Anda di halaman 1dari 34

BAB I LATAR BELAKANG 1.1 GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS 1.1.

1 Situasi Keadaan Umum Desa Tanjung Pasir dengan luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu kota kabupaten Tangerang dan merupakan daerah daratan rendah dengan ketinggian dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30-37C. Desa ini memiliki enam Kepala Dusun, 14 Rukun Warga, dan 34 Rukun Tetangga. (Kartikawatie, 2012) Gambar 1.1 Peta Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012)

A. Batas Wilayah Batas batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar adalah sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) : 1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa 2. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung 3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara 4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo dan Pangkalan

Gambar 1.2 Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir

Terdapat enam desa binaan Puskesmas : a. Desa Lemo b. Desa Tanjung Pasir c. Desa Tanjung Burung d. Desa Pangkalan e. Desa Tegal Angus f. Desa Muara 1.2 GAMBARAN UMUM DESA SECARA DEMOGRAFI 1.2.1 Situasi Kependudukan Jumlah penduduk Desa Tanjung Pasir sampai dengan tahun 2012 tercatat sebanyak 9.513 jiwa, terdiri dari laki-laki 4884 jiwa dan perempuan 4629 jiwa. Secara rinci klasifikasi penduduk menurut kelompok umur sebagai berikut (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012) : Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan No. Warga Negara 1 Warga Negara Indonesia 2 (WNI) Warga Negara Asing Laki laki 4884orang - orang Perempuan 4629orang - orang

( WNA) Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur


2

No. 1. 2. 4. 10. 12.

Umur 0 4 tahun 5 14 tahun 15 44 tahun 45 64 tahun >65 tahun

Jumlah Penduduk 920 orang 1880 orang 5139 orang 1273 orang 301 orang

1.2.2 Keadaan Sosial Ekonomi Potensi adalah sumber daya yang berada pada suatu wilayah yang dapat digali dan dimanfaat atau dikembangkan. Potensi ini dibagi menjadi dua kategori yaitu : a. Potensi umum Sumber daya material yang dapat dimanfaatkan secara bersama atau umum oleh masyarakat. b. Potensi khusus Semua sumber daya material dan non material yang dimiliki secara pribadi oleh masyarakat. Adapun potensi yang dimiliki oleh Desa Tanjung Pasir adalah (Kartikawatie, 2012) : 1. Potensi Sumber Daya Alam (SDA) 1.1 Luas Desa Tanjung Pasir (luas pemukiman 72 Ha, perempangan 334 Ha, TPU 7000 M dan pesawahan 83 Ha). 1.2 Kondisi udara tercemar ringan walaupun tidak memiliki taman kota. 2. Potensi Sumber Daya Manusia (SDM) Usia produktif 7.654 jiwa

Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No 1 2 3 4 5 6 7 8

Tingkat Pendidikan Belum Sekolah Usia 7-45 th tidak sekolah Tidak tamat SD/Sederajat Tamat SD/Sederajat Tamat SLTP/Sederajat Tamat SLTA/Sederajat Sarjana/D1-D3 Pasca Sarjana/S2-S3

Jumlah Penduduk 1.976 jiwa 145 jiwa 234 jiwa 3.789 jiwa 1.653 jiwa 954 jiwa 41 jiwa -

Tabel 1.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Mata Pencaharian Pokok Buruh/swasta Dokter/Bidan Montir Nelayan Pedagang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pengemudi Becak Pengrajin Pengusaha Penjahit Petani Peternak Supir TNI / POLRI Tukang Batu Jumlah Penduduk 65 orang 6 orang 25 orang 2.331 orang 1.213 orang 15 orang 43 orang 5 orang 8 orang 24 orang 176 orang 6 orang 30 orang 6 orang 42 orang

1.2.3 Keadaan Sosial Budaya Kondisi suasana kehidupan beragama bagi masyarakat Desa Tanjung Pasir cukup baik, rukun, tenang, tentram, saling menghormati, dan tolong menolong dalam menghadapi permasalahan yang timbul ataupun dalam menghadapi musibah dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai contoh: musibah kematian dan sebagainya, serta kegiatan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Tabel 1.5. Sarana Peribadatan yang Tersedia di Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012) No. 1. 2. 3. 4. 5. Agama Mesjid Musholla Majelis Taklim Gereja Pura Jumlah Penduduk 6 Unit 30 Unit 4 Unit - Unit - Unit

1.2.4 Kesehatan Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal ini, antara lain : 1 Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil. 2 Pencegahan penyakit, vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi Polio bagi balita, pemberian vitamin A. 3 Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue, Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya. 4 Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan makanan yang bernutrisi. 5 Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan dengan membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan sekitarnya. 6 Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Tabulapot dan Tabulakar. 7 Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program senam LANSIA dan POSBINDU Tabel 1.6. Sarana Pelayanan Kesehatan
5

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sarana Pelayanan Kesehatan Poskesdes Pos KB Keluarga Posyandu Pos Mandiri Klinik Bersalin/ BKIA Praktek Dokter/ Bidan Praktek Bidan Paraji Keluarga Berencana a. Jumlah Pos/ Klinik KB : b. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) : 334 Pasang c. Jumlah Akseptor KB : 1) Pil 2) IUD 3) Kondom 4) Suntik 5) Implan : 127 orang : 14 orang : - orang : 190 orang : 13 orang

Jumlah 1 Unit 6 Unit 4 Unit 4 Unit 4 Orang Unit

1.2.5

Transportasi Sarana transportasi manyarakat desa tanjung pasir lebih banyak menggunakan angkutan umum, ojek, motor, becak serta sepeda (Pusksmas Tegal Angus, 2011)

1.3

GAMBARAN KELUARGA BINAAN

1.3.1 Lokasi Keluarga Binaan

Keluarga binaan berada di RT/RW 007/003 Desa Empang Kampung sukamana Barat Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Gambar 1.3 Denah Rumah Keluarga Binaan

Halaman Belakang ( kebun )

Kandan g Kambin Kanda ng Ayam

Kandang Bebek

Samp ah

Pabrik Pasir Halaman Depan

1.3.2Gambaran Keluarga Binaan 1.3.2.1 Keluarga Tn. Mantri


7

Tabel 1.9 Data Dasar Keluarga Tn.Mantri Nama Status Jenis Kelamin Laki-laki Usia 35 th Pendidikan SD lulus) Ny. Nur Istri Perempuan 32 th SD (Tidak Penjahit lulus) An. Susan An. Fitri Anak I Anak II Perempuan 11 th Perempuan 7 th SD (Kelas Pelajar Pelajar Pekerjaan Penghasilan Rp 2.400.000 /bln Rp. 1.200.000 / bln Keluarga Tn. Mantri Suami

(Tidak Buruh lepas

5) SD (kelas 2)

Keluarga Tn. Mantri tinggal di di RT/RW 003/003 Kampung Gaga sukamana Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang. Di rumah ini Tn. Mantri tinggal dengan kedua anak dan istrinya.Tn. Mantri yang saat ini berusia 35 tahun bekerja sebagai buruh pasir dengan penghasilan total sekitar 2.4 juta perbulan, dengan latar belakang pendidikan Tn.Mantri adalah SD. Tn. Mantri memiliki 2 orang anak. Anak tertuanya, Susan berumur 11 tahun, sekarang sudah berkeluarga dan tinggal bersama suaminya dijakarta.anak keduanya Fitri berusia 7 tahun sedang dalam jenjang pendidikan SD, dan masih belum berpenghasilan. Istri Tn. Mantri yang bernama Ny. Nur, yang saat ini berumur 32 tahun, yang sekarang berprofesi sebagai penjahit memiliki penghasilan sebesar Rp. 1.200.000,00 perbulan. Keluarga Tn. Mantri tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas 5 x 10 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu berukuaran 2 x 2 m 2 yang sering digunakan untuk tempat Tn Mantri dan Ny Nur untuk tidur . Di samping ruang tamu terdapat ruangan TV, Di ruangan ini terdapat sebuah televisi layar datar, dan lemari . Ventilasi ruang TV tersebut masih kurang baik, karena pintunya langsung mengarah keluar, walaupun jendela ruang TV ini tidak bisa di buka oleh keluarga tersebut,namum cahaya dapat menembus ke dalam melalui jendela ini. Di samping ruangan TV terdapat 1 buah kamar tidur 3x3 m2, dengan tanpa ventilasi sama sekali. Dalam kamar tersebut tidak ada jendela satupun untuk pencahayaan. Dibagian belakang terdapat 1 dapur dan 1 kamar
8

mandi tanpa jamban dan 1 bak air di dalamnya. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan, 1 jendela di ruang tamu (bagian depan rumah). Seluruh ruang di rumah ini teralasi dengan lantai kecuali pada ruang dapur. Atap rumah terbuat dari genteng. Rumah keluarga Tn. Mantri berada di lingkungan perumahan tidak padat dimana masih terdapat sela selebar 40 cm antar rumah, dan didepan rumah tersebut memiliki tanah kosong yang cukup luas dan sering digunakan untuk kegiatan beternak yaitu kambing dan ayam. Di lingkungan rumah tidak terdapat saluran untuk aliran limbah cair rumah tangga. Serta terdapat burung-burung yang sering disimpan di dalam rumah berjumlah 4 burung . Ny. Nur memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering memasak makanan dengan menu yang bervariatif, seperti tahu, tempe, dan seringkali ikan. Keluarga Tn. Mantri juga rutin makan sayur dan buah-buahan. Sehari- harinya mereka makan besar 3 kali. Mereka juga mengatakan bahwa mereka mencuci tangannya dengan baik sebelum dan sesudah makan. Kedua anak Tn. Mantri lahir di dukun beranak karena pada waktu itu jarak antara puskesmas dengan rumahnya jauh dan pada waktu itu Ny. Nur mengaku sudah tidak kuat untuk menahan rasa mulasnya. Setiap kehamilan kedua anaknya, Ny.Nur mengaku selalu rutin untuk mengontrol kandungannya ke bidan. Untuk imunisasi,keluarga Tn.Mantri tidak rutin mambawa anaknya untuk dilakukan imunisasi, karena malas dan menganggap bahwa imunisasi tidaklah penting. Akhirnya imunisasi dasar pun tidak lengkap dilakukan begitu juga dengan anak kedua dan ketiganya. Dalam segi kesehatan, keluarga Tn.Mantri belum pernah mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya antara lain batuk pilek, diare, pusing-pusing dan pegal. Menurut penuturan Ny. Nur, mereka biasanya akan langsung memeriksakan diri ke bidan terdekat, atau langsung ke dokter puskesmas. Keluarga ini memiliki asuransi jaminan kesehatan atau Jamkesmas untuk berobat. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya antara lain batuk pilek, diare, pusing-pusing dan pegal. Keluarga Tn. Mantri tidak pernah mengalami sakit berat. Kebiasaan merokok belum bisa ditinggalakan oleh Tn. Mantri, karena beliau mengaku bahwa merokok sambil duduk-duduk santai dan minum teh bersama keluarga adalah suatu hal yang mengasyikkan. Untuk olahraga keluarga Tn. Mantri jarang melakukannya diarenakan menurut mereka kegiatan mereka sehari-hari sudah dapat

disamakan dengan olahraga dengan aktifitasya sebagai buruh pasir dan istrinya sebagai seorang penjahit. Dikarenakan keluarga Tn. Mantri tidak memiliki fasilitas jamban di rumahnya, anggota keluarga biasanya melakukan aktifitas buang air besar di kebun yang terdapat dibelakang rumah dan bekas buang air besar mereka pun tidak disiram. Mereka hanya meninggalkan kotorannya begitu saja dan tanpa sabun. Mereka tidak pernah memakai alas kaki baik didalam ataupun diluar rumah dikarenakan mereka percaya bahwa dengan memakai alas kaki akan membuat mereka lemah. Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Tn. Mantri

S T U B

Dapur ( Semen )

Sumur

Tidak terpakai

Atap Rumah (Dari Plastik)

Kam ar

10 m Ruang tamu Dari ubin

Kam ar Sem

Jendela 5m

Pintu

Jendela

1.3.2.2 Keluarga Tn. Sanap Tabel 1.10 Data Dasar Keluarga Tn.Sanap
10

Nama Tn. Sanap Ny. Asti Timin Darta

Status Keluarga Suami Istri Anak I Anak II

Jenis Kelamin Laki-laki

Usia 44 th

Pendidikan SD SD SD SD

Pekerjaan Tukang

Penghasilan Rp 20.000-

Perempuan 40 th Laki-laki Perempuan 23 th 20th

ojek 35.000/hari Ibu rumah tangga Tidak bekerja Pekerja pabrik karpet Pekerja pabrik balon Belum sekolah Rp. 750.000 /bln Rp.500.000 /bln

Tiah

Anak III

Perempuan 15 th

SD

Abdulah

Anak IV

Perempuan 6 th

SD

Keluarga Tn. Sanap bertempat tinggal di RT 03 RW 03, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Sanap sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Asti, empat orang anak, anak pertama bernama Timin, anak kedua bernama Darta, anak ketiga bernama Tiah dan anak keempat bernama Abdulah. Tn. Sanap berusia 44 tahun dan bekerja sebagai tukang ojek dengan penghasilan Rp 20.000-35.000 perhari. Pendapatan Tn. Sanap ini tidak menentu setiap harinya. Pendapatan ini tidak dapat disisihkan untuk menabung karena habis untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membeli air PAM, makanan, bensin motor dan lainlain. Tn. Sanap pernah mengenyam pendidikan di bangku Sekolah Dasar tetapi tidak sampai tamat. Istrinya, Ny. Asti berusia 40 tahun bekerja sebagai ibu rumah tangga dan Ny.Asti tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Anak pertama pasangan Tn.Sanap dan Ny.Asti adalah seorang laki-laki bernama Timin berusia 23 tahun, mengenyam bangku sekolah sampai kelas tiga Sekolah Dasar dan saat ini tidak bekerja. Anak kedua seorang perempuan bernama Darta berusia 20 tahun dan mengenyam Sekolah Dasar sampai kelas 3, saat ini bekerja sebagai buruh di pabrik karpet. Tn. Sanap memberikan uang saku untuk anak bungsunya sebesar Rp.5.000,00 per hari, itupun jika ada sisa dari penghasilannya.

