Anda di halaman 1dari 1

WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (WDM) Pada mulanya, teknologi Wavelength Division Multiplexing (WDM), yang merupakan cikal bakal

lahirnya Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM), berkembang d ari keterbatasan yang ada pada sistem serat optik, dimana pertumbuhan trafik pad a sejumlah jaringan backbone mengalami percepatan yang tinggi sehingga kapasitas jaringan tersebut dengan cepatnya terisi. Hal ini menjadi dasar pemikiran untuk memanfaatkan jaringan yang ada dibandingkan membangun jaringan baru. Konsep ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1970, dan pada tahun 1978 sistem WDM tel ah terealisasi di laboratorium. Sistem WDM pertama hanya menggabungkan 2 sinyal. Pada perkembangan WDM, beberapa sistem telah sukses mengakomodasikan sejumlah p anjang-gelombang dalam sehelai serat optik yang masing-masing berkapasitas 2,5 G bps sampai 5 Gbps. Namun penggunaan WDM menimbulkan permasalahan baru, yaitu kenonlinieran serat optik dan efek dispersi yang kehadirannya semakin signifikan y ang menyebabkan terbatasnya jumlah panjang-gelombang 2-8 buah saja.

Gambar 7.

Konsep WDM

Pada perkembangan selanjutnya, jumlah panjang-gelombang yang dapat diakomodasik an oleh sehelai serat optik bertambah mencapai puluhan buah dan kapasitas untuk masing-masing panjang gelombang pun meningkat pada kisaran 10 Gbps, kemampuan in i merujuk pada apa yang disebut DWDM. Teknologi WDM pada dasarnya adalah teknologi transport untuk menyalurkan berbaga i jenis trafik (data, suara, dan video) secara transparan, dengan menggunakan pa njang gelombang (?) yang berbeda-beda dalam suatu fiber tunggal secara bersamaan . Implementasi WDM dapat diterapkan baik pada jaringan long haul (jarak jauh) ma upun untuk aplikasi short haul (jarak dekat). WDM populer karena memungkinkan untuk mengembangkan kapasitas jaringan tanpa men ambah jumlah serat. Sistem WDM dibagi menjadi 2 segmen : dense dan coarse WDM. T eknologi CWDM dan DWDM didasarkan pada konsep yang sama yaitu menggunakan bebera pa panjang gelombang cahaya pada sebuah serat optik, tetapi kedua teknologi ters ebut berbeda pada jarak antar panjang gelombang, jumlah kanal, dan kemampuan unt uk memperkuat sinyal pada medium optik.

Anda mungkin juga menyukai