Anda di halaman 1dari 5

Perkembangan Penelitian Geologi Kelautan Gemilang Putradewan Geologi A 270110110181 Universitas Padjadjaran

Geologi Kelautan Pada dasarnya prinsip geologi kelautan hampir sama dengan geologi di permukaan atau didaratan, baik itu proses-proses geologinya dan lain sebagainya, hanya saja geokimia, sedimentologi, dan paleontologi di dasar samudera dan daerah pesisir. Geologi kelautan berkaitan erat dengan oseanografi fisik dan tektonik lempeng. Jadi, geologi kelautan atau marine geology merupakan salah satu cabang terapan dari ilmu geologi itu sendiri, yang mencakup atau membahas komposisi, sejarah geologi, dan proses geologi yang terjadi di dasar permukaannya tertutupi suatu massa air. Geologi kelautan mencakup penelitian geofisika,

laut atau ocean floor dan maupun terhadap continental margin. Lingkup studi dari geologi kelautan adalah dari garis pantai hingga titik terdalam dari lautan. Philip Kuenen (1958) berkata, No geology without Marine Geology. Karena sebagian besar batuan yang tersingkap dapat dikatakan ilmu geologi kelautan sangat penting untuk dipelajari.

di daratan merupakan hasil dari pengendapan lingkungan laut (marine). Oleh karena itu

Potensi Indonesia Seperti kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara kepulauan, yang sebagian besar wilayahnya adalah berupa lautan. Sejumlah 17.508 pulau, baik pulau besar dan kecil terdapat di Indonesia, dengan panjang garis pantai 81.000 km, yang merupakan terpanjang ke 2 di dunia, dan luas wilayah 21 juta km2, Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya. Luas dalam arti sangat besar wilayahnya dan keanekaragaman wilayahnya mulai dari daratan, kepulauan, sampai lautannya. Serta kaya dalam artian sangat berpotensi mempunyai kekayaan alam di wilayah yang sangat luas yang dimilikinya, baik di daratan maupun di lautan, karena seperti tektonik lempeng dan lain sebagainya, bahwa Indonesia berada di zona yang sangat berpotensi terdapatnya sumberdaya alam yang berlimpah. seperti kita ketahui sebagai seorang ahli geologi, yang telah memahami proses-proses geologi,

Perkembangan Penelitian Geologi Kelautan tidak, 60% dari permukaan bumi sendiri merupakan air. Sejak zaman dahulu, aktivitas manusia tidak dapat dipisahkan dari laut. Bagaimana Pada saat itu juga manusia

menyadari pentingnya mengetahui isi dari lautan dan segala potensi yang dikandungnya. Sebelum pesawat terbang diciptakan atau digunakan secara luas, eksplorasi wilayah dilakukan

dengan menggunakan kapal layar. Ekspedisi geologi kelautan yang paling dikenal adalah ekspedisi HMS Challenger yang merupakan pembagi dari ekspedisi ekspedisi yang dilakukan. Berikut fase fase eksplorasi geologi kelautan:

1. Pre-Challenger (sebelum ekspedisi Challenger)

melakukan 3 ekspedisi Samudera Pasifik yang menghasilkan data navigasi dan sounding. Ekspedisi kedua dilakukan oleh Sir John Ross (1810) dan Sir James Clark Ross (1830-1840) yang menghasilkan pengukuran sounding dalam akurat pertama hingga ratusan fathom pada latitude tinggi (Antartika dan Arktik) dan mengumpulkan sampel Lalu Lt. Matthew Fontaine Maury (1842-1870-an) yang menjadi geologist laut dalam

Ekspedisi pertama dilakukan oleh Captain James Cooke pada tahun 1770 yang

sedimen organism laut dalam yang menunjukkan kesamaan fauna pada kedua kutub. (submarine Geologist) pertama yang menghasilkan peta bathymetri pertama (Atlantik Utara). Beliau juga menyadari adanya Mid Atlantic Ridge yang beliau namakan

Telegraph Plateau, dan membuat Pilot Charts.


2. Ekspedisi HMS Challenger (1872-1876)

Charles Wyville Thomson dari Universitas Edinburgh mengepalai ekspedisi

survey global dan memimpin kapal itu sendiri yang meneliti 362 stasiun, melakukan 500 sounding dalam, coring batuan dan sedimen, sampling air, serta mengukur suhu air, salinitas, dan arus di samudera. Challenger juga mengkonfirmasi adanya Mid

Atlantic Ridge dan melakukan 492 sounding dasar laut. Ekspedisi Challenger memakan
waktu 23 tahun untuk mengolah dan mempublikasikan data tersebut. Ekspedisi ini marine. Ekspedisi Challenger dikenal sebagai pelopor dari geologi kelautan modern. 3. Post-Challenger

menghasilkan pengetahuan tentang kedalaman laut, distribusi dan proses sedimentasi

ekspedisi nasional skala besar yang mirip dengan Challenger. Berikut contoh ekspedisi dari beberapa Negara: Amerika Serikat USS Albatross (1882) Alexander Agassiz. Meneliti pesisir timur dan barat Amerika, Pasifik Selatan dan Karibia untuk meneliti koral serta bidang biologi dan geologi.

Ekspedisi ini lebih mengarah kepada ekspedisi biologis, dan mulai maraknya

Rusia Jerman

USS Blake (1883) John Pillsbury

Vitiaz (1886-1889) meneliti Pasifik Utara

Gazelle, National, Valdivia, Planet, Deutschland (1874-1889) meneliti Samudera Atlantik

Monako Pangeran Albert sangat tertarik dengan eksplorasi laut dalam. Beliau mengirim beberapa kapal ekspedisi oseanografi dari tahun 1884-1922 sehingga menghasilkan beberapa peta bathymetri Samudera Hindia yang digunakan untuk Perang Dunia II hingga tahun 1964 Skandinavia Fridjov Nansen membuat kapal bernama Fram yang dibuat khusus dengan badan kapal ganda yang kemudian diombang-ambingkan di Arktik lalu membekukannya yang sejak 1893-1896 yang digunakan untuk keperluan meteorology dan pengukuran arus.

4. Kontribusi Lain pada Bidang Geologi Kelautan dilaksanakan pada tahun 1925-1927.di daerah Atlantik Selatan dan Samudra Hindia. Ekspedisi ini bertujuan untuk mempelajari dasar laut. Penelitian ini dilakukan dengan cara merekam secara berlanjut dengan alat gelombang suara. Ada pula Lamont Doherty Geological Observatory yang ditemukan oleh Maurice Ewing pada tahun 1948, dan mempunyai peran besar dalam geologi kelautan untuk mempelajari teori tektonik lempeng. Selain itu juga ada setelah tahun 1940-an sudah dilakukan penelitian pada terkenal Glomar Challenger. daerah laut dalam, dan pada akhirnya berujung pada pengeboran dengan kapal yang Ekspedisi Meteor merupakan ekspedisi yang dilakukan oleh Jerman yang

Daftar Pustaka

http://www.slideshare.net/daengaslam/introduction-marine-geology http://id.wikipedia.org/wiki/Geologi_kelautan

Anda mungkin juga menyukai