11

Tempat tinggal yang sekarang mereka huni merupakan rumah yang dibeli sendiri, mereka tinggal bertujuh di dalam rumah tersebut. Keluarga Tn. Sanap tinggal di rumah dengan luas bangunan berukuran 100 m 2. Rumah ini terdiri dari dua kamar tidur yang masing-masing berukuran 3 m x 2 m, ruang tamu dan ruang keluarga berukuran 10 m x 9 m,dan kamar mandi berukuran 6 x 2 m dan dapur berukuran 7 m x 2 m. Rumah ini berlantaikan keramik, tetapi dapur dan kamar mandi berlantaikan semen. Atap rumah terbuat dari genteng, menurut Ny. Asti, jika hujan rumahnya selalu terkena bocor. Sedangkan seluruh dinding rumah terbuat dari batu bata. Jalan umum menuju rumah Tn. Sanap sudah bisa di akses dengan kendaraan. Untuk ventilasi, rumah ini hanya memiliki tiga buah jendela di ruang tamu yang masing-masing berukuran 2 m x 1,5 m, 2,5 m x 1,5 m, 1,5 m x 1 m sedangkan ruangan yang lain tidak memiliki jendela. Jendela tersebut berfungsi sebagai ventilasi untuk aliran keluar masuk udara atau masuknya cahaya sinar matahari kedalam rumah. Jumlah total ventilasi dibandingkan dengan total luas lantai yaitu 8% sehingga tidak memenuhi kriteria ventilasi rumah sehat yaitu 10%. Rumah ini sudah difasilitasi listrik berdaya 400 watt, dengan fasilitas tiga buah lampu dan satu buah televisi. Keluarga ini memiliki kamar mandi tanpa jamban yang bergabung dengan dapur. Oleh karena lahan yang tidak mencukupi di rumah tersebut sehingga untuk aktivitas buang air besar keluarga ini dilakukan di empang, karena tidak adanya sumber air keluarga ini setelah buang air besar mereka membersihkannya di rumah dan jarang memakai sabun. Menurut Ny. Asti empang ini digunakan untuk siapa saja dan tetangganya sering menggunakan empang tersebut untuk buang air besar. Rumah Tn. Sanap ini terletak di daerah pemukiman padat pesisir pantai. Dimana bagian kiri, kanan dan depan terdapat rumah tetangga. Di lingkungan rumah tidak terdapat saluran untuk aliran limbah cair rumah tangga. Di belakang rumah terdapat tumpukan sampah dan jika sampah itu sudah menumpuk, sampah tersebut dibakar. Keluarga Tn. Sanap memiliki kebiasaan makan dua kali sehari dengan lauk seadanya seperti tempe, tahu, bahkan garam jika mereka tidak ada uang. Semua makanan dimasak sampai matang dengan menggunakan kompor gas 3 kg. Keluarga Tn. Sanap tidak pernah mengajarkan kepada anak-anaknya untuk mencuci tangan sebelum atau sesudah makan dengan sabun sehingga mereka jarang melakukan cuci tangan sebelum makan. Peralatan makan yang digunakan sebagian terbuat dari kaca dan sebagian lagi terbuat dari plastik. Karena tidak memiliki ruang makan, keluarga ini biasanya makan di ruang keluarga.
12

Keempat anak Tn. Sanap lahir di dukun. Alasan Tn. Sanap dan istri mengapa masih butuh bantuan dukun adalah kerena mereka tidak tahu dan tidak berani untuk merawat sendiri anak-anak mereka setelah 1-2 minggu lahir. Mereka mengaku tidak terbiasa. Dari keterangan Ny. Asti, dia tidak pernah memberikan imunisasi kepada keempat anaknya. Tetapi, sewaktu kecil keempat anak Ny. Asti selalu diberikan ASI. Anak pertama mendapat ASI selama tiga tahun, anak kedua selama satu setengah tahun, anak ketiga mendapat ASI selama dua tahun dan anak keempat mendapat ASI sampai 6 tahun dan sampai sekarang masih mendapatkan ASI. Ny. Asti juga mengatakan bahwa dirinya juga memakai KB suntik per tiga bulan dan sudah memakai selama 6 tahun. Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya membeli obat warung terlebih dahulu. Namun, jika dengan obat warung keadaannya tidak juga membaik barulah dibawa ke bidan terdekat.Keluarga ini tidak memiliki asuransi jaminan kesehatan atau Jamkesmas untuk berobat, karena urusan untuk pembuatan kartu tersebut lama menurut Tn. Sanap. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya antara lain batuk pilek, diare, pusing-pusing dan pegal. Keluarga Tn. Sanap tidak pernah mengalami sakit berat. Kebiasaan merokok dalam rumah belum bisa ditinggalkan oleh Tn.Sanap, karena beliau mengaku bahwa merokok itu bagaikan sayur tanpa garam, satu hari tanpa rokok justru menurut Tn. Sanap badannya merasa tidak enak. Untuk olahraga, Tn. Sanap jarang sekali berolahraga, hanya berjalan kaki sekitar rumahnya, namun berbeda dengan anggota keluarga lainnya, mereka tidak melakukan olahraga secara rutin, namun aktifitas mereka sehari- hari sudah cukup bagi mereka untuk disamakan dengan olahraga. Kebiasaan BAB keluarga Tn. Sanap yaitu mereka pergi ke empang dan mereka tidak pernah mencuci tangan setelah BAB dan hal seperti itu sudah menjadi kebiasaan keluarga Tn. Sanap. Kamar mandi Tn. Sanap tidak terdapat sumur, mereka selalu memasak dengan membeli air PAM. Air PAM yang didapat diperoleh dengan cara membeli air PAM yang dijual oleh warga sekitar. Dalam sehari keluarga tersebut membutuhkan delapan jerigen air PAM (satu jerigen = 20 liter). Satu jerigen air PAM seharga Rp.500,00. Anak bungsu Tn. Sanap bernama Abdulah berumur 6 tahun yang saat ini belum bersekolah dasar, mereka lebih sering makan jajanan pinggira, dan jika keluar rumah terkadang tidak suka memakai sendal. Gambar 1.5 Denah rumah keluarga Tn. Sanap
13

1.3.2.3 Keluarga Binaan Tn. Wasto Tabel 1.11 Data Dasar Keluarga Tn. Wasto

14

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Tn. Wasto Ny. Suryana Amelia Yuliana Taufik Hariyadi Deni Zaenal Herman Maemunah Mulyani

Status

Jenis

Usia 35 th

Pendidika n Tamat SD Tamat SD Balita Balita Tamat SD Tamat SD Tamat SD SD kelas 6 SD kelas 6 SD kelas 2 Belum sekolah

Pekerjaan Buruh(Supir ) Ibu tangga Balita Balita Nelayan Nelayan Nelayan Pelajar Pelajar Pelajar Belum sekolah rumah

Penghasilan Rp.1.800.000 /bulan Rp.20.000 /hari Rp.20.000 /hari Rp.20.000 /hari -

Keluarga Kelamin Kepala Laki-laki Keluarga Istri Anak pertama Anak kedua Saudara ke-4 Saudara ke-5 Saudara ke-6 Saudara ke-7 Saudara ke-8 Saudara ke-9 Saudara ke-10

Perempuan 25 th Perempuan 3 th Perempuan 9 bln Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki 18 th 16 th 15 th 12 th 11 th

Perempuan 8 th Perempuan 7th

Keluarga Tn.Wasto bertempat tinggal di Desa Tanjung Pasir RT 03 RW 03, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Wasto sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny.Suryana dan dua orang anak, anak pertama bernama Amelia dan anak kedua bernama Yuliana, beserta 7 orang saudaranya. Tn. Wasto berusia 35 tahun dan bekerja sebagai supir truk gas elpigi dengan penghasilan Rp 100.000 perhari. Pendapatan Tn. Wasto ini tidak menentu setiap harinya namun dalam sebulan biasanya sekitar Rp 1.800.000,00 per bulan. Tn. Wasto memiliki 2 orang anak, perempuan. Anak tertua bernama Amelia masih balita berusia 4 tahun dan anak kedua Yuliana berusia 9 bulan.
15

Istri Tn. Wasto yang bernama Ny. Suryana, yang saat ini berumur 25 tahun,dengan latar belakang pendidikan SD namun tidak tamat. Tidak bekerja dan hanya seorang ibu rumah tangga. Di rumah keluarga ini tinggal juga bersama saudara-saudara Ny. Suryana. Ny. Suryana adalah anak kedua dari 14 bersaudara, namun 3 dari saudaranya sudah meninggal dunia. Kakak pertamanya bernama merlina, berumur 30 tahun sekarang sudah berkeluarga dan tinggal bersama suaminya di Jakarta. Saudara ke tiganya bernama Epiyana berumur 24 tahun sekarang sudah berkeluarga dan tinggal bersama suaminya di tanjung pasir. Saudara keempat bernama Taufik berumur 18 tahun tamat SD dan sekarang bekerja sebagai nelayan di tanjung pasir. Saudara kelimanya bernama Hariyadi berumur 16 tahun tidak SD dan sekarang bekerja sebagai nelayan di tanjung pasir. Saudara keenamnya bernama Deni berumur 15 tahun tamat SD dan sekarang bekerja sebagai nelayan di tanjung pasir. Saudara ketujuhnya bernama Zaenal berumur 12 tahun masih bersekolah ditingkat SD kelas 6. Saudara kedelapannya bernama Herman berumur 11 tahun masih bersekolah ditingkat SD kelas 6. Saudara kesembilannya bernama Humairoh berumur 11 tahun namun sudah tidak tinggal bersama keluarganya karena sejak umur 1 tahuun sudah di asuh oleh saudara dari ibunya di bekasi. Saudara kesepuluhnya bernama Maemunah berumur 8 tahun masih bersekolah diringkat SD kelas 2. Saudara kesebelasnya bernama mulyani berumur 7 tahun namun belum masuk sekolah. Seluruh saudara-saudara Ny.Suryana dan Tn.Wasno tinggal bersama anak dan saudara-saudara Ny.Suryana, dan tempat tinggal yang sekarang mereka huni ini merupakan rumah pemberian dari orang tua Ny. Suryana yaitu Tn. Bilni 50 tahun dan Ny. Rohati 45 tahun. yang tinggal dan bekerja pesisir pantai tanjung pasir yang bekerja sebagai penjual makanan dan minuman namun jarang balik kerumah. Keluarga Tn. Wasto tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas 5 x 10 m2 dan mempunyai pekarangan seluas 2x3m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu berukuaran 4 x 4 m2 dipisahkan oleh tembok semen menuju ke ruang keluarga. Ventilasi ruang tamu tersebut cukup baik, karena pintunya langsung mengarah keluar, walaupun jendela ruang tamu ini jarang sekali di buka oleh keluarga tersebut. . Rumah ini terdiri dari tiga kamar tidur yang masing-masing berukuran 3 m x 3 m, ruang tamu berukuran 4 m x 4 m, dan kamar mandi yang menjadi satu dengan dapur berukuran 3 m x 3 m, dengan ventilasi dan pencahayaan salah satu kamarnya yang kurang. Dalam kamar tersebut tidak ada jendela satupun untuk pencahayaan Terdapat satu kasur dan satu lemari. Dibagian belakang terdapat satu dapur dan satu kamar mandi terbuka yang digunakan untuk mandi dan BAK saja dan tidak tersedia jamban WC di
16

dalam rumah ini. Kamar mandi terdapat 1 buah bak air yang tertutup rapat. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan, 1 pintu belakang, 2 jendela di ruang tamu (bagian depan rumah) dengan ukuran 50x100 cm dengan jarak 80 cm dari tanah. Diatas jendela terdapat ventilasi dengan ukuran 30x 20cm. Di dalam kamar pertama yang terletak di depan terdapat 1 jendela berukuran 30x 100cm dengan ventilasi di atasnya berukuran 30x15 cm, pencahayaan sangat kurang sehingga saat siang hari pun harus menyalakan lampu. Demikian pula dapur hanya terdapat pintu belakang menuju bagian belakang rumah, yakni empang yang langsung mereka jadikan sebagai tempat pembuangan sampahsampah rumah tangga. Sebagian lantai rumah ini terbuat dari keramik dan sebagian lain terbuat dari semen. Atap rumah terbuat dari asbes. Tidak terdapat sumur sebagai sumber air mereka menggunakan air PAM yang dibeli untuk keperluan rumah tangga. Rumah keluarga Tn. Wasto berada di lingkungan perumahan padat , dimana kanan , kiri dan depan terdapat rumah tetangga. Di lingkungan rumah tidak terdapat saluran untuk aliran limbah cair rumah tangga. Tidak terdapat wc umum di lingkungan RT rumah Tn. Wasto sehingga mereka BAB di empang belakang rumah. Biasanya juga setelah BAB keluarga Tn.Wasto jarang mencuci tangan dengan sabun di karenakan tempat jamban yang jauh dari rumah dan keluarga Tn. Wasto biasanya untuk BAB jarang membawa sabun dan air saat BAB.Terdapat warung sembako disebelah rumah Tn. Wasto sehingga mudah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ny. Suryana memasak makanan sendiri untuk keluarganya.Ny. Suryana memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah tahu, tempe, telor dan sayur terkadang juga memasak ikan dan udang. Keluarga Tn. Wasto rutin makan sayur 3 kali dalam seminggu dan sesekali mengkonsumsi buah-buahan. Keluarga Tn. Wasto juga biasanya sebelum makan hanya mencuci tangan menggunakan air saja tanpa menggunakan sabun.Akibat dari tidak mencuci tangan dengan menggunakan sabun tersebut anak Tn. Wasto menderita diare yang berulang. Selama kehamilan Ny. Suryana mengaku rutin memeriksakan kehamilannya kebidan. Anak pertama Tn.Wasto lahir di bidan dengan persalinan normal dengan berat badan 3200 g. Anak kedua lahir dengan bantuan bidan dan dukun dengan persalinan normal namun ibu lupa berat bada. Saat kelahiran anak kedua ibu sudah menggunakan KB pil ,ibu merasa tidak cocok kemudian beralih ke KB suntik tiap 3 bulan sekali yang dilakukan dibidan. Untuk imunisasi,keluarga Tn. Wasto mengaku pernah melakukan imunisasi pada anak pertama tapi hanya sekali saat usia 2 bulan yaitu BCG dan tidak melengkapi imunisasi yang lain, mereka mempunyai alasan bahwa setelah imunisasi
17

akan terkena penyakit juga dan sehabis imunisasi anaknya akan panas tinggi sehingga membuat anaknya rewel, karena itu mereka menganggap bahwa imunisasi tidak penting. Mereka juga tidak pernah membawa rutin anak-anaknya ke posyandu untuk dilakukan penimbangan dan pemberian makanan tambahan. Dalam segi kesehatan, jika keluarga Tn. Wasto sakit mereka cukup membeli obat warung dan jika tidak kunjung membaik, maka mereka akan langsung memeriksakan diri ke bidan dan jarang berobat ke dokter puskesmas karena jarak yang jauh. Keluarga ini tidak memiliki asuransi jaminan kesehatan atau Jamkesmas. Dalam segi kesehatan, Tn. Wasto belum pernah mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya antara lain batuk pilek, dan diare yang biasanya akibat tidak mencuci tangan dengan sabun. Keluarga Tn. Wasto sebelum makan biasanya jarang mencuci tangan dengan sabun dan hanya menggunakan air mengalir saja. Begitu pula setelah BAB maupun setelah memegang hewan ataupun melakukan aktivitas yang tidak bersih. Menurut keluarga Tn. Wasto dengan menggunakan air saja sudah bersih. Tn. Wasto juga merupakan perokok berat dan dapat menghabiskan 20 batang/hari dan mempunyai kebiasaan merokok dalam rumah. Begitu pula dengan saudara Ny.suryana yaitu Taufik dan hariyadi. Hal ini tidak dapat ditinggalkan karena Tn. Wasto berpendapat bahwa keluarga di rumah tidak ada yang melarang kebiasaannya tersebut.

Gambar 1.6 Denah Rumah Keluarga Tn. Wasto

18

1.3.2.4 Keluarga Binaan Tn. Liman Tabel 1.12 Data Dasar Keluarga Tn.Liman Nama Tn. Liman Ny. Anisah Rahmat Aswati Status Keluarga Suami Istri Anak I Anak II Jenis Kelamin Laki-laki Usia 45 th Pendidikan Tidak sekolah Tidak sekolah SMP SD Pekerjaan Tukang becak Buruh cuci Tidak bekerja Pelajar Penghasilan Rp 20.000/hari Rp 45.000/bulan -

Perempuan 40 th Laki-laki 17 th

Perempuan 11 th

Keluarga Tn. Liman tinggal di di RT/RW 003/003 Kampung Gaga, Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang. Di rumah ini Tn. Liman tinggal dengan kedua anak dan istrinya. Tn. Liman yang saat ini berusia 45 tahun bekerja sebagai tukang becak dengan penghasilan total sekitar 20.000 perhari, dengan latar belakang pendidikan Tn.Liman adalah tidak bersekolah. Tn. Liman memiliki 2 orang anak. Anak tertuanya, Rahmat berumur 17 tahun, sekarang sudah tidak melanjutkan jenjang pendidikannya di SMP. Anak keduanya masih bersekolah di tingkat SD bernama Aswati, berumur 11 tahun.

19

Istri Tn.Liman yang bernama Ny. Anisah, yang saat ini berumur 40 tahun, bekerja sebagai buruh cuci di daerah Tanjung Pasir dengan pendapatan Rp. 45.000 perbulan Keluarga Tn. Liman tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas 5 x 6 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang keluarga sekaligus ruang tamu berukuaran 4 x 3 m 2 yang sering digunakan untuk tempat kumpul keluarga dan nonton TV. Di ruangan ini terdapat sebuah televisi dan lemari. Ventilasi ruang keluarga tersebut cukup baik, karena pintunya langsung mengarah keluar, walaupun jendela ruang keluarga ini jarang sekali di buka oleh keluarga tersebut. Di samping ruangan keluarga terdapat 2 buah kamar tidur 2 x 1,5 m2, dengan ventilasi dan pencahayaan salah satu kamarnya yang kurang. Dalam kamar tersebut tidak ada jendela satupun untuk pencahayaan. Dibagian belakang terdapat 1 dapur yang terdapat kandang ayam di sebelah tempat memasaknya. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan, 2 jendela di ruang tamu (bagian depan rumah) dengan ukuran 50x40 cm dengan jarak 80 cm dari tanah. Jendela tersebut jarang dibuka. Diatas jendela terdapat ventilasi dengan ukuran 10x30 cm. Seluruh lantai rumah ini terbuat dari tanah, atap rumah terbuat dari genteng dan dinding terbuat dari bambu. Rumah keluarga Tn. Liman memiliki satu kamar mandi di belakang dapur berukuran 1 x 1 m yang berlantai tanah tanpa atap dengan dinding hanya dari kain kain terpal dan bambu. Di dalam kamar mandi hanya terdapat ember untuk menampung air dan tidak terdapat jamban. Rumah keluarga Tn. Liman berada di lingkungan perumahan padat, dimana bagian kiri dan depan terdapat rumah tetangga dan sebelah kanannya terdapat lapangan kosong. Di lingkungan rumah tidak terdapat saluran untuk aliran limbah cair rumah tangga. Di belakang dan di seberang rumah keluarga Tn. Liman terdapat empang yang biasa digunakan warga sekitar untuk buang air besar. Serta terdapat banyak sampah rumah tangga di empang yang dibuang warga sekitar. Ny. Anisah memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering memasak makanan dengan menu tahu, tempe, dan seringkali ikan. Keluarga Tn.Liman juga rutin makan sayur dan jarang makan buah-buahan. Sehari- harinya mereka makan besar 2 kali. Ny. Anisah mengatakan sebelum makan keluarga mereka hanya mencuci tangan dengan air kobokan. Anak pertama Tn. Liman lahir di dukun sedangkan anak keduanya dibantu oleh bidan. Alasan Tn. Liman dan istri butuh bantuan dukun adalah kerena mereka tidak tahu dan tidak berani untuk merawat sendiri anak-anak mereka. Untuk imunisasi,keluarga Tn.Liman tidak pernah mambawa anaknya untuk dilakukan imunisasi, karena mereka

