Bab 4
Bab 4
Hasil Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh latihan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis. Berkaitan dengan maksud penelitian tersebut, data yang diperoleh dari penelitian ini merupakan hasil atau kemampuan siswa yang diukur dengan menggunakan tes yaitu tes awal dan tes akhir. Bentuk tes yang dilakukan adalah dengan melakukan uji kemampuan kelincahan dengan melakukan shuttle-run. Data tes awal dan tes akhir ini terdiri dari dua kelompok yaitu latihan menggunakan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap. Data tes awal dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui kemampuan awal dari kedua kelompok yang digunakan sebagai subjek penelitian. Sementara itu pemberian post test dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa setelah memperoleh perlakuan yang berbeda. Hasil pengelompokan dan perhitungan terhadap data yang terkumpuldapat diamati pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Awal Masing-masing Kelompok
Sumber data
Jumlah skor
Jumlah sampel
Ratarata 9.8478
88.63
0.0963
88.67
9.8522
0.0860
Tabel 4.1. Menunjukan bahwa rata-rata tes awal kelompok latihan footwork berpola tetap sebesar 9.8478, kemudian rata-rata kelompok latihan footwork berpola tidak tetap sebesar 9.8522. Simpangan bakunya menunjukan bahwa tes awal kelompok latihan footwork berpola tetap sebesar 0.0963, kemudian simpangan baku latihan footwork berpola tidak tetap sebesar 0.0860
Tabel 4.2 Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Akhir Masing-masing kelompok
Sumber data
Jumlah skor
Jumlah sampel
Ratarata 9.6733
87.06
0.1518
88.07
9.7856
0.0871
Tabel 4.2. Menunjukan bahwa rata-rata tes akhir kelompok latihan menggunakan footwork berpola tetap sebesar 9.6733, kemudian rata-rata kelompok latihan footwork berpola tidak tetap sebesar 9.7856. Simpangan bakunya menunjukan bahwa tes akhirl kelompok latihan footwork berpola tetap sebesar 0.1518, kemudian simpangan baku kelompok latihan footwork berpola tidak tetap sebesar 0.0871. Setelah nilai rata-rata dan simpangan baku diketahui, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas dari data hasil tes tersebut dengan menggunakan uji kesamaan dua variansi. Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4.3.
Footwork berpola tidak tetap 9 0.0860 0.8097 1.25 0.05 (8/8) 3.39 homogen
Dari tabel homogenitas diperoleh hasil bahwa Fhitung < Ftabel yaitu 1.25 < 3.39. maka data awal kelompok latihan menggunakan latihan footwork berpola tetap dan latihan menggunakan footwork berpola tidak tetap adalah homogen.
Footwork berpola tidak tetap 9 0.0871 0.808 3.04 0.05 (8/8) 3.39 homogen
Dari tabel hasil homogenitas diperoleh hasil bahwa Fhitung < Ftabel yaitu 3.04 < 3.39. maka data akhir kelompok latihan menggunakan footwork berpola tetap dan latihan menggunakan footwork berpola tidak tetap homogen. Selanjutnya adalah melakukan pengujian normalitas dengan uji kenormalan liliefors.
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Liliefors Kelompok Latihan yang Menggunakan Footwork Berpola Tetap Dengan Footwork Berpola Tidak tetap Periode tes Tes Awal Tes Akhir Footwork berpola tidak Tes akhir tetap
0.1263
Tes Awal
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai L dari daftar = 0.271 sedangkan nilai Lo kelompok latihan dengan footwork berpola tetap = 0.1021 dan tes akhir = 0.2410. dengan demikian tes awal dan tes akhir kelompok latihan dengan footwork berpola tetap berdistribusi normal, karena Lo lebih kecil dari Ltabel. Sedangkan nilai Lo kelompok latihan footwork berpola tidak tetap tes awal = 0.1050 dan tes akhir = 0.1263. Kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima. Dengan demikian tes awal dan tes akhir Lo kelompok latihan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap berdistribusi normal, karena Lo lebih kecil dari Ltabel.
Tabel 4.6 Hasil Penghitungan dan Uji Sinifikansi Peningkatan Hasil Latihan Kedua Kelompok t 0,05 ; 8 Kelompok Thitung Kesimpulan A B 4.44 3.10 2.31 2.31 Signifikan Signifikan
Berdasarkan penghitungan uji t pada kelompokfootwork berpola tetap diperoleh thitung (4,44) > ttabel (2,31) pada taraf kepercayaan/signifikan = 0,05 dengan dk (8). kriteria pengujian adalah, terima jika -t1- < t-hitung < t1-. Dalam hal ini t-hitung berada pada daerah penolakan Ho, artinya Ho ditolak. Kesimpulannya adalah terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan footwork berpola tetap terhadap peningkatan kelincahan kaki pada atlet bulutangkis. Demikian juga dengan penghitungan uji t pada kelompok footwork berpola tidak tetap diperoleh thitung (3.10) > ttabel (2,31) pada taraf
kepercayaan/signifikan = 0,05 dengan dk (8). kriteria pengujian adalah, terima jika -t1- < t-hitung < t1-. Dalam hal ini t-hitung berada pada daerah penolakan Ho, artinya Ho ditolak. Kesimpulannya adalah terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan footwork berpola tidak tetap terhadap peningkatan kelincahan kaki pada atlet bulutangkis. Langkah selanjutnya adalah menganalisa dan menguji hipotesis yang penulis ajukan terhadap menguji perbedaan pengaruh hasil latihan kedua kelompok menggunakan uji kesamaan dua rata-rata satu pihak yaitu uji t. Adapun hasil penghitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji Signifikansi Perbedaan Peningkatan Kedua Bentuk Latihan Kelompok Thitung t 0,05 ; 16 Kesimpulan
A-B
2.56
1.74
Signifikan
Dari hasil pengujian tersebut diperoleh bahwa t-hitung (2.56) yang lebih besar dari t1- (1,74). Kriteria pengujian adalah terima Ho jika t < t1- pada taraf nyata = 0,05 dengan (dk) = 16. Dalam hal ini t-hitung berada pada daerah penerimaan Ho, jadi Ho diterima. Kesimpulannya terdapat perbedaan pengaruh yang sigfinikan antara bentuk latihan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis. Hal ini berarti bentuk latihan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap mempunyai pengaruh yang signifikan dalam hal peningkatan terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis. B. Diskusi Penemuan Permainan bulutangkis ini merupakan permainan cepat yang membutuhkan gerak reflek yang baik dan tingkat kebugaran yang tinggi, untuk itu keteraturan kaki dalam permainan bulutangkis ini sangat penting, bulutangkis merupakan permainan mengejar shuttlecock agar tidak jatuh di daerahnya, otomatis pemain harus berusaha mengejar shuttlecock kemanapun arahnya, dengan tujuan shuttlecock dapat jatuh di daerah permainan lawan. Karena itu faktor kelincahan tidak kalah
pentingnya dalam permainan bulutangkis, tujuannya agar pemain dapat melakukan footwork yang benar dan cepat. Hal tersebut berkaitan dengan permainan bulutangkis yang membutuhkan gerakan yang cepat dan eksplosif, sehingga faktor footwork sangat penting dalam permainan bulutangkis. Footwork berkaitan erat dengan kekuatan kaki sehingga banyak cara yang dapat dilakukan untuk melatih footwork pemain bulutangkis, pada latihan ini menggunakan tes shuttle-run. Dari hasil pengolahan data dan analisis data melalui prosedur statistika, mengenai studi analisis statistika latihan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis, menunjukan bahwa kelompok yang diberi perlakuan latihan footwork berpola tetap dengan kelompok yang menggunakan footwork berpola tetap terdapat pengaruh yang signifikan.. Oleh karenanya kedua latihan tersebut sama-sama memberikan pengaruh yang efektif terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis. Setelah dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan pendekatan statistika dengan metode uji kesamaan dua rata-rata satu pihak dan skor berpasangan menunjukan bahwa kedua perlakuan latihan tersebut memberikaan pengaruh yang sama dalam meningkatkan kelincahan kaki cabor bulutangkis. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa dengan
mengkondisikan atlet melalui aktifitas latihan yang spesifik dan sesuai dengan tuntutan cabang olahraga, maka akan memberikan efek yang
positif terhadap kemampuan tekniknya yaitu kemampuan footwork. Harsono (1988:110) menjelaskan sebagai berikut.Agar aktivitas-aktivitas motorik yang khusus mempunyai pengaruh yang baik terhadap latihan, maka latihan harus didasarkan dua hal , yaitu a) melakukan latihan-latihan yang khas bagi cabang olahraga spesialisasi tersebut, misalnya pemain voli melakukan latihan-latihan voli, b) yang khas untuk meningkatkan untuk
keterampilan
bermain
melakukan
latihan-latihan
mengembangkan kemampuan biomotorik yang dibutuhkan oleh cabang olahraga tersebut,misalnya latihan-latihan fisik yang khas untuk cabang olahraga tersebut. Kedua perlakuan latihan yang menggunakan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap dalam cabang olahraga bulutangkis dapat digunakan sebagai alternativ untuk dijadikan latihan yang variatif dalam teknik footwork. Pada saat penelitian, kendala yang dihadapi penulis didalam latihan antara lain : banyak kesalahan yang dilakukan sampel pada irama gerakan latihan, jadwal latihan sering tidak sesuai dengan waktu dan kehadiran yang telah ditentukan, dan perilaku sampel yang kurang bisa diatur. Tetapi kendala-kandala tersebut akhirnya bisa diatasi, sehingga penelitian berjalan dengan lancar.
10