Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

Adapun pendahuluan yang akan dijelaskan dalam makalah ini yaitu: 1) latar belakang, 2) rumusan masalah, dan 3) tujuan makalah. 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya. Dengan menguasai bahasa maka manusia dapat mengetahui isi dunia melalui ilmu dan pengetahuan-pengetahuan yang baru dan belum pernah terbayangkan sebelumnya. Sebagai alat komunikasi dan interaksi yang hanya dimiliki oleh manusia, bahasa dapat dikaji secara internal maupun secara eksternal. Secara internal artinya pengkajian tersebut dilakukan terhadap unsur intern bahasa saja seperti, struktur fonologis, morfologis, dan sintaksisnya saja. Sedangkan kajian secara eksternal berarti kajian tersebut dilakukan terhadap hal-hal atau faktor-faktor di luar bahasa, tetapi berkaitan dengan pemakaian bahasa itu sendiri, masyarakat tutur ataupun lingkungannya, Abdul Chaer (2004:11). Tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu, bahasa Indonesia di dalam struktur budaya ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran). Hasil pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung juga pada pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang akan menghasilkan sebuah pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Karena semakin banyaknya bahasa yang digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari berkenaan dengan hubungan bahasa dengan masyarakat, 11

serta berbagai aspek yang muncul sebagai akibat dari hubungan itu. Itulah yang mendasari penulis untuk mengangkat masalah ini sebagai bahan untuk dikaji. 1.2 Rumusan Masalah Adapun kajian rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah pengertian bahasa menurut pendapat para ahli? 2) Bagaimanakah hakikat bahasa menurut pendapat para ahli? 1.3 Tujuan Makalah Adapun tujuan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pengertian bahasa menurut pendapat para ahli. 2) Untuk mengetahui hakikat bahasa menurut pendapat para ahli.

11

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Bahasa Apa itu bahasa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya jika

kita memperhatikan beberapa pengertian bahasa tersebut berdasarkan pengertian umum dengan menyimak beberapa pendapat para ahli dari latar belakang yang berbeda. Menurut pendapat Tarigan (1986:4), beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer. Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Definisi lain, bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan lenguage may be form and not matter atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Mackey (1986:12). Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4), mengungkapkan definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain. Pendapat lainnya tentang definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin (1986:2), beliau memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatanperbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, 11

tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan. Sementara Pengabean (1981:5), berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf. Pendapat lainnya tentang bahasa diutarakan oleh Soejono (1983:01), bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama. Dengan melihat deretan definisi tentang bahasa di atas, dapat disimpulkan bahwa cukup banyak dan bervariasi definisi tentang bahasa yang bisa kita temui. Variasi itu wajar terjadi karena sudut pandang keilmuan mereka yang juga berbeda-beda. Meskipun demikian, variasi tersebut terletak pada penekanannya saja, akan tetapi hakikatnya sama. Ada yang menekankan bahasa pada fungsi komunikasi, ada yang mengutamakan bahasa sebagai sistem, dan ada pula yang memposisikan bahasa sebagai alat. 2.2 Hakikat Bahasa Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus menguasai bahasanya. Hakikat bahasa sama pengertiannya dengan ciri atau sifat hakiki terhadap bahasa. Oleh karena itu, beberapa para ahli mengartikan hakikat bahasa yang diantaranya adalah menurut Tarigan (1990:2-3) mengemukakan ada delapan prinsip dasar hakikat bahasa, yaitu 1) bahasa adalah suatu sistem, 2) bahasa adalah vokal, 3) bahasa tersusun daripada lambanglambang arbitrari, 4) setiap bahasa bersifat unik, 5) bahasa dibangun daripada kebiasaan-kebiasaan, 6) bahasa ialah alat komunikasi, 7) bahasa berhubungan erat dengan tempatnya berada, dan 8) bahasa itu berubah-ubah. Pendapat ini tidak berbeda dengan yang dikatakan Brown dalam Tarigan (1990:2-3) yang apabila dilihat banyak sekali persamaan gagasan mengenai bahasa itu yang walaupun dengan kata-kata yang sedikit berbeda. Berikut ini

11

merupakan hakikat bahasa menurut pendapat Brown dalam Tarigan (1990:4), yaitu sebagai berikut: 1) bahasa adalah suatu sistem yang sistematik, dan juga sebagai sistem generatif, 2) bahasa adalah seperangkat lambang-lambang arbitrari, 3) lambang-lambang tersebut, terutama sekali bersifat vokal tetapi mungkin juga bersifat visual, 4) lambang-lambang itu mengandung makna konvensional, 5) bahasa dipergunakan sebagai alat komunikasi, 6) bahasa beroperasi dalam suatu masyarakat bahasa atau budaya, 7) bahasa pada hakikatnya bersifat kemanusiaan, walaupun mungkin tidak terbatas pada manusia, 8) bahasa diperoleh semua orang/bangsa dengan cara yang hampir/banyak persamaan, dan 9) bahasa dan belajar bahasa mempunyai ciri kesejagatan. Disamping itu, Abdul Chaer (2004:11) juga berpendapat bahwa bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Adapun sifat atau ciri hakikat bahasa itu adalah sebagai berikut: 2.2.1 Bahasa Adalah Sebuah Sistem Kata sistem dalam keilmuan dapat dipahami sebagai susunan yang teratur, berpola, membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa bahasa memiliki sifat yang teratur, berpola, memiliki makna dan fungsi. Sistematis diartikan pula bahwa bahasa itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun acak. Karenanya, sebagai sebuah sistem, bahasa juga sistematik. Sistematik atau sistematis maksudnya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi juga terdiri atas sub subsistem atau sistem bawahan. Di sini dapat disebutkan subsistem itu antara lain: subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis, subsistem semantik. Maka, sebagai sebuah sistem, bahasa berfungsi untuk memilah kajian morfologi, fonologi, sintaksi, dan semantik.

11

2.2.2

Bahasa Berwujud Lambang Ungkapan lambang tentu sudah sering kita dengar, misalnya ungkapan

merah lambang berani dan putih lambang suci. Dalam bidang ilmu, istilah lambang berada dalam kajian semiotika atau semiologi. Bahasa sebagai lambang, di dalamnya ada tanda, sinyal, gejala, gerak isyarat, kode, indeks, dan ikon. Lambang sendiri sering disamakan dengan simbol. Dengan demikian, bahasa sebagai lambang artinya memiliki simbol untuk menyampaikan pesan kepada lawan tutur. Ia berfungsi untuk menegaskan bahasa yang hendak disampaikan. 2.2.3 Bahasa Berupa Bunyi Banyak para ahli menyatakan bahwa yang disebut bahasa itu adalah yang sifatnya primer, dapat diucapkan dan menghasilkan bunyi. Dengan demikian, bahasa tulis adalah bahasa skunder yang sifatnya berupa rekaman dari bahasa lisan, yang apabila dibacakan/dilafalkan tetap melahirkan bunyi juga. Sebagai bunyi, bahasa berfungsi untuk menyampaikan pesan lambang dari kebahasaan sebagaimana disebutkan di atas bahwa bahasa juga bersifat lambang. 2.2.4 Bahasa Itu Bermakna Bahasa sebagai suatu hal yang bermakna erat kaitannya dengan sistem lambang bunyi. Oleh sebab bahasa itu dilambangkan dengan suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran, yang hendak disampaikan melalui wujud bunyi tersebut, maka bahasa itu dapat dikatakan memiliki makna. Lambang bunyi bahasa yang bermakna itu, dalam bahasa berupa satuan-satuan bahasa yang berwujud morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana. 2.2.5 Bahasa Bersifat Arbitrer Arbitrer dapat diartikan sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, manasuka. Arbitrer diartikan pula dengan tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Hal ini berfungsi untuk memudahkan orang dalam melakukan tindakan kebahasaan.

11

2.2.6

Bahasa Bersifat Unik Bahasa dikatakan memiliki sifat yang unik karena setiap bahasa memiliki

ciri khas sendiri yang dimungkinkan tidak dimiliki oleh bahasa yang lain. Ciri khas ini menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat dan sistem-sistem lainnya. Diantara keunikan yang dimiliki bahasa bahwa tekanan kata bersifat morfemis, melainkan sintaksis. Bahasa bersifat unik berfungsi untuk membedakan antara bahasa yang satu dengan lainnya. 2.2.7 Bahasa Bersifat Universal Selain unik dengan ciri-ciri khas tersendiri, setiap bahasa juga dimungkinkan memiliki ciri yang sama untuk beberapa kategori. Hal ini bisa dilihat pada fungsi dan beberapa sifat bahasa. Karena bahasa itu bersifat ujaran, ciri yang paling umum dimiliki oleh setiap bahasa itu adalah memiliki vokal dan konsonan. Namun, beberapa vokal dan konsonan pada setiap bahasa tidak selamanya menjadi persoalan keunikan. Oleh sifatnya yang universal ini, bahasa memiliki fungsi yang sangat umum dan menyeluruh dalam tindakan komunikasi. 2.2.8 Bahasa Itu Bervariasi Setiap masyarakat, bahasa pasti memiliki variasi atau ragam dalam bertutur. Bahasa Aceh misalnya, antara penutur bahasa Aceh bagi masyarakat Aceh Barat dengan masyarakat Aceh di Aceh Utara memiliki variasi. Variasi bahasa dapat terjadi secara idiolek, dialek, kronolek, sosiolek, dan fungsiolek. 2.2.9 Bahasa Bersifat Dinamis Hampir di setiap tindakan manusia selalu menggunakan bahasa. Bahkan, dalam bermimpi pun, manusia menggunakan bahasa. Karena setiap tindakan manusia sering berubah-ubah seiring perubahan zaman yang diikuti oleh perubahan pola pikir manusia, bahasa yang digunakan pun kerap memiliki perubahan. Inilah yang dimaksud dengan dinamis. Dengan kata lain, bahasa tidak statis, tetapi akan terus berubah mengikuti kebutuhan dan tuntutan pemakai bahasa.

11

2.2.10 Bahasa Sebagai Alat Interaksi Sosial Bahasa sebagai alat interaksi sosial sangat jelas fungsinya, yakni dalam interaksi, manusia memang tidak dapat terlepas dari bahasa. Seperti dijelaskan di atas, hampir di setiap tindakan manusia tidak terlepas dari bahasa, maka salah satu hakikat bahasa adalah sebagai alat komunikasi dalam bergaul sehari-hari. 2.2.11 Bahasa Sebagai Identitas Diri Bahasa juga dapat menjadi identitas diri pengguna bahasa tersebut. Hal ini disebabkan bahasa juga menjadi cerminan dari sikap seseorang dalam berinteraksi. Sebagai identitas diri, bahasa akan menjadi penunjuk karakter pemakai bahasa tersebut. Dengan demikian, bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi. Hal tersebut terjadi karena sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang tertatur. Mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan. Selanjutnya setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.

11

BAB III PENUTUP

3.1

Simpulan Kata bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau

pengertian. Banyak para ahli yang membuat definisi tentang bahasa dengan pertama-tama menonjolkan segi fungsinya. Ada yang berfungsi sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat, rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar, sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama dan lain sebagainya. Pengertian bahasa sangat bergantung pada dari sisi apa kita melihat bahasa. Dalam pengertian umum bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat arbitrer dan alat komunikasi. Banyak para ahli bahasa mengartikan sebuah kata bahasa sebagai suatu sistem tanda atau lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Meskipun definisi tentang bahasa redaksinya dan penekanannya berbeda, tetapi ada ciri-ciri umum yang bisa menggambarkan hakikat bahasa. Ciri-ciri yang menjadi hakikat bahasa itu adalah bahwa bahasa itu adalah sebuah sistem, berwujud lambang, berupa bunyi, bermakna, bersifat arbiter, bersifat unik, bersifat universal, bervariasi, bersifat dinamis, sebagai alat interaksi sosial, dan sebagai identitas diri. Dan dengan kata lain, secara umum segala sesuatu tindakan yang kita lakukan baik sadar maupun tidak sadar erat kaitannya dengan yang namanya bahasa. 3.2 Saran Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh penulis, maka untuk mendapat pemahaman yang lebih mendasar lagi, disarankan kepada pembaca untuk membaca literatur-literatur yang telah dilampirkan pada daftar pustaka.

11

Dengan demikian pula diharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca agar makalah ini dapat memberikan pengetahuan tentang pengertian bahasa dan hakikat bahasa kepada seluruh pembaca umumnya dan khususnya demi kesempurnaan dalam makalah ini.

11

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Mackey, W.F. 1986. Analisis Bahasa. Surabaya: Usaha Nasional. Pangabean, Maruli. 1981. Bahasa Pengaruh dan Peranannya. Jakarta: Gramedia. Santoso, Kusno Budi. 1990. Problematika Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa. Soejono, Ag. 1983. Metode Khusus Bahasa Indonesia. Bandung: C.V. Ilmu. Tarigan, Henry Guntur. 1990. Kedudukan dan Fungsi Bahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Syamsuddin, A.R. 1986. Sanggar Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta. Walija. 1996. Bahasa Indonesia dalam Perbincangan. Jakarta: IKIP

Muhammadiyah Jakarta Press. Wibowo, Wahyu. 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia.

11

Anda mungkin juga menyukai