20

tidak tahu kalau anaknya harus diimunisasi. Ny. Anisah mengakui tidak pernah mengikuti program KB apapun. Dalam segi kesehatan, keluarga Tn.Liman belum pernah mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya antara lain batuk pilek, diare, pusing-pusing dan pegal. Menurut penuturan Ny. Anisah, mereka biasanya mengobati dirinya sendiri dengan membeli obat warung dan jika tidak kunjung membaik, maka mereka akan langsung memeriksakan diri ke bidan terdekat, atau langsung ke dokter puskesmas. Keluarga ini sudah memiliki asuransi jaminan kesehatan atau Jamkesmas untuk berobat. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya antara lain batuk pilek, diare, pusing - pusing, panas dan pegal. Keluarga Tn. Liman tidak pernah mengalami sakit berat. Kebiasaan merokok dalam rumah belum bisa ditinggalakan oleh Tn.Liman, karena beliau mengaku bahwa merokok dalam rumah sambil duduk-duduk santai dan minum teh bersama keluarga adalah suatu hal yang mengasyikkan.Tn. Liman bisa menghabiskan rokok sekitar 2 bungkus perhari. Anak Tn. Liman yaitu Rahmat juga diakui merokok. Dikarenakan keluarga Tn.Liman tidak memiliki fasilitas jamban di rumahnya, anggota keluarga biasanya melakukan aktifitas buang air besar di empang yang berada di belakang rumah dan mereka baru membersihkan sisa kotorannya ketika dirumah. Mereka hanya membersihkan kotorannya dengan air dan tanpa sabun. Mereka jarang menggunakan alas kaki saat berada di dalam rumah maupun ketika ke rumah tetangga. Untuk olahraga, Tn. Liman tidak melakukan olahraga yang spesifik karena menurut beliau mengayuk becak sudah mengeluarkan tenaga. Sedangkan anggota keluarga lainnya, mereka tidak melakukan olahraga secara rutin, namun aktifitas mereka seharihari sudah cukup bagi mereka untuk disamakan dengan olahraga. Gambar 1.7 Denah Rumah Keluarga Tn.Liman

21

1.3.2.6 Keluarga Binaan Tn. Narun Tabel 1.13 Data Dasar Keluarga Tn. Narun Nama Tn. Narun Ny. Tuti Ny. Aisah Nadiah Sisca Status Keluarga Suami Istri Mertua Anak I Anak II Jenis Kelamin Laki-laki Usia 33 th Pendidikan SD SD SD Pekerjaan Buruh Penghasilan Rp

Perempuan 30 th perempuan 60 th

bangunan 50.000/hari Ibu rumah tangga Tidak bekerja Pelajar -

Perempuan 8 th Perempuan 2 th

Keluarga Tn. Narun bertempat tinggal di RT 03/RW 03 Kampung Gaga sukamana, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Narun sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny.
22

Tuti, mertua bernama Ny.Aisah, dan dua orang anak, anak pertama bernama Nadiah dan anak kedua bernama Sisca. Tn. Narun berusia 33 tahun bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan Rp 50.000 perhari, Tn Narun bekerja mulai pukul 8 pagi hingga 4 sore. Pendapatan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membeli air PAM, membeli makanan, uang saku anak, dll. Keluarga Tn. Narun tinggal di rumah dengan luas bangunan berukuran 30 m2 dan tidak bertingkat. Rumah ini terdiri dari satu kamar tidur berukuran 1,5 m x 1,5 m, ruang keluarga berukuran 3 m x 2,5 m, ruang dapur berukuran 3 m x 2 m, kamar mandi yang berukuran 2 m x 1 m, dan teras yg bealaskan tanah dengan ukuran 4 m x 1 m. Rumah Tn. Narun ini terletak di daerah pemukiman padat pesisir pantai. Rumah ini berlantaikan semen. Atap rumah terbuat dari genteng, terkadang jika hujan besar rumahnya yang bagian dapur bisa banjir karena hanya beratapkan terpal. Sedangkan seluruh dinding rumah terbuat dari batu bata. Jalan umum menuju rumah Tn. Narun sudah bisa di akses dengan kendaraan. Untuk ventilasi rumah sangat minim, rumah ini memiliki dua buah jendela di depan rumahnya yang masing-masing berukuran 1,5 m x 0,75 m, sedangkan ruangan yang lain tidak memiliki jendela. Jendela tersebut berfungsi sebagai masuknya cahaya sinar matahari kedalam rumah. Jumlah total ventilasi dibandingkan dengan total luas lantai yaitu 3,75% sehingga tidak memenuhi kriteria ventilasi rumah sehat yaitu 10%. Rumah ini sudah difasilitasi listrik berdaya 450 watt, dengan fasilitas 4 buah lampu dan satu buah televisi.Keluarga ini memiliki kamar mandi tanpa jamban yang bergabung dengan dapur. Oleh karena lahan yang tidak mencukupi di rumah tersebut sehingga untuk aktivitas buang air besar keluarga ini dilakukan di empang Rumah keluarga Tn. Liman berada di lingkungan perumahan padat, dimana bagian kanan dan depan terdapat rumah tetangga,dan sebelah kirinya terdapat lapangan kosong. Di lingkungan rumah tidak terdapat saluran untuk aliran limbah cair rumah tangga. Dibelakang rumah terdapat tumpukan sampah dan dibakar setelah tertumpuk cukup banyak. Keluarga Tn. Narun memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Tuti memasak makanan dengan menu biasa saja, menu yang disajikan sehari-hari ialah tahu, tempe dan sayur terkadang juga memasak ikan dan ayam goreng sesekali. Semua makanan dimasak sampai matang dengan menggunakan kompor gas 3 kg. Peralatan makan ada yg terbuat dari kaca dan ada yang terbuat dari palstik untuk anaknya agar tidak pecah. Keluarga Tn. Narun sebelum makan terkadang mencuci tangan dan terkadang tidak, jika mencuci
23

tangan keluarga Tn. Narun tidak melakukan cara mencuci tangan dengan benar, keluarga Tn. Narun mengaku kadang-kadang menggunakan sabun saat mencuci tangan tetapi sabun yang digunakan adalah sabun bekas mandi dan cara mencuci tangan nya tidak benar-benar bersih. Dari keterangan Ny. Tuti kedua putrinya lahir di bidan, Nadiah yang kini berusia 8 tahun lahir di bidan cukup bulan dengan berat 3000, sedangkan Sisca yang kini berusia 2 tahun juga lahir di bidan cukup bulan dengan berat 2800 gram, saat hamil Ny. Tuti mengaku beberapa kali kontrol ke posyandu, saat hamil Ny. Tuti mengaku tidak pernah mendapatkan suntik vaksin, dan bayinya pun juga tidak ada yang diberi vaksin dengan alasan malas dan takut. Ny. Tuti mengaku menggunakan KB yang disuntik tiap beberapa bulan sekali, keluarga Tn. Narun mengaku tidak berencana memiliki anak lagi agar kebutuhan keluarga tidak semakin banyak. Istri Tn. Narun pernah sakit gatal-gatal di lengan nya tapi setelah beli bedak diwarung mengaku sudah sembuh, keluarga Tn. Narun beberapa kali menderita sakit diare, sekitar 3-4 kali dalam setahun, keluarga Tn. Narun bila sakit selalu beli obat di warung dan tidak pernah membawanya berobat ke dokter atau puskesmas. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya antara lain gatal-gatal, diare 3-4 kali dalam setahun, batuk, pilek, dan demam. Kebiasaan merokok Tn. Narun didalam rumah masih sering dilakukan, sehari hari keluarga Tn. Narun buang air besar di empang dan membersihkan bekas fesesnya di kamar mandi rumah dengan menggunakan air dan terkadang menggunakan sabun. Jarak dari rumah Tn. Narun ke empang sekitar 20 meter. Keluarga Tn. Narun jarang berolahraga, menurutnya aktifitas sehari-hari merupakan olah raga.

Gambar 1.8 Denah Rumah Keluarga Tn. Narun

24

1.4 PENENTUAN AREA MASALAH 1.4.1 Rumusan Area Masalah Keluarga Binaan Keluarga Tn. Mantri a. Masalah Non Medis a) Perilaku BAB di kebun tanpa disiram ataupun di kubur b) Perilaku merokok yang kurang baik dirumah c) Kebiasaan olahraga yang kurang d) Kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya penggunaan alas kaki e) Rendahnya tingkat pendidikan mereka yang mengakibatkan pemilihan tingkat kebutuhan yang masih tidak mendukung dalam meningkatkan tingkat kesehatan mereka f) Kurangnya sarana sanitasi lingkungan yang memadai sampah maupun limbah rumah tangga h) Terdapatnya pabrik pasir di lingkungan sekitar rumah yang membuang limbahnya disekitar lingkungan mereka i) j) Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan Kurangnya ketersediaan air bersih pada keluarga binaan g) Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan 1.4.1.1

b. Masalah Medis
25

1) Peyakit diare berulang dalam keluarga binaan 2) Penyakit batuk-batuk berulang dalam keluarga binaan 3) Penyakit gatal gatal dalam keluarga binaan 1.4.1.2 Keluarga Tn. Sanap a. Masalah Non Medis a) Perilaku peggunaan jamban umum yang tidak sehat pada keluarga binaan b) Kurangnya sarana sanitasi lingkungan yang memadai c) Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan sampah maupun limbah rumah tangga d) Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan e) Kurangnya ketersediaan air bersih pada keluarga binaan f) a. Kurangnya pengetahuan cuci tangan menggunakan sabun g) Kurangnya pengetahuan tentang persalinan oleh tenaga kesehatan Masalah Medis 1) Penyakit diare dalam keluarga binaan 2) DBD pada keluarga binaan 1.4.1.3 Keluarga Tn. Wasto a. Masalah Non Medis a) Perilaku peggunaan jamban umum yang tidak sehat pada keluarga binaan b) Kurangnya kesadaran keluarga binaan untuk mencuci tangan dengan sabun baik setelah BAB maupun sebelum makan c) Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan sampah maupun limbah rumah tangga d) Kurangnya ventilasi di rumah keluarga binaan e) Kurangnya ketersediaan air bersih pada keluarga binaan f) Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak serta imunisasi yang tidak lengkap g) Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga b. Masalah Medis 1) 2) Penyakit diare dalam keluarga binaan Penyakit gatal-gatal dalam keluarga binaan
26

3)

Penyakit ISPA dalam keluarga binaan

1.4.1.4Keluarga Tn. Liman a. Masalah Non Medis a) Perilaku peggunaan jamban umum yang tidak sehat pada keluarga binaan b) Kurangnya sarana sanitasi lingkungan yang memadai c) Perilaku mencuci tangan sebelum dan setelah makan serta setelah buang air besar yang tidak benar d) Kebiasaan merokok di dalam rumah e) Kurangnya kesadaran berobat di tenaga kesehatan f) b. Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan Masalah Medis 1) Riwayat penyakit diare berulang dalam keluarga 2) Riwayat penyakit gatal-gatal dalam keluarga 3) Riwayat demam tinggi pada anak 1.4.1.5Keluarga Tn. Narun a. Masalah Non Medis a) Perilaku peggunaan jamban umum yang tidak sehat pada keluarga binaan b) Kurangnya kesadaran keluarga binaan untuk mencuci tangan dengan sabunbaik setelah BAB maupun sebelum makan c) Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan sampah maupun limbah rumah tangga d) Kurangnya ventilasi di rumah keluarga binaan e) Kurangnya ketersediaan air bersih pada keluarga binaan f) Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak serta imunisasi yang tidak lengkap g) Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga b. Masalah Medis 1) Penyakit diare berulang dalam keluarga binaan
27

g) Kurangnya ketersediaan air bersih pada keluarga binaan

2) Penyakit gatal-gatal dalam keluarga binaan

1.4.2 Alasan Pemilihan Area Masalah Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan menganalisis laporan tahunan Puskesmas mengenai data-data perilaku hidup bersih dan sehat dan beberapa penyakit penting yang ada di wilayah Puskesmas Tegal Angus didapatkan data : 1. TB Paru Berdasarkan data Puskesmas mengenai jumlah kasus TB Paru dan kematian akibat TB Paru menurut jenis kelamin dari 6 kecamatan di Puskesmas Tegal Angus didapatkan kasus baru pada : Laki-laki Perempuan Total Kasus lama Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total CDR Laki-laki Perempuan Total : 50,0 : 48,15 : 49,09 : 26 orang dari 27.671 orang : 19 orang dari 26.160 orang : 45 orang dari 53.831 orang :: 94,0 : 72,0 ; 83,6 : 14 orang : 13 orang : 27 orang

Angka insiden per 100.000 penduduk :

Jumlah BTA (+) :

Sumber: Program TB Paru, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012 2. Diare Berdasarkan data Puskesmas mengenai kasus Diare didapatkan:
28

Jumlah perkiraan kasus: : 1.170 orang dari 27.671 orang : 1.107 orang dari 26.160 orang : 2.277 orang dari 53.831 orang Jumlah kasus yang ditangani Laki-laki Perempuan Total : 394 orang (33,7 %) : 553 orang (50 %) : 947 orang (41,6 %)

Laki-laki Perempuan Total

Sumber : Program Diare Puskesmas Tegal Angus 2012 3. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Berdasarkan data Puskesmas mengenai persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Jumlah ibu yang bersalin : 928 orang dari 1.025 persalinan Jumlah ibu yang nifas : 1.025 orang Yankes : 1.022 orang Sumber : Program Kesehatan Ibu Puskesmas Tegal Angus 2012 4. DBD Berdasarkan data Puskesmas mengenai DBD Presentasi rumah bebas jentik nyamuk menurut Kecamatan dan Puskesmas Tegal Angus Jumlah rumah yang ada : 12.421 Jumlah rumah yang diperiksa : 8.001 Jumlah rumah yang bebas jentik : 5.827 (72,83 %)

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PLPuskesmas Tegal Angus 2012 5. Kepemilikan jamban Berdasarkan data Puskesmas mengenai kepemilikan jamban Presentasi keluarga dengan kepemilikan jamban menurut Kecamatan dan Puskesmas Jumlah keluarga : 12.421 Keluarga yang diperiksa : 640

29

Jumlah keluarga yang memiliki jamban : 99 Jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat : 39

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012 6. Tempat Sampah Presentasi keluarga dengan kepemilikan tempat sampah menurut Kecamatan dan Puskesmas Jumlah keluarga : 12.421 Keluarga yang diperiksa : 640 Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah : 31 Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah yang sehat : 7

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012 7. Air Bersih Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut Kecamatan dan Puskesmas Jumlah keluarga : 12.421 Keluarga yang diperiksa : 640

Jenis sarana air bersih: Kemasan : 10 keluarga Ledeng : 36 keluarga SPT : 21 keluarga SGL : 82 keluarga Mata air : 2 keluarga PAH : 16 keluarga Lainnya : 17 keluarga

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012 8. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

30

Presentasi rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat menurut Kecamatan dan Puskesmas Jumlah keluarga : 12.421 Keluarga yang diperiksa : 1.260 Jumlah yang sesuai kriteria PHBS : 183

Sumber: Program Promosi Kesehatan Puskesmas Tegal Angus 2012 9. Rumah Sehat Presentasi rumah sehat menurut Kecamatan dan Puskesmas Jumlah keluarga : 12.421 Keluarga yang diperiksa : 640 Jumlah rumah yang sehat : 73

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012 10. Indikator PHBS Terdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah tangga, yakni : 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatan disini seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi inipun dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi. 2. Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI Eksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mulai usia nol hingga enam bulan. 3. Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan diketahui perkembangan dari Balita tersebut.

31

4.

Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.

5.

Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi.

6.

Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

7.

Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).

8.

Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.

9.

Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, dan lain-lainnya.

10.

Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO).

32

Kemudian informasi yang didapat dicocokan dengan survei ke keluarga binaan di kampung Gaga Sukamana Desa Tanjung Pasir. Setelah mengamati, mewawancarai, dan melakukan observasi masing-masing keluarga binaan di Kampung Gaga Sukamana, Desa Tanjung Pasir terdapat berbagai area permasalahan pada keluarga binaan tersebut, yaitu: 1. Perilaku penggunaan jamban umum yang tidak sehat pada keluarga binaan 2. Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan 3. Kurangnya ketersediaan air bersih pada keluarga binaan 4. Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan sampah maupun limbah rumah tangga 5. Kurangnya pengetahuan mengenai mencuci tangan dengan sabun 6. Kurangnya pengetahuan tentang persalinan oleh tenaga kesehatan 7. Kurangnya kesadaran berobat di tenaga kesehatan 8. Diare pada keluarga binaan 9. TB paru pada keluarga binaan 10. DBD pada keluarga binaan Dalam pengambilan sebuah masalah, kelompok kami menggunakan metode Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan diputuskan. Proses penetapan Metode Delphi dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya (Harold dkk, 1975 : 40-55). Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan tersebut, melalui proses musyawarah antara kelompok kami dengan para tenaga kesehatan di PUSKESMAS Tegal Angus kami memutuskan untuk mengangkat permasalahan Perilaku Mencuci Tangan Tidak Dengan Sabun Pada Keluarga Binaan RT/RW 03/03 Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Pemilihan area masalah ini didasarkan atas berbagai pertimbangan yaitu: a. b. Berdasarkan data di puskesmas tegal angus didapatkan peninggkatan kasus diare dengan total2.277 orang dari 53.831 orang. Dari pengamatan secara langsung yang kami lakukan pada lima keluarga binaan di Desa Gaga didapatkan terbatasnya pengetahuan tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar menggunakan sabun pada seluruh anggota keluarga, karena mereka tidak menerapkan perilaku mencuci tangan dengan menggunakan sabun.

33

c.

Kurangnya pemahaman mengenai cara mencuci tangan yang baik dan benar dengan menggunakan sabun setelah buang air besar, sesaat sebelum makan, dan sesudah beraktifitas.

d. e.

Fasilitas air bersih yang kurang memadai dan jumlahnya yang terbatas karena harus terlebih dahulu membeli air bersih sehingga mencuci tangan yang baik tidak dilakukan. Kurangnya pengetahuan terhadap penyakit yang ditimbul akibat tidak mencuci tangan dengan baik dan benar dengan menggunakan sabun sehingga mereka mengabaikan perilaku mencuci tangan tersebut.

f.

Berdasarkan data Puskesmas tentang persentasi rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat didapatkan bahwa masih rendahnya jumlah keluarga yang sesuai kriteria PHBS yaitu 183 keluarga dari total keluarga yaitu 12.421.

34

Anda mungkin juga menyukai

  • Infeksi Tulang
    Infeksi Tulang
    Dokumen40 halaman
    Infeksi Tulang
    Sheinny Herliandry
    100% (1)
  • Osteomielitis
    Osteomielitis
    Dokumen23 halaman
    Osteomielitis
    Sheinny Herliandry
    Belum ada peringkat
  • Anemia
    Anemia
    Dokumen37 halaman
    Anemia
    Sheinny Herliandry
    Belum ada peringkat
  • Anemia
    Anemia
    Dokumen37 halaman
    Anemia
    Sheinny Herliandry
    Belum ada peringkat
  • Tumor Tulang
    Tumor Tulang
    Dokumen28 halaman
    Tumor Tulang
    Sheinny Herliandry
    100% (1)