Kantor Polres Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan yang dibakar sejumlah oknum anggota TNI, Kamis (7/3/2013) pagi. Foto diambil dari halaman pengguna Twitter (mardian79). JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Gede Pasek Suardika mengatakan pertikaian antara Tentara Nasional Indonesia dengan Kepolisian hingga membakar Markas Polres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan menjadi preseden buruk. "Sangat memalukan. Kalau antara aparat saja begitu, bagaimana rakyat enggak ribut? Nanti aparat datang waktu keributan enggak akan didengar, wong mereka ribut juga," kata Pasek di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis ( 7/3/2013 ). Pasek mengatakan, mereka yang bertikai harus sadar bahwa hidupnya dibiayai oleh negara dengan uang rakyat. Begitu pula dengan seluruh fasilitas Polri yang dibakar. Pasek menyinggung keterbatasan anggaran negara untuk Kepolisian sehingga belum dapat membangun fasilitas Polri di seluruh daerah seperti Kantor Polres. Bahkan, ada Kantor Polda yang belum bisa dibangun. Untuk itu, kata dia, jangan pernah merusak fasilitas negara. Jika aparat TNI tidak terima dengan tewasnya rekannya, lanjut politisi Partai Demokrat itu, mereka harus tetap menyerahkannya kepada proses hukum. "Harus ada tindakan tegas. Sekarang yang dirugikan masyarakat. Kantor Polres itu untuk melayani masyarakat," kecam dia.
Seperti diberitakan, Markas Polres OKU dibakar oleh sekelompok anggota TNI Yonarmed 15. Sekitar 90 prajurit TNI itu datang dengan membawa sepeda motor pagi tadi. Menurut Kepolisian, awalnya akan ada aksi damai terkait kasus anggota TNI Pratu Heru yang tertembak beberapa waktu lalu oleh anggota Polres OKU. Namun, aksi kemudian tidak terkendali. Setidaknya empat polisi mengalami luka tusuk karena insiden ini. Salah satunya adalah Kepala Polsek Martapura AKP Ridwan, yang kritis karena luka tusuk. Korban lain masih dalam pendataan. Massa juga merusak mobil polisi, dua pos polisi dan sub sektor setempat. http://nasional.kompas.com/read/2013/03/07/18502498/Memalukan.Aparat.TNIPolri.Bertikai
SBY Tak Perlu Turun Langsung Atasi Bentrok TNI vs Polri di OKU
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bekas Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen (Purn) Cornel Simbolon mengatakan Presiden SBY tidak perlu turun langsung menyelesaikan penyerangan TNI ke Mapolres Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan. Menurut Cornel, Presiden SBY cukup mendelegasikan tugas untuk menyelesaikan permasalahan kedua lembaga negara penegak keamanan itu. "Untuk masalah ini sebenarnya presiden tak perlu turun tangan. Apa yang disebut pendelegasian wewenang sudah didelegasikan ke bawah. Fungsi-fungsi itu semuanya akan berjalan," ujar Cornel saat berbincang dengan wartawan, di Jakarta, Sabtu (9/3/2013). Ketua Departemen Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) DPP Partai Demokrat ini menjelaskan permasalahan antara TNI dan Polri disebabkan kedua lembaga itu belum bisa melaksanakan secara jelas tugas masing-masing sesuai dengan Undang-undang. Bekas Panglima Daerah Militer IV/Diponegoro ini mengatakan TNI dan Polri masih berproses sejak pemisahan dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) pascareformasi. "Kita memang masih dalam proses. Proses ini harus dikendalikan dengan bagus. Sepuluh tahun jangan dianggap lama. Memerkukan waktu karena ada hambatan-hambatan dan rintangan-rintangan yang tak bisa diatasi," tegasnya. http://www.tribunnews.com/2013/03/09/sby-tak-perlu-turun-langsung-atasi-bentrok-tni-vspolri-di-oku