Stroke/CVD (Cerebro Vaskuler Disease) merupakan gangguan suplai oksigen ke sel-sel syaraf yang dapat disebabkan oleh pecahnya atau lebih pembuluh darah yang memperdarai otak dengan tiba-tiba.
Thrombosis Cerebral
Atherosklerosis Hypercoagulasi pada polysitemia Arteritis (radang pada arteri)
dapat
Kemudian ada yang menunjukan bahwa yang selama ini dianggap berperan dalam meningkatkan prevalensi stroke ternyata tidak ditemukan pada penelitian tersebut diantaranya, adalah:
Merokok
Kehilangan motorik Kehilangan komunikasi Gangguan persepsi Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik Disfungsi kandung kemih
I. PENGKAJIAN : Identitas Pasien Nama Umur Alamat kulon Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Suku Tanggal MRS Diagnosa masuk (Heomokitsia)
: SD Buruh Bangunan Kawin Jawa 17 Oktober 2013 ( jam 18.00) CVD-SH, Anemia, PSCB
Keluhan Utama ( Saat Masuk Rumah Sakit ) Klien mengalami penurunan kesadaran sejak 16 jam sebelum masuk rumah sakit. Menurut hasil anamnesa masuk di IGD bahwa tiba-tiba Tn.AM pingsan tidak sadarkan diri saat mengendari motor selama 1 jam, setelah sadar tidak bisa berdiri dan badan terasa lemas termasuk kaki dan tangan kiri tidak dapat digerakkan dan bicara pelo, mulut terlihat mencong kekiri dan saat diberikan minum tersedak dan batuk,
Keluhan Utama ( Saat Pengkajian ) Saat ini pasien kesadaran CM - Apatis, mengeluh sakit kepala berat, badan terasa lelah, muntah tidak ada, mual ada, bab belum lancar terdapat warna kehitaman dan merah segar hari belum bab, terpasang poli kateter hari IV, mengalir lancar-warna urine keruh kemerahan, terpasang infuse NaCl 500/12 jam, parase pada ekstermitas kanan. Jumlah urine 1100/24 jam.
Riwayat Penyakit Dahulu Keluarga mengatakan bahwa klien menderita hipertensi sejak 20 tahun lalu, dan berobat tidak teratur, sebelumnya pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti saat ini. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat penyakit keturunan : keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit seperti pasien, termasuk penyakit-penyakit kencing manis, darah tinggi dan lainnya
Pola aktivitas sehari-hari - sebelum masuk rumah sakit - sesudah masuk rumah sakit
Tingkat kesadaran Compos mentis mengarah apatis, agak gelisah, GCS :E4 M6 Vapasia. Tanda-tanda rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), tanda lasegue >700/>700, tanda kernig >1350 />1350 , tanda brudzinski I dan II (-)
Status kesehatan umum Sistem integument Kepala Muka Mata Telinga Hidung
Mulut dan faring Leher Thoraks Jantung Abdomen InguinalGenitalia-Anus Ekstrimitas Tulang belakang
Obat
Nama obat Dosis Pemakaian Efek samping (evaluasi perawat)
Citicolin
2x500 gr
Injeksi
Infus Oral Oral Injeksi Kanul
IVFD Asering 8 jam Caprofil paracetamal Ranitidin O2 3x12,5 mg 3x500 mg 2x1 ampl 21/mnt
No Data 1
Etiologi
masalah
DS : klien mengeluh sakit kepala berat DO: Tingkat kesadaran composmentis mengarah ke apatis GCS: E4, M6, Vapsia CT Scan : pendarahan pada basal ganglia dan thalamus kiri kurang lebih p: 5,2x5.0 mm banyaknya pendarahan 23cc
No Data 2 DS : klien mengeluh tidak bisa bediri, badan terasa lemas, kaki dan tangan tidak dapat digerakkan DO: - Kaki dan tangan nampak tidak bisa digerakkan. - Bicara nampak pelo - Mulut terlihat mencong kekiri
Etiologi
kelemahan otot
masala h
Gangguan mobilisasi fisik
No Data 3 DS : klien mengeluh mual DO: - Pasien terpasang infus NaCl 500/12 jam - Warna urine keruh kemerahan - Jumlah urine 1100/24 jam
Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan adanya oklusi/perdarahan daerah serebral Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kelemahan otot Gangguan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
No
1
Diagnosa keperawatan
intervensi
Gangguan perfusi 1. Tentukan faktor penyebab jaringan cerebral b/d gangguan adanya oklusi/perdarahan 2. Monitor status neurology. daerah serebral 3. Catat perubahan dalam penglihatan, seperti adanya kebutaan, kebutuhan lapang pandang / kedalaman persepsi 4. Kaji fungsi-fungsi yang lebih tinggi, seperti fungsi bicara jika klien sadar. 5. Posisi kepala ditinggikan sedikit dengan posisi netral ( hanya tempat tidurnya saja yang ditinggikan ) 6. Kolaborasi Berikan oksigen sesuai indikasi
No
2
intervensi
1. Observasi kemampuan pasien dalam mobilisasi 2. Bantu pasien melakukan ROM aktif dan pasif 3. Ajarkan keluarga untuk melatih rentang gerak sederhana 4. Kolaborasi dengan fisioterapi
intervensi
1. Monitor/obs tanda-tanda vital, nadi perifer, status membran mukosa, turgor kulit 2. Kaji dan monitor kelemahan neuromuskuler (ketidakmampuan menelan) 3. Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan pengeluran cairan (mis; panas, muntah) 4. Monitor/obs jumlah dan tipe cairan yang masuk dan ukur keluaran cairan dengan akurat 5. Monitor dan ukur keseimbangan cairan 6. Identifikasi rencana untuk meningkatkan/mempertahanakan keseimbangan cairan secara optimal (mis;jadwal masukan cairan) 7. Kolaborasi: Kaji hasil tes fungsi elektrolit dan ginjal
Semoga bermanfaat