Anda di halaman 1dari 43

Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

2.1

PEMAHAMAN SINGKAT STUDI KELAYAKAN


Studi kelayakan usaha adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu usaha

dilakukan dengan menguntungkan secara terus menerus. Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dan lain lain. Beberapa alasan yang mendasar bagi kegiatan studi kelayakan adalah alasan bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis
Laporan Pendahuluan

2-1

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal ini menunjukan bahwa dalam studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang sesuai dengan bidang atau aspek masing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi dan lain sebagainya. Studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada keuntungan yang secara ekonomis, dan orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis. Studi kelayakan proyek : 1. Penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil, keberhasilan proyek, artian terbatas atau artian yang lebih luas. Artian yang lebih terbatas oleh pihak swasta tentang manfaat ekonomis suatu investasi; 2. Bagi pemerintah (lembaga nonprofit) pengertian menguntungkan bisa dalam arti yang lebih relatif yaitu manfaat bagi masyarakat luas, contohnya: penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah di tempat tersebut, dan sebagainya.

2.2

PEMAHAMAN SINGKAT RUMAH SAKIT DAN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT

2.2.1 Pengertian Rumah Sakit Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, Rumah Sakit didefinisikan sebagai rumah
Laporan Pendahuluan

tempat merawat orang sakit, atau tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan meliputi berbagai masalah kesehatan.

2-2

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

Berdasarkan UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit menjelaskan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyedakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 2.2.2 Tujuan, Fungsi Rumah Sakit A. Tujuan Tujuan dari penyelengaraan rumah sakit antara lain adalah sebagai berikut: 1. Mempermudah kesehatan; 2. Memberikan perlindungan terhaddap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya masyarakat di rumah sakit; 3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit; 4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya rumah sakit dan rumah sakit. B. Fungsi Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk itu, rumah sakit mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan pelayanan pengebotan dan pemilihan kesehatan sesuai dengan standart pelayanan rumah sakit; 2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
Laporan Pendahuluan

akses

masyarakat

untuk

mendapatkan

pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis; 2-3

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; 4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan. 2.2.3 Persyaratan Penyelenggaraan Rumah Sakit A. Persayaratan Umum Adapun persyaratan umum pembangunan rumah sakit antara lain sebagai berikut: 1. Rumah sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian dan peralatan; 2. Rumah sakit dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah atau Swasta; 3. Rumah sakit yang didirikan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada harus berbentuk Unit Pelaksanaan Teknis dari Instansi yang bertugas dibidang kesehatan, Instansi tertentu, atau Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 4. Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta sebagaimana yang dimaksud harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak dibidang perumahsakitan.

2-4

Laporan Pendahuluan

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

B.

Persyaratan Lokasi Dalam penentuan lokasi terdapat beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, persyaratan tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit; 2. Ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan lingkungan sebagaimana dimaksud menyangkut Upaya Pemantauan Lingkungan, Upaya

Pengelolaan Lingkungan dan atau dengan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 3. Ketentuan mengenai tata ruang sebagaimana dimaksud, dilaksanakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten /Kota, Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan /atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan; 4. Hasil kajian kebutuhan penyelenggaraan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud harus didasarkan pada studi kelayakan dengan menggunakan prinsip pemerataan pelayanan, efisiensi dan efektifitas, serta demografi. C. Persyaratan Bangunan Persyaratan bangunan sebuah rumah sakit terdiri dari: 1. Persyaratan Administrasi dan persyaratan teknis bangunan gedung pada umumnya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Laporan Pendahuluan

2-5

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

2. Persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut. Bangunan rumah sakit sebagaimana dimaksud paling sedikit terdiri atas ruang: D. Rawat jalan; Ruang rawat inap; Ruang gawat darurat; Ruang operasi; Ruang tenaga kesehatan; Ruang radiologi; Ruang laboratorium; Ruang sterilisasi; Ruang farmasi; Ruang pendidikan dan latihan; Ruang kantor dan administrasi; Ruang ibadah, ruang tunggu; Ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit; Ruang menyusui; Ruang mekanik; Laundry; Kamar jenazah; Taman; Pengolahan sampah; Pelataran parkir yang mencukupi.

Persyaratan Menurut Jenis Rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya. a) Berdasarkan Jenis Pelayanannya: 1) Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit
Laporan Pendahuluan

dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.

