Disampaikan pada Acara Rakernas KADIN Indonesia Bidang Industri Tradisional Berbasis Budaya, dan Bidang Industri Kreatif & MICE Yogyakarta, 16 Oktober 2013
1
OUTLINE
1
Pendahuluan
2
Industri Kreatif
Pendahuluan
Industri Kreatif
Industri Prioritas
Sebagai penjabaran dari Perpres 28/2008 telah tersusun 35 Road map (Peta Panduan) Pengembangan Klaster Industri Prioritas untuk periode 5 (lima) tahun kedepan (2010 2014) yang disajikan dalam 6 (enam) buku, dengan pengelompokan sbb. :
Kelompok Industri Agro Basis Industri Manufaktur Kelompok Industri Alat Angkut
INDUSTRI PRIORITAS
Kelompok Industri Elektronika dan Telematika Industri Kecil dan Menengah Tertentu
Dampak Sosial
Kualitas Hidup Pemerataan kesejahteraan Peningkatan Toleransi sosial
Iklim Bisnis
Penciptaan Lapangan usaha Dampak bagi sektor lain Pemasaran
Industri Kreatif perlu dikembangkan di Indonesia karena: Memberikan kontribusi Ekonomi yang signifikan Menciptakan Iklim bisnis yang positif Membangun citra dan identitas Bangsa Berbasis kepada Sumber Daya yang terbarukan Menciptakan inovasi dan kreatifitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa Memberikan dampak sosial yang positif
SUBSEKTOR INDUSTRI KREATIF YANG MASUK KE DALAM LINGKUP PEMBINAAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN FESYEN KERAJINAN LAYANAN KOMPUTER DAN PIRANTI LUNAK
INDUSTRI TRADISIONAL BERBASIS BUDAYA Ex : Batik, Tenun, Spa, Kerajinan khas daerah Merupakan bagian dari industri kreatif
11
6 PILAR EKONOMI KREATIF YANG DIPERLUKAN UNTUK MENOPANG PERTUMBUHAN INDUSTRI KREATIF
1. SUMBER DAYA INSANI - Peningkatan jumlah SDM kreatif yang berkualitas - Perbaikan kualitas lembaga pendidikan - Pemberian penghargaan kepada insan kreatif - Peningkatan jumlah entrepreneur kreatif - Pengakuan dunia internasional terhadap kualitas insan kreatif Indonesia
2. INDUSTRI - Peningkatan daya tarik industri subsektor industri kreatif - Peningkatan efisiensi dan produktivitas - Peningkatan inovasi bermuatan lokal untuk mencapai keunggulan kompetitif.
3. TEKNOLOGI - Pembentukan basis-basis teknologi pendukung industri kreatif - Penguatan kapasitas kemampuan penguasaan teknologi - Penciptaan iklim usaha yang kondusif
12
6 PILAR EKONOMI KREATIF YANG DIPERLUKAN UNTUK MENOPANG PERTUMBUHAN INDUSTRI KREATIF (lanjutan)
4. SUMBER DAYA - Pemanfaatan bahan baku yang terbarukan - Pembentukan basis teknologi yang mengolah sumber daya alam pendukung industri kreatif - Penciptaan iklim usaha untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku 5. INSTITUSI - Penghargaan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI) - Peningkatan apresiasi terhadap budaya bangsa - Penciptaan masyarakat kreatif yang saling menghargai 6. LEMBAGA PEMBIAYAAN - Penciptaan skema dan lembaga pembiayaan yang mendukung tumbuhkembangnya industri kreatif Indonesia, - Penguatan hubungan antara bisnis, pemerintah, cendikiawan dengan lembaga keuangan.
13
Akses pada bahan baku dan teknologi Minimnya jumlah pelaku industri kreatif Kurangnya apresiasi terhadap pelaku industri kreatif Kebijakan dan infrastruktur kurang memadai Lemahnya dukungan pembiayaan/permodalan Minimnya perlindungan terhadap HAKI
14
15
16
17
Ringkasan Langkah-langkah Persiapan Menghadapi AEC 2012 Peningkatan Daya Saing Industri Indonesia
Mempertahankan Daya Saing (Medium-term) Jaminan Pasokan Bahan Baku Pengawasan impor untuk meredam produk illegal Optimalisasi P3DN Menghilangkan gangguan keamanan
Meningkatkan Daya Saing Jangka Panjang (Long-term) Peningkatan Faktor Pendukung Industri Membangun kemampuan SDM Industri Membangun R&D industri
Menurunkan: o Biaya modal o Biaya energy o Biaya manpower o Biaya logistik Ketersediaan bahan baku Iklim investasi (perijinan, pungli, insentif fiskal, BMDTP)
18
Program Peningkatan Daya Saing IKM 1) Restrukturisasi mesin/peralatan IKM 2) Penumbuhan Wirausaha baru, melalui pelatihan dan bantuan mesin peralatan 3) Pengembangan klaster IKM di 43 Kabupaten/Kota, melalui: Forum Grup Diskusi (FGD), pendampingan tenaga ahli, bimbingan teknis dan desain, bantuan mesin/peralatan, pelatihan-pelatihan, dan partisipasi pameran dan promosi 4) Pembinaan IKM melalui pendekatan OVOP di 62 sentra di 55 Kab/Kota, dalam bentuk pelatihan teknis, pendampingan tenaga ahli, bantuan mesin/peralatan, dan partisipasi pameran produk OVOP 5) Restrukturisasi mesin/peralatan UPT serta fasilitasi peningkatan pelayanan kepada IKM oleh UPT
19
Program Peningkatan Daya Saing IKM (lanjutan) 6) Fasilitasi pendaftaran HKI di bidang merk, hak cipta, paten, desain industri, serta berpartisipasi pada Forum Koordinasi HKI. 7) Fasilitasi Penerapan dan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (ISO 9000, GMP, HACCP) 8) Fasilitasi Penerapan dan Sertifikasi Standar Mutu (SNI) 9) Fasilitas Penerapan BatikMark Batik Indonesia 10) Fasilitasi akses permodalan bagi IKM melalui Kredit Usaha Rakyat, Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL), Modal Ventura dan Corporate Service of Responsibility (CSR) 11) Dukungan Penyelenggaraan Event-event yang menampilkan hasil industri kreatif (Indonesia Fashion Week, Indonesia Fashion and Craft Expo, Inacraft, Pekan Produk Kreatif Indonesia, dsb)
20
Terima Kasih
Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik