Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH IKLAN TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG ARB

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)

Abstract : With the coming presidential election, many politicians strengthen their campaign to gain people trust. One of the most outstanding politicians that used advertisement to promote himself for the election is Aburizal Bakrie. Bakrie came out with new nickname "ARB" which attract various people's perception. This journal intended to know about people perceptions about "ARB" advertisement. This journal also revealed whether this campaign positively accepted by the people, gain people trust, or even attract people to start using "ARB" as Bakrie new nickname. Keywords :advertisement, perception, campaign Abstrak : Pemilihan umum Presiden kini semakin dekat, banyak politikus yang gencar mencari simpati masyarakat. Salah satunya adalah Abdurizal Bakrie yang yang mengeluarkan iklan tentang kampanyenya serta sapaan barunya ARB, secara tidak langsung hal itu mengundang berbagai persepsi dari masyarakat. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang iklan tersebut. Apakah iklan tersebut diterima positif oleh masyarakat, apakah iklan tersebut dapat menarik simpati masyarakat, apakah iklan tersebut membuat masyarakat menggunakan sapaan ARB. Kata kunci : iklan, persepsi, kampanye

PENDAHULUAN Iklan merupakan bagian dari promosi, secara sederhana iklan diartikan sebagai pesan yang menawarkan produk dan jasa untuk masyarakat banyak lewat suatu media. Iklan dinilai sangat efektif diserap oleh masyarakat banyak dibanding dengan televisi, iklan tersebut menceritakan Bakrie atau Ical beserta keluarga besarnya sedang mengunjungi daerah-daerah pelosok, pasar serta mencitrakan dirinya sebagai sahabat para pedagang kaki lima. Yang paling menonjol disini adalah Bakrie

bauran promosi lainnya. Maka dari itu tidak jarang iklan juga dimanfaatkan sebagai media kampanye suatu partai atau politikus tertentu. Salah satunya adalah iklan tentang ARB yang sedang gencar-gencarnya tayang di

memperkenalkan kepada masyarakat sapaan barunya yang hanya terdiri dari tiga huruf dengan maksut agar lebih dikenal dan mudah diingat oleh masyarakat. Secara tidak langsung iklan bertujuan untuk membentuk persepsi masyarakat.

Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesankesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan Faktor-faktor mereka yang

pengalaman dan pengamatan masa lalu. Tapi apakah iklan tersebut cukup efektif untuk memperkenalkan citra baru Bakrie dan membentuk persepsi yang positif di masyarakat. Dinilai dari pengalaman yang lalu Bakrie kurang bertanggung jawab mengenai tersangkut kasus masalah lapindo dan masih

(Robbins,1996:121).

memengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi tersebut dibuat. Persepsi juga dapat dibentuk oleh

pengembalian uang

nasabah karena usaha asuransinya yang bangkrut

TINJAUAN TEORITIS Iklan berasal dari bahasa Yunani yang berarti menggiring orang pada gagasan. Iklan merupakan salah satu bagian dari promotion mix atau bauran pemasaran karena iklan biasanya digunakan untuk mengenalkan dan memasarkan duatu produk melalui media dengan jangkauan masyarakat yang luas. Tujuan Periklanan menurut Kotler dan Keller dapat dibagi menjadi 4, yaitu: (1) Iklan Informatif : untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada; (2) Iklan Persuasif : untuk menciptakan kesukaan, preferensi,

produk. Dapat didefinisikan pula sebagai salah satu bentuk untuk komunikasi mempersuasi yang para

bertujuan

keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa; (3) Iklan Pengingat : untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali; (4) Iklan Penguat : meyakinkan pembeli bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat. Iklan memberikan suatu dampak bagi penontonnya yang disebut terpaan iklan. Terpaan merupakan interaksi konsumen dengan pesan dari pemasar. Dalam bukunya Mahmud sebagai mendefinisikan proses terpaan iklan

pendengar, pemirsa, dan pembaca agar mereka memutuskan untuk melakukan

tindakan tertentu. Sedangkan periklanan merupakan segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan untuk sebagian atau

seluruh masyarakat. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa periklanan merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk mempromosikan suatu

penerimaan

stimulus-

stimulus

alat

indera

seperti

perasaan,

rumah dalam suasana santai atau rekreatif, maka masyarakat lebih siap untuk memberikan perhatian. c. Repetisi/pengulangan. Iklan televisi bisa ditayangkan hingga beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan untuk

penglihatan, dan pendengaran. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa Terpaan Iklan merupakan suatu proses di mana respon kognitif seseorang atau pemikiran terjadi melihat, ketika atau

membaca,

mendengar komunikasi tersebut. Terpaan iklan sebagai variabel

sejumlah

masyarakat

independen dapat diukur melalui 3 dimensi, yaitu, dimensifrekuensi, dimensi durasi, dan dimensi intenstas. Dimensi frekuensi ialah seberapa sering terpaan iklan tersebut ditempatkan (Wells, dalam and media plecement, 2000)

menyaksikannya, dan dalam frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu bangkit. d. Adanya pemilihan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang mengefektifkan masyarakat. e. Ideal bagi para pedagang eceran. Selain karena para pedangan suka menonton penjangkauan

Burnett,

Moriarty,

sedangkan intensitas ialah kemugkinan suatu iklan mendapatkan perhatian (Hawkins, and Coney, 2001). Iklan keunggulan menggunakan televisi memiliki beriklan lain. banyak dengan ini

televisi, hal itu disebabkan iklan-iklan televisi memang sangat membantu usaha mereka, bahkan seolah-olah iklan tersebut ditujukan semata-mata kepada mereka. f. Terkait erat dengan media lain. Tayangan iklan televisi mungkin saja terlupakan begitu cepat, tetapi

dibanding media

Berikut

beberapa kelebihan iklan televisi antara lain: a. Kesan realistik. Karena sifatnya yang visual, dan merupakan kombinasi

warna-warna, suara dan gerakan, maka iklan-iklan televisi nampak begitu hidup dan nyata. b. Masyarakat lebih tanggap. Karena iklan di televisi disiarkan dirumah-

kelemahan ini bisa diatasi dengan memadukannya pada wahana iklan lain (Jefkins, 1997:110-112).

KERANGKA KONSEPTUAL Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang uraian diatas maka perlu dibuat suatu kerangka konseptual yang bertujuan untuk memudahkan pemahaman tentang konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

Frekuensi Durasi Iklan Intensitas Interest Action Persepsi

menarik atau tidak menarik positif atau negatif melakukan tindakan atau tidak simpati atau tidak

HIPOTESIS Karena keunggulan keunggulan iklan serta fungsi iklan yang disebutkan diatas tak heran apabila kini iklan juga dipakai sebagai media kampanye atau digunakan sekedar untuk mengubah citra atau persepsi masyarakat. Iklan ARB secara tidak langsung memancing beberapa persepsi dari masyarakat. Berikut dugaan sementara dalam penelitian ini : 1. Diduga ada pengaruh antara iklan terhadap persepsi masyarakat tentang ARB

METODE PENELITIAN Obyek penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas diponegoro. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2009 jurusan Adminitrasi Bisnis Ekstensi yang berjumlah 50 orang, lalu diambil sample 30 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer yang diperoleh langsung dari responden serta data sekunder melalui dokumen, literature dan lain-lain yang dapat menunjang data primer. Masing-masing sub variable diukur menggunakan skala likert.

HASIL PENELITIAN Tabel 1 Pernah Tidaknya Responden Melihat Iklan Tersebut No. 1 2 3 4 5 Tingkat Kelengkapan Sangat Pernah Pernah Netral Tidak Pernah Sangat Tidak Pernah Jumlah Frekuensi 9 12 7 0 2 30 Tabel 2 Frekuensi Responden Melihat Iklan ARB No. 1 2 3 4 5 Tingkat Kelengkapan Sangat Sering Sering Netral Tidak Sering Sangat Tidak Pernah Jumlah Frekuensi 5 8 8 7 2 30 Tabel 3 Durasi Responden Dalam Melihat Iklan No. 1 2 3 4 5 Tingkat Kelengkapan Sangat Setuju Setuju Cukup Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Frekuensi 8 5 11 4 2 30 Presentasi 26,7% 16,6% 36,7% 13,3% 6,7% 100% Presentasi 16,6% 26,7% 26,7% 23,3% 6,7% 100% Presentasi 30% 40% 23,3% 0 6,7% 100%

Sumber : Data primer dan sekunder yang telah diolah, 2013

Sumber : Data primer dan sekunder yang telah diolah, 2013

Sumber : Data primer dan sekunder yang telah diolah, 2013

Tabel 4 Pemahaman Responden Tentang Iklan ARB

No. 1 2 3 4 5

Tingkat Kelengkapan Sangat Paham Paham Biasa Saja Tidak Paham Sangat Tidak Paham Jumlah

Frekuensi 2 14 12 0 2 30 Tabel 5

Presentasi 6,7% 46,6% 40% 0% 6,7% 100%

Sumber : Data primer dan sekunder yang telah diolah, 2013

Daya Ingat Responden Mengenai Iklan ARB No. 1 2 3 4 5 Tingkat Kelengkapan Sangat Setuju Setuju Cukup Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Frekuensi 1 9 9 9 2 30 Tabel 6 Tindakan Responden Terhadap Iklan ARB No. 1 2 3 4 5 Tingkat Kelengkapan Sangat Setuju Setuju Biasa Saja Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Frekuensi 3 7 14 4 2 30 Presentasi 10% 23,3% 46,7% 13,3% 6,7% 100% Presentasi 3,3% 30% 30% 30% 6,7% 100%

Sumber : Data primer dan sekunder yang telah diolah, 2013

Sumber : Data primer dan sekunder yang telah diolah, 2013

Tabel 7 Persepsi Positif Responden Mengenai Iklan No. 1 2 3 4 5 Tingkat Kelengkapan Sangat Setuju Setuju Biasa Saja Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Frekuensi 3 3 11 11 2 30 Tabel 3.8 Simpati Responden Terhadap Sosok Dalam Iklan Presentasi 10% 10% 36,7% 36,7% 6,7% 100%

Sumber : Data primer dan sekunder yang telah diolah, 2013

No. 1 2 3 4 5

Tingkat Kelengkapan Sangat Setuju Setuju Biasa Saja Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah

Frekuensi 2 1 14 10 3 30

Presentasi 6,7% 3,3% 46,7% 33,3% 10% 100%

Sumber : Data primer dan sekunder yang telah diolah, 2013

PEMBAHASAN Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden pernah melihat iklan ARB bahkan beberapa kali telah melihat iklan tersebut. Hanya dua orang saja yang tidak pernah tahu mengenai iklan ARB, tetapi hampir setengah diantaranya tidak melihat iklan tersebut sampai tuntas. Rata-rata responden cukup paham maksud dari iklan ARB tersebut. Data diatas juga dapat disimpulkan bahwa media iklan tidak cukup untuk mengubah persepsi masyarakat atas sosok tertentu. Berikut merupakan pembahasan hasil penelitian di atas.

Penerimaan Positif Masyarakat Terhadap Iklan ARB Berdasarkan Tabel 3.7 terlihat sedikit responden yang berpikir positif terhadap sosok dalam iklan ARB, hanya 20% dari total yang sangat setuju dan setuju. Responden yang memilih biasa

saja sekitar sebelas orang, sedangkan yang tidak berpikir positif setelah melihat iklan tersebut sebanyak 43,4% akumulasi total dari yang tidak dan sangat tidak setuju. Terlihat bahwa disini iklan tidak mudah mengubah cara pandang orang khususnya iklan yang memperkenalkan seorang sosok, iklan pencitraan, iklan kampanye suatu politikus tertentu. Karena selama ini responden atau masyarakat telah mengenal sosok ARB dengan baik melalui pemberitaan di media massa. Tentunya pendapat-pendapat, persepsi, pikiran responden atau masyarakat selama ini terakumulasi sedemikian hingga tak hanya bisa dirubah hanya dengan sebuah iklan saja.

Simpati Responden Terhadap Sosok Dalam Iklan Dari data Tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa iklan tersebut belum mampu menarik simpati masyarakat terhadap Bakrie atau yang saat ini memiliki julukan ARB. Responden yang tidak setuju dan sangat tidak setuju berjumlah 43,3%, lalu responden yang tidak begitu tertarik sebesar 46,7%, dan sisanya setuju dan sangat setuju yang hanya berjumlah sepuluh. Simpati masyarakat ternyata juga tidak gampang diambil melalui iklan. Mungkin ini juga merupakan sebuah sikap di masyarakat yang tidak mudah percaya begitu saja pada sosok politisi, pemerintah atau yang semacamnya. Responden atau masyarakat lebih membutuhkan perubahan yang berarti, yang dapat dirasa daripada hanya sebuah iklan kampanye.

Keberhasilan Iklan dalam Memperkenalkan Sapaan ARB Dari data di atas dapat dilihat bahwa jawaban yang paling dominan adalah biasa saja dengan total 46,7, sedangkan responden yang telah melihat iklan tersebut dan akan menggunakan istilah ARB hanya 33,3%. Sisanya responden tidak mau untuk terpengaruh dan menggunakan sapaan ARB. Banyak calon pemimpin baik daerah, provinsi pada saat berkampanye sering menggunakan singkatan nama agar mudah diingat oleh masyarakat. Begitu pula dengan Bakrie yang mulai mengenalkan sapaan ARB nya menggunakan iklan. Tetapi dalam kenyataanya kebanyakan responden bersikap biasa saja, yang mau menggunakan sapaan ARB hanya berjumlah sepuluh orang. Hal tersebut sangat wajar karena selama ini kita mengenal sosok tersebut dengan nama Bakrie, dimana beliau sering menjadi sorotan media sehingga sudah terkenal di kalangan masyarakat. Agak susah untuk merubah kebiasaan masyarakat, kecuali apabila dari dulu beliau

sudah mengenalkan dirinya sebagai ARB, seperti bapak Susilo Bambang Yudhoyono yang dulu memperkenalkan dirinya langsung saat kampanye sebagai SBY.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pemilu 2014 akan segera tiba, banyak politisi yang akan maju sebagai calon presiden saling berlomba-lomba untuk memenangkan hati masyarakat, salah satu taktik mereka adalah dengan menggunakan iklan. Iklan dinilai efektif untuk membujuk dan membentuk persepsi masyarakat sesuai dengan isi iklan tersebut. Setidaknya selama ini kesuksesan iklan selalu berbanding positif dengan produk atau jasa yang ditawarkan dalam iklan tersebut. Tapi hal itu belum tentu berlaku bagi iklan kampanye atu iklan yang mencitrakan seseorang. Dalam penelitian ini terlihat bahwa responden adalah orang-orang yang sehari-hari berhubungan dengan media televisi dan banyak menyerap informasi baik itu berupa iklan. Terbukti hanya dua atau tiga orang saja diantara tiga puluh responden yang tidak mengetahui mengenai iklan ARB. Secara garis besar responden rata-rata telah melihat dan memahami iklan tersebut tetapi responden kurang bersimpati ataupun menyerap hal yang positif dari iklan tersebut. Sosok Bakrie memang sangat terkenal di kalangan masyarakat karena profesinya sebagai pengusahawan yang sukses serta politikus tetapi hal-hal itu belum mampu mengubah persepsi masyarakat menjadi positif dan bersimpati dengan iklan ARB tersebut. Saran Sebaiknya dalam membuat sebuah iklan Bakrie jangan hanya terlalu memperlihatkan citranya saja, jangan terlalu melebih-lebihkan diri sendiri dalam iklan tersebut, perlu ada sesuatu yang menarik dalam iklan tersebut sehingga masyarakat lebih terkesan. Selain itu persepsi masyarakat terhadap seseorang tidak dapat diubah begitu saja dengan iklan, perlu adanya bukti dan perbaikan yang berkesinambungan sehingga mungkin Bakrie dapat menarik simpati masyarakat banyak.

DAFTAR PUSTAKA Kottler, Phillip, Keller, Kevin Lane. 2007. Manajemen pemasaran. Edisi 12. Jilid 2. Jakarta: PT Indeks

Jefkins, Frank. 1997. Periklanan edisi ketiga, Jakarta: Erlangga

Hawkins, Dell, Roger J. Best, Kenneth A. Coney. 2001. Consumer behavior building marketing strategi 8th edition, New Jersey: McGraw-Hill.

Wells, William, John Burnet, Sandra Moriarty. 2000. Advertising principles and practice. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Stephens P. Robbins, 1996. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Alih bahasa oleh Hadyana Pujaatmaka, Edisi Ketujuh, Prenhallindo, Jakarta.

Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit. ALFABETA : Bandung

JURNAL PENGARUH IKLAN TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG ARB (Studi Kasus Pada Mahasiswa Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)

Disusun Oleh :

Yudhi Hardiansyah Muhammad Ashari Pinka Morina Yanuar Aditya Chrisna S Emma Ratna Dewi Devita Mayangsari Yakobus Ardhi Ismi Nabila Siti Muniah Nurita Hertina N S Alvina Puspa Subekti Tugig Dalila Komala Denny Saputra

D2D009073 D2D009076 D2D009082 D2D009083 D2D009086 D2D009087 D2D009093 D2D009096 D2D009112 D2D009113 D2D009114 D2D009116 D2D009119 D2D009120

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013

Anda mungkin juga menyukai