2-6

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

2) Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. 3) Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya. b) Berdasarkan Pengelolaannya: 1) Berdasarkan pengelolaannya Rumah Sakit dapat dibagi menjadi Rumah Sakit Publik dan Rumah Sakit Privat. 2) Rumah Sakit Publik sebagaimana dimaksud dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. 3) Rumah Sakit Publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4) Rumah Sakit Publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud tidak dapat dialihkan menjadi Rumah Sakit Privat. E. Persyaratan Menurut Prasarana Prasarana rumah sakit dapat meliputi: a) Instalasi air; b) Instalasi mekanikal dan elektrikal;
Laporan Pendahuluan

2-7

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

c) Instalasi gas medik; d) Instalasi uap; e) Instalasi pengolahan limbah; f) Pencegahan dan penanggulangan kebakaran; g) Petunjuk, standar dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat; h) Instalasi tata udara; i) Ambulans; j) Sistem informasi komunikasi; Adapun semua prasarana tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Harus memenuhi standar pelayanan, keamanan serta keselamatan kesehatan kerja penyelenggaraan rumah sakit. 2. Prasarana dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik. 3. Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana rumah sakit harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya. 4. Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana rumah sakit harus

didokumentasi dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan. 2.2.4 Klasifikasi Rumah Sakit Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan
Laporan Pendahuluan

fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit.

2-8

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, mengklasifikasikan Rumah Sakit Umum di Indonesia, diantaranya sebagai berikut.

Tabel 2.1 Klasifikasi Rumah Sakit Umum Klasifikasi RSU Kelas A Kapasitas Tempat Tidur 1.000 1.500 Lingkup Pelayanan 4 medik spesialis dasar, 5 penunjang medik, 12 medik spesialis lain, 13 medik subspesialis 4 medik spesialis dasar, 4 penunjang medik, 8 medik spesialis lain, 2 medik subspesialis dasar 4 medik spesialis dasar, 4 penunjang medik 2 medik spesialis dasar

RSU Kelas B

400 1.000

RSU Kelas C RSU Kelas D

1 450 25 100

Klasifikasi Rumah Sakit Umum terdiri atas: a. b. c. d. Rumah Sakit Umum kelas A; Rumah Sakit Umum kelas B; Rumah Sakit Umum kelas C; Rumah Sakit Umum kelas D;

Klasifikasi Rumah Sakit Khusus terdiri atas: a. Rumah Sakit Khusus kelas A; b. Rumah Sakit Khusus kelas B; c. Rumah Sakit Khusus kelas C;
Laporan Pendahuluan

2-9

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

2.2.5 Jenis Rumah Sakit Berdasarkan Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya. Adapun jenis rumah sakit sebagai berikut: 1. Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, lrumah sakit dikategorikan dalam rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. 2. Rumah sakit umum memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. 3. Rumah sakit khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya. 4. Berdasarkan pengelolaannya rumah sakit dapat dibagi menjadi rumah sakit publik dan rumah sakit privat. 5. Rumah sakit publik dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik yang dikelola Pemerintah Daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 6. Rumah sakit yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah tidak dapat dialihkan menjadi Rumah Sakit Privat. 7. Rumah sakit dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang terbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.
Laporan Pendahuluan

2-10

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

8.

Rumah sakit dapat ditetapkan menjadi rumah sakit pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan standar rumah sakit pendidikan.

9.

Rumah sakit pendidikan ditetapkan oleh menteri setelah berkoordinasi dengan menteri yang membidangi urusan pendidikan.

10. Rumah sakit pendidikan merupakan rumah sakit yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya. 11. Dalam penyelenggaraan rumah sakit pendidikan dapat dibentuk jejaring rumah sakit pendidikan.

2.2.6 Kriteria Khusus (Bangunan)


A. Instalasi Rawat Jalan Kebutuhan pelayanan RSU Kelas C pada dasarnya terdiri dari Poli Umum dan Poli Spesialistik dasar, yaitu: Poli Penyakit Dalam Poli Anak Poli Bedah Poli Kebidanan dan Penyakit Kandungan Poli Mata Poli Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT) Poli Gigi dan Mulut Poli Kulit dan Kelamin
Laporan Pendahuluan

2-11

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

Poli Syaraf Poli Jiwa

Semua poli tersebut terdiri dari ruang periksa dan ruang tindakan. Selain itu juga dilengkapi dengan pelayanan penunjang medik maupun non medik yang terdiri dari: Apotek Laboratorium /patologi Radiologi Rehabilitasi medik Kelompok administrasi Loket pendaftaran dan pembayaran Lavatory (kamar kecil) Ruang tunggu

Beban kerja pada unit poliklinik adalah jumlah pasien rawat jalan yang harus dilayani oleh setiap sub unit setiap tahun. Dalam menetapkan proyeksi jumlah pasien untuk setiap unit (masing-masing poli) yang ditetapkan sebagai data dasar bagi kebutuhan pelayanannya, perlu ditetapkan beberapa asumsi yaitu sebagai berikut: a) Proporsi jumlah pasien pada tahun proyeksi sesuai dengan proporsi jumlah pasien rata-rata menurut data beberapa jenis pasien yang dianggap perlu dikoreksi.
Laporan Pendahuluan

2-12

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

b) Untuk memperhitungkan jumlah pasien yang harus dilayani setiap hari, diambil hari kerja setiap tahun selama 250 atau 300 hari (50 minggu x 5 hari), 1 hari pembersihan, penetapan dibentuknya poli-poli ini didasarkan kasus-kasus yang mulai ada dan diperkirakan akan berkembang di masa yang akan datang. c) Waktu kerja poliklinik adalah 6 hari kerja. Adapun konsep dasar poliklinik pada prinsipnya ditetapkan sebagai berikut: a) Ruang tunggu dirancang untuk semua poliklinik, diusahakan pemisah ruang tunggu penyakit dan non infeksi. b) Sistem sirkulasi dilakukan dengan satu pintu (pintu masuk dan keluar sama). c) Poli yang ramai letaknya sebaiknya saling berdekatan. d) Koridor petugas dipisahkan dari koridor pasien. B. Unit Gawat Darurat Unit gawat darurat menerima pasien selama 24 jam dari wilayah sekitar rujukan RSU serta Puskesmas. Rencana pengembangan Unit Gawat Darurat diarahkan atas perkiraan kebutuhan. Dalam pengambilan jumlah pasien perlu ditetapkan beberapa asumsi, antara lain sebagai berikut: a) Proporsi jumlah pasien pada tahun proyeksi sesuai dengan proporsi jumlah pasien rata-rata existing.
Laporan Pendahuluan

2-13

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

b) Untuk perhitungan kebutuhan diambil angka proyeksi berdasarkan kasuskasus yang mulai ada dan diperkirakan berkembang pada masa yang akan datang. c) Untuk memperhitungkan jumlah pasien gawat darurat diambil data jumlah pasien gawat darurat yang telah dilayani selama lima tahun terakhir. d) Waktu kerja unit gawat darurat adalah 24 jam. e) Program ruang. Adapun konsep dasar unit gawat darurat ditetapkan dengan beberapa pertimbangan dasar, yaitu: a) Pemisahan antara ruang beda non bedah. b) Dilakukan pemisahan sirkulasi antara pasien dengan perawat /dokter. c) Pengaturan sirkulasi perawat /dokter dan tempat alat-alat medik sehingga dimungkinkan menggunakan alat-alat secara bersama. d) Pembentukan ruang-ruang medik yang memungkinkan untuk digunakan sebagai ruang periksa, observasi dan ruang restitusi. e) Keseluruhan ruang dan alat ditetapkan untuk dapat digunakan selama 24 (dua puluh empat) jam. f) Pintu masuk khusus dari gerbang utama. C. Instalasi Perawatan Intensif (ICU) Untuk perawatan penderita yang mengalami penyakit yang fungsi organ
Laporan Pendahuluan

tubuh yang memerlukan secara intensif pemantauan ketat dan tindakan segera yang direncanakan untuk menurunkan angka kematian. 2-14

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

Konsep dasar ICU ditetapkan sebagai berikut: a) Sistem pelayanannya adalah sentral dibuka 24 jam. b) Letak harus dekat dengan gedung gawat darurat, laboratorium, radiologi dan bedah. c) Harus bebas dari gelombang elektromagnetik dan terhadap getaran. d) Gedung harus terletak pada daerah yang tenang. e) Temperatur ruangan harus terjaga. f) Aliran listrik tidak boleh terputus. g) Harus tersedia pengatur kelembaban udara. h) Sirkulasi udara yang dikondisikan sebaiknya 100% udara segar. i) Perlu disiapkan titik grounding untuk peralatan elektrostatik. D. Instalasi Rawat Inap (WARDS) Ruang untuk perawatan pasien berlangsung 24 jam, jumlah tempat tidur 100400 buah. Cara menghitung jumlah tempat tidur disesuaikan dengan perkembangan sebagai berikut: Nilai BOR, LOS, TOL, BTO; Jumlah pertumbuhan penduduk; Jumlah tempat tidur di RS /ratio perbandingan jumlah tempat tidur : jumlah penduduk; Faktor lain yang diterapkan dalam perencanaan RS Swasta
Laporan Pendahuluan

Dalam merencanakan Unit Rawat Inap perlu ditetapkan dulu prinsip-prinsip dalam perencanaan instalasi rawat inap, yaitu sebagai berikut:

2-15

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

a) Konsep perawatan sebaiknya dapat mengakomodir perawatan 4 ahli dasar. b) Standar luas ruangan adalah sebagai berikut: Luas Kamar VIP = 28 m2/ unit Luas Kamar Kelas 1 = 18 m2/ unit Luas Kamar Kelas 2 = 12 m2/ unit Luas Kamar 3a dan 3b = 8 m2/ unit

c) Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus dipisahkan seperti: Pasien yang menderita penyakit menular Pasien atau penyakit dan pengobatan yang menimbulkan bau (seperti penyakit tumor), dan diabetes Pasien yang menderita (mengeluarkan suara dalam ruangan)

d) Rurang inap sebaiknya dikelompokkan dalam bagian sebagai berikut: Ruang VIP Ruang kelas I dan II dalam 1 blok Ruang kelas IIIa dan IIIb boleh digabung dalam 1 blok dan dapat pula dipisah . e) Stasiun perawat maksimum melayani 25 tempat tidur, letak stasiun perawat harus terletak dipusat blok yang dilayani agar perawat dapat mengawasi pasiennya secara efektif. Untuk bangunan perawatan kelas yang berupa 1 blok maka dibutuhkan 1 stasiun perawat.
Laporan Pendahuluan

2-16

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

f) Akses pencapaian ke setiap ruangan /blok harus dapat dicapai dengan mudah. g) Jumlah kebutuhan ruang harus disesuaikan dengan kebutuhan jumlah pasien yang ditampung. h) Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ruangan. i) Masing-masing ruang rawat mempunyai ruang isolasi sendiri. E. Unit Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fungsi dari unit kebidanan dan penyakit kandungan ini adalah untuk kegiatan persalinan dan penyakit yang berhubungan dengan kandungan. Tingkat pelayanan unit kebidanan dan penyakit kandungan tergantung pada jumlah persalinan yang dilakukan dalam satu tahun per hari. Unit kebidanan dan penyakit kandungan dibuat berdasarkan jumlah pasien yang dilayani unit tersebut tiap tahunnya, dapat dilihat berdasarkan atas asumsi sebagai berikut: a) 70% BOR tempat tidur dipakai sebagai dasar proyeksi. b) Dan dapat dihitung berdasarkan penilitian yang rinci terhadap beban kerja tiap sub unit, waktu kerja, kebutuhan atas tenaga serta ruang, hubungan intern serta ekstern unit alur kegiatan pelayanan. c) Sebagian persiapan dari pasien dilakukan di ward atau ruang gawat darurat. d) Tiap ruang persalinan dapat melayani sebanyak 4 persalinan per hari
Laporan Pendahuluan

e) Persalinan membutuhkan pembedahan dilakukan di unit bedah central.

2-17

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

Beberapa masalah yang harus diperhatikan dalam merancang unit kebidanan dan penyakit kandungan antara lain: a) Ruang bersalin harus mengelompokan pasien sesuai dengan jenis persalinan. b) Ruang bayi dan ruang rawat inap harus diusahakan berdekatan sehingga dapat mudah melihat kondisi bayi. c) Perencanaan ruang steril, semi steril, dan non steril harus benar-benar diperhatikan dan sesuai kebutuhan serta tata letak yang mengandung kegiatan yang ada. d) Ruang persalinan abnormal 4 tempat tidur, abnormal 2 tempat tidur, gynecology 1 tempat tidur. e) Ruang untuk penempatan USG. F. Lobby Merupakan ruangan yang terdapat dibagian utama dimana pengunjung dapat melakukan integrasi dengan pihak rumah sakit untuk dapat melakukan perjanjian dengan dokter, sebagai tempat informasi, pendaftaran pasien, dan juga sebagai tempat untuk membayar tagihan atau transaksi pembayaran. Lobby berfungsi sebagai ruang tunggu pasien serta keluarganya sambil dilakukan pelayanan medis. Oleh karena itu lobby merupakan citra rumah sakit tersebut. Adapun fungsi dan ruang lingkup Lobby adalah sebagai berikut: a) Bagian informasi b) Bagian pendaftaran
Laporan Pendahuluan

2-18

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

c) Bagian pembayaran d) Bagian pelayanan medis e) Bagian pelayanan penunjang medis f) Kantin g) ATM dan Bank Syarat perancangan sebuah Lobby antara lain sebagai berikut: a) pada layout dibuat alur sirkulasi yang memudahkan , jelas, dan terarah ke setiap ruangan. b) menggunakan material interior yang aman, mudah dirawat, bersih dan higenis, tapi tetap memperhatikan aspek estetis. c) furniture yang digunakan sebaiknya ergonomis dan nyaman digunakan dalam jangka waktu yang lama. d) area resepsionis hendaknya bias mencerminkan citra /image rumah sakit. Penggunaan aspek estetika harus dipertimbangkan dengan baik sehingga enak dilihat dan juga mudah dalam perawatannya.

2.3

PEMAHAMAN SINGKAT MENGENAI STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT

Studi Kelayakan (feasibility study) pembangunan rumah sakit (RS) merupakan salah satu poin penting sebelum melaksanakan pembangunan rumah sakit. Studi kelayakan merupakan studi yang mencakup bisnis review, strategis, dan posisi keuangan. Ulasan ini akan memberikan pasar yang paling potensial dalam jenis usaha, kapasitas tempat tidur, fase pengembangan dan investasi. Sifat sebuah Rumah
Laporan Pendahuluan

2-19

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

Sakit (RS) adalah investasi jangka panjang dengan struktur modal yang besar dan kompleksitas tersendiri, dalam hal ini perlu dipahami bahwa ada konsekuensi pergeseran bisnis inti ke arah pelayanan kesehatan (health service). Hal pertama yang diperlukan adalah membuat Studi Kelayakan untuk melihat bagaimana prospek ke depan dari Rumah Sakit (RS) yang akan dibangun. Sebagai sebuah Strategic Business Unit (SBU), tentu diharapkan Rumah Sakit (RS) menjadi salah satu portofolio yang kuat untuk pengembangan dengan prospek keuangan yang baik. Menurut smartplus consulting, maksud dan tujuan dari pembuatan Studi kelayakan antara lain: 1. Melihat kelayakan pengembangan Rumah Sakit (RS) kedepan; 2. Menganalisa produk yang ditawarkan dan unggulan dari Rumah Sakit (RS) dengan melihat pada kemampuan internal dan perubahan persepsi masyarakat; 3. Memprediksi kapasitas kedepan dari Rumah Sakit (RS), baik dari kapasitas pelayanan, kapasitas fisik, peralatan medis dan SDM nya. 4. Mengestimasi besaran investasi, skema pendanaan, prospek keuangan, dan analisa keuangan secara mendalam didalam sebuah model keuangan. Perencanaan Rumah Sakit dapat dibagi ke dalam dua kategori (lihat juga Gambar 2.1, diagram skema alur perencanaan RS): A. Studi Kelayakan, di dalam studi kelayakan, setidaknya kita harus survey hal-hal sebagai berikut. a. Kebutuhan akan Rumah Sakit di area tersebut Kebutuhan untuk menganalisa lokasi Rumah Sakit, lebih baik menunjuk
Laporan Pendahuluan

konsultan rumah sakit yang dapat melakukan survey untuk menentukan kelayakan lokasi yang dipilih secara obyektif.

2-20

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

Gambar 2.1 Diagram Skema Alur Perencanaan Rumah Sakit

Di dalam survey ini konsultan harus menilai apakah komunitas dalam jangkauan proyek mampu memanfaatkan pelayanan yang diberikan rumah sakit, jika komunitas dalam jangkauan termasuk komunitas yang sejahtera maka harus dibuat rumah sakit yang mewah atau dengan kata lain rumah sakit harus memiliki fasilitas yang layak (diatas rata-rata fasilitas rumah sakit lain yang sudah ada). Tranportasi, fasilitas umum, pemondokan (tempat tinggal) bagi calon karyawan termasuk hal yang harus diperhitungkan dalam survey ini. b. Kondisi lokasi Lokasi yang dipilih harus memiliki luasan lahan yang cukup luas untuk
Laporan Pendahuluan

keperluan pengembangan dikemudian hari. Lokasi harus sesuai untuk konstruksi bangunan, tidak pada lokasi rawan bencana, tidak pada area

2-21

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

rawan banjir, dan harus mudah diakses dari berbagai arah, utamanya yang berkaitan dengan fasilitas umum yang ada, dan sebaiknya terletak pada jalur utama transportasi umum. Ketersediaan sumber air mengingat kebutuhan air untuk pasien mencapai 300 400 liter setiap harinya maka sumber air harus dipertimbangkan secara matang. Pengolahan air limbahnya harus sudah dipertimbangkan dari awal. Muka air tanah harus di perhitungkan agar instalasi sytem limbahnya tidak kesulitan, dengan mengetahui muka air tanah kita dapat tentukan jenis material pipa air yang akan dipakai. Jenis tanah juga harus dipertimbangkan untuk efisiensi jenis fondasi yang akan di rancang. Fasilitas lain yang harus di perhatikan adalah, sumber listrik PLN, telephone, kondisi jalan, dan kondisi saluran pembuangan yang sudah ada. c. Perekonomian masyarakat sekitar Perekonomian di area dimana rumah sakit akan di dirikan, kita harus mempelajari kapsitas pendapatan rata-rata (kesejahteraan) masyarakat di area tersebut sehingga kita dapat menentukan kemewahan dan

kelengkapan peralatan yang akan kita sediakan. Kita harus selalu melihat bahwa masyarakat sekitar rumah sakit harus mampu secara ekonomi memanfaatkan pelayanan yang kita sediakan. Fasilitas yang kita bangun harus tersedia untuk semua kategori lapisan masyarakat. d. Calon pelanggan Kemungkinan sebagai rumah sakit rujukan, di dalam survey awal kita harus menemukan apakah masyarakat dapat menggunakan pelayanan dari institusi
Laporan Pendahuluan

yang kan kita bangun, kita harus melihat keberadaan rumah sakit tersebut akan mampu memberikan pelayanan pada masyarakat yang datang dari luar

2-22

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

daerah dimana RS tersebut didirikan, sehingga diperlukan fasilitas penginapan atau sejenisnya. e. Ketersediaan Tenaga Kerja Ketersediaan SDM, kita harus mampu memastikan apakah tersedia cukup tenaga paramedik dan lainnya secara langsung di area tersebut atau harus didatangkan dari luar daerah, hal ini harus diperhitungkan dari awal karena akan berkaitan dengan banyak permasalahan, yang implikasinya adalah benilai finansial. f. Sumber daya keuangan (financial) Sebelum kita memulai proyek yang kita rencanakan, kita harus menganalisa sumber financial yang ada. Sebagian besar dana yang kita butuhkan dapat kita peroleh dari bank atau institusi pendanaan yang lain (bank lebih aman). Kita harus merencanakan dan menghitungnya secara detail sehingga kebutuhan semua dana harus sudah tercukupi dari awal, dan tidak akan terjadi pemberhentian proyek ditengah jalan. Sering terjadi perencananaan yang tidak dilakukan dengan teliti akan mengacaukan proses pembangunan dan tidak sedikit proyek yang mangkrak. Kita harus menghitung budged secara akurat dan mengetahui bahwa PBP nya mencapai 7 hingga 10 tahun, baru proyek tersebut kita nyatakan feasible /layak. Di dalam Rumah Sakit, peralatan medis sangat mahal harganya, dan sering terjadi perkembangan peralatan medis terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Kita harus budayakan memproses perencanaan secara mendalam, detail dan gunakan waktu lebih lama untuk mewujudkan perencanaan yang
Laporan Pendahuluan

sempurna, dibandingkan sebaliknya. Perencanaan yang dibuat secara cepat

2-23

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

jadi cenderung akan mengakibatkan biaya tinggi karena banyak terjadi perubahan dan modifikasi dalam proses pelaksanaannya. B. Perencanaan Pembangunan (penetapan lokasi). Setelah proses survey selesai dilakukan, kemudian mulai perencanaan bangunan, sebaiknya kita menunjuk perencana yang khusus menangani proyekproyek rumah sakit, menyiapkan master layout, untuk menentukan posisi berbagai unit bangunan (alur). Di dalam pembuatan master plan ini harus sudah terakomodir semua kebutuhan ruang dan dimensinya untuk tiap-tiap departemen. Rumah sakit dapat dibagi ke dalam rumah sakit corporate, rumah sakit pemerintah, dan klinik swasta, atau rumah sakit umum yang akan memiliki semua departemen dan klasifikasi rumah sakit khusus (rs mata, cancer, dll). Sesuai kondisi perekonomian pasien dan kebutuhan komunitas di area tersebut, ruang rawat inap dirancang. Pada beberapa tempat, kita sebaiknya memiliki lebih banyak ruang yang mewah dan bisa jadi di tempat lain kita lebih b anyak membutuhkan ruangan standard dan umum. Untuk itu sudah ada pedoman dari depertemen kesehatan tentang hal ini. Fasilitas lain yang harus ada antara lain toilet, medical store, optical store, lobby, space area, taman, parking area, dan lain sebagainya. Nurse station harus diposisikan pada posisi tengah, ruang perawatan harus dikondisikan senyaman dan setenang mungkin, reception harus memiliki atmosphere penyambutan yang hangat untuk semua orang yang datang ke rumah sakit. Ketika kita merencanakan pembangunan infrastruktur, kita harus memilih material yang sesuai dengan kondisi alam Indonesia sehingga cara dan biaya maintenance
Laporan Pendahuluan

2-24

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

akan dapat dikontrol secara efisien. Perencanaan dan Koordinasi dengan pihak lain yang mungkin diperlukan : a. Pembelian tanah dan atau sertifikasi tanah; b. Legal Opinion (Pembentukan PT) oleh owner; c. Ijin Prinsip oleh owner; d. Penunjukan pembuatan Feasibility Study; e. Penunjukan pembuatan AMDAL; f. Penunjukan Perencana Khusus Rumah Sakit (RS); g. Persetujuan Perencana; h. Penunjukan Kontraktor dan Pengawas khusus Rumah Sakit; i. j. Proses Pembangunan; Pembuatan Spesifikasi peralatan medis dan non medis (oleh konsultan RS);

k. Persetuan spesifikasi peralatan medis dan non medis; l. Pembelian Peralatan medis dan non medis;

m. Recruitment (top level management) oleh konsultan RS; n. Regristration (pengajuan Ijin Operasional); o. Recruitment middle level management oleh top level management; p. Operasionalisasi Rumah Sakit bisa didampingi konsultan rumah sakit; q. Perpajakan.

2.4

URAIAN SINGKAT GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN OKU

2.4.1 Letak, Batas dan Luas Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan satu dari 15 Kabupaten /Kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, dengan luas wilayah 361.760 Hektar. Dilihat dari sisi geografisnya kabupaten ini terletak antara 10340 Bujur Timur sampai dengan
Laporan Pendahuluan

2-25

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

10433 Bujur Timur dan antara 345 sampai dengan 455 Lintang Selatan. Adapun secara administrasi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu memiliki batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Rambang Lubai, Kabupaten Muara Enim dan Kecamatan Muara Kuang, Kabupaten Ogan Ilir Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Martapura dan Kecamatan Madang Suku II, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Simpang dan Kecamatan Buay Pemaca, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Simpang dan Kecamatan Buay Pemaca, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Luas wilayah Kabupaten OKU menurut Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten OKU Timur, OKU Selatan dan Ogan Ilir adalah 4.797,06Km. Sementara menurut data OKU Dalam Angka Tahun 2011 (BPS, 2012) yang mengacu pada pemetaan BPN Kabupaten OKU, luas Kabupaten OKU meliputi 361.760 Hektar. Pada Tahun 2005, administrasi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu terdiri atas 9 kecamatan, 130 desa, 4 desa persiapan, dan 3 kelurahan. Pada tahun 2009 jumlah desa dan kelurahan bertambah menjadi 138 desa dan 14 kelurahan. Tahun 2010, jumlah desa bertambah lagi dua desa sehingga menjadi 140 desa. Dua desa tersebut adalah Desa Mekar Sari di Kecamatan Sosoh Buay Rayap dan Desa Sumber Bahagia di Kecamatan Lubuk Batang. Selanjutnya Tahun 2011, jumlah desa bertambah lagi
Laporan Pendahuluan

sebanyak tiga desa, yaitu Desa Fajar Jaya di Kecamatan Lengkiti serta Desa Marta Jayadan Desa Batu Raden di Kecamatan Lubuk Raja. Dengan demikian hingga akhir

2-26

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

tahun 2011, Wilayah Kabupaten OKU terbagi dalam 12 Kecamatan yang meliputi 143 Desa, 14 Kelurahan, 13 Lingkungan dan 589 dusun. Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013 terdiri dari 12 kecamatan dan 143 desa dan 14 Kelurahan, dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Lengkiti dengan luas wilayah 700,00Km atau 19,35 % dari total luas wilayah kabupaten, sementara itu Kecamatan Lubuk Raja memiliki luas wilayah terkecil diantara kecamatan lainnya dengan luas 94,79Km atau hanya 2,62 % dari luas total wilayah Kabupaten. Selanjutnya mengenai letak, batas dan luas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Gambar 2.2 - 2.3.

Tabel 2.2 Luas Wilayah OKU Berdasarkan Kecamatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Nama Kecamatan Lengkiti Sosoh Buay Rayap Pengandonan Semidang Aji Ulu Ogan Muara Jaya Peninjauan Lubuk Batang Sinar peninjauan Baturaja Timur Lubuk Raja Baturaja Barat OKU
Sumber : BPS Kab. OKU, 2012

Luas Hektar (Ha) 70.000 26.064 9.479 46.753 23.600 29.800 45.369 50.722 19.000 14.887 12.600 13.486 361.760 Persentase (%) 19.35 7.20 2.62 12.92 6.52 8.24 12.54 14.02 5.25 4.12 3.48 3.73 361.760
Laporan Pendahuluan

2-27

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

Gambar 2.2

Peta Orientasi Wilayah Kab. OKU

2-28

Laporan Pendahuluan

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

Gambar 2.3

Peta Wilayah Administrasi Kab OKU

2-29

Laporan Pendahuluan

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

2.4.2 Topografi Keadaan topografi dan ketinggian wilayah Kabupaten Ogan komering Ulu berkisar antara 0 1.000 meter lebih di atas permukaan laut. Hal ini dimaklumi karena Kabupaten Ogan Komering Ulu masih terletak di jalur Bukit Barisan wilayah bagian selatan. Kabupaten Ogan Komering Ulu mempunyai iklim trofis dan basah dengan temperatur bervariasi antara 22 C 31 C, daerah mempunyai temperatur rendah adalah Kecamatan Peninjauan. Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu secara garis besar dapat digolongkan atas daerah-daerah : a. Ketinggian 0 100 meter dari permukaan laut seluas 202.383 Ha atau 55,94 % dari luas wilayah kabupaten, tersebar hamper di setiap kecamatan kecuali Kecamatan Pengendonan, Muara jaya dan Ulu Ogan. b. Ketinggian 100 500 meter dari permukaan laut, luas seluruhnya 123.525 Ha atau 34,14 % dari luas wilayah kabupaten, lokasinya tersebar hampir di setiap kecamatan kecuali Kecamatan Baturaja Barat, Kecamatan Peninjauan dan Kecamatan Sinar Peninjauan. c. Ketinggian 500 1.000 meter dari permukaan laut. Daerah ini luasnya mencapai 27.318 Ha atau sekitar 7,55 % dari luas wilayah kabupaten yang tersebar di Kecamatan Lengkiti, Kecamatan Pengandonan, Kecamatan Muara Jaya dan Kecamatan Ulu Ogan. d. Ketinggian di atas 1000 meter di permukaan laut. Daerah ini luasnya mencapai 8.544 Ha atau 2,36 % dari luas wilayah kabupaten, yang tersebar Kecamatan Lengkiti dan Kecamatan Ulu Ogan.
Laporan Pendahuluan

Peta topografi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini dapat dilihat pada Gambar 2.4 dan Tabel 2.3.

2-30

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

Gambar 2.4

Peta Topografi

2-31

Laporan Pendahuluan

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

Tabel 2.3 Tinggi Wilayah OKU Berdasarkan Kecamatan


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kecamatan Baturaja Barat Baturaja Timur Lengkiti Lubuk Batang Lubuk Raja Muara Jaya Pengendonan Peninjauan Semidang Aji Sinar Peninjauan Sosoh Buay Rayap Ulu Ogan JUMLAH
Sumber : Profil Kabupaten OKU 2012

Ketinggian dari Permukaan Laut (DPL) 0 - 100 m 13.486 13.398 13.600 46.629 11.339 45.369 18.701 19.000 20.861 202.383 100 - 500 m 1.489 46.800 4.093 1.261 22.946 7.299 28.052 5.213 6.372 12.525. 600 - 1000 m 7.900 6.854 2.180 10.384 27.318 >1000 m 1.700. 6.844 8.544

2.4.3 Klimatologi Secara umum, Kabupaten Ogan Komering Ulu beriklim tropis dan basah dengan temperatur bervariasi antara 22C sampai dengan 31C. Semakin ke arah utara temperatur udaranya semakin tinggi (semakin panas). Kabupaten Ogan Komering Ulu termasuk daerah yang bercurah hujan tinggi. Menurut pengukur cura hujan yang berada di kecamatan Baturaja Timur, pada tahun 2011 curah hujan bervariasi antara 22 mm sampai dengan 400 mm. Dengan hari hujan terbanyak terjadi dibulan Desember tahun 2011 yaitu sebanyak 18 hari hujan. Dapat juga dikatakan bahwa pada bulan Desember adalah puncak dari musim penghujan di tahun 2011, sedangkan hari hujan paling sedikit terjadi pada bulan Agustus yang hanya terjadi 2 (dua) hari hujan pada bulan tersebut. Pada Gambar 2.5 merupakan Grafik rata-rata Curah Hujan per Bulan di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Laporan Pendahuluan

2-32

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

Gambar 2.5 Grafik Rata-Rata Curah Hujan Per-Bulan Di Kabupaten Ogan Komering Ulu

Sumber : OKU Dalam Angka 2011, BPS 2012

2.4.4 Tutupan Lahan Luas total Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah sekitar 361.760 Hektar. Dari total luas tersebut sekitar 36,91% berupa hutan belukar, 25,48% diusahakan untuk perkebunan rakyat, perkebunan besar maupun perkebunan rakyat dengan komoditi unggulan seperti kelapa sawit, karet, kopi, dan tanaman tahunan lainnya, dengan penyebaran hampir merata di seluruