46 th 44 th
SD SMP
Pasien
Diare akut
3.
Sdr. L
Anak
23 th
SMP
Buruh bangunan
4.
Sdri. N
Menantu
20 th
SMP
5.
Sdri. T
Anak
18 th
SMP
Pelajar
Kesimpulan tahap I : Di dalam keluarga Tn. Y berbentuk extended family didapatkan pasien atas nama Ny. S usia 45 tahun, tamat SMP, seorang ibu rumah tangga dengan penyakit diare akut.
Nama : Ny. S Umur : 44 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pendidikan : SMP Agama : Islam Alamat : Ds Purwosari 04/02 Sayung, Demak Suku : Jawa Tanggal periksa: 12 Januari 2012
Keluhan Utama : Buang air besar sering dan cair Riwayat Penyakit Sekarang Sejak tanggal 10 Januari 2012 (dua hari sebelum periksa) pasien mengeluhkan BAB sering dan cair. BAB 5-10 kali perhari @ - gelas belimbing, tinja berwarna kuning cair, terdapat lendir namun tidak terdapat darah. Perut terasa sangat melilit, badan sumer-sumer, tidak mual, tidak muntah. Pasien merasa badannya lemas, nafsu makan berkurang.
Riwayat sakit serupa disangkal Riwayat hipertensi Riwayat sakit gula Riwayat alergi Riwayat mondok
:
: disangkal : disangkal
Riwayat makan-makanan pedas merangsang : (+) Riwayat jajan di warung : (+) Riwayat minum air mentah : disangkal Riwayat merokok : disangkal Riwayat minum alkohol : disangkal Riwayat olahraga teratur : disangkal
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal bersama suami, anak, dan menantunya. Suami bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan sebesar Rp 750.000,00 perbulan, status ekonomi kurang.
Riwayat Gizi
Pasien makan 2-3 kali sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk tahu tempe terkadang telur. Pasien jarang mengkonsumsi buah-buahan. Gizi kesan kurang.
Tanda Vital
Status Gizi
: dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal
: distensi (-) : bising usus meningkat : timpani : supel, nyeri tekan (-)
Sejak tanggal 10 Januari 2012 (dua hari sebelum periksa) pasien mengeluhkan BAB sering dan cair. BAB 5-10 kali perhari, tinja berwarna kuning cair, terdapat lendir namun tidak terdapat darah. Perut terasa sangat melilit, badan sumer-sumer, tidak mual, tidak muntah. Pasien merasa badannya lemas, nafsu makan berkurang. Sebelumnya pasien mengaku makan makanan pedas dan jajan di warung pinggir jalan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan status gizi kurang, pemeriksaan abdomen bising usus meningkat.
Diagnosis Holistik Ny.S usia 44 tahun, extended family, diare akut, status gizi kurang. Hubungan keluarga cukup harmonis dan hubungan dengan masyarakat sekitar terjalin baik. Status ekonomi kurang. Diagnosis Biologis : Diare akut Diagnosis Psikologis Pasien tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya. Hubungan pasien dengan anggota keluarga lain baik dan saling mendukung. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya Pasien merupakan anggota masyarakat biasa, cukup berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, hubungan dengan masyarakat baik, status ekonomi kurang.
Non medikamentosa
Edukasi kepada pasien dan keluarga untuk menjaga pola makan dan kebersihan, jangan makan-makanan yang pedas merangsang, dan jangan jajan di warung pinggir jalan yang tidak terjaga kebersihannya. Diet tinggi kalori tinggi protein untuk memperbaiki status gizi pasien. Olahraga teratur untuk meningkatkan kebugaran pasien misalnya dengan jalan sehat. Dialet 3 x 2 tablet perhari Spasmal 3 x 1 tablet perhari Oralit
Medikamentosa
Tanda Vital : T = 120/80 mmHg, HR = 80 x/menit, RR = 20 x/menit, t = 36,7C Status lokalis (pemeriksaan abdomen)
Inspeksi : distensi (-) Auskultasi : bising usus normal Perkusi : tympani Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
Assesment : diare akut Planning : Terapi medikamentosa berupa dialet 3 x 2 tablet perhari, Spasmal 3 x 1 tablet perhari dan Oralit.
Nama Diagnosis
Tanda Vital Tensi : 120/80 mmHg Nadi : 80x/menit RR : 20x/menit Suhu : 36,7C
Tanggal 12/01/12
Non medikamentosa : Edukasi penderita dan keluarga untuk menjaga pola makan dan kebersihan, jangan makan makanan pedas merangsang, jangan jajan di pinggir jalan Diet tinggi kalori + tinggi protein untuk memperbaiki status gizi Olah raga rutin untuk meningkatkan kebugaran
TAHAP III
Fungsi Biologis
Keluarga terdiri atas penderita (Ny.S 44 tahun), suami (Tn. Y, 46 tahun), dua orang anaknya (Sdr. L 23 tahun, Sdri.T 18 tahun), dan menantu (Sdri. N, 20 tahun) tinggal bersama dalam satu rumah. Hubungan keluarga cukup harmonis, saling mendukung, dan perhatian satu sama lain. Penderita dan keluarga hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Hubungan dengan masyarakat sekitar baik dan cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Penderita bekerja seorang ibu rumah tangga. Suami bekerja sebagai buruh tani dan penghasilan tidak mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan seharihari, status ekonomi kurang. Komunikasi anggota keluarga berlangsung baik, permasalahan diselesaikan dengan cara dimusyawarkan bersama-sama.
Fungsi Psikologis
Fungsi Sosial
Kode
APGAR
Tn.Y
Ny.S
Sdr. L
Sdri.N
Sdri.T
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya mendapat masalah.
Rata-rata APGAR score keluarga Ny. S = 8 Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Ny. S baik
Patologi Interaksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang masih diikuti.
Keterangan -
Religion
Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah cukup baik
Economic
Penghasilan keluarga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan (di bawah UMR)
Education
Tingkat pendidikan keluarga kurang, Tn.Y hanya tamat SD (tidak menempuh wajib belajar 9 tahun).
Medical
Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera berobat ke dokter, puskesmas, rumah sakit.
Kesimpulan : Terdapat fungsi patologis pada keluarga Ny. S yaitu fungsi ekonomi dan edukasi.
Sdri. N
Hubungan Baik Hubungan tidak Baik
Sdr. L
Pengetahuan Tingkat pendidikan keluaraga ini masih kurang, ada anggota keluarga yang hanya tamat SD. Pengetahuan penderita tentang kesehatan dan pola hidup dehat masih kurang. Sikap Penderita dan keluarganya sudah memiliki kesadaran tentang pentingnya kesehatan namun belum dapat menerapkan pola hidup sehat, penderita kurang menjaga kebersihan, masih sering jajan di warung pinggur jalan. Tindakan Penderita dan keluarga segera datang berobat ke puskesmas saat sakit.
Lingkungan Rumah tidak tertata rapi, kebersihan kurang, ventilasi dan pencahayaan juga kurang. Saluran pembuangan limbah tidak lancar, sampah keluarga dibuang di belakang rumah. Lingkungan sekitar kurang bersih. Keturunan Tidak terdapat faktor keturunan yang mempengaruhi penyakit penderita. Pelayanan Kesehatan Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit adalah puskesmas. Pasien memiliki kartu jamkesmas
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 14 x 7 m2, rumah menghadap ke selatan. Rumah tidak memiliki pagar pembatas. Terdiri dari ruang tamu, tiga kamar tidur, satu kamar mandi, satu wc, dan ruang makan yang menjadi satu dengan dapur. Pintu masuk dan keluar ada dua, di bagian depan dan di bagian belakang rumah. Dinding terbuat batu bata yang belum di cat, lantai rumah berupa batu bata. Ventilasi dan pencahayaan rumah kurang. Atap rumah tersusun dari genteng dan tidak ditutup langit-langit. Masing-masih kamar tidur dilengkapi dengan sebuah ranjang dan kasur. Perabotan rumah tangga sederhana. Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga ini menggunakan air sumur. Sehari-hari keluarga memasak menggunakan kompor minyak tanah.
Lingkungan sekitar rumah berupa perkampungan dengan kondisi masyarakat akrab dan baik. Rumah satu dengan yang lainnya saling berdempetan. Terdapat selokan untuk menyalurkan limbah rumah yang terdapat di belakang rumah namun alirannya tidak lancar. Sampah dibuang di pekarangan belakang, menumpuk dan banyak lalatnya. Rumah langsung berhadapan dengan jalan, dengan kondisi jalan sudah beraspal
Fungsi Holistik (biopsikososial): baik Fungsi Fisiologis (APGAR) : baik Fungsi Patologis (SCREEM) : ada fungsi patologis yaitu ekonomi dan edukasi Fungsi Genogram Keluarga : tidak ada penyakit yang diturunkan Fungsi Pola Interaksi Keluarga : baik Fungsi Perilaku Keluarga : kurang Fungsi Non Perilaku Keluarga : cukup Fungsi Lingkungan Indoor : kurang Fungsi Lingkungan Outdoor : cukup
Masalah Medis
Diare akut.
Kesadaran penderita dan keluarga tentang arti penting kesehatan masih rendah Pengetahuan penderita dan keluarga tentang pola hidup sehat masih rendah Kebiasaan penderita membeli makananan di warung pinggir jalan Rumah kurang sehat (kebersihan kurang, ventilasi dan pencahayaan kurang) Asupan makanan bergizi kurang.
Masalah Nonmedis
No
Daftar Masalah P
1. Kesadaran penderita dan 5 keluarga tentang arti penting kesehatan masih rendah 2. Pengetahuan penderita dan 4 keluarga tentang pola hidup sehat masih kurang 3. Kebiasaan jajan di pinggir jalan 5
4. Rumah kurang sehat 5. Asupan makanan bergizi kurang 5 5
I T R Jumlah S SB M Mo Ma IxTxR n 5 5 3 4 4 4 30.000 (I) 5 4 3 4 3 4 11.520 (II) 8.640 (III) 6.480 (V) 8.100 (IV)
4 3 5
3 3 3
3 3 3
4 4 4
4 3 3
3 4 3
Keterangan : I : Importancy (pentingnya masalah) P : Prevalence (besarnya masalah) S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah) SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah) T : Technology (tehnologi yang tersedia) R : Resources (sumber daya yang tersedia) Mn : Man (tenaga yang tersedia) Mo : Money (sarana yang tersedia) Ma : Material (pentingnya masalah) Dari indikator di atas, terdapat beberapa kriteria, antara lain : 1 = tidak penting 2 = agak penting 3 = cukup penting 4 = penting 5 = sangat penting
Diare adalah BAB dengan jumlah tinja lebih banyak dari biasanya, konsistensi tinja cair atau lembek, dapat disertai peningkatan frekuensi BAB. Diare bisa disebabkan oleh infeksi ataupun malabsorbsi makanan. (Arif Mansjoer, 2000). Teori Blum menjelaskan bahwa terjadinya penyakit infeksi dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu host, agent, dan environment. Infeksi dapat terjadi bila ada sumber infeksi, daya tahan tubuh menurun, dan lingkungan tidak sehat yang menjadi sumber penulun atau menjadi tempat yang kondusif untuk kuman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya diare antara lain penyediaan air bersih, kepemilikan jamban, pengelolaan sampah, sanitasi makanan baik dari penyediaan maupun pengolahannya, dan fasilitas sanitasi (Nilton dkk., 2008). Terdapat beberapa masalah yang ditemukan terkait dengan terjadinya diare yang dialami oleh penderita. Penderita dan keluarganya belum menyadari pentingnya kesehatan sehingga belum menerapkan pola hidup sehat.
Status ekonomi yang kurang menyebabkan keterbatasan penderita dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk asupan makanan sehingga status gizi kurang. Asupan gizi yang kurang menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga rentan terhadap infeksi. Kebiasaan penderita makan makanan di warung pinggir jalan tidak baik karena kebersihan tidak terjaga sehingga menjadi sumber infeksi. Lingkungan rumah yang tidak sehat juga membuat penderita dan keluarganya rentan terhadap serangan penyakit.
Penderita tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya. Hubungan penderita dengan anggota keluarga lain baik dan saling mendukung. Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi lingkungan dan rumah kurang sehat, pendidikan penderita dan keluarganya kurang, status ekonomi kurang.
Diagnosis Sosial
Edukasi penderita dan keluarga mengenai pentingnya melakukan pola hidup bersih dan sehat. Mengkonsumsi makanan sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, tidak jajan sembarangan, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar, membuang sampah pada tempatnya agar tidak dihinggapi lalat. Diatabs 3 x 2 tablet perhari Spasmal 3 x 1 tablet perhari Oralit Berolahraga teratur untuk menjaga kebugaran tubuh
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius. Nilton Dkk., 2008. Faktor Faktor Sanitasi Yang Berpengaruh Terhadap Timbulnya Penyakit Diare Di Desa Klopo Sepuluh Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo. Surabaya, Universitas Wijaya Kusuma. Laporan Penelitian.