Anda di halaman 1dari 3

Penentuan Kebutuhan Cairan Terapi cairan dibedakan menjadi: rumatan/maintenance; penggantian defisit.

Terapi rumatan dirancang untuk menggantikan kehilangan rutin cairan dan elektrolit tubuh. Terapi defisit dirancang untuk menggantikan kehilangan cairan dan elektrolit yang tidak normal; dinyatakan dalam jumlah kehilangan (cc)/kgBB (misal: dehidrasi). Bila penderita kekurangan ataupun kelebihan hidrasi, setelah pemberian terapi cairan parenteral, maka harus dilakukan penghitungan kembali secara individual, sehingga terapi dapat disesuaikan sesuai keadaan yang sebenarnya.Monitoring dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan penilaian perubahan-perubahan dalam masukan, keluaran, dan berat badan.Pemeriksaan kimia serum dapat dilakukan sesuai dengan indikasi, namun tidak dapat menggantikan monitoring terhadap keadaan klinis penderita. Terapi Rumatan Kebutuhan cairan dan elektrolit berhubungan secara langsung dengan laju metabolisme. Perubahan laju metabolisme mempengaruhi produksi air endogen rnelalui oksidasi karbohidrat, protein, dan lemak. Ekskresi urin akan mempengaruhi kehilangan cairan urin dan produksi panas, yang 25% diantaranya dibuang melalui mekanisme IWL. Sekitar 1/3 kebutuhan cairan adalah untuk IWL; sedangkan 2/3 bagian lainnya adalah untuk kehilangan cairan dari ginjal. Kehilangan cairan insensibel (IWL) terjadi melalui paru dan kulit. Dari kulit sekitar 2/3 bagian; sedangkan dari paru sekitar 1/3 bagian dari total IWL. Kondisi-kondisi yang dapat mengubah kebutuhan cairan insensibel berkaitan dengan perubahan keluaran kalori, produksi panas, dan kebutuhan mengubah IWL untuk pengaturan suhu tubuh.Insensible Water Loss akan meningkat pada peningkatan aktivitas ( 30%); pada demam (peningkatan sebanyak 12% tiap peningkatan 1C suhu tubuh), dan pada penurunan penguapan lingkungan. Sebaliknya, IWL akan menurun pada penurunan aktivitas, misalnya pada keadaan koma dan hipotermi; dan penurunan suhu tubuh. IWL paru akan meningkat pada hiperventilasi; misalnya pada asma dan ketosidosis diabetes; dan akan turun pada lingkungan atau sistem ventilasi dengan kelembaban tinggi. Pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) atau sangat rendah (BBLSR), tingginya kuas permukaan tubuh dan rendahnya ketebalan kulit mengakibatkan kehilangan cairan melalui kulit yang sangat tinggi, yaitu mencapai 100-200 m/kgBB/24 jam. Terlebih lagi, kehilangan cairan insensibel ini akan makin meningkat jika dilakukan fototerapi untuk hiperbilirubinemia. Kehilangan cairan melalui urin akan meningkat bila kemampuan ginjal dalam pemekatan urin menurun, baik karena terjadinya peningkatan beban ginjal dan karena penurunan sekresi ataupun penurunan respon terhadap ADH. Beban ginjal akan meningkat pada kondisikondisi diabetes mellitus, paska pemberian infus manitol atau kontras radiografi, pada pembuangan elektrolit, atau pada diet tinggi protein. Penurunan sekresi ADH biasanya terkait dengan kondisi-kondisi yang melibatkan

sistem saraf pusat (misalnya, kraniofaringioma); sedangkan penurunan respon tubulus terhadap ADH dijumpai pada diabetes insipidus nefrogenik (DIN). TERAPI DEFISIT Beratnya Defisit Beratnya defisit cairan tubuh digambarkan dalam persentase penurunan berat badan. Penurunan berat badan secara akut ini lebih menggambarkan kehilangan cairan dan elektrolit, dibanding massa tubuh tanpa lemak. Pada sebagian besar situasi klinis, presentasi kehilangan berat badan ditentukan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Bayi dengan riwayat kehilangan cairan tanpa adanya gejala klinis dehidrasi, dianggap menderita dehidrasi ringan, dengan kehilangan berat badan 3-5% atau sekitar 30-50 mL/kgBB. Bayi dengan dehidrasi sedang, diduga mengalami kehilangan cairan sebanyak 7- 10% berat badan, sedangkan bayi yang tampak jelas mengalami dehidrasi diduga mengalami kehilangan cairan sebanyak 10-15% berat badan, atau 100-150 mL/kgBB. Pada anak yang lebih besar, persentase cairan tubuh total terhadap berat badan lebih kecil, sehingga estimasi kehilangan cairan tubuh pada kondisi dehidrasi ringan, sedang, berat, secara berurutan adalah 5%, 7%, dan 10% dari berat badan.

PEMILIHAN JENIS TERAPI CAIRANYANG DIBERIKAN Prinsip mendasar yang harus diingat adalah bahwa setiap defisit ataupun ketidakseimbangan mungkin akan membutuhkan cairan dengan komposisi yang berbeda bergantung pada jenis dan derajat gangguan elektrolit ataupun gangguan asam basa yang terjadi. Untuk penggantian problem-problem preoperatif, seperti misalnya dehidrasi dan asidosis metabolik, maka larutan isotonik dcngan elektrolit yang seimbang pada umumnya merupakan larutan yang paling reliabel. Kehilangan cairan melalui intestinal termasuk karena diare, terkecuali karena pilorus, dapat digantikan dengan menggunakan RL. Sedangkan, kehilangan cairan ruang ke-tiga pada umumnya digantikan dengan menggunakan saline atau bolus RL; misalnya hidrasi preoperasi atas indikasi appendicitis. Selama operasi, sebagaian besar anak-anak dapat diberikan cairan tanpa dektrosa. Pada bayi dan anak yang lebih muda, pemberian caiaran yang mengandung dektrose 5% harus dihindari, namun caiaran yang mengandung dekstrosa 1% atau 2% dalam larutan ringer dapat diberikan.Neonatus berusia sampai 48 jam harus diberikan dekstrosa selama operasi. Hal ini dikarenakan bayi baru lahir mempunyai cadangan glikogen yang rendah dan keterbatasan kemampuan glukoneogenesis, sehingga neonatus

berusia kurang dari 2 hari menjadi rentan terhadap hipoglikemi.1,3 Pada masa pasca operatif, kehilangan caiaran yang barlangsung terus melalui pipa nasogastrik atau drain harus diganti dengan cairan isotonus. Kehilangan tersebut harus diukur tiap jam dan diganti dengan cairan tiap 2- 4 jam tergantung dari jumlah yang keluar.1 Jika RL digunakan sebagai bolus, harus diingat bahwa di dalamnya tidak mengandung glukosa, sehingga bila cairan ini menjadi satu-satunya sumber elektrolit, maka harus disertai pula dengan sumber glukosa dasar. Catatan lain yang harus diingat adalah bahwa: - Normal saline tidaklah normal atau fisiologis karena memberikan masukan klorida yang sangat tinggi, yang dapat mempengaruhi status asam basa. Pada resusitasi akut, cairan tersebut relatif aman digunakan, namun untuk pemberian post-operatif, biasanya RL lebih dipilih.

Anda mungkin juga menyukai