Anda di halaman 1dari 2

Dompu Sudah 5 Abad...? Bukan 100-an Tahun...!

Selasa, Agustus 23, 2011 Guru To,i Bila Membuka kembali Lembaran sejarah, maka Dompu sebenarnya sebuah daerah yang sangat Tua, dengan adanya pertemuan situs purbakala di daerah nangasia yang berumur 4500 tahun yang lalu, didaerah tersebut selalu dikaitkan dengan kedatangan Gajah mada, yang bersumpah tidak akan makan palapa, kecuali akan menundukan kerajaan kerajaan dinusantara, termasuk juga kerajaan Dompu, dengan demikian perdebatan tanggal lahir Dompu, sempat memasukan referensi dengan kedatangan gajah mada pada abad 1313, didaerah nangasia Kecamatan Huu,[1] tapi rupanya dokument sejarah tidak bisa membuktikan. Sejarah mencatat kesultanan pertama yang dipimpin oleh sultan Syamsuddin (sebagai raja keturunanke IX) merupakan bentuk kerajaan pertama yang membangun peradaban di derah Dompu, oleh karena itu lagi agi beberapa pihak ingin menetapkan hari kelahiran Dompu bertepatan dengan kelahiran kesultan pertama tersebut, yaitu pada tanggal 24 September 1545 atau bertetapatn dengan tanggal 8 rajab 952 M[2], sengan munculnya kesultana I (Raja Ke IX) tersebut maka praktislah segala tetek bengek kerajaan dan simbol kemasyarakat dibangun dengan perangkat budaya Islam sampai dengan kesultanan yang ke 28 yang paling lama memimpin Dompu selama 52 tahun, tapi sejak kesultana ke 28 tersebut, kesultanan Dompu sudah menjadi wilayah jajahan Belanda juga, bahkan Sultan M. sirajuddin Menolak mengakui eksistensi Belanda, hingga Beliau diasingkan di Kupang sejak tahun 1934 dan mangkat 1937 di Kupang[3] Pejalanan Kesultanan Sejak tahun 1937, diabil alih oleh Belanda dengan membentuk badan Zelfbestuur Comissie yang terdiri dari Controller Heefld platselek bestuur sebagai ketua dengan anggota terdiri dari Jeneli (sekarang Camat) Dompu, Muhammad Saleh Abdul Majid dan Jebeli Kempo Haji Ahmad, kemudian dengan Surat Keputusan tanggal 24 April 1936 Nomor 27 Sultan Tadjul Arifin Sirajuddin (Putra Tertua Abdul Wahab) ditetapkan menjadi Abbtenar TB. Zelfbestur , kesultanan Dompu yang juga menjadi anggota Zelfbetuur Commisie. Kejayaan Dompu yang sejak masa kerajaan Majapahit Punah dalam waktu sekejap, keadaan ini semakin memprihatinkan ketika Jepang menggantikan kekuasaan Belanda pada tahun 1942, dimana diumumkan secara sepihak bahwa kerajaan dompu digabungkan dengan kerajaan Bima yang pusat pemerintahannya di Raba (Bima), setelah Jepang kalah pada tahun 1945 dan terbentuknya Negara Indonesia Timur (NIT), maka rakuyat Dompu Menuntut agar wilayah kesultanan berdiri sendiri sebagai pemerintahan sendiri, permintaan tersebut dipenuhi, maka pada tanggal 12 September 1947 dilantiklah Muhammad Tadjul Arifin Sirajuddin menjadi sultan Dompu yang ke 29. dan pada tahun , dan menjadi bupati pertama pada era pemerintahan Indonesia sejak tahun 1950 an[4] Dari beberapa catatan peristiwa yang kami telusuri, Bupati H. Abu Bakar, terdahulu melalui Sk No 172 tanggal 16 agustus 2001, telah membetuk team penyusun hari lahir Dompu Yang diketuai oleh seorang tohok Masyarakat Dompu, yaitu H.M. Yakub, MT (Mantan

Bupati tahun 1980 an sekaligus keturunan raja Dompu) dengan sekretais Zaenal Arifin, serta anggota terdiri dari Kahrul Zaman, Abdullah M. Saleh, Nurdin Umar, dan M. Yusuf H. Umar , Tim tersebut berhasil merumuskan Hari lahir dompu pada tanggal 24 September 1545 atau bertepatan dengan 8 Rajab 952 H, momentum ini diambil karena bertepatan dengan pelantikan sultan Pertama Dompu, yaitu Sultan Syamsuddin sebagai sultan yang pertama memeluk agama Islam, sehingga bergelar Awalul Islam.[5] Pada pembahasan hari lahir Dompu sendiri terpetakan kepentingan kepentingan. Hal ini tidak dapat dielakan oleh ketua team sendiri (H.M. Yakub, MT), karena pergulatan poltik sebelumnya, penetapan hari Dompu menjadi strategis untuk mencitrakan kepentingan poltik antara kelompok masyarakat bawah atau keturunan kerajaan. Pasca pertemuan itu Bupati tidak segera memutuskan hari lahir kabupaten Dompu sebagaimana hasil pertemuan team, akan tetapi oleh DPRD Dompu kembali dibentuk team yang akan menentukan hari jdi dompu, maka ditunjuklah seorang sejarahwan yang tinggal dijakarta serta dianggap mempunyai kapasitas, yaitu Prof. Helius Syamsuddin, maka menuurut pandangan Profesor inilah pada tahun 2004 DPRD mengeluarkan Penetapan hari jadi Dompu, beretapatan dengan meletusnya gunung tambora pada tahun 1816, karena disitulah masyarakat Dompu kembali menjadi sebuah komunitas yang beradab. Bila merunut dari sejarah kerajaan/kesultanan dan juga melihat proses pertemuan dan penetapan hari jadi Dompu selalu dikaitkan dengan sejarah kesultanan Islam di Dompu, sejak Abad 15 sampai dengan abad 18, dari sinilah kemudian inspirasi cultural bahwa Dompu adalah mempunyai latar historis kesultanan Islam sejak 5 Abad yang lewat, lalu apakah betul Dompu sebagai sebuah daerah yang beradab hanya berumur 100an Tahun...? Tulisan Ini Disadur dari riset 2006 [1] Dompu Tempatku Mengabdi, dan wawancara dengan langsung dgn El Hayat Ong [2] Lembaran Pers Daerah, Kilas 23 Agustus 2001 [3] Perjuangan Sultan Muhammad Sirajuddin sultan Dompu ke 28 menentang penjajah Belanda, Rizal Perdana Putra, SH, tahun [4] Idem [5] NTB Post, 20 Agustus 2001

Anda mungkin juga menyukai