansia day care menjelaskan bahwa biasanya ia tidak bisa mikir jika sedang marah. Sedangkan lansia rutin menyebutkan mangkel emosi dan lain sebagainya. Pemateri membacakan apa saja yang mempengaruhi pikiran jika sedang marah, namun pada lansia day care seorang peserta menyela dengan mengatakan jika ia sedang marah maka ia selalu berpikir untuk pergi. Pemateri mengapresiasi pikiran dari lansia tersebut dan menyatakan bahwa pikiran tersebut adalah strategi yang baik. Berikutnya mengenai keuntungan marah. Para lansia rutin menyatakan bahwa keuntungan marah adalah mereka merasa lebih lega, lebih tenang, marah nya reda. Namun pada lansia day care keuntungan marah dijelaskan lebih panjang yakni bisa mengeluarkan apa yang dirasakan didalam hati (mengekpresikan diri). Namun secara keseluruhan beberapa lansia bisa menyebutkan keuntungan marah secara instan. Pemateri menjelaskan keuntungan marah seperti yang tertulis dilembar ke Enam. Lansia rutin tampak menyetujui mengenai keuntungan marah sebagai pertanda ada sesuatu yang salah. Kerugian marah dijelaskan lansia rutin lebih pada efek fisik seperti darah tinggi tekanan darah naik kepala pusing banyak musuh sebagian lansia tampak lebih banyak memperikan respon untuk kerugian marah. Begitupula pada lansia day care dimana seorang peserta mampu langsung menyebutkan kesehatan terganggu.

12

Pemateri menjelaskan kerugian marah serta memberikan contoh kepada lansia baik lansia rutin maupun day care. Pada lansia rutin memberikan banyak respon pada masalah hubungan, lansia menjelaskan bahwa tidak punya teman dibenci orang dan lain sebagainya. Energizer Energizer kembali diberikan karena beberapa lansia ada yang tampak mengantuk dan berbicara sesamanya, lagu dan gerakan yang diberikan masih tetap sama. Pada lansia day care tidak diberikan energizer karena keterbatasan waktu Anger Management Memasuki sesi ke Empat, pemateri memberikan beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan lansia saat berhadapan dengan emosi marah. Cara pertama adalah dengan berhitung. Pemateri mencontohkan kepada peserta bahwa saat marah lansia bisa menarik nafas sambil menghitung (satu) lalu melepaskannya dan menghitung (dua) hitungan tetap dilakukan sebanyak yang diperlukan. Pada lansia rutin, setelah mencontohkan pemateri mengajak lansia untuk ikut melakukannya secara bersama-sama. Namun pada lansia day care seorang lansia menanyakan untuk apa hal tersebut dilakukan dan pemateri memberikan dinamika berhitung tersebut yang sebenarnya adalah sebuah relaksasi sederhana. Saat marah, nafas bisa tersengal-sengal sehingga oksigen yang terhirup menjadi kurang optimal dan akan mengganggu peredaran darah. Setelah diberikan penjelasan tehnis, pemateri memasuki cara kedua yakni meninggalkan ruangan. Pada lansia rutin, seorang peserta bertanya mengenai apakah bisa menghitung sambil meninggalkan ruangan pemateri memberikan persetujuan dan mengapresiasi ide tersebut lalu meminta lansia tersebut menjelaskan kepada peserta yang lain. Pada lansia day care, peserta bertanya berapa lama perginya pemateri menanggapi bahwa lansia bisa pergi meninggalkan ruangan sampai emosi marah yang dirasakan mereda. Cara ketiga yaitu menulis. Pada lansia rutin, tidak ada pertanyaan apapun. Namun pada lansia day care pertanyaan seperti menulis apa nanti dikasi keorang itu nggak atau kelamaan. Pemateri menjelaskan dinamika menulis sebagai sarana yang baik untuk

13

meredakan kemarahan pada lansia day care. Tulisan bisa berupa apa saja yang ada didalam pikiran dan perasaan lansia, berhenti menulis saat emosi marah sudah dirasa lega, lalu tulisan tersebut dibakar. Cara berikutnya adalah bermain dengan binatang peliharaan. Pemateri menjelaskan jika ada lansia yang memiliki binatang peliharaan maka cara ini bisa dilakkukan. Lansia rutin menyebutkan mengenai kucing dan kelinci yang banyak terdapat dipanti. Sedangkan lansia day care menyebutkan banyak ragam binatang peliharaan seperti kucing, ikan, burung, anjing, dll. Seorang lansia menjelaskan mengenai ia memang bisa lebih tenang jika member makan burung merpatinya. Berikutnya adalah berbicara dengan orang kepercayaan. Pada lansia rutin, orang kepercayaan bisa berupa teman, perawat, pengasuh, atau keluarga. Begitu pula dengan lansia day care. Namun pemateri menekankan jika semua cara tidak berhasil maka lansia disarankan untuk berbicara dengan psikolog yang sudah disediakan pihak panti. Penutup Pemateri mengajak peserta untuk ikut menyimpulkan pelatihan. Peserta mampu menyebutkan lima cara mengatasi marah secara bersama-sama. Secara keseluruhan pelatihan dinyatakan selesai kemudian ditutup dengan berdoa bersama dan bertepuk tangan.

B. Evaluasi Hasil Intervensi Secara keseluruhan dari hasil observasi, peserta mampu mengikuti materi yang diberikan. Peserta dari lansia rutin terkesan saling menyindir satu sama lain berbeda dengan lansia day care yang tampak semangat dan tidak keluar dari ruangan selama pelatihan. Secara keseluruhan tujuan khusus dari pelatihan ini bisa dimengerti oleh para lansia. Pada lansia day care gangguan kecil terjadi saat perawat praktek keluar dari ruangan secara bersamaan, sehingga ada beberapa lansia yang terganggu fokusnya akibat gerakan secara besar-besaran tersebut. Pasca penutupan, seorang lansia rutin meminta lembar ke Delapan dari materi namun pemateri tidak memberikan karena belum ada izin dari pihak panti. Begitupula lansia day care yang meminta seluruh lembar materi untuk di foto copy dan dibagikan sendiri kepada lansia lain yang menginginkannya.

14

C. Rekomendasi Diharapkan pihak panti memberikan izin untuk menempelkan materi dilembar ke Delapan pada tiap wisma Selain lembar ke Delapan, diharapkan pada tiap wisma terdapat no ponsel psikolog yang bertugas agar lansia bisa menghubungi psikolog jika terjadi sesuatu Diharapkan ada penambahan waktu untuk bimbingan psikologis pada lansia day care

15

Anda mungkin juga menyukai