Anda di halaman 1dari 3

Karakteristik Transistor I C - V BE

(Pengganti percobaan Karakteristik Input Transistor I B - V BE ) 1. Ubah setting Sinyal Generator sehingga mengeluarkan : (pastikan dengan menyambungkannya ke osiloskop ber-kopling DC) a. Gelombang Segitiga ~1KHz. b. Amplituda sinyal 0,8V c. Set Ofsett positif sehingga nilai minimum sinyal berada di titik nol (ground). 2. Susunlah rangkaian berikut ini :
A + RC (minimum) C B + Generator Sinyal E 10Vdc

3. Hubungkan osiloskop : a. Probe positif (+) Ch-1 (X) ke titik B, b. Probe positif (+) Ch-2 (Y) ke titik C, c. Ground osiloskop ke titik A. 4. Gunakan setting osiloskop : - Skala X pada nilai 0,1V/div dengan kopling AC, - Skala Y pada nilai 1V/div dengan kopling DC, dan tekan tombol invert nya. - Osiloskop pada mode X-Y. 5. Tempatkan tegangan X minimum pada garis grid paling kiri (nilai V BE = 0). Tempatkan tegangan Y terkecil (minimum) pada garis grid kedua paling bawah (nilai I C = 0) . Apabila kurva tampak sebagai dua garis, naik atau turunkan frekuensi generator sinyal hingga diperoleh kurva yang lebih baik. 6. Gambarkan plot I C (mA) - V BE (Volt) di BCL anda Catatan : Skala Y osiloskop menunjukkan tegangan pada resistor Rc. Arus kolektor (Ic) adalah tegangan tersebut dibagi resistansi itu (V Y / R C ), dengan nilai Rc sekitar 82 .

Karakteristik Transistor I C V CE
(Pengganti percobaan Karakteristik Output Transistor I C V CE ) 1. Ubah setting Sinyal Generator sehingga mengeluarkan : (pastikan dengan menyambungkannya ke osiloskop ber-kopling DC) a. Gelombang Segitiga ~1KHz. b. Amplituda sinyal 12Vpp c. Set Ofsett positif sehingga nilai minimum sinyal berada di titik nol (ground). 2. Susunlah rangkaian seperti pada gambar dibawah ini.

A C B Sumber Arus (25uA) Generator Sinyal

RC (minimum)

3. Hubungkan Osiloskop ke rangkaian : - Probe positif (+) Ch-1 (X) ke titik E, - Probe positif (+) Ch-2 (Y) ke titik A, - Ground osiloskop ke titik C. 4. Gunakan setting osiloskop : - Skala X pada nilai 1V/div dengan kopling DC, - Skala Y pada nilai 0,5V/div dengan kopling DC, dan tekan tombol invert nya. - Osiloskop pada mode X-Y. - Titik nol X (V CE = 0) pada di garis grid ketiga dari kiri, dan titik nol Y (I C = 0) pada garis grid kedua dari bawah. 5. Apabila kurva tampak sebagai dua garis, naik atau turunkan frekuensi generator sinyal hingga diperoleh kurva yang lebih baik. 6. Amati kurva arus I C V CE yang ditunjukkan osiloskop. Gambarkan di BCL anda. 7. Ubah-ubah nilai I B untuk semua nilai keluaran sumber arus yang tersedia. Sesuaikan skala Ch-2 untuk mendapatkan pembacaan yang lebih baik. Gambarkan semua kurva itu pada grafik yang sama.

Efek Early
Dengan menggunakan rangkaian dan setting pada percobaan karakteristik I C - V CE sebelumnya : 1. Pilihlah nilai arus basis (I B ) dari sumber arus yang kemiringan kurva-nya cukup besar 2. Pada kurva I C -V CE itu, pilihlah dua titik koordinat yang mudah dibaca, dan masih dalam garis lurus. Baca dan catat nilai I C dan V CE pada kedua titik tersebut.
iC IC2 IC1 vCE -VA 0 VCE1 VCE2

3. Hitunglah nilai tegangan Early dengan persamaan berikut : 2 1 1 2 = 2 1 Dan catat di BCL anda. 4. Pilih nilai arus basis (I B ) yang lain, dan lakukan langkah 1 s/d 3 diatas untuk mengkonfirmasi nilai tegangan Early yang sudah didapatkan.

Pengaruh Bias pada Penguat Transistor


1. Ubah setting Sinyal Generator sehingga mengeluarkan : (pastikan dengan menyambungkannya ke osiloskop) a. Gelombang Sinusoid ~1KHz. b. Amplituda sinyal 50 mVpp (tarik tombol amplituda agar didapat nilai yang kecil) c. Gunakan T konektor pada terminal output. 2. Susunlah rangkaian seperti pada gambar dibawah ini.
A

RC C B Generator + Sinyal Sumber Arus E + 9Vdc

3. Hubungkan Osiloskop ke rangkaian : - Ch-1 (X) ke Generator Sinyal dengan kabel koaksial konektor BNC-BNC, - Probe positif (+) Ch-2 (Y) ke titik C, - Ground osiloskop ke titik E. 4. Gunakan setting osiloskop : - Skala Ch-1 pada nilai 10mV/div dengan kopling AC, - Skala Ch-2 pada nilai 1V/div dengan kopling AC, - Osiloskop pada mode waktu dengan skala horizontal 500S/div. - Titik nol Ch-1 dan titik nol Ch-2 pada garis tengah layar. 5. Gunakan multimeter digital pada mode Volt-DC untuk mengukur tegangan dari V CE . 6. Set I B pada 25A (minimum sumber arus). 7. Set R C minimum (sekitar 82 ). 8. Baca dan catat tegangan V CE kemudian gambarkan bentuk gelombang tegangan output V CE yang ditunjukkan osiloskop. Amati adanya distorsi pada bentuk gelombang output. 9. Dari nilai I B dan V CE yang terbaca, tentukan letak titik kerja kondisi ini pada plot grafik I C -V CE yang telah dibuat sebelumnya. Dengan memperhatikan titik kerja ini, jelaskan mengapa distorsi pada langkah-8 terjadi. 10. Ulangi langkah 7-10. Untuk nilai-nilai I B : 200A dan 400A. 11. Ubah nilai R C menjadi nilai maksimum-nya (sekitar 5K). Ulangi langkah 8-10 untuk nilai R C ini. 12. Ubah nilai I B menjadi 150A. Atur nilai R C sehingga V CE yang terbaca di multimeter sekitar 5V. Amati dan gambar bentuk tegangan yang terlihat di osiloskop. Dari nilai I B dan V CE yang terbaca, tentukan letak titik kerja kondisi ini pada plot grafik I C -V CE yang telah dibuat sebelumnya. Dengan memperhatikan titik kerja ini, jelaskan mengapa kondisi ini terjadi. 13. Naikkan amplitude input (dari generator sinyal) hingga tampak terjadi distorsi pada gelombang tegangan output (V CE ). Catat besar amplituda input dan gambarkan bentuk gelombang outputnya. 14. Naikkan lagi amplituda input. Amati apakah amplituda gelombang output masih bisa membesar, dan catat nilai maksimum amplituda tersebut.

Anda mungkin juga menyukai