Anda di halaman 1dari 6

BPS PROVINSI JAWA TIMUR

No. 40/07/35/Th.XI, 1 Juli 2013

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JAWA TIMUR BULAN JUNI 2013


Bulan Juni 2013 Jawa Timur mengalami Inflasi sebesar 0,68 persen
Pada bulan Juni 2013 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,68 persen. Dari 7 kota IHK di Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo sebesar 0,93 persen, diikuti oleh Malang sebesar 0,91 persen, Kediri sebesar 0,89 persen, Sumenep sebesar 0,88 persen, Jember dan Madiun masingmasing sebesar 0,78 persen, dan inflasi terendah terjadi di Surabaya sebesar 0,55 persen. Inflasi Jawa Timur bulan Juni 2013 terjadi karena sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks harga pada kelompok transpor-komunikasi-jasa/keuangan sebesar 3,18 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,40 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,34 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,30 persen, kelompok perumahan sebesar 0,10 persen, dan inflasi terendah terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,02 persen. Sedangkan kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 0,91 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah bensin, telur ayam ras, tarip angkutan dalam kota, beras, cabe rawit, tarip kereta api, wortel, daging ayam ras, buah alpukat, dan tarip angkutan antar kota. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah bawang putih, bawang merah, emas perhiasan, buah melon, buah pisang, buah apel, ikan mujair, ikan bandeng, kayu balokan, dan buah jeruk. Dari 6 ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 1,74 persen, diikuti oleh Bandung sebesar 1,29 persen, Jakarta sebesar 0,93 persen, Semarang sebesar 0,86 persen, Yogyakarta sebesar 0,84 persen, dan inflasi terendah terjadi di Surabaya sebesar 0,55 persen. Dari 66 kota IHK nasional, 65 kota mengalami inflasi dan 1 kota mengalami deflasi. Lima kota yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,96 persen, Depok sebesar 1,79 persen, Banda Aceh sebesar 1,75 persen, Serang sebesar 1,74 persen dan Bengkulu sebesar 1,72 persen, dan lima inflasi terendah terjadi di Gorontalo sebesar 0,11 persen, Manado sebesar 0,21 persen, Ternate, Pontianak dan Singkawang masingmasing sebesar 0,22 persen, sedangkan deflasi hanya terjadi terjadi di Ambon sebesar 0,15 persen.

Laju inflasi tahun kalender (Januari 2013-Juni 2013) Jawa Timur mencapai 2,98 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Juni 2013 terhadap Juni 2012) Jawa Timur sebesar 5,93 persen.

1. Inflasi Jawa Timur Penghitungan inflasi Jawa Timur tahun 2013 didasarkan pada hasil pemantauan/pendataan harga barang dan jasa yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pasar tradisional dan pasar modern di 7 kota IHK nasional yaitu; Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Sumenep, Probolinggo, dan Madiun.

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 40/07/35/Th.XI, 1 Juli 2013

Gambar 1. Inflasi Bulanan Jawa Timur Tahun 2007 - 2013

1.59 1.06 0.87 0,55 -0.05

0.89 0.68

Inflasi Jawa Timur bulan Juni 2013 terjadi karena sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks harga pada kelompok transpor-komunikasi-jasa/keuangan sebesar 3,18 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,40 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,34 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,30 persen, kelompok perumahan sebesar 0,10 persen, dan inflasi terendah terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,02 persen. Sedangkan kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 0,91 persen. . Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi terjadi pada kelompok transpor-komunikasi-jasa/keuangan sebesar 3,18 persen dengan kontribusi sumbangan inflasi sebesar 0,53 persen. Kontribusi sumbangan inflasi terbesar pada pengeluaran kelompok transporkomunikasi-jasa/keuangan terjadi pada sub kelompok transport, terutama komoditas bensin yang mengalami kenaikan harga sebesar 12,77 persen selama bulan Juni 2013, sebagai dampak dari kebijakan Pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar minyak pada tanggal 22 Juni 2013, harga bensin naik dari Rp. 4.500 menjadi Rp. 6.500 atau naik sebesar 44,44 persen, dan harga solar naik dari Rp.4.500 menjadi Rp. 5.500 atau naik sebesar 22,22 persen. Sehingga berdampak langsung pada tarip angkutan dalam kota, tarip kereta api, dan tarip angkutan antar kota, walaupun perda belum resmi keluar namun beberapa tarip angkutan sudah naik sejak tanggal 23 Juni 2013. Dorongan terhadap inflasi semakin besar berasal dari pengeluaran kelompok bahan makanan yang memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,11 persen. Komoditas utama. Komoditas utama yang memberikan kontribusi sumbangan inflasi terbesar pada kelompok ini adalah telur ayam ras, beras, cabe rawit, wortel, daging ayam ras, dan buah alpokat. Selain itu dorongan terjadinya inflasi juga disumbang oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,06 persen, kelompok perumahan sebesar 0,02 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen. Tekanan terhadap besaran inflasi berasal dari kelompok pengeluaran sandang yang mengalami deflasi yang sangat signifikan 0,91 persen mampu menekan laju inflasi sebesar 0,06 persen. Komoditas utama yang mengalami deflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan, tercatat pada bulan Juni 2013 rata-rata mengalami penurunan harga sebesar 2,58 persen, dan memberikan tekanan terhadap inflasi sebesar 0,06 persen. Tekanan terhadap inflasi juga datang dari kelompok bahan makanan seperti komoditas bawang putih, bawang merah, buah melon, buah pisang, buah apel, ikan mujair, ikan bandeng, dan buah jeruk, dan dari kelompok perumahan, seperti komoditas kayu balokan. 2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 40/07/35/Th.XI, 1 Juli 2013

Ja n Pe b M ar A pr M ei Ju ni Ju li A gt Se pt O kt N op D es

-0.2 -0.36

2007 2011

2008 2012

2009 2013

2010

Dari hasil pendataan tersebut diperoleh bahwa pada bulan Juni 2013 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,68 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 138,61 pada bulan Mei 2013 menjadi 139,55 pada bulan Juni 2013. Inflasi terting selama tujuh tahun terakhir pada bulan yang sama hanya terjadi pada tahun 2008 sebesar 2,24 persen, diikuti tahun 2010 sebesar 0,92 persen, tahun 2013 sebesar 0,68 persen, tahun 2012 sebesar 0,58 persen, tahun 2011 sebesar 0,54 persen, dan inflasi terendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 0,32 persen, sedangkan deflasi hanya terjadi pada tahun 2007 sebesar 0,14 persen.

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN


Bahan Makanan Kelompok ini pada bulan Juni 2013 mengalami inflasi sebesar 0,4036 persen. Dari 11 sub kelompok dalam kelompok ini, 8 sub kelompok mengalami inflasi dan 3 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok sayur-sayuran sebesar 6,1220 persen, dan deflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 8,0360 persen. Kelompok ini di bulan Juni 2013 memberikan sumbangan positif sebesar 0,1080 persen. Sumbangan positif terbesar diberikan oleh sub kelompok sayursayuran sebesar 0,1113 persen dan sumbangan positif terkecil diberikan oleh sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,0002 persen.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok ini pada bulan Juni 2013 mengalami inflasi sebesar 0,3370 persen. Dari 3 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok tembakau dan minuman beralkhohol sebesar 0,5116 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok minuman yang tidak beralkhohol sebesar 0,2266 persen. Kelompok makanan jadi sebesar 0,0339 persen. ini pada bulan Juni 2013 menyumbang inflasi sebesar 0,0625 persen. Sumbangan inflasi tertinggi diberikan oleh sub kelompok

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Kelompok ini pada bulan Juni 2013 mengalami inflasi sebesar 0,1007 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga sebesar 0,2171

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 40/07/35/Th.XI, 1 Juli 2013

persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,0250 persen. Kelompok ini pada bulan Juni 2013 menyumbang inflasi sebesar 0,0211 persen. Sumbangan inflasi terbesar diberikan oleh sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,0132 persen, dan sumbangan inflasi terkecil diberikan oleh sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,0013 persen. Sandang Kelompok ini pada bulan Juni 2013 mengalami deflasi sebesar 0,9122 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami inflasi dan satu sub kelompok mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 2,3108 persen. Kelompok sandang anak-anak sebesar 0,0015 persen. ini pada bulan Juni 2013 menghambat deflasi sebesar 0,0574 persen. Hambatan inflasi terbesar diberikan oleh sub kelompok

Kesehatan Kelompok ini pada bulan Juni 2013 mengalami inflasi sebesar 0,3036 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,5760 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok jasa perawatan jasmani sebesar 0,0234 persen. Kelompok ini pada bulan Juni 2013 menyumbang inflasi sebesar 0,0138 persen. Sumbangan inflasi terbesar diberikan oleh sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,0109 persen.

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok ini pada bulan Juni 2013 mengalami inflasi sebesar 0,0218 persen. Dari 5 sub kelompok dalam kelompok ini, 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 2 sub kelompok tidak mengalami perubahan. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok rekreasi sebesar 0,0965 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,0254 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 40/07/35/Th.XI, 1 Juli 2013

Kelompok ini di bulan Juni 2013 menyumbang inflasi sebesar 0,0019 persen. Sumbangan inflasi terbesar diberikan oleh sub kelompok rekreasi sebesar 0,0015 persen dan sumbangan inflasi terkecil diberikan oleh sub kelompok olahraga sebesar 0,0001 persen.

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan Kelompok ini pada bulan Juni 2013 mengalami inflasi sebesar 3,1837 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 2 sub kelompok mengalami inflasi, 1 sub kelompok mengalami deflasi dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok transpor sebesar 4,9438 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok sarana dan penunjang transport sebesar 0,0472 persen. Kelompok ini di bulan Juni 2013 menyumbang inflasi sebesar 0,5337 persen. Sub kelompok yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah sub kelompok transpor sebesar 0,5355 persen. 2. Inflasi 7 Kota di Jawa Timur Dari 7 kota IHK di Jawa Timur, pada bulan Juni 2013 ini, semua kota di Jawa Timur mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo sebesar 0,71 persen dan inflasi terendah terjadi di Surabaya sebesar 0,55 persen, sebagaimana terlihat pada Gambar 2. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar pada inflasi di Jawa Timur adalah bensin, telur ayam ras, tarip angkutan dalam kota, beras, cabe rawit, tarip kereta api, wortel, daging ayam ras, alpukat dan tarip angkutan antar kota. Sedangkan penyebab tingginya inflasi di Kota Probolinggo antara lain dikarenakan naiknya bensin, beras, mie, cabe rawit, daging ayam ras, daging sapi, telur ayam ras, tarip angkutan dalam kota, terong panjang dan tongkol.
Gambar 3. Inflasi y-o-y 7 Kota dan Jawa Timur (Juni 2012 - Juni 2013)
6.06 6.46 6.40 5.10 5.88 5.93

Gambar 2. Inflasi Jawa Timur Bulan Juni 2013

Jatim Sby Madiun Prob. Malang Kediri Sumenep Jember

0.68 0.55 0.78 0.93 0.91 0.89 0.88 0.78

Dilihat dari inflasi year-on-year (Juni 2013 terhadap Juni 2012), Jawa Timur mengalami inflasi 5,93 persen. Dari semua kota, inflasi y-o-y tertinggi terjadi di Malang sebesar 6,46 persen, diikuti Probolinggo sebesar 6,40 persen, Kediri sebesar 6,06 persen, Surabaya sebesar 5,88 persen, Sumenep sebesar 5,56 persen, Jember sebesar 5,39 persen dan inflasi terkecil terjadi di
Jbr. 5.39

5.56

Smnp.

Kdr.

Mlg.

Prob.

Mdn.

Sby.

Jatim

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 40/07/35/Th.XI, 1 Juli 2013

Madiun sebesar 5,10 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 3. 3. Inflasi 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa Dari 6 ibukota provinsi di pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Serang sebesar 1,74 persen, diikuti Bandung sebesar 1,29 persen, Jakarta sebesar 0,93 persen, Semarang sebesar 0,86 persen, Yogyakarta sebesar 0,84 persen, dan inflasi terendah terjadi di Surabaya sebesar 0,55 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 4.
Jakarta Yogyakarta Serang Surabaya Bandung Jawa Timur Semarang

Gambar 4. Inflasi dan deflasi ibukota provinsi di Pulau Jawa dan Jawa Timur Bulan Juni 2013
1.74 1.29 0.93 0.86 0.84 0.55

0.68

Gambar 5. Inflasi YoY Ibukota Provinsi Di Pulau Jawa dan Jatim (Juni 2012 - Juni 2013)
7.13 5.67 6.08 5.67 5.66 5.88 5.93

Inflasi y-o-y bulan Juni 2013 pada 6 ibukota provinsi di pulau Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 7,13 persen diikuti oleh Bandung sebesar 6,08 persen, Surabaya sebesar 5,88 persen, Jakarta sebesar 5,67 persen, Semarang sebesar 5,67 persen, dan Yogyakarta sebesar 5,66 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 5.

Jakarta Yogyakarta

Serang Surabaya

Bandung Jawa Timur

Semarang

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 40/07/35/Th.XI, 1 Juli 2013

Anda mungkin juga menyukai