Anda di halaman 1dari 0

ii

SKRIPSI





DAMPAK KOMITMEN DAN MORAL DEVELOPMENT PADA RESPON
AUDITOR TERHADAP PENGARUH TEKANAN SOSIAL




Oleh:
Irene Dewi S
08.60.0187


Telah diterima dengan baik pada:
Semarang, Desember 2012






Pembimbing,





(Sih Mirmaning Damar Endah, SE., MSi.)
iii

Halaman Pengesahan Skripsi




J udul : DAMPAK KOMITMEN DAN MORAL DEVELOPMEMT PADA
RESPON AUDITOR TERHADAP PENGARUH TEKANAN SOSIAL

Disusun Oleh :
Nama : IRENE DEWI SATUTI
Nim : 08.60.0187
Program Studi : Akuntansi



Tim Penguji:


Koordinator Anggota Anggota






(Theresia Dwi Hastuti,SE.MSi,Akt) (Stefani Lily Indarto, SE,MM) (Sih Mirmaning Damar Endah, SE., MSi.)


Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Katolik Soegijapranata







(Prof. Vincent Didiek W.A.,Ph.D)




iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya, yang bertanda tangan di bawah ini dengan sesungguhnya menyatakan bahwa
skripsi dengan judul :

DAMPAK KOMITMEN DAN MORAL DEVELOPMEMT PADA
RESPON AUDITOR TERHADAP PENGARUH TEKANAN SOSIAL

Benar benar merupakan karya saya. Saya tidak mengambil sebagian atau seluruh
karya orang lain yang seolah olah saya akui sebagai karya saya. Apabila saya
melakukan hal tersebut, maka gelar dan ijasah yang saya peroleh dinyatakan batal
dan saya kembalikan kepada Universitas Katolik Soegijapranata.



Semarang, 19 Februari 2013


( IRENE DEWI SATUTI )




v

Motto dan Persembahan

Motto
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang menberi
kekuatan kepadaku. (Filipi 4:13)
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu sendiri. (Amsal 3:5)
Kasih karunia menyertai kamu dan Damai Sejahterandari Allah Bapa
kita dan dari Tuhan Yesus Kristus. (Roma 1:7b)


Irene Dewi Satuti

Persembahan
Skripsi ini dipersembahkan penulis kepada :
Kedua orangtua (Bapak dan ibuku tercinta)







vi

KATA PENGANTAR

Pada kesempatan yang berbagia ini, penulis ingin menghaturkan puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan anugerah-
Nya yang besarlah, penulis akhirnya dapat dengan baik menyelesaikan skripsi
yang berjudul: : DAMPAK KOMITMEN DAN MORAL DEVELOPMEMT
PADA RESPON AUDITOR TERHADAP PENGARUH TEKANAN SOSIAL
ini.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai
gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, J urusan Akuntansi,
Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.
Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit hambatan yang dialami oleh
penulis, oleh sebab itu dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan. Maka
pada kesempatan ini pulalah penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada
berbagai pihak, yaitu:
1. Bapak Prof. Vicent Didiek W.A., Ph.D, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Katolik Soegijapranata.
2. Ibu Sih Mirmaning Damar Endah, SE., MSi. Selaku dosen pembimbing
yang selalu sabar membimbing, memberikan dorongan, mengarahkan
serta menyediakan waktu disela-sela kesibukkan untuk berdiskusi.
3. Ibu Theresia Dwi Hastuti, SE., MSi.,Akt dan Ibu Stefany Lily Indarto,
SE., MM. Akt, selaku dosen penguji yang mengarahkan pada saat ujian
vii

pra skripsi dan skripsi, sehingga peneliti mengerti dimana letak kesalahan
pada skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas
Katolik Soegijapranata yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
kepada penulis.
5. Para mahasiswa PPA UNDIP dan UNISBANK yang telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian pada mahasiswa
PPA UNIDIP dan UNISBANK.
6. Kedua Orangtua (Bapak dan ibuku tercinta) yang selalu menemani,
memberikan semangat, serta motivasi dan selalu mendoakan setiap waktu
dan adikku yang selalu memberikan dan mendukung dalam penyelesaian
skripsi ini.
7. Untuk pidd terkasih yang selalu menemaniku dalam suka dan duka,
yang selalu memberikan semangat dan motivasi serta kesabarannya dalam
segala hal hingga saat ini, terimakasih untuk doa dan dukungannya
selalu.GBU
8. Untuk sahabatku giza dan nyob yang selalu memberi semangat dan
dukungan. Love you friends. GBU
9. Semua teman-teman seperjuanganku dan Semua teman-teman angkatan
2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
10. Terimakasih untuk semua pihak-pihak yang telah membantu dan
memberikan doa dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

viii


Pada akhir kata, penulis ingin menyatakan rasa maaf yang sebesar-
besarnya jika ada kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Kemudian, sekali lagi penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian
skripsi ini.

Semarang, Februari 2013

Penulis,























ix

DAFTAR ISI

Halaman J udul ....................................................................................................... i
Halaman Persetujuan Skripsi ................................................................................. ii
Halaman Pengesahan Skripsi ............................................................................... .iii
Halaman Keaslian Skripsi ......................................................................................iv
Motto dan persembahan..........................................................................................v
Kata Pengantar....................................................................................................... vi
Daftar Isi .......... ix
Daftar Tabel ..................xi
Daftar Gambar......................................................................................................xiii
Abstrak .................xiv
BAB I: PENDAHULUAN .........1
1.1. Latar Belakang ........................1
1.2. Perumusan Masalah..5
1.3. Tujuan Penelitian.5
1.4. Manfaat Penelitian..6
1.5. Kerangka Pikir......7
BAB II: LANDASAN TEORI...8
2.1. Pengertian Auditing..........................................................................................8
2.2. Komitmen........................................................................................................10
2.3. Tekanan Sosial (Obedience Pressure dan Conformity Pressure)...................12
2.4. Pengembangan Moral......................................................................................13
2.5. PENGEMBANGAN HIPOTESIS..................................................................14
x


BAB III: METODE PENELITIAN..20
3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian..........................................................................20
3.2. Populasi dan Sampel.......................................................................................20
3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran variable Penelitian..............................21
3.4. Sumber dan J enis data.....................................................................................23
3.5. Alat Analisis Data...........................................................................................24
3.6.ALAT UJ I (ALAT ANALISIS DATA)...........................................................26
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................32
4.1. Gambaran Umum Responden.32
4.2. Hasil Pengujian Validitas ...............................................................................35
4.3. Hasil Pengujian Reliabilitas............................................................................38
4.4. Analisis Statistik Deskriptif............................................................................39
4.5. Hipotesis 1a-1c...............................................................................................43
4.6. Hipotesis 2a-2c...............................................................................................49
4.7. Pembahasan.....................................................................................................56
BAB V: PENUTUP..............................................................................................64
5.1. Kesimpulan....................................................................................................64
5.2. Keterbatasan...............................................................................................65
5.3. Saran..............................................................................................................65



xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 J umlah Responden Dalam Penelitian.....................................................32
Tabel 4.2 Deskriptif Umur (Obedience Pressure)..................................................33
Tabel 4.3 Deskriptif Umur (Conformity Pressure)................................................33
Tabel 4.4 Deskriptif J enis Kelamin Obedience Pressure ......................................34
Tabel 4.5 Deskriptif J enis Kelamin Conformity Pressure ....................................34
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Usia dan J enis Kelamin................................................35
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Validitas Komitmen Organisasional...........................36
Tabel 4.8. Hasil Pengujian Validitas Komitmen Profesional................................36
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Validitas Moral Development....................................37
Tabel 4.10. Hasil Pengujian Validitas Kasus Obedience dan Conformity............37
Tabel 4.11. Hasil Pengujian Validitas Sign Off.....................................................37
Tabel 4.12. Hasil Pengujian Reliabilitas Penelitian...............................................38
Tabel 4.13. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Obedience.....................................39
Tabel 4.14 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Conformity....................................41
Tabel 4.15. Hasil Pengujian Multikolinearitas Awal.............................................44
Tabel 4.16. Hasil Pengujian Multikolinearitas Akhir............................................44
Tabel 4.17. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas...................................................45
Tabel 4.18. Hasil Pengujian Normalitas................................................................46
Tabel 4.19. Uji Fit Model.......................................................................................46
Tabel 4.20. Uji Koefisien Determinasi..................................................................47
Tabel 4.21. Analisis Regresi Hipotesis 1a-1c (Uji t).............................................48
xii

Tabel 4.22. Hasil Pengujian Multikolinearitas Awal.............................................50
Tabel 4.23. Hasil Pengujian Multikolinearitas Akhir............................................50
Tabel 4.24. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas...................................................51
Tabel 4.25. Hasil Pengujian Normalitas................................................................52
Tabel 4.26. Uji Fit Model.......................................................................................53
Tabel 4.27. Uji Koefisien Determinasi..................................................................53
Tabel 4.28. Analisis Regresi Hipotesis 2a-2c (Uji t).............................................54
















xiii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Kerangka Pikir Penelitian........7





































xiv



ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan komitmen
organisasi sebagai variabel moderating. (2) Untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan
komitmen profesional sebagai variabel moderating. (3) Untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign off auditor
dengan moral development sebagai variabel moderating. (4) Untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku sign off
auditor dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating. (5) Untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh kondisi conformity pressure terhadap
perilaku sign off auditor dengan komitmen profesional sebagai variabel
moderating. (6) Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kondisi conformity
pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan moral development sebagai
variabel moderating.
Teknik analisis data menggunakan uji analisis regresi moderating dengan
asumsi klasik. Berdasarkan pada hasil analisis maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh kondisi obedience pressure terhadap
perilaku sign off auditor dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Rahayu dan Faisal (2005), Susanti
(2007) dan Lord & DeZoort (2001). (2) Tidak terdapat pengaruh kondisi
obedience pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan komitmen
profesional sebagai variabel moderating. Hasil penelitian ini tidak mendukung
penelitian Susanti (2007) tetapi mendukung Rahayu dan Faisal (2005). (3)Tidak
terdapat pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign off auditor
dengan moral development sebagai variabel moderating. Hasil penelitian ini tidak
mendukung penelitian Susanti (2007) tetapi mendukung De Zort (2001).
(4)Terdapat pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku sign off
auditor dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating. Hasil penelitian
ini mendukung atau konsisten dengan penelitian Susanti (2007). (5) Tidak terdapat
pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan
komitmen professional sebagai variabel moderating. Hasil penelitian ini tidak
mendukung penelitian Susanti (2007) tetapi mendukung Rahayu dan Faisal (2005).
(6) Terdapat pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku sign off
auditor dengan moral development sebagai variabel moderating. Hal ini juga
didukung oleh penelitian Ponemon (1992).
0

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Penelitian mengenai tekanan sosial masih jarang dilakukan, mengingat topik
yang menarik maka penelitian ini akan mengkaji secara empiris mengenai hal
tersebut. Penelitian ini memfokuskan pada tekanan ketaatan (obedience presure) dan
tekanan kesesuaian (conformity presure) sebagai dua tipe tekanan sosial yang dapat
mempengaruhi kinerja auditor. Obedience pressure muncul dari perintah yang dibuat
oleh individu yang berada pada posisi otoritas (Brehm dan Kassin, 1990). Teori
obedience menyatakan bahwa instruksi atasan dalam suatu organisasi mempengaruhi
perilaku bawahan karena atasan memiliki otoritas. Penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa perilaku obedience yang tidak tepat dihasilkan dari mekanisme
normatif (seperti kemampuan superior untuk memberi reward dan punish), pada saat
posisi atasan benar-benar salah (Campbell dan Fairey, 1989).
Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2007) menyatakan bahwa auditor
yang berada di bawah obedience pressure akan melakukan sign off pada higher
balance (saldo neraca yang lebih tinggi) untuk rekening asset yang dipertanyakan
(questionable asset account) dibandingkan auditor yang tidak dibawah obedience
pressure, auditor yang berada dibawah conformity pressure akan sign off pada a
higher balance (saldo neraca yang lebih tinggi) untuk suatu questionable asset
account (rekening asset yang dipertanyakan) dibandingkan auditor yang tidak berada
1

dibawah conformity pressure, auditor yang berada dibawah obedience pressure akan
sign off pada a higher balance (saldo neraca yang lebih tinggi) untuk suatu
questionable asset account dibandingkan auditor yang tidak berada dibawah
conformity pressure, jika tidak ada tekanan sosial, auditor dengan komitmen
organisasi yang tinggi akan sign off pada a lower balance (saldo neraca yang lebih
rendah) untuk questionable asset account dibandingkan auditor dengan low
organizational commitment, jika berada dibawah pengaruh tekanan sosial, level
komitmen organisasional tidak akan mempengaruhi the balance bahwa auditor akan
melakukan sign off untuk rekening aktiva yang dipertanyakan, audior dengan
komitmen professional tinggi tidak akan sign off pada lower balance (saldo neraca
yang lebih rendah) untuk questionable asset account dibandingkan dengan auditor
dengan komitmen asset rendah, berkaitan dengan ada atau tidak ada pengaruh
tekanan sosial, auditor dengan level pengembangan moral tinggi tidak akan sign off
pada lower balance (saldo neraca yang lebih rendah) untuk questionable asset
account dibandingkan auditor dengan lower level of moral development.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Rahayu dan Faisal (2005) menyimpulkan
bahwa auditor dalam obedience pressure akan menyetujui saldo yang lebih tinggi
untuk rekening aktiva yang dipertanyakan dibanding auditor yang tidak dalam
obedience pressure, auditor dalam conformity pressure akan menyetujui saldo yang
lebih tinggi untuk rekening aktiva yang dipertanyakan dibanding auditor yang tidak
dalam conformity pressure, auditor dalam obedience pressure akan menyetujui saldo
yang lebih tinggi untuk rekening aktiva yang dipertanyakan dibanding auditor dalam
2

conformity pressure. Jika tidak ada tekanan pengaruh sosial, auditor dengan
komitmen organisasional yang tinggi tidak akan menyetujui saldo yang lebih rendah
untuk rekening aktiva yang dipertanyakan dibanding auditor dengan komitmen
organisasi yang rendah. Jika berada dalam tekanan pengaruh sosial, level komitmen
organisasional tidak akan mempengaruhi saldo yang akan disetujui auditor untuk
rekening aktiva yang dipertanyakan. Auditor dengan komitmen profesional yang
lebih tinggi tidak akan menyetujui saldo yang lebih rendah untuk rekening aktiva
yang dipertanyakan dibanding auditor dengan komitmen profesional yang lebih
rendah, tanpa memandang ada atau tidak adanya tekanan pengaruh sosial.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Lord and DeZoort (2001) menyatakan
bahwa auditor yang berada di bawah obedience pressure akan melakukan sign off
pada higher balance (saldo neraca yang lebih tinggi) untuk rekening asset yang
dipertanyakan dibandingkan auditor yang tidak dibawah obedience pressure, auditor
yang berada dibawah conformity pressure akan sign off pada a higher balance (saldo
neraca yang lebih tinggi) untuk suatu questionable asset account dibandingkan
auditor yang tidak berada dibawah conformity pressure, auditor yang berada dibawah
obedience pressure akan sign off pada a higher balance (saldo neraca yang lebih
tinggi) untuk suatu questionable asset account dibandingkan auditor yang tidak
berada dibawah conformity pressure.
Jika tidak ada tekanan sosial, auditor dengan komitmen organisasi yang tinggi
akan sign off pada a lower balance (saldo neraca yang lebih rendah) untuk
questionable asset account dibandingkan auditor dengan low organizational
3

commitment, jika berada dibawah pengaruh tekanan sosial, level komitmen


organisasional tidak akan mempengaruhi the balance bahwa auditor akan melakukan
sign off untuk rekening aktiva yang dipertanyakan, auditor dengan komitmen
professional tinggi akan sign off pada lower balance balance (saldo neraca yang lebih
rendah) untuk questionable asset account dibandingkan dengan auditor dengan
komitmen asset rendah, berkaitan dengan ada atau tidak ada pengaruh tekanan sosial.
Hasil selanjutnya menyatakan bahwa auditor dengan level pengembangan
moral tinggi tidak akan sign off pada lower balance balance (saldo neraca yang lebih
rendah) untuk questionable asset account dibandingkan auditor dengan lower level of
moral development. Moral development merupakan pengembangan moral yang
dimiliki seorang auditor. Perilaku sign off merupakan perilaku menghentikan tugas
sebelum waktunya.
Perbedaan penelitain ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada sampel
penelitian yang berbeda dimana pada penelitian terdahulu adalah menggunakan
metode eksperimen dengan sampel mahasiswa, tetapi pada penelitian menggunakan
auditor dengan metode studi empiris, serta tidak menggunakan questionable asset
account (Clayton et.al., 2010), serta menggunakan analisis regresi moderating.
Maka berdasarkan pada uraian tersebut, penelitian ini berjudul: DAMPAK
KOMITMEN DAN MORAL DEVELOPMENT PADA RESPON AUDITOR
TERHADAP PENGARUH TEKANAN SOSIAL.


4

1.2. PERUMUSAN MASALAH


a) Apakah terdapat pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign
off auditor dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating?
b) Apakah terdapat pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign
off auditor dengan komitmen profesional sebagai variabel moderating?
c) Apakah terdapat pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign
off auditor dengan moral development sebagai variabel moderating?
d) Apakah terdapat pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku sign
off auditor dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating?
e) Apakah terdapat pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku sign
off auditor dengan komitmen profesional sebagai variabel moderating?
f) Apakah terdapat pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku sign
off auditor dengan moral development sebagai variabel moderating?

1.3. TUJUAN PENELITIAN
a) Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kondisi obedience pressure
terhadap perilaku sign off auditor dengan komitmen organisasi sebagai
variabel moderating.
b) Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kondisi obedience pressure
terhadap perilaku sign off auditor dengan komitmen profesional sebagai
variabel moderating.
5

c) Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kondisi obedience pressure


terhadap perilaku sign off auditor dengan moral development sebagai variabel
moderating.
d) Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kondisi conformity pressure
terhadap perilaku sign off auditor dengan komitmen organisasi sebagai
variabel moderating.
e) Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kondisi conformity pressure
terhadap perilaku sign off auditor dengan komitmen profesional sebagai
variabel moderating.
f) Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kondisi conformity pressure
terhadap perilaku sign off auditor dengan moral development sebagai variabel
moderating.

1.4. MANFAAT PENELITIAN
a) Bagi auditor:
Sebaiknya dapat menurunkan perilaku sign off nya karena akan berdampak
pada menurunnya komitmen professional dan moral auditor.
b) Bagi kalangan akademisi:
Pada penelitian selanjutnya dapat dijadikan referensi tambahan dengan topik
serupa.


6

c) Bagi peneliti:
Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan
pada peneliti terutama terkait dengan komitmen professional dan moral
auditor dalam hubungannya dengan perilaku sign off auditor dalam kondisi di
bawah tekanan.

1.5. KERANGKA PIKIR


H1a,H1b,H1c


H2a,H2b,H2c



Gambar 1.1. Kerangka Pikir
Pada penelitian ini akan dianalisis pengaruh kondisi obedience pressure
dan conformity pressure terhadap perilaku sign off pada auditor, dengan
menggunakan komitmen organisasi, komitmen professional dan moral development
sebaagi variabel moderating.

PerilakuSignoff
Obedience
Pressure
Conformity
Pressure
KomitmenOrganisasi
KomitmenProfesional
Moraldevelopment
7

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Auditing
Pengertian auditing menurut Mulyadi (2002:11) adalah pemeriksaan secara
objekif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan
untuk menentukan apakah laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain
dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan atau organisasitersebut, sedangkan pengertian auditing Arrens dan
Loebbecke (1996:1) adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti
tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan
seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan
kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa auditing adalah suatu proses pengumpulan,
pemeriksaan dan pengevaluasian secara objektif atas laporan keuangan suatu
perusahaan yang dilakukan oleh seorang yang kompeten yang independen untuk
menentukan kewajaran suatu laporan keuangan, dan posisi keuangan serta hasil usaha
perusahaan tersebut. Tujuan audit menurut Guy, Dan M., C. Wayne Alderman, dan
Alan J. Winters (2002:9), adalah menguji pernyataan dan meningkatkan keyakinan
atas pernyataan tersebut.
8

Tujuan audit adalah menguji pernyataan, dan menentukan secara objektif


keandalan informasi yang disampaikan oleh menajemen dalam laporan
keuangan.Standar umum pertama mengatur persyaratan keahlian keahlian auditor
dalam menjalankan profesinya. Auditor hams telah menajalani pendidikan dan
pelatihan teknis yang cukup dalam praktik akuntansi dan teknik auditing (Mulyadi
2002:25).
Kata kunci yang terkait dengan pengertian Auditing adalah sebagai berikut:
1. Proses yang sistematis (systematical process).
Artinya proses audit menggambarkan serangkaina langkah atau
prosedur yang logis, terstruktur dan diorganisasikan dengan baik,
selain itu juga proses audit dilaksanakan dengan formal.
2. Asersi (assertion) dan criteria yang ditetapkan (established criteria).
Auditing dilakukan terhadap suatu asersi (pernyataan tertulis) yang
menjadi tanggung jawab pihak tertentu. Asersi ini disebut juga
sebagai informasi karena mengandung informasi tentang sesuatu
yang akan dievaluasi. Selain asersi, proses auditing juga harus
didukung dengan standar (kriteria) yang ditetapkan (established
criteria) yang menunjukkan sesuatu (kondisi) yang seharusnya.
3. Pengumpulan dan evaluasi bukti (evidence).
Bukti Merupakan suatu informasi yang dikumpulkan auditor yang
digunakan untuk menentukan dan melaporkan derajat keesuaian antara
asersi dengan kriteria yang ditetapkan, yang dapat berupa informasi
9

yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, verifikasi catatan-


catatan dan dokumen Perusahaan, hasil pengamatan fisik dan
sebagainya.
4. Kompeten, independent dan objektif.
Auditing harus dilakukan oleh orang-orang yang kompeten, dalam arti
mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar teknis profesi,
independent dalam arti mampu membebaskan diri dari berbagai
kepentingan pihak-pihak yang berkaitan dengan penugasan audit,
sehingga akan menimbulkan perilaku yang objektif seorang auditor
dalam arti auditor tersebut tidak akan memihak dan tidak biasa dalam
mengemukakan pendapat dan tidak pula berprasangka.
5. Laporkan kepada pihak yang berkepentingan.
Pelaporan hasil auditing Merupakan hasil akhir proses auditing. Inti
laporan uditing adalah pernyataan pendapat atau simpulan mengenai
tingkat kesesuaian antara asersi (informasi) dengan criteria yang
ditetapkan.

2.2. Komitmen
Pada penelitian ini membahas tentang komitmen organisasional dan komitmen
professional. Komitmen Organisasional didefinisikan sebagai kekuatan identifikasi
dan keterlibatan individual dalam organisasi tertentu (Harrell, Chowning dan Taylor,
10

1986; Mowday, Steers dan Porter, 1979; Nauri dan Parker, 1998). Individual dengan
komitmen organisasional yang tinggi dikarakterkan dengan penerimaan dan
kepercayaan yang tinggi dalam nilai dan tujuan organisasi; keinginan untuk berusaha
sekuat-kuatnya demi kepentingan organisasi; dan keinginan yang kuat untuk
mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi (Mowday et al., 1979).
Dalam konteks auditing, komitmen organisasional telah menarik perhatian
banyak peneliti dan praktisi karena potensinya dalam meningkatkan kualitas audit.
Komitmen organisasional meningkat sebagai akibat dari proses sosialisasi yang
kompleks dari dalam organisasi/perusahaan (Fogarty, 1992) dan dapat dibedakan
berdasar dimensi sikap (affective/attitudes) dan continuance/intentions (Meyer, Allen
dan Gellatly, 1990; Nauri dan Parker, 1998).
Meski komitmen organisasional telah digunakan dalam berbagai setting dalam
literatur akuntansi, dalam penelitian ini komitmen organisasi akan dikaitkan dengan
perilaku, keinginan dan sikap auditor. Sebagai contoh, Otley dan Pierce (1996)
menemukan bahwa komitmen organisasional secara signifikan berhubungan dengan
persetujuan yang prematur, perilaku penurunan kualitas audit, dan under-reporting of
time. Untuk persetujuan yang premature dan perilaku penurunan kualitas audit,
hubungan negatif diprediksikan antara komitmen organisasional dan perilaku
disfunctional (semakin tinggi komitmen organisasional berasosiasi dengan perilaku
penurunan kualitas audit yang lebih rendah).
Komitmen profesional mengacu pada kekuatan identifikasi individual dengan
profesi. Individual dengan komitmen professional yang tinggi dikarakterkan memiliki
11

kepercayaan dan penerimaan yang tinggi dalam tujuan profesi, keinginan untuk
berusaha sekuatnya atas nama profesi, dan keinginan yang kuat untuk
mempertahankan keanggotaannya dalam profesi (Mowday et al., 1979).
Secara khusus, komitmen organisasional yang tinggi seharusnya mendorong
auditor ke perilaku yang sesuai dengan kepentingan publik dan menjauh dari perilaku
yang membahayakan profesi.

2.3. Tekanan Sosial (Obedience Pressure dan Conformity Pressure)
Penelitian ini memfokuskan pada tekanan ketaatan (obedience pressure) dan
tekanan kesesuaian (conformity pressure) sebagai dua tipe tekanan sosial yang dapat
mempengaruhi kinerja auditor. Obedience pressure muncul dari perintah yang dibuat
oleh individu yang berada pada posisi otoritas (Brehm dan Kassin, 1990). Teori
obedience menyatakan bahwa instruksi atasan dalam suatu organisasi mempengaruhi
perilaku bawahan karena atasan memiliki otoritas.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perilaku obedience yang tidak
tepat dihasilkan dari mekanisme normatif (seperti kemampuan superior untuk
memberi reward dan punish), pada saat posisi atasan benar-benar salah (Campbell
dan Fairey, 1989). Pada bagian berikutnya dideskripsikan, bagaimana auditor
diminta untuk menetapkan saldo yang dapat diterima yang akan mereka setujui dari
rekening aset/aktiva yang nilai realisasinya dipertanyakan. Dalam konteks ini saldo
yang ditetapkan lebih tinggi akan berakibat pada probabilitas kesalahan material yang
lebih tinggi pada laporan keuangan dibanding saldo yang lebih rendah. Penelitian ini
12

juga mengevaluasi tekanan kesesuaian sebagai bentuk alternative dari tekanan


pengaruh sosial yang memiliki potensi negatif yang mempengaruhi kinerja auditor.
Conformity mengacu pada perilaku yang dipengaruhi oleh contoh-contoh yang
diberikan oleh rekan kerja, bukan oleh instruksi dari figur otoritas. Seseorang/auditor
akan menyesuaikan diri mereka dengan situasi pengaruh normatif karena mereka
takut terhadap konsekuensi negatif atas penampilan yang menyimpang. Secara
khusus, individu cenderung bertindak dengan cara yang tidak menjadikan mereka
sebagai pusat perhatian.
Karena hierarchical power distance tidak muncul pada saat ada obedience
pressure, maka diekspektasikan bahwa conformity pressure akan mempengaruhi
kinerja auditor lebih rendah dari obedience pressure (Lord dan DeZoort, 2001).

2.4. Pengembangan Moral

Pentingnya mengevaluasi perkembangan moral pada saat
mempertimbangkan respon auditor atas konflik etika telah muncul pada banyak
literatur (Armstrong,1987; Ponemon,1992, Ponemon dan Gabhart, 1990; Tsui dan
Gul,1996). Teori perkembangan moral kognitif, alasan moral (moral reasoning)
dapat dinilai dengan menggunakan tiga rerangka level yang terdiri dari tiga tahap
pre-conventional level, conventional level dan post conventional level.
The Defining Issues Test (DIT) telah muncul sebagai instrumen psikometrik
yang populer dan reliabel untuk mengukur perkembangan moral sebagaimana
13

didiskripsikan oleh Kohlberg. Berdasar teori dan temuan penelitian yang ada,
perkembangan moral akan mempengaruhi keinginan auditor untuk menyetujui
tekanan pengaruh sosial yang tidak memadai yang dihasilkan dari dalam
perusahaan. Oleh karenanya, auditor pada level perkembangan moral yang lebih
rendah akan lebih rentan atas obedience dan conformity pressure dibanding
auditor pada tahap perkembangan moral yang lebih tinggi (Lord dan
DeZoort,2001)
Moral reasoning merupakan alasan moral yang dimiliki auditor untuk
bertindak dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan moral
development yaitu perkembangan moral yang dimiliki seorang auditor dalam
bertindak pada situasi tertentu.

2.5. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.5.1. Terdapat pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign off
auditor
Obedience pressure muncul dari perintah yang dibuat oleh individu yang
berada pada posisi otoritas (Brehm dan Kassin, 1990). Teori obedience menyatakan
bahwa instruksi atasan dalam suatu organisasi mempengaruhi perilaku bawahan
karena atasan memiliki otoritas. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perilaku
obedience yang tidak tepat dihasilkan dari mekanisme normatif (seperti kemampuan
superior untuk memberi reward dan punish), pada saat posisi atasan benar-benar
salah (Campbell dan Fairey, 1989).
14

Pada bagian berikutnya dideskripsikan, bagaimana ketika auditor diminta


untuk menetapkan saldo yang dapat diterima yang akan mereka setujui dari rekening
aset/aktiva yang nilai realisasinya dipertanyakan. Dalam konteks ini saldo yang
ditetapkan lebih tinggi akan berakibat pada probabilitas kesalahan material yang lebih
tinggi pada laporan keuangan dibanding saldo yang lebih rendah.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Faisal (2005) menyatakan bahwa
auditor yang berada di bawah obedience pressure akan melakukan sign off pada
higher balance untuk rekening asset yang dipertanyakan dibandingkan auditor yang
tidak dibawah obedience pressure. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Susanti (2007) dan Lord & DeZoort (2001) yang menyatakan bahwa
auditor yang berada di bawah obedience pressure akan melakukan sign off pada
higher balance untuk rekening asset yang dipertanyakan dibandingkan auditor yang
tidak dibawah obedience pressure .
Komitmen Organisasional, didefinisikan sebagai kekuatan identifikasi dan
keterlibatan individual dalam organisasi tertentu (Harrell, Chowning dan Taylor,
1986; Mowday, Steers dan Porter, 1979; Nauri dan Parker, 1998). Individual dengan
komitmen organisasional yang tinggi dikarakterkan dengan penerimaan dan
kepercayaan yang tinggi dalam nilai dan tujuan organisasi; keinginan untuk berusaha
sekuat-kuatnya demi kepentingan organisasi; dan keinginan yang kuat untuk
mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi (Mowday et al., 1979).
Dalam konteks auditing, komitmen organisasional telah menarik perhatian
banyak peneliti dan praktisi karena potensinya dalam meningkatkan kualitas audit.
15

Komitmen organisasional meningkat sebagai akibat dari proses sosialisasi yang


kompleks dari dalam organisasi/perusahaan (Fogarty, 1992) dan dapat dibedakan
berdasar dimensi sikap (affective/attitudes) dan continuance/ intentions (Meyer, Allen
dan Gellatly, 1990; Nauri dan Parker, 1998). Meski komitmen organisasional telah
digunakan dalam berbagai setting dalam literatur akuntansi, dalam penelitian ini
komitmen organisasi akan dikaitkan dengan perilaku, keinginan dan sikap auditor.
Sebagai contoh, Otley dan Pierce (1996) menemukan bahwa komitmen
organisasional secara signifikan berhubungan dengan persetujuan yang prematur,
perilaku penurunan kualitas audit, dan under-reporting of time. Untuk persetujuan
yang premature dan perilaku penurunan kualitas audit, hubungan negatif
diprediksikan antara komitmen organisasional dan perilaku disfunctional (semakin
tinggi komitmen organisasional berasosiasi dengan perilaku penurunan kualitas audit
yang lebih rendah). Dengan adanya komitmen organisasi yang tinggi tentunya akan
semakin menurunkan perilaku sign off nya.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesisnya:
H1a: terdapat pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku
sign off auditor dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating
Komitmen profesional mengacu pada kekuatan identifikasi individual dengan
profesi. Individual dengan komitmen professional yang tinggi dikarakterkan memiliki
kepercayaan dan penerimaan yang tinggi dalam tujuan profesi, keinginan untuk
berusaha sekuatnya atas nama profesi, dan keinginan yang kuat untuk
mempertahankan keanggotaannya dalam profesi (Mowday et al., 1979).
16

Secara khusus, komitmen organisasional yang tinggi seharusnya mendorong


auditor ke perilaku yang sesuai dengan kepentingan publik dan menjauh dari perilaku
yang membahayakan profesi. Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Faisal
(2005) menyatakan bahwa auditor dengan komitmen professional tinggi akan sign
off pada lower balance untuk questionable asset account dibandingkan dengan auditor
dengan komitmen asset rendah, berkaitan dengan ada atau tidak ada pengaruh
tekanan sosial. Hal ini juga didukung oleh penelitian Susanti (2007). Maka
hipotesisnya adalah:
H1b: terdapat pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign
off auditor dengan komitmen profesional sebagai variabel moderating

Sesuai dengan teori perkembangan moral atau moral development dinyatakan
bahwa ada beberapa tahapan seperti pre conventional level , conventional level dan
the post conventional level. Apabila seorang auditor berada dalam kondisi level yang
semakin tinggi tentunya akan memilih untuk tidak sign off dibandingkan dengan
auditor yang memiliki level moral development yang rendah.
Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2007). Menyatakan bahwa auditor
dengan level pengembangan moral tinggi akan sign off pada dibandingkan auditor
dengan lower level of moral development. Hal ini juga didukung oleh penelitian
Rahayu dan Faisal (2005) dan DeZoort (2001).
H1c: terdapat pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign
off auditor dengan moral development sebagai variabel moderating
17

2.5.2. Terdapat pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku sign off
auditor
Conformity mengacu pada perilaku yang dipengaruhi oleh contoh-contoh yang
diberikan oleh rekan kerja, bukan oleh instruksi dari figur otoritas. Seseorang/auditor
akan menyesuaikan diri mereka dengan situasi pengaruh normatif karena mereka
takut terhadap konsekuensi negatif atas penampilan yang menyimpang. Secara
khusus, individu cenderung bertindak dengan cara yang tidak menjadikan mereka
sebagai pusat perhatian.
Karena hierarchical power distance tidak muncul pada saat ada obedience
pressure, maka diekspektasikan bahwa conformity pressure akan mempengaruhi
kinerja auditor lebih rendah dari obedience pressure (Lord dan DeZoort, 2001).
Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2007) menyatakan bahwa Auditor
yang berada dibawah conformity pressure akan sign off pada a higher balance untuk
suatu questionable asset account dibandingkan auditor yang tidak berada dibawah
conformity pressure. Hal ini juga didukung oleh penelitian Rahayu dan Faisal (2005).
Pada penelitian ini yang dimaksudkan dengan saldo pada neraca lebih tinggi
atau higher balance adalah ketika auditor menilai terlalu tinggi saldo yang
seharusnya. Sedangkan untuk lower balance adalah kondisi dimana ketika auditor
menilai neraca terlalu rendah daripada yang seharusnya.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesisnya:
H2a: Terdapat pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku
sign off auditor dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating
18

Dengan adanya komitmen professional yang semakin tinggi tentunya akan


semakin menurunkan perilaku sign of auditor, jadi dengan demikian hipotesisnya
adalah:
H2b: Terdapat pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku
sign off auditor dengan komitmen professional sebagai variabel
moderating

Sesuai dengan teori perkembangan moral atau moral development dinyatakan
bahwa ada beberapa tahapan seperti pre conventional level , conventional level dan
the post conventional level. Apabila seorang auditor berada dalam kondisi level yang
semakin tinggi tentunya akan memilih untuk tidak sign off dibandingkan dengan
auditor yang memiliki level moral development yang rendah.
Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2007). Menyatakan bahwa auditor
dengan level pengembangan moral tinggi akan sign off pada dibandingkan auditor
dengan lower level of moral development. Hal ini juga didukung oleh penelitian
Rahayu dan Faisal (2005) dan DeZoort (2001).
Maka hipotesis yang diajukan adalah:
H2c: Terdapat pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku
sign off auditor dengan moral development sebagai variabel moderating



19

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian
Obyek penelitian yang peneliti pilih adalah para mahasiswa PPA di
Semarang. Lokasi penelitian yang peneliti pilih adalah Undip dan Unisbank.

3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu para mahasiswa PPA yang sedang kuliah
di Undip dan Unisbank Semarang.

3.2.2. Sampel
Penelitian terhadap populasi dilakukan dengan jalan yang melakukan
pengukuran terhadap sebagian dari keseluruhan populasi bagian yang diobservasi
digunakan sebagai tujuan penelitian populasi dari karakteristiknya dinamakan sampel
(Anto Dajan, 1984). Sampel yang diambil berdasarkan jumlah mahasiswa yang
bersedia mengisi kuesioner.
Penelitian ini menggunakan metode Judgement Sampling, yaitu pemilihan
sampel berdasarkan pada penilaian tertentu dari peneliti. Adapun kriterianya adalah
sebagai berikut:
20

1. Merupakan mahasiswa yang sedang kuliah PPA di Semarang (Undip dan


Unisbank). Alasannya adalah berdasarkan pada jurnal penelitian terdahulu
dan karena mereka mengambil mata kuliah profesi akuntansi yang lebih
mencerminkan perilaku dalam kondisi terkait dengan variabel penelitian
ini.
2. Bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner.
Supaya jumlahnya berimbang, maka sampel pada penelitian ini akan dibagi
menjadi dua kelompok yaitu 30 orang mahasiswa yang berada pada kondisi
obedience pressure (UNDIP) dan 30 orang auditor yang berada pada kondisi
conformity pressure (Unisbank). Pengkondisian pengisian kuesioner menggunakan
metode ekperimen dimana mahasiswa dikondisikan sebagai auditor.

3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
a. Komitmen merupakan rasa terikatnya seorang auditor pada KAP. Pada penelitian
ini diukur dengan menggunakan skala Likert dari SS (skor 5), S (skor 4), N
(skor 3), TS (skor 2), dan STS (skor 1). Semakin tinggi skor nya maka akan
semakin meningkatkan komitmennya pada organisasi. Pada penelitian ini
menggunakan komitmen organisasional dan komitmen profesional (Lord &
DeZort, 2001).
(1) Komitmen organisasional merupakan rasa keterikatan seseorang terhadap
organisasinya, tidak ingin meninggalkan KAP,nilai filosofinya sesuai dengan
KAP tempatnya bekerja,loyal pada KAP.
21

(2) Komitmen profesional merupakan rasa keterikatan seseorang terhadap


profesinya, tidak akan berpindah profesi lain,ingin profesi ini sukses.
Pertanyaan nomor 3,9,10,13 direcording untuk komitmen organisasional.
Pertanyaan nomor 3,9,10 direcording untuk komitmen professional. Komitmen
rendah jika responden cenderung menjawab STS dan TS, komitmen tinggi jika
responden cenderung menjawab S, SS. Komitmen sedang jika responden
cenderung menjawab N.
b. Conformity pressure merupakan tekanan kesesuaian yaitu auditor bertindak karena
mengikuti sikap rekan kerjanya karena takut dikucilkan. Pada penelitian ini dibagi
responden yang dikondisikan menghadapi kondisi conformity pressure
menggunakan kasus (Lord & DeZort, 2001).
c. Obedience pressure merupakan tekanan ketaatan seorang auditor terhadap para
pembuat laporan keuangan, dan perintah dari atasan. Pada penelitian ini dibagi
responden yang dikondisikan menghadapi kondisi obedience pressure dengan
diberi kasus/ kuasi ekxperiment (Lord & DeZort, 2001).
d. Moral development adalah persepsi responden terhadap pengembangan moral yang
dimilikinya. Diukur dengan skala Likert dari SS hingga STS (Lord & DeZort,
2001). Semakin tinggi skor berarti semakin tinggi moral development nya.
e. Perilaku sign off adalah perilaku auditor untuk menghentikan pekerjaannya
sebelum waktunya (Wibowo dan Muid, 2010). Diukur dengan skala Likert dari
SS hingga STS. Semakin tinggi skor berarti semakin tinggi sign off nya.

22

3.4. Sumber dan Jenis data


1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer menurut Supramono & Utami, 2003 data primer adalah data yang diperoleh
dai sumber pertama, baik dari individu atau perseorangan. Data primer adalah sumber
data penelitian yang diperoleh peneliti secara langsung tanpa perantara. Data primer
dalam penelitian ini yaitu hasil kuesioner yang diisi oleh responden secara langsung
yaitu tanggapan responden berkenaan dengan komitmen organisasi, tindakan
supervisi, budaya organisasi dan kompensasi dan kepuasan kerja. Sumber data yang
diperoleh peneliti dalam penelitian ini diperoleh dari studi lapangan untuk
memperoleh hasil penelitian secara langsung (observasi). Sumber data yang
dikumpulkan berasal dari catatan atau basis data yang sudah ada yang kemudian
dikemas dalam sebuah bentuk kuesioner.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan kuesioner secara personal. Kuesioner penelitian dikirimkan kepada
para tenaga kerja professional (Auditor) Kantor Akuntan Publik di Semarang yang
menjadi bagian dari populasi. Kuesioner tersebut menggunakan skala likert dimana
skala dengan rentang skor satu sampai lima. Penskoran dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut :
a. Sangat tidak setuju (STS), skor : 1
b. Tidak Setuju (TS), skor : 2
23

c. Ragu-ragu (R), skor : 3


d. Setuju (S), skor : 4
e. Sangat Setuju (SS), skor : 5

3.5. Alat Analisis Data
Merupakan suatu proses memperkirakan dan memperhitungkan besarnya
pengaruh antara nilai variabel yang satu terhadap variabel lainnya. Adanya analisis
data yang diperoleh dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan
masalah penelitian. Netode analisis data dengan menggunakan teknik-teknik
perhitungan statistik data melalui seperangkat SPSS diisi secara terhadap data yang
berbentuk angka sehingga data yang diperoleh dapat kualitatif melalui :
1. Uji Kelayakan Data
a. Uji Validitas
Validitas menunjukkan efektivitas sebuah alat pengukur dalam
mengukur obyek yang diukur. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
kemampuan alat ukur (kuesioner). Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang
diukur oleh kuesioner tersebut. Uji Validitas ini menggunakan tarif
signifikansi (

) = 5%
Rumus yang digunakan menurut Karl Pearson:
24

( ) ( )
( )( ) { }




=
2 2 2 2
) ( ) (
.
Y Y N X X N
Y X XY N
r

Dimana:
r= Angka korelasi
N= Jumlah responden

X
= Jumlah skor butir

2
X
= Jumlah skor butir kuadrat

Y
= Jumlah skor total

2
Y
= Jumlah kuadran skor total keseluruhan nilai butir soal

XY
= Hasil perkalian antara skor butir soal dengan jumlah skor total
Kriteria penilaian uji validitas:
Jika r hitung > r table, dapat dikatakan kuesioner itu valid
Jika r hitung < r table, dapat dikatakan kuesioner itu tidak valid
b. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. (Ghozali, 2005: 41 dalam Herdani, 2009).
Uji reliabilitas menunjuk pada pengertian tingkat kepercayaan, kemantapan,
kehandalan, ketepatan dan stabilitas terhadap hasil suatu alat ukur ( Arikunto
1998 : 170).
Rumus untuk menghitung reliabilitas:
25


r k
r k
) 1 ( 1 +

=

Dimana :

= Koefisien realibilitas alpha


k = Jumlah item
r = rata-rata korelasi antar item
Kriteria uji reliabilitas:
Apabila nilai alpha > 0,5 atau 50% maka dapat dikatakan bahwa instrument
tersebut tidak reliable. Untuk memudahkan menghitung reliabilitas, menggunakan
program SPSS.

3.6.ALAT UJI (ALAT ANALISIS DATA)
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependent, variabel independent, atau keduanya berdistribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Model regresi dikatakan normal atau mendekati normal apabila data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal dari grafik Normal P-P Plot of
Regression Standardized Residual (Santoso, 2001). Normal atau tidaknya data juga
dapat dilihat dari kurva histogram kenormalan, bila membentuk suatu garis lonceng
maka dapat dikatakan bahwa data tersebut normal.
26

b. Uji Heterokedastisitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variabel dari residual pengamatan yang lain tetap, maka disebut dengan
homoskedastisitas, jika berbeda maka dapat disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah model regresi yang mengalami homokedastisitas.
Jadi, Heteroskedastisitas merupakan suatu kondisi dimana dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke
pengamatan lain. Untuk mendeteksi kehadiran situasi heteroskedastisitas antara lain
dengan menggunakan uji Park yang langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
pertama melakukan regresi OLS dengan tidak memandang persoalan
heteroskedastisitas, selanjutnya residual yang diperoleh dari regresi tersebut,
diregresi dengan masing-masing variabel bebas (Xi). Kemudian melakukan uji t ; jika
nilai thitung melebihi nilai ttabel (df = n 2), maka terjadi gejala heteroskedastisitas,
sedangkan sebaliknya tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Deteksi adanya
heteroskedastisitas dapat dilihat juga melalui scaterplot dengan kriteria bahwa jika
ada pola tertentu dari titik-titik point maka dideteksi telah terjadi gejala
heteroskedastisitas.Atau dapat dikatakan ukuran yang digunakan untuk menguji non
heterokedastisitas adalah dengan melihat nilai Sig t-nya. Jika semua variabel
independen signifikan secara statistik,, maka model regresi tersebut terdapat
27

heterokedastisitas. (Algifari, 1997). Jadi bila semua variabel Sig t

, maka
persamaan regresi tersebut terjadi heterokedastisitas, dan sebaliknya.
c. Uji Multikolinearitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang
baik adalah tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Jika variabel bebas saling
berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Ortogonal adalah variabel
bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol..
Jadi, Multicollinearitas adalah situasi adanya korelasi antara variabel bebas yang
satu dengan variabel bebas lainnya. Pedoman suatu model regresi yang bebas
multicollinearitas dapat diketahui dengan melalui besaran VIF (Variance Inflation
Factor) di bawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,1.
2. Uji Model Fit
Model fit dilakukan dengan uji F, dengan kriteria:
a. Jika nilai signifikansi F < 0,05 maka model dikatakan fit.
b. Jika nilai signifikansi F > 0,05 maka model dikatakan tidak fit.

3. Uji Adjusted R
2

Pengujian untuk Adjusted R
2
dilakukan untuk mengetahui kemampuan
menjelaskan variabel X terhadap variabel Y. Jadi semakin besar nilainya berarti
pengaruhnya semakin besar dan sebaliknya.
28

4. Uji Regresi
Penelitian ini menggunakan uji regresi dengan variabel moderating,
persamaannya adalah:
Hipotesis 1a-H1c: (Obedience)
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X1.X4 + b6X2.X4 + b7X3.X4 + e
Dimana:
Y = Sign off
a = konstanta
b1-b7 = koefisien regresi
X1 = obedience pressure
X2 = komitmen organisasional
X3 = komitmen profesional
X4 = moral development
X1.X2 = interaksi obedience pressure dengan komitmen organisasional
X1.X3 = interaksi obedience pressure dengan komitmen profesional
X1.X4 = interaksi obedience pressure dengan moral development
e = error

Hipotesis 2a-H2c: (Conformity)
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X1.X4 + b6X2.X4 + b7X3.X4 + e
Dimana:
Y = Sign off
29

a = konstanta
b1-b7 = koefisien regresi
X1 = conformity pressure
X2 = komitmen organisasional
X3 = komitmen profesional
X4 = moral development
X1.X2 = interaksi conformity pressure dengan komitmen organisasional
X1.X3 = interaksi conformity pressure dengan komitmen profesional
X1.X4 = interaksi conformity pressure dengan moral development
e = error

5. Uji Hipotesis
Uji t
Uji t ini digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel
bebas terhadap variabel terikat. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai
berikut :
1). Merumuskan Hipotesis
H
0
:
1

= 0, artinya bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel


independent (Xi) terhadap variabel dependent (Y).
H
a
:
1


0, artinya bahwa ada pengaruh yang signifikan dari variabel independent
(Xi) terhadap variabel dependent (Y).
30

2). Menentukan tingkat signifikasi / nilai Kritis (

)
Untuk menentukan taraf signifikasi adalah sebesar 5%.
3). Melakukan pengujian hipotesis:
- Apabila nilai signifikansi t < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
- Apabila nilai signifikansi t > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima.

















31

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Responden
Respondan dalam penelitian ini adalah mahasiswa PPAk di Universitas di
Semarang yaitu UNDIP dan UNISBANK. Berdasarkan pada hasil penyebaran
kuesioner di 2 universitas adalah sejumlah 70 orang. Sedangkan mahasiswa yang
bersedia mengisi kuesioner berjumlah 65 orang.
Berdasarkan pada tabel 4.1. diketahui bahwa kuesioner yang disebar 70
kuesioner, kemudian yang kembali 65, tetapi ada 5 kuesioner yang tidak terisi dengan
lengkap, sehingga kuesioner yang kembali dan dapat diolah 60.
Tabel 4.1 Jumlah Responden Dalam Penelitian
No Nama Universitas Disebar Kembali Dapat
diolah
1 UNDIP 35 33 30
2 UNISBANK 35 32 30
TOTAL: 70 65 60
Sumber: Data Primer yang Diolah (2012)
Untuk memperoleh gambaran mengenai responden, maka peneliti melakukan
pengelompokkan responden berdasarkan : Jis kelamin dan usia. Deskripsi lebih lanjut
mengenai karateristik responden dapat dilihat pada tabel berikut :


32

4.1.1 Deskriptif umur Responden


Tabel 4.2 Deskriptif Umur (Obedience Pressure)


Sumber : Data primer diolah, 2012
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh hasil bahwa dari 30 responden dalam kondisi
obedience pressure, sebagian besar yaitu 22 responden berumur antara 20-30 tahun.
Kemudian ada 6 orang yang berumur antara 31-40 tahun serta sisanya ada 2 orang
yang berusia antara 41-50 tahun.
Tabel 4.3 Deskriptif Umur (Conformity Pressure)


Sumber : Data primer diolah, 2012
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh hasil bahwa dari 30 responden dalam kondisi
conformity pressure, sebagian besar yaitu 29 responden berumur antara 20-30 tahun
kemudian sisanya 1 orang yang berumur antara 31-40 tahun.

Umur
22 73,3 73,3 73,3
6 20,0 20,0 93,3
2 6,7 6,7 100,0
30 100,0 100,0
20-30 th
31-40 th
41-50 th
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Umur
29 96,7 96,7 96,7
1 3,3 3,3 100,0
30 100,0 100,0
20-30 th
31-40 th
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
33

4.1.2 Deskriptif Jenis Kelamin Responden


Tabel 4.4 Deskriptif Jenis Kelamin Obedience Pressure

Sumber : Data primer diolah, 2012
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh hasil bahwa dari 30 responden dalam kondisi
obedience pressure, 12 diantaranya berjenis kelamin laki-laki, sementara 18
responden berjenis kelamin perempuan.

Tabel 4.5 Deskriptif Jenis Kelamin Conformity Pressure

Sumber : Data primer diolah, 2012
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh hasil bahwa dari 30 responden dalam kondisi
conformity pressure, 21 diantaranya berjenis kelamin perempuan, sementara sisanya
yaitu 9 responden berjenis kelamin laki-laki.



Jenis_kelamin
12 40,0 40,0 40,0
18 60,0 60,0 100,0
30 100,0 100,0
Laki-laki
Perempuan
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Jenis_kelamin
9 30,0 30,0 30,0
21 70,0 70,0 100,0
30 100,0 100,0
Laki-laki
Perempuan
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
34

4.1.3 Crosstab
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Usia dan Jenis Kelamin

Sumber : Data primer diolah, 2012
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa sebagian besar responden pada
penelitian ini berjenis kelamin perempuan dengan umur 20-30 tahun yaitu ada 35
orang atau 58,3%.

4.2. Hasil Pengujian Validitas
Pengujian validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur yang dapat
digunakan untuk mengukur apa yang ingin diukur. Untuk pengujian validitas
dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Pengujian pertama
untuk uji validitas dilakukan untuk menguji variabel komitmen organisasional:



Umur * Jenis_kelamin Crosstabulation
16 35 51
26.7% 58.3% 85.0%
3 4 7
5.0% 6.7% 11.7%
2 0 2
3.3% .0% 3.3%
21 39 60
35.0% 65.0% 100.0%
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
20-30 th
31-40 th
41-50 th
Umur
Total
Laki-laki Perempuan
J enis_kelamin
Total
35

Tabel 4.7. Hasil Pengujian Validitas Komitmen Organisasional


Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,280 0,254 Valid
2 0,397 0,254 Valid
3 0,415 0,254 Valid
4 0,481 0,254 Valid
5 0,389 0,254 Valid
6 0,296 0,254 Valid
7 0,555 0,254 Valid
8 0,330 0,254 Valid
9 0,255 0,254 Valid
10 0,258 0,254 Valid
11 0,268 0,254 Valid
12 0,437 0,254 Valid
13 0,504 0,254 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
Dilihat dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel sehingga
semua item pertanyaan untuk variabel komitmen organisasional ini dapat dikatakan
valid. Kemudian berikutnya adalah hasil pengujian validitas untuk variabel komitmen
profesional:
Tabel 4.8. Hasil Pengujian Validitas Komitmen Profesional
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,511 0,254 Valid
2 0,544 0,254 Valid
3 0,314 0,254 Valid
4 0,309 0,254 Valid
5 0,263 0,254 Valid
6 0,615 0,254 Valid
7 0,308 0,254 Valid
8 0,625 0,254 Valid
9 0,295 0,254 Valid
10 0,275 0,254 Valid
11 0,385 0,254 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
36

Dilihat dari tabel 4.8. tersebut diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel
sehingga semua item pertanyaan untuk variabel komitmen profesional adalah valid.
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Validitas Moral Development
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,379 0,254 Valid
2 0,319 0,254 Valid
3 0,452 0,254 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
Dilihat dari tabel di atas diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel sehingga
semua item pertanyaan untuk variabel moral development adalah valid.
Tabel 4.10. Hasil Pengujian Validitas Kasus Obedience dan Conformity
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,453 0,254 Valid
2 0,526 0,254 Valid
3 0,372 0,254 Valid
4 0,633 0,254 Valid
5 0,371 0,254 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
Dilihat dari tabel di atas diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel sehingga
semua item pertanyaan untuk variabel kasus obedience dan conformity adalah valid.
Tabel 4.11. Hasil Pengujian Validitas Sign Off
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,640 0,254 Valid
2 0,604 0,254 Valid
3 0,493 0,254 Valid
4 0,776 0,254 Valid
5 0,578 0,254 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
37

Dilihat dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel sehingga
semua item pertanyaan untuk variabel sign off adalah valid.

4.3. Hasil Pengujian Reliabilitas
Untuk pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah hasil dari
kuesioner ini dapat dipercaya atau reliabel. Berikut ini adalah hasilnya:
Tabel 4.12. Hasil Pengujian Reliabilitas Penelitian
Pertanyaan Alpha Cronbach Keterangan
Komitmen
organisasional
0,673 Reliabel
Komitmen profesional 0,658 Reliabel
Moral development 0,643 Reliabel
Kasus obedience dan
conformity
0,605 Reliabel
Sign off 0,819 Reliabel
Sumber: Data Primer yang Diolah
Dilihat dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa untuk masing masing
variabel pada penelitian ini memiliki nilai yang lebih besar daripada 0,6 sehingga
dikatakan reliabel.






38

4.4. Analisis Statistik Deskriptif


Tabel 4.13. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Obedience

No.

Variabel
Kisaran
Teoritis
Kisaran
Aktual
Rata
Rata
(Mean)
Range Kategori Jawaban
Kategori
Rendah Sedang Tinggi
1. Obedience 5-25 7-24 17,9667 5-11,66 11,67-18,32 18,33-25
Sedang
2. Sign off 5-25 7-23 15,7333 5-11,66 11,67-18,32 18,33-25
Sedang
3. Komitmen
organisasional
13-65 32-56 45,6000 13-30,33 30,34-47,63 47,64-65
Sedang
4. Komitmen
professional
11-55 25-47 39,1333 11-25,66 25,67-40,32 40,33-55
Sedang
5. Moral
development
3-15 4-14 10,7333 3-7 7,01-11 11,01-15
Sedang
Sumber : Data primer diolah, 2012
Setelah melihat skor-skor pada tabel di atas, maka akan dibuat kategorisasi
sampel penelitian untuk masing-masing variabel penelitian yang didapatlan dari hasil
penelitian. Tujuan kategorisasi adalah untuk menenpatkan individu ke dalam
kelompok-kelompok secara terpisah. Dalam penelitian ini akan dibuat tiga
kategorisasi yang penetapannya berdasarkan tabel 4.11 dengan memperhitungkan
rentangan angka-angka minimal dan maksimal toeritis. Adapun hasilnya dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Skor rata-rata jawaban responden dari variabel Obedience adalah sebesar
17,9667 dan termasuk katagori sedang. Artinya responden pada penelitian
ini terkadang menghadapi kondisi obedience pressure. Jadi responden
akan melakukan sign off jika berada dalam kondisi yang sangat tertekan,
terkadang menyerah menghadapi masalah.
39

2. Skor rata-rata jawaban responden dari variabel Sign Off adalah sebesar
15,7333 dan termasuk kategori sedang. Artinya responden pada penelitian
ini terkadang menginginkan untuk sign off. Jadi terkadang ingin
menghentikan pekerjaan sebelum selesai, terkadang kurang optimal
dalam menggunakan pertimbangan sistem pengendalian intern dalam
bekerja sehingga ingin menghentikan pekerjaan sebelum selesai.
3. Skor rata-rata jawaban responden dari variabel Komitmen organisasional
adalah sebesar 45,6000 dan termasuk kategori sedang. Artinya responden
pada penelitian ini merasa terikat pada organisasi dan memiliki rasa loyal
pada organisasi, tetapi dalam kondisi tertekan dapat mengurangi rasa
terikat dan loyal tersebut. Jadi terkadang juga ingin menetap lama pada
organisasi tetapi terkadang tidak, jika ada masalah dengan KAP juga
cukup peduli.
4. Skor rata-rata jawaban responden dari variabel Komitmen professional
adalah sebesar 39,1333 dan termasuk kategori sedang. Artinya responden
pada penelitian ini merasa terikat pada profesi auditor dan loyal pada
profesi ini, tetapi dalam kondisi tertekan dapat mengurangi loyalitas pada
profesi auditor meskipun profesi tersebut menjanjikan.
5. Skor rata-rata jawaban responden dari variabel moral development adalah
sebesar 10,7333 dan termasuk kategori sedang. Artinya responden pada
penelitian ini memiliki pengembangan moral yang baik tetapi dalam
menghadapi situasi dilema etis, menurunkan pengembangan moralnya.
40


Tabel 4.14 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Conformity

No.

Variabel
Kisaran
Teoritis
Kisaran
Aktual
Rata
Rata
(Mean)
Range Kategori Jawaban
Kategori
Rendah Sedang Tinggi
1. Conformity 5-25 15-21 17,7333 5-11,66 11,67-18,32 18,33-25
Sedang
2. Sign off 5-25 10-22 16,7000 5-11,66 11,67-18,32 18,33-25
Sedang
3. Komitmen
organisasional
13-65 36-54 44,4000 13-30,33 30,34-47,63 47,64-65
Sedang
4. Komitmen
professional
11-55 35-50 39,4000 11-25,66 25,67-40,32 40,33-55
Sedang
5. Moral
development
3-15 7-14 11,3333 3-7 7,01-11 11,01-15
Tinggi
Sumber : Data primer diolah, 2012

Setelah melihat skor-skor pada tabel tersebut, maka akan dibuat kategorisasi
sampel penelitian untuk masing-masing variabel penelitian yang didapatlan dari hasil
penelitian. Tujuan kategorisasi adalah untuk menenpatkan individu ke dalam
kelompok-kelompok secara terpisah. Dalam penelitian ini akan dibuat tiga
kategorisasi yang penetapannya berdasarkan tabel 4.12 dengan memperhitungkan
rentangan angka-angka minimal dan maksimal toeritis. Adapun hasilnya dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Skor rata-rata jawaban responden dari variabel conformity adalah sebesar
17,7333 dan termasuk kategori sedang. Artinya responden pada penelitian
ini terkadang menghadapi kondisi conformity pressure. Jadi responden
akan melakukan sign off jika berada dalam kondisi yang sangat tertekan,
terkadang menyerah menghadapi masalah.
41

2. Skor rata-rata jawaban responden dari variabel Sign Off adalah sebesar
16,7000 dan termasuk kategori sedang. Artinya responden pada penelitian
ini terkadang menginginkan untuk sign off. Jadi terkadang ingin
menghentikan pekerjaan sebelum selesai, terkadang kurang optimal
dalam menggunakan pertimbangan sistem pengendalian intern dalam
bekerja sehingga ingin menghentikan pekerjaan sebelum selesai.
3. Skor rata-rata jawaban responden dari variabel Komitmen organisasional
adalah sebesar 44,4000 dan termasuk kategori sedang. Artinya responden
pada penelitian ini merasa terikat pada organisasi dan memiliki rasa loyal
pada organisasi, tetapi dalam kondisi tertekan dapat mengurangi rasa
terikat dan loyal tersebut. Jadi terkadang juga ingin menetap lama pada
organisasi tetapi terkadang tidak, jika ada masalah dengan KAP juga
cukup peduli.
4. Skor rata-rata jawaban responden dari variabel Komitmen professional
adalah sebesar 39,4000 dan termasuk kategori sedang. Artinya responden
pada penelitian ini merasa terikat pada profesi auditor dan loyal pada
profesi ini, tetapi dalam kondisi tertekan dapat mengurangi loyalitas pada
profesi auditor meskipun profesi tersebut menjanjikan.
5. Skor rata-rata jawaban responden dari variabel moral development adalah
sebesar 11,3333 dan termasuk kategori tinggi. Artinya responden pada

42

penelitian ini memiliki pengembangan moral yang baik tetapi dalam


menghadapi situasi dilema etis, menurunkan pengembangan moralnya.


4.5. Hipotesis 1a-1c
4.5.1. Hasil Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier di
antara variabel - variabel bebas dalam model regresi. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel - variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol. Adanya tidaknya multikolinearitas juga dapat dilihat
dari hasil perhitungan nilai Tolerance (TOL) dan Varian Inflation Factor (VIF). Hasil
pengujiannya adalah sebagai berikut:







43

Tabel 4.15. Hasil Pengujian Multikolinearitas Awal



Berdasarkan pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa ternyata untuk nilai
VIF diatas 10 dan Tolerance dibawah 0.1 sehingga terjadi multikolinearitas sehingga
dilakukan pengobatan dengan menghilangkan variabel independen dengan nilai
tertinggi selain moderating yaitu moral development (Ghozali, 2006). Kemudian
dilakukan pengujian ulang demikian seterusnya dengan hasil akhir:
Tabel 4.16. Hasil Pengujian Multikolinearitas Akhir

Karena nilai Tolerance untuk masing-masing variabel telah lebih besar
daripada 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 maka menunjukkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas.
Coefficients
a
-7.183 46.996 -.153 .880
1.601 2.339 1.188 .684 .501 .007 134.181
2.010 1.899 2.851 1.058 .301 .003 323.070
-4.162 1.614 -5.297 -2.579 .017 .005 187.825
8.276 5.115 4.528 1.618 .120 .003 348.751
-.138 .102 -6.442 -1.353 .190 .001 1009.494
.250 .093 10.902 2.685 .014 .001 733.886
-.445 .283 -6.317 -1.572 .130 .001 719.015
(Constant)
Obedience
Kom_org
Kom_prof
Moral_dev
OB.Kom_org
OB.Kom_prof
OB.Moral
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Sign_Off
a.
Coefficients
a
16.300 3.382 4.820 .000
-.023 .011 -1.086 -2.092 .046 .110 9.090
.016 .012 .719 1.359 .186 .115 8.694
.037 .032 .519 1.127 .270 .152 6.582
(Constant)
OB.Kom_org
OB.Kom_prof
OB.Moral
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Sign_Off
a.
44

2. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau resiodual dari
model yang diamati memiliki varian yang konstan dari satu observasi ke observasi
lainnya. Artinya setiap observasi memiliki rentabilitas yang berbeda akibat perubahan
kondisi yang melatarbelakangi tidak terangkum dalam spesifikasi model.
Heteroskedastisitas lebih sering muncul pada data cross section dibandingkan pada
data time series. Ada tidaknya heteroskedastisitas ini dapat diuji dengan metode
Glejser. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.17. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Sumber: Data Primer yang Diolah
Karena nilai signifikansi untuk masing-masing variabel telah lebih besar
daripada 0,05 maka dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi, variabel bebas
dan variabel terikat keduanya berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai Kolmogrov-
Coefficients
a
3.555 1.890 1.881 .071
.005 .006 .408 .705 .487
-.004 .007 -.350 -.618 .542
-.007 .018 -.197 -.399 .693
(Constant)
OB.Kom_org
OB.Kom_prof
OB.Moral
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: ABS_RES
a.
45

Smirnov lebih besar dari = 0.05, maka data dikatakan normal. Berikut ini adalah
hasilnya:
Tabel 4.18. Hasil Pengujian Normalitas

Sumber: Data Primer yang Diolah
Karena nilai Asymp. Sig. sebesar 0,907 > 0,05 maka data pada penelitian ini
dikatakan normal.

4.5.2. Uji Fit Model
Tabel 4.19. Uji Fit Model

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
30
.0000000
3.69674160
.103
.083
-.103
.565
.907
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parameters
a,b
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Residual
Test distribution is Normal.
a.
Calculated from data.
b.
ANOVA
b
76.623 4 19.156 3.220 .049
a
215.677 25 8.627
292.300 29
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Con.Moral, Conformity, Con.Kom_org, Con.Kom_prof
a.
Dependent Variable: Sign_Off
b.
46

Berdasarkan pada tabel tersebut diperoleh nilai Sig. F sebesar 0,049 < 0,05
sehingga dikatakan model fit. Artinya variabel independen dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen.

4.5.3. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.20. Uji Koefisien Determinasi

Sumber: Data Primer yang Diolah

Berdasarkan pada tabel tersebut diperoleh koefisien determinasi (adjusted R
Square) sebesar 0,144. Artinya variabel independen mempengaruhi dependen sebesar
14,4% dan sisanya sebesar 85,6% dipengaruhi oleh variabel lain.

4.5.4. Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisis
regresi berganda dengan variabel moderating, dan hasilnya adalah sebagai berikut:


Model Summary
b
.512
a
.262 .144 2.93719
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Con.Moral, Conformity, Con.
Kom_org, Con.Kom_prof
a.
Dependent Variable: Sign_Off
b.
47

Tabel 4.21. Analisis Regresi Hipotesis 1a-1c (Uji t)


Sumber: Data Primer yang Diolah

1. Pengujian Hipotesis 1a
Untuk menjawab perumusan masalah yaitu apakah terdapat pengaruh kondisi
obedience pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan komitmen organisasi
sebagai variabel moderating dilakukan dengan melihat pada signifikansi pengujian (t-
sig.) sebesar 0,046 yang nilainya < 0,05. Artinya H
1a
diterima jadi terdapat pengaruh
kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan komitmen
organisasi sebagai variabel moderating.

2. Pengujian Hipotesis 1b
Untuk menjawab perumusan masalah yaitu apakah terdapat pengaruh kondisi
obedience pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan komitmen profesional
sebagai variabel moderating dilakukan dengan melihat pada signifikansi pengujian (t-
sig.) sebesar 0,186 yang nilainya > 0,05. Artinya H
1b
ditolak jadi tidak terdapat
Coefficients
a
16.300 3.382 4.820 .000
-.023 .011 -1.086 -2.092 .046 .110 9.09
.016 .012 .719 1.359 .186 .115 8.69
.037 .032 .519 1.127 .270 .152 6.58
(Constant)
OB.Kom_org
OB.Kom_prof
OB.Moral
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Sign_Off
a.
48

pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan
komitmen profesional sebagai variabel moderating.

3. Pengujian Hipotesis 1c
Untuk menjawab perumusan masalah yaitu apakah terdapat pengaruh kondisi
obedience pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan moral development
sebagai variabel moderating dilakukan dengan melihat pada signifikansi pengujian (t-
sig.) sebesar 0,270 yang nilainya > 0,05. Artinya H
1c
ditolak jadi tidak terdapat
pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan moral
development sebagai variabel moderating.

4.5. Hipotesis 2a-2c
4.5.1. Hasil Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier di
antara variabel - variabel bebas dalam model regresi. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel - variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol. Adanya tidaknya multikolinearitas juga dapat dilihat
dari hasil perhitungan nilai Tolerance (TOL) dan Varian Inflation Factor (VIF). Hasil
pengujiannya adalah sebagai berikut:
49

Tabel 4.22. Hasil Pengujian Multikolinearitas Awal



Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa ternyata untuk nilai VIF
diatas 10 dan Tolerance dibawah 0.1 sehingga terjadi multikolinearitas sehingga
dilakukan pengobatan dengan menghilangkan variabel independen dengan nilai
tertinggi selain moderating yaitu komitmen profesional (Ghozali, 2006). Kemudian
dilakukan pengujian ulang demikian seterusnya dengan hasil akhir:
Tabel 4.23. Hasil Pengujian Multikolinearitas Akhir

Sumber: Data Primer yang Diolah
Coefficients
a
125.866 100.213 1.256 .222
-5.384 5.695 -2.884 -.945 .355 .003 348.796
-2.550 1.503 -4.273 -1.696 .104 .004 237.969
-4.739 3.239 -4.800 -1.463 .158 .002 403.285
15.998 7.331 6.919 2.182 .040 .003 376.682
.139 .088 5.527 1.585 .127 .002 455.764
.262 .184 6.827 1.422 .169 .001 863.589
-.933 .410 -9.155 -2.277 .033 .002 605.875
(Constant)
Conformity
Kom_org
Kom_prof
Moral_dev
Con.Kom_org
Con.Kom_prof
Con.Moral
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Sign_Off
a.
Coefficients
a
9.001 5.826 1.545 .135
1.248 .499 .669 2.500 .019 .413 2.423
-.009 .003 -.350 -3.230 .005 .364 2.749
3.92E-005 .012 .001 .003 .997 .328 3.052
-.037 .016 -.366 -2.270 .032 .471 2.125
(Constant)
Conformity
Con.Kom_org
Con.Kom_prof
Con.Moral
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Sign_Off
a.
50

Karena nilai Tolerance untuk masing-masing variabel telah lebih besar


daripada 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 maka menunjukkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas.

2. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau resiodual dari
model yang diamati memiliki varian yang konstan dari satu observasi ke observasi
lainnya. Artinya setiap observasi memiliki rentabilitas yang berbeda akibat perubahan
kondisi yang melatarbelakangi tidak terangkum dalam spesifikasi model.
Heteroskedastisitas lebih sering muncul pada data cross section dibandingkan pada
data time series. Ada tidaknya heteroskedastisitas ini dapat diuji dengan metode
Glejser. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.24. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Sumber: Data Primer yang Diolah
Coefficients
a
-1.984 2.666 -.744 .464
.378 .228 .463 1.653 .111
.003 .003 .291 .975 .339
-.007 .005 -.437 -1.391 .177
.001 .012 .014 .053 .958
(Constant)
Conformity
Con.Kom_org
Con.Kom_prof
Con.Moral
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: ABS_RES
a.
51

Karena nilai signifikansi untuk masing-masing variabel telah lebih besar


daripada 0,05 maka dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi, variabel bebas
dan variabel terikat keduanya berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai Kolmogrov-
Smirnov lebih besar dari = 0.05, maka data dikatakan normal. Berikut ini adalah
hasilnya:
Tabel 4.25. Hasil Pengujian Normalitas

Sumber: Data Primer yang Diolah

Karena nilai Asymp. Sig. sebesar 0,621 > 0,05 maka data pada penelitian ini
dikatakan normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
30
.0000000
2.72711123
.138
.138
-.101
.754
.621
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parameters
a,b
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Residual
Test distribution is Normal.
a.
Calculated from data.
b.
52

4.5.2. Hasil Uji Model Fit


Tabel 4.26. Uji Fit Model

Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan pada tabel tersebut diperoleh nilai Sig. F sebesar 0,038 < 0,05
sehingga dikatakan model fit. Artinya variabel independen dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen.

4.5.3. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.27. Uji Koefisien Determinasi

Sumber: Data Primer yang Diolah

ANOVA
b
77.556 3 25.852 3.696 .038
a
396.311 26 15.243
473.867 29
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), OB.Moral, OB.Kom_prof, OB.Kom_org
a.
Dependent Variable: Sign_Off
b.
Model Summary
b
.405
a
.164 .067 3.90419
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), OB.Moral, OB.Kom_prof, OB.
Kom_org
a.
Dependent Variable: Sign_Off
b.
53

Berdasarkan pada tabel tersebut diperoleh koefisien determinasi (adjusted R


Square) sebesar 0,067. Artinya variabel independen mempengaruhi dependen sebesar
6,7% dan sisanya sebesar 93,3% dipengaruhi oleh variabel lain.

4.5.3. Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisis
regresi berganda dengan variabel moderating, dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.28. Analisis Regresi Hipotesis 2a-2c (Uji t)
Sumber: Data Primer yang Diolah

1. Pengujian Hipotesis 2a
Untuk menjawab perumusan masalah yaitu apakah terdapat pengaruh kondisi
conformity pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan komitmen organisasi
sebagai variabel moderating dilakukan dengan melihat pada signifikansi pengujian (t-
sig.) sebesar 0,005 yang nilainya < 0,05. Artinya H
2a
diterima jadi terdapat pengaruh
Coefficients
a
9.001 5.826 1.545 .135
1.248 .499 .669 2.500 .019 .413 2.4
-.009 .003 -.350 -3.230 .005 .364 2.7
3.92E-005 .012 .001 .003 .997 .328 3.0
-.037 .016 -.366 -2.270 .032 .471 2.1
(Constant)
Conformity
Con.Kom_org
Con.Kom_prof
Con.Moral
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistic
Dependent Variable: Sign_Off
a.
54

kondisi conformity pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan komitmen
organisasi sebagai variabel moderating.

2. Pengujian Hipotesis 2b
Untuk menjawab perumusan masalah yaitu apakah terdapat pengaruh kondisi
conformity pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan komitmen profesional
sebagai variabel moderating dilakukan dengan melihat pada signifikansi pengujian (t-
sig.) sebesar 0,997 yang nilainya > 0,05. Artinya H
2b
ditolak jadi tidak terdapat
pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan
komitmen profesional sebagai variabel moderating.

3. Pengujian Hipotesis 2c
Untuk menjawab perumusan masalah yaitu apakah terdapat pengaruh kondisi
conformity pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan moral development
sebagai variabel moderating dilakukan dengan melihat pada signifikansi pengujian (t-
sig.) sebesar 0,032 yang nilainya < 0,05. Artinya H
2c
diterima jadi terdapat pengaruh
kondisi conformity pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan moral
development sebagai variabel moderating.




55

4.6. Pembahasan
4.6.1. Pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign off auditor
dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating
Teori obedience menyatakan bahwa instruksi atasan dalam suatu organisasi
mempengaruhi perilaku bawahan karena atasan memiliki otoritas. Individual dengan
komitmen organisasional yang tinggi dikarakterkan dengan penerimaan dan
kepercayaan yang tinggi dalam nilai dan tujuan organisasi; keinginan untuk berusaha
sekuat-kuatnya demi kepentingan organisasi; dan keinginan yang kuat untuk
mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi (Mowday et al., 1979).
Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis H1a diperoleh nilai signifikansi
pengujian (t-sig.) sebesar 0,046 yang nilainya < 0,05. Artinya H
1a
diterima jadi
terdapat pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign off auditor
dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating. Obedience pressure
muncul dari perintah yang dibuat oleh individu yang berada pada posisi otoritas
(Brehm dan Kassin, 1990). Dilihat dari nilai statistik deskriptif termasuk dalam
kategori sedang artinya responden pada penelitian ini terkadang menghadapi kondisi
obedience pressure. Jadi responden yang mengalami obedience pressure berarti
mengalami tekanan ketaatan seorang auditor terhadap para pembuat laporan
keuangan, dan perintah dari atasan sehingga akan membuatknya melakukan sign off
jika berada dalam kondisi yang sangat tertekan, terkadang menyerah menghadapi
masalah. Jadi semakin dalam kondisi obedience pressure maka dengan adanya
komitmen organisasi yang semakin tinggi akan menurunkan perilaku sign off auditor.
56

Hasil pengujian berhasil membuktikan bahwa terdapat pengaruh kondisi


obedience pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan komitmen organisasi
sebagai variabel moderating. Jadi semakin tinggi kondisi obedience pressure yang
dialami responden maka dengan komitmen organisasi yang rendah akan
meningkatkan sign off. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Rahayu dan Faisal
(2005), Susanti (2007) dan Lord & DeZoort (2001).

4.6.2. Pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign off auditor
dengan komitmen profesional sebagai variabel moderating
Komitmen profesional mengacu pada kekuatan identifikasi individual dengan
profesi. Individual dengan komitmen professional yang tinggi dikarakterkan memiliki
kepercayaan dan penerimaan yang tinggi dalam tujuan profesi, keinginan untuk
berusaha sekuatnya atas nama profesi, dan keinginan yang kuat untuk
mempertahankan keanggotaannya dalam profesi (Mowday et al., 1979). Komitmen
profesional mengacu pada kekuatan identifikasi individual dengan profesi. Individual
dengan komitmen professional yang tinggi dikarakterkan memiliki kepercayaan dan
penerimaan yang tinggi dalam tujuan profesi, keinginan untuk berusaha sekuatnya
atas nama profesi, dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya
dalam profesi (Mowday et al., 1979).
Untuk hasil pengujian hipotesis kedua hasilnya adalah nilai signifikansi
pengujian (t-sig.) sebesar 0,186 yang nilainya > 0,05. Artinya H
1b
ditolak jadi tidak
terdapat pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign off auditor
57

dengan komitmen profesional sebagai variabel moderating. Hal ini disebabkan karena
dilihat dari statistik deskriptif yang termasuk dalam kategori sedang, artinya
responden pada penelitian ini merasa terikat dan loyal pada profesi ini, tetapi dalam
kondisi tertekan akan mengurangi loyalitas tersebut. Jadi meskipun dalam kondisi
obedience pressure, dengan memiliki komitmen professional yang sedangmaka tidak
mempengaruhi perilaku sign off pada auditor karena auditor sangat senang memilih
profesi ini untuk bekerja, auditor memiliki loyalitas besar pada profesi ini dan profesi
ini benar benar menginspirasi auditor untuk melakukan kinerja yang terbaik.
Sehingga dengan demikian dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh antara obedience
pressure terhadap sign off dengan komitmen professional sebagai variable
moderating dan hipotesis ditolak.
Sehingga dapat dikatakan tidak ada pengaruh antara kondisi obedience
pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan komitmen profesional sebagai
variabel moderating. Jadi semakin tinggi kondisi obedience pressure yang dialami
responden maka dengan komitmen profesional yang rendah tidak mempengaruhi sign
off. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Susanti (2007) tetapi mendukung
Rahayu dan Faisal (2005).

4.6.3. Pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign off auditor
dengan moral development sebagai variabel moderating
Sesuai dengan teori perkembangan moral atau moral development dinyatakan
bahwa ada beberapa tahapan seperti pre conventional level , conventional level dan
58

the post conventional level. Apabila seorang auditor berada dalam kondisi level yang
semakin tinggi tentunya akan memilih untuk tidak sign off dibandingkan dengan
auditor yang memiliki level moral development yang rendah.
Untuk hasil pengujian hipotesis selanjutnya memperoleh nilai signfikansi
pengujian (t-sig.) sebesar 0,270 yang nilainya > 0,05. Artinya H
1c
ditolak jadi tidak
terdapat pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign off auditor
dengan moral development sebagai variabel moderating. Dengan variabel moderating
yang termasuk sedang, artinya responden pada penelitian ini memiliki pengembangan
moral baik tetapi dalam menghadapi situasi dilema etis akan menurunkan
pengembangan moral auditor. Jadi dalam kondisi obedience pressure dengan
memiliki moral development yang sedang tidak mempengaruhi perilaku sign off
karena auditor menemukan bahwa nilai filosofi hidupnya dengan profesi ini mirip,
auditor bangga untuk membicarakan pada yang lain bahwa auditor bagian dari profesi
ini dan auditor benar benar peduli terhadap nasib profesi ini. Hasil penelitian ini
tidak mendukung penelitian Susanti (2007) tetapi mendukung De Zort (2001).

4.6.4. Pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku sign off auditor
dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating
Conformity mengacu pada perilaku yang dipengaruhi oleh contoh-contoh
yang diberikan oleh rekan kerja, bukan oleh instruksi dari figur otoritas.
Seseorang/auditor akan menyesuaikan diri mereka dengan situasi pengaruh normatif
karena mereka takut terhadap konsekuensi negatif atas penampilan yang
59

menyimpang. Secara khusus, individu cenderung bertindak dengan cara yang tidak
menjadikan mereka sebagai pusat perhatian. Karena hierarchical power distance
tidak muncul pada saat ada obedience pressure, maka diekspektasikan bahwa
conformity pressure akan mempengaruhi kinerja auditor lebih rendah dari obedience
pressure (Lord dan DeZoort, 2001).
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikansi pengujian (t-
sig.) sebesar 0,005 yang nilainya < 0,05. Artinya H
2a
diterima jadi terdapat pengaruh
kondisi conformity pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan komitmen
organisasi sebagai variabel moderating. Jadi dengan kondisi conformity pressure
yang merupakan tekanan kesesuaian yaitu auditor bertindak karena mengikuti sikap
rekan kerjanya karena takut dikucilkan semakin tinggi dan dengan adanya variabel
moderating komitmen organisasi yang rendah akan meningkatkan perilaku sign off
auditor.
Artinya dalam kondisi conformity pressure dan didukung dengan adanya
komitmen organisasi yang tinggi maka akan semakin menurunkan perilaku sign off.
Hasil penelitian ini mendukung atau konsisten dengan penelitian Susanti (2007).

4.6.5. Pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku sign off auditor
dengan komitmen profesional sebagai variabel moderating
Komitmen profesional mengacu pada kekuatan identifikasi individual dengan
profesi. Individual dengan komitmen professional yang tinggi dikarakterkan memiliki
kepercayaan dan penerimaan yang tinggi dalam tujuan profesi, keinginan untuk
60

berusaha sekuatnya atas nama profesi, dan keinginan yang kuat untuk
mempertahankan keanggotaannya dalam profesi (Mowday et al., 1979). Komitmen
profesional mengacu pada kekuatan identifikasi individual dengan profesi. Individual
dengan komitmen professional yang tinggi dikarakterkan memiliki kepercayaan dan
penerimaan yang tinggi dalam tujuan profesi, keinginan untuk berusaha sekuatnya
atas nama profesi, dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya
dalam profesi (Mowday et al., 1979).
Hasil pengujian hipotesis menunjuukkan bahwa nilai signifikansi pengujian
(t-sig.) sebesar 0,997 yang nilainya > 0,05. Artinya H
2b
ditolak jadi tidak terdapat
pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan
komitmen profesional sebagai variabel moderating. Hal ini disebabkan karena dilihat
dari nilai statistik deskriptif dimana termasuk kategori sedang, artinya responden pada
sign off penelitian ini cukup merasa terikat pada organisasi, cukup loyal pada
organisasi, memiliki inspirasi dalam bekerja, cukup peduli pada organisasi, jadi
auditor tidak dapat menahan untuk berperilaku sign off. Jadi meskipun dalam kondisi
conformity pressure, dengan memiliki komitmen professional yang sedang maka
tidak mempengaruhi perilaku pada auditor karena auditor sangat senang memilih
profesi ini untuk bekerja, auditor memiliki loyalitas besar pada profesi ini dan profesi
ini benar benar menginspirasi auditor untuk melakukan kinerja yang terbaik.
Sehingga dengan demikian dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh antara obedience
pressure terhadap sign off dengan komitmen professional sebagai variable
moderating dan hipotesis ditolak.
61


Jadi karena komitmen professional yang sedang dan conformity pressure yang
tidak terlalu tinggi atau sedang, maka auditor juga tidak cenderung melakukan sign
off. Maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh kondisi conformity pressure
terhadap perilaku sign off auditor dengan komitmen profesional sebagai variabel
moderating. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Susanti (2007) tetapi
mendukung Rahayu dan Faisal (2005).

4.6.6. Pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku sign off auditor
dengan moral development sebagai variabel moderating
Sesuai dengan teori perkembangan moral atau moral development dinyatakan
bahwa ada beberapa tahapan seperti pre conventional level , conventional level dan
the post conventional level. Apabila seorang auditor berada dalam kondisi level yang
semakin tinggi tentunya akan memilih untuk tidak sign off dibandingkan dengan
auditor yang memiliki level moral development yang rendah.
Dari hasil pengujian hipotesis terbukti bahwa terdapat pengaruh kondisi
conformity pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan moral development
sebagai variabel moderating karena nilai signifikansi pengujian (t-sig.) sebesar 0,032
yang nilainya < 0,05. Artinya H
2c
diterima jadi terdapat pengaruh kondisi conformity
pressure terhadap perilaku sign off auditor dengan moral development sebagai
variabel moderating. . Jadi dalam kondisi conformity pressure dengan memiliki moral
development yang tinggi mempengaruhi perilaku sign off karena auditor tidak
62

menemukan bahwa nilai filosofi hidupnya dengan profesi ini mirip, auditor tidak
bangga untuk membicarakan pada yang lain bahwa auditor bagian dari profesi ini dan
auditor benar benar tidak peduli terhadap nasib profesi ini
Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2007),
DeZort (2001) yang menyatakan bahwa auditor dengan level pengembangan moral
tinggi akan sign off pada dibandingkan auditor dengan lower level of moral
development. Tetapi mendukung penelitian Ponemon (1992).















63

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan pada bagian sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan:
1. Terdapat pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku sign
off auditor dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Rahayu dan Faisal (2005),
Susanti (2007) dan Lord & DeZoort (2001).
2. Tidak terdapat pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku
sign off auditor dengan komitmen profesional sebagai variabel
moderating. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Susanti
(2007) tetapi mendukung Rahayu dan Faisal (2005).
3. Tidak terdapat pengaruh kondisi obedience pressure terhadap perilaku
sign off auditor dengan moral development sebagai variabel moderating.
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Susanti (2007) tetapi
mendukung De Zort (2001).
4. Terdapat pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku sign
off auditor dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating.
Hasil penelitian ini mendukung atau konsisten dengan penelitian Susanti
(2007).
64

5. Tidak terdapat pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku


sign off auditor dengan komitmen professional sebagai variabel
moderating. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Susanti
(2007) tetapi mendukung Rahayu dan Faisal (2005).
6. Terdapat pengaruh kondisi conformity pressure terhadap perilaku sign
off auditor dengan moral development sebagai variabel moderating. Hal
ini juga didukung oleh penelitian Ponemon (1992).

5.2.Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain adalah pertanyaan kuesioner
nomor 2 dan 3 untuk moral development lebih mengarah kepada komitmen, sehingga
dampaknya dalam mengukur moral development kurang akurat. Serta tidak adanya
petunjuk pengisian untuk mengisi kuesioner secara lebih terperinci bagi responden,
sehingga responden dalam mengisi kuesioner pemahamannya bias. Keterbatasan lain
adalah untuk variabel obedience pressure, sign off, komitmen organisasional,
komitmen profesional, moral development termasuk kategori sedang sehingga
hasilnya kurang akurat. Selain itu untuk variabel conformity pressure, sign off,
komitmen organisasional, komitmen profesional termasuk kategori sedang juga
sehingga hasilnya kurang akurat.

5.3.Saran
Sedangkan saran yang dapat dikemukakan pada penelitian ini adalah:
65

1. Pada penelitian selanjutnya dapat disarankan untuk menambahkan variabel


lain yang mempengaruhi sign off auditor, atau menggunakan variabel
intervening. Misalnya: locus of control, self efficacy.
2. Sebaiknya pada penelitian selanjutnya, kuesioner dapat disebarkan pada
auditor yang bekerja di KAP selain kota Semarang.

















66


DAFTAR PUSTAKA

Arrens dan Loebbecke. 1996. Auditing. Buku 1. Diterjemahkan oleh Amir. Abadi
Jusuf. Jakarta: Salemba Empat.

Brehm, S. S dan Kassin, S. M. 1990. Social Pshycology. Boston: Houghton Miffilin
Co.

Campbell, J. D. and Fairey P. J. 1989. Informational and Normative Routes to
Conformity: The Effect of Faction Size as a Function of Norm Extremity and
Attention to the Stimulus. Journal of Personality and Social Psychology. Vol.
57, pp. 457-468.

Clayton, B.M., Chris J. Van Staden dan Barbara Lynch. 2010. The Impact of Sicual
Influence Pressure on Professional Accountants Ethical Reasoning. School of
Accounting, Economics & Finance, Deakin University.

Fogarty, T. J. 1992. Organizational Socialization in Accounting Firms: A Theoritical
Framework and Agenda for Future Research. Accounting Organizations and
Society. Vol. 17, pp. 129-149.

Ghozali, Imam. 2005. Analissi Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
UNDIP.

DeZoort, F. T. and Lord, A. T. 2001. The Impact of Commitment and Moral
Reasoning on Auditors Responses to Social Influence Pressure. Accounting
Organizations and Society. Vol. 26, pp. 215-235.

Meyer, J. P, Allen, N. J. and Gellathy, I. R. 1990. Affective and Continuance to the
Organization: Evaluation of Measures and Analysis of Concurent and Time-
Lagged Relations. Journal of Applied Psychology. pp. 710-720.

Mowday, R. T, Steers R. M and Porter L. W. 1979. The Measurement of
Organizational Commitment. Journal of Vocational Behavior. Vol. 11, pp.
224-247.

Mulyadi. 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam. Jakarta: Salemba Empat.

67

Nouri, H and Parker R. J. 1998. The Relationship between Budget Participation and
Job Performance: The Roles of Budget Adequacy and Organizational
Commitment. Accounting Organizations and Society. Vol.23, pp. 467-483.

Otley, D. T. and Pierce B. J. 1996. The Operation of Control Systems in Large audit
Firms. Auditing: A Journal of Practice and Theory. Vol. 15. pp. 65-84.

Rahayu, D.S., dan Faisal. 2005. Pengaruh Komitmen terhadap Respon Auditor atas
Tekanan Sosial: Sebuah Eksperimen. JAAI , Vol.9, No. 1, Juni 2005: 13 22.

Susanti. 2007. Dampak Komitmen dan Moral Reasoning pada Respon Auditor
terhadap Pengaruh Tekanan Sosial. Jurnal MAKSI, Vol.7, No.2, Agustus
2007, 189-205.

Winters, Alan J. 2002. Auditing. Edisi kelima, jilid I, Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai