Anda di halaman 1dari 5

Grassroot Innovation Inovasi Akar Rumput berasal dari tiga kata, yaitu inovasi, akar, dan rumput.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inovasi berarti penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (dapat berupa gagasan, ide, atau alat), sedangkan akar rumput seringkali diartikan sebagai kiasan untuk sebutan masyarakat luas (tingkat bawah). Inovasi akar rumput secara umum dapat diartikan sebagai penemuan yang dilakukan oleh masyarakat luas. Sedangkan menurut Said (2009), inovasi akar rumput adalah penemuan yang dihasilkan oleh masyarakat luas secara individual ataupun berkelompok, bahkan mungkin secara komunal, dan sifatnya asli, spontan serta tidak tergantung pada perencanaan formal dalam kegiatan yang diorganisasikan. Inovasi akar rumput berbeda halnya dengan invensi dan inovasi yang dihasilkan dalam suatu skema organisasi penelitian dan pengembangan formal , yang sifatnya terstruktur, memiliki tata cara kerja operasional yang baku, memiliki tim yang mapan dan dibiayai oleh dana pemerintah, swasta atau organisasi nirlaba dan lembaga swadaya masyarakat. Gupta (2008) menjelaskan bahwa inovasi akar rumput, pengetahuan tradisional, nilai dan kelembagaan pada dasarnya terfokus pada etno-botani, misalnya pengetahuan mengenai tanaman dan manfaatnya bagi masyarakat untuk bertahan hidup, pengetahua tradisional mengenai mineral, logam, kayu, konstruksi, pabrikasi, peralatan, dan mesin yang kecil dan sederhana, energy, pengolahan pangan dan lain-lain, yang pada dasarnya sangat diandalkan untuk bertahan hidup (survival).

Sejarah AMDK Sejarah air dalam kemasan di negara kita sangat menarik untuk dikupas. Kita tentu teringat pada satu nama produk yaitu Aqua yang menjadi pelopor air dalam kemasan botol (kaca). Saat ini air sudah dikemas dalam kemasan botol dan gelas plastik dalam berbagai ukuran. Menariknya lagi, jika kita ingin membeli air dalam kemasan, kita pasti akan menyebutnya Aqua, bukan merek yang tercantum. Padahal sudah banyak sekali merek air minuman kemasan di pasaran. Jika kita telusuri ke belakang ternyata air kemasan di Indonesia (Hindia Belanda) sudah ada sejak masa kolonial. Adalah Hendrik Freerk Tillema sebagai pelopor air minuman kemasan di Hindia. Hendrik Freerk Tillema dilahirkan di desa Echten di tepi danau Tjeuke. Echten adalah sebuah desa di Friesland, Belanda. Ia lahir 5 Juli 1870. Ayahnya, Sikke Tillema adalah seorang kepala sekolah. Ketika Hendrik berusia tujuh tahun, ibunya meninggal. Maka ayahnyalah yang menjadi panutannya. Ia terpaksa tinggal dengan familinya di Heerenveen tempat ia menyelesaikan HBSnya pada tahun 1888. Setelah lulus ia pun kembali ke rumah. Ketertarikannya pada ilmu pengetahuan alam membuatnya rela berjalan 16 km hanya untuk mengikuti pelajaran ilmu alam di hari Minggu di Heerenveen. Karena kekurangan tenaga dokter dan apoteker, maka pemerintah pada 1889 membuka pendidikan persiapan di bidang tersebut. Tillema pun lulus ujian masuk Universiteit van Leiden tempat ia belajar menjadi apoteker. Selama dua tahun ia belajar di Leiden namun ia merasa tidak betah. Sejak 1891 ia pindah ke Groningen dan tiga

tahun kemudian ia menyelesaikan pendidikan apotekernya. Ia pun bekerja di sebuah apotik di Bolsward. Pada 1896 di usia 25 ia berangkat ke Hindia Timur. Ayahnya membukukan suratsurat Hendrik yang dikirimkan ke ayahnya dalam Mijn reis naar Semarang. Di Semarang ia bekerja di Samarangsche-Apotheek milik firma R. Klaasesz en Co. Menurut kontrak ia mendapat gaji 200 gulden per bulan pada tahun pertama, 300 gulden pada tahun kedua lalu 400 gulden. Setelah tahun ketiga, ia diangkat menjadi rekanan di perusahaan itu. Pada tahun 1899 ia dapat membeli perusahaan itu. Ia tetap mempertahankan nama Klaasesz en Co. Dalam usia belum genap 30 ia menjadi satu-satunya pemilik dan pemimpin di perusahaan itu. Pekerjaan apoteker, seperti menimbang dan mempersiapkan bahan-bahan kimia bukanlah hal yang mengejutkan baginya. Sehingga sepertinya ia tidak merasa puas. Pada tahun pertama sebagai bos, ia berupaya mencari hal baru. Ketika ia membaca het Pharmaceutisch Weekblad , ia mendapati tulisan yang menyebutkan bahwa selama setahun jutaan botol minuman soda diimpor ke Jawa. Otak bisnisnya bekerja: kalau ia mampu menjual seratus ribu botol saja. Samarangsche-Apotheek memiliki anak perusahaan yang membuat air dalam botol yang dalam beberapa tahun kemudian membangunnya menjadi pabrik hipermodern minuman soda. Tillema begitu memperhatikan higienis. Ia tahu bahwa air minum murni merupakan persyaratan bagi kesehatan. Pada mulanya ia tidak berhasil mencampurkan gas oksigen dalam air hingga ia teringat pada pelajaran di kelas 2 HBS mengenai hukum alam: Garam dapat larut dengan cepat dalam air hangat sedangkan gas dalam air dingin. Awalnya ia mendatangkan batu es tetapi itu terlalu mahal. Maka akhirnya ia memesan berton-ton air bersuhu 5 derajat celcius dari pabrik es. Tafelwater ( air minuman meja) nya semakin nikmat. Ia pun tetap bereksperimen dan mempelajari hal-hal baru. Tahun 1901 ia membangun bangunan pabrik pertama di Hindia dengan beton tempat para buruh memurnikan dan mengisi air dalam botol di atas ban berjalan. Ayer blanda ( blank water) dari firma Klaasesz en Co memiliki etiket yang menarik perhatian di botolnya, kucing hitam dengan ekor yang melambai melompati huruf-huruf merk Hygeia. Hygeia ( atau sebenarnya Hygieia) merupakan anak perempuan dari Asklepios , dewa Yunani pelindung kesehatan. Pada tahun 1901 ia berhasil menjual 500.000 botol Hygeia. Awal bulan Desember pada tahun yang sama ia menikahi Anna Sophia Weehuizen, seorang guru yang berusia 24 tahun. Anna lahir dan besar di Jawa, dari sebuah keluarga dengan sepuluh anak. Ayahnya meninggal dalam usia muda. Namun di bawah didikan ibunya, ia menjadi salah seorang dari anak-anak perempuan di Jawa yang meneruskan pendidikan HBS. Kelak setelah menikah ia menjadi pembaca dan pengoreksi banyak publikasi suaminya. Sepuluh bulan setelah perkimpoian mereka, Anna melahirkan anak pertama. Dua tahun kemudian anak kedua lahir. Tillema sangat suka dikelilingi keluarganya. Maka ia mengajak anggota keluarga istrinya ikut bekerja di perusahaannya. Ia mempelajari metode reklame Perancis dan proses produksi Amerika untuk memajukan usaha pabrik sodanya. Dengan segera ia membangun instalasi mesin pendingin sendiri. Ia juga mendatangkan bermacam-macam minuman (tafelwater) dari Eropa ke Hindia untuk menjual dan membandingkannya dengan produk buatannya. Ia juga mengembangkan usahanya dengan ikut mengimpor minuman ringan (tafelwater), anggur dan wiski. Di Amerika yang sejak tahun 1890-an berhasil dengan minuman Coca-Cola serta diikuti iklan yang baik. Tillema pun menggunakan cara yang sama. Ia membagikan asbak asbak yang bermerek minuman limunnya. Di atas perempatan paling sibuk di Semarang ia menggantungkan papan reklame yang cukup menarik perhatian. Foto-foto dari jalan-jalan

tempat ia memasang iklan dijadikannya kartu pos dan dibagikan secara gratis dengan menggunakan kalimat: Limun Hygeia memang luar biasa! Ketika dewan kota memintanya mencabut semua reklamenya, Tillema sadar untuk menggunakan biaya reklame dengan cara menggunakan publisitas secara gratis yang dapat menjangkau massa yang lebih luas. Ia berupaya menguasai Semarang dengan menggunakan balon udara bertuliskan merek Hygeia yang melayang di atas kota Semarang. Pada tahun 1909-1910 ia membangun sebuah pabrik baru dengan 80 tenaga kerja yang memproduksi 10.000 botol Hygeia perhari. Untuk mendukung kegiatan eksperimen nya, ia membeli 2 miligram radium, tidak lama setelah ditemukan oleh pasangan Currie. Orang-orang di seluruh Semarang datang menyaksikan. Produk-produk Tillema hanya dibeli oleh orang Eropa. Seperti yang tulis di tahuntahun awal: Ketika seorang importir dari minuman (tafelwater) Eropa mulai merasa disaingi, pengusaha itu mempengaruhi publik bahwa pabrik minuman saya tidak baik. Saya menulis brosur kecil dan mengirimkannya secara tercatat kepada ribuan orang di Jawa. Orang-orang yang belum pernah menerima surat tercatat datang ke kantornya. Pada hari itu sekurangkurangnya ribuan makian saya terima. Tetapi tujuannya tercapai. Ia mengirim foto-foto pabrik modern miliknya yang begitu bersih seperti ruangan operasi rumah sakit. Bagi sekelompok pelanggan ia mengajak mereka meninjau keliling pabrik. Tillema suka sekali mengunakan foto-foto yang pada awal abad merupakan sebuah medium baru di awal abad ke-20. Maka ia membuat sebuah buku berisi foto-foto wajah kota Semarang. Di belakang bukunya ia memasang merek Hygeia dan di pinggirnya daftar harga anggur dan wisky. Setahun ia menghabiskan dana untuk reklame sebesar 50.000 gulden dan dengan segera ia menikmati hasilnya. Dana besar yang ia keluarkan untuk reklamenya pun menjadi bahan pembicaraan sendiri. Ia berupaya membangun citra dirinya: Tillema, apoteker yang dapat dipercaya dan bagi mereka yang percaya pada kemurnian. Ia pun membuat brosur dengan foto-foto dirinya dalam berbagai pose yang memperlihatkan bagaimana cara terbaik menuang sebotol Hygeia. Foto-foto itu disertai teks: Ajarilah para pembantu Anda bagaimana mereka harus menuang Hygeia sehingga tidak banyak air bersoda yang terbuang. Minuman Hygeia baik limun bergas dan air mineral sangat populer di seluruh Hindia. Botol-botol dengan tutup dari porselen berlapis karet berharga 25 sen gulden. Enam botol kosong dengan 75 sen dapat ditukar dengan enam botol yang penuh. Precis seperti botolbotol minuman sekarang sebotol Hygeia pada masa itu disegel dengan sehelai kertas. Dalam beberapa tahun Tillema menjadi sangat makmur. Pabrik minuman ringannya memberikan keuntungan negeri jajahan yang berasal dari air paling murni. Ia pun menikmati kekayaaannya dengan segera. Ia merupakan salah satu dari orang-orang yang mendatangkan sebuah mobil (dari Jerman) ke Semarang. Sejak didirikannya ia sangat antusias menjadi anggota de Semarangsche Auto Club. Pada 30 November 1909 ia menjadi berbagai anggota komisi dewan kotapraja Semarang yang masih baru. Baru pada 1910 ia menjadi anggota dewan kota praja. Pertengahan tahun 1911 Tillema mengikuti lagi pemilu dan salah satu semboyannya adalah: Enyahlah Malaria karena itu pilihlah Tillema. Sejarah perkembangan industri AMDK di Indonesia 1973: Air Minum Dalam Kemasan pertama kali dipopulerkan oleh merek yang saat ini seakan sudah menjadi sebuah nama generik yang identik dengan air konsumsi. Pada saat itu sumber air bahan baku yang dipergunakan berasal dari air tanah yang letaknya sangat jauh di dalam tanah dan berada di antara dua lapisan tanah. Dikarenakan perolehan sumber air

bahan baku yang dipergunakan adalah berasal dari sumur bor (arthesis) maka pada saat itu produk air minum tersebut dikenal dengan sebutan air Arthesis A. Pada kurun waktu inilah, sejarah AMDK di Indonesia dimulai dengan tehnologi awal sistem mineralisasi.

1980: baru kemudian sekitar tahun tersebut, sumber air bahan baku yang dipergunakan digantikan dengan air bahan baku yang diambil dari mata-air pegunungan yang pada saat itu kualitasnya masih tinggi karena masih belum dilalui oleh banyak pembuangan limbah industri di hulu sumber. Walaupun proses teknologi produksi yang dipergunakan masih sama, namun dikarenakan sang produsen ingin mengubah imagenya (bahwa tidak merusak tanah) maka produk jadi air minum tersebut dirubah dengan sebutan jenis air Mineral. Pada prinsipnya, jenis air Mineral ini mengandung kadar mineral yang tinggi termasuk belum dikenalnya perbedaan antara jenis kandungan mineral organik dan mineral non-organik dalam air serta dampaknya terhadap kesehatan tubuh.

1997: Air Distilasi adalah hasil dari teknologi permurnian air dengan cara menguapkan air bahan baku dengan pemanasan pada temperatur suhu 212 derajat Celsius dan kemudian didinginkan kembali ke temperatur normal 24-26 derajat Celcius untuk akhirnya difiltrasi menjadi produk jadi air minum konsumsi. Air distilasi pada masa lalu banyak diaplikasikan pada lingkup industri farmasi, dikarenakan sifat kandungan air hasil-nya yang hanya mengandung H2O saja tanpa memiliki unsur komponen mineral sama sekali (baik organik maupun non-organik). Oleh karena sesungguhnya tubuh manusia masih membutuhkan mineral organic yang terdapat di dalam air, dapat dikatakan bahwa air jenis distilasi kurang tepat untuk dijadikan sebagai kebutuhan konsumsi dasar minum sehari-hari. 2001: pada tahun 2000 awal, di Indonesia mulai marak dengan Depot Air Isi Ulang, dikarenakan harga yang murah per galonnya dan proses yang mudah untuk di instalasi di tempat-tempat yang dekat dengan perumahan. Air isi ulang mengadopsi teknologi proses air yang paling sederhana untuk kebutuhan minum pelepas dahaga saja, sehingga filtrasi dan komponen didalamnya masih banyak mengandung komponen mineral non-organik dan zat logam berbahaya lainnya yang dapat menjadi endapan dalam ginjal. Sangat disayangkan bahwa dengan kondisi alasan harga jual yang harus paling murah, banyak produsen air isiulang mencari jalan segala cara. Perkembangan akhir-akhir ini yang terjadi adalah pemanfaatan air sumber bahan baku yang tidak dapat dipertanggung-jawabkan asal-usul tehnisnya sehingga kualitas air hasil-nya pun patut dipertanyakan.

Akhir 2001 : dimulainya perkembangan tehnik pemurnian air laut menjadi air tawar dengan konsep pompa tekanan tinggi. Mesin yang digunakan dikenal dengan istilah mesin penyaring osmosis terbalik (reverse osmosis atau RO). Secara garis besar, pompa tekanan tinggi akan memaksakan penyaringan air dengan level tekanan 25 bar sehingga dapat menyaring zat-zat solid terkandung di-dalam air (TDS=Total Dissolved Solid) secara maksimal. Sehingga hasil air penyaringan memiliki karakteristik yang mirip dengan air proses distilasi yang hampir sama sekali tidak memiliki zat lain didalam air selain H2O (tidak mengandung mineral sama sekali).

2003 : adalah pemunculan air-Hexagonal. Sifat Hexagonal yang dimaksud disini sebenarnya adalah sifat anomali yang dimiliki semua air dimana pada suhu dibawah -4 derajat Celsius, bentuk molekul air yang Pentagonal (mempunyai sisi 5) akan seolah-olah berubah menjadi

bentuk Hexagonal (mempunyai sisi 6). Secara teori disebutkan bahwa bentuk Hexagonal ini adalah bentuk sempurna air yang dapat memaksimalkan penetrasi molekul air ke dalam sel tubuh dengan lebih cepat sehingga fungsi air tersebut menjadi optimum di dalam tubuh. Hingga kini, yang masih menjadi banyak pertanyaan orang adalah apakah dan bagaimana-kah bentuk molekul air Hexagonal tersebut dapat dibuktikan termasuk bagaimana bentuk tersebut akan mengadaptasi perubahan suhu yang berbeda-beda (misalnya pengaruh temperatur ruangan atau masalah penyimpanan).

Pada tahun ini juga, dunia multi level marketing Indonesia dimarak-kan dengan pemunculan jenis air oksigen. Beragam merek bermunculan dengan menekankan kelebihan yang sama yaitu air dengan konsentrasi oksigen yang tinggi guna kesehatan. Proses produksi yang sebenarnya terjadi adalah dengan menyuntik-kan oksigen kadar tinggi dengan tabung khusus kedalam air, sehingga bisa menciptakan air dengan kadar oksigen hingga mencapai muatan 100 mg per-liter air (kadar oksigen air normal di gunung adalah 4-5 mg per-liter air). Yang menjadi pertanyaan adalah, kandungan oksigen yang tidak alami tersebut akan mudah terlepas sesaat botol dibuka karena sebenarnya oksigen tersebut tidak terkandung menyatu didalam ikatan molekul air. Termasuk, sesuai dengan saran produsen-nya sendiri, jenis air oksigen tingkat tinggi ini hanya dianjurkan dikonsumsi maksimal 2 botol (740 mltr) per-hari. Seperti banyak disebutkan didalam buku panduan kesehatan bahwa kadar oksigen tingkat esktrim yang terlalu sering masuk ke dalam tubuh akan memberi peluang tumbuhnya radikal bebas di dalam tubuh. Hingga perkembangan terakhir ini, sudah banyak lapisan masyarakat yang mulai menyadari fakta tersebut yang kemudian kembali meng-konsumsi air konsumsi yang sesungguhnya. 2008: Air Alkali adalah proses pemasangan atom hydrogen terhadap atom oksigen sehingga tercipta atom hidroxyl (H2O) yang berjumlah lebih banyak dengan tujuan akhir menurunkan tingkat keasam-an air tersebut menuju level basa/Alkali (pH=8). Teorinya, dengan tingkat basa air alkali akan memberikan efek anti oksidan bagi tubuh. Dikarenakan tingkat proses produksi yang tujuan utama-nya adalah menaikkan tingkat pH air saja, maka pada umumnya jenis air alkali hampir mirip karakteristiknya dengan air mineral biasa dimana kandungan mineral non-organiknya masih ada, termasuk kandungan oksigen alami terkandung masih sama kadarnya dengan air bakunya.

Awal-2009: Air magnetisasi pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia. Konsep Magnetisasi air sendiri sebenarnya sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu yang hingga kini masih dikenal dengan konsep terapi Ayurveda oleh bangsa India kuno. Keistimewaan khusus dari Air Magnet adalah memiliki enam elemen penting air dengan kadar alami yang seimbang, sehingga sangat bermanfaat sebagai air konsumsi sehari-hari dan bagi kesehatan manusia pada umumnya. Air yang sudah dimagnetisasi memiliki energi aktif di dalam Ruang Dalam air, sehingga molekul air berubah menjadi lebih kecil, berjumlah lebih banyak dan gerakan molekul air yang lebih bertenaga pada akhirnya akan membantu proses peremajaan sel-sel tubuh dengan lebih baik. Selain itu kandungan oksigen alami menjadi lebih banyak dua kali (10 mg per-liter air) dan ikatan molekulnya sangat kuat tidak mudah lepas. Sementara itu pula, air magnet memiliki tingkat pH air yang alami seimbang (pH 7,4) dan masih memiliki kandungan mineral organik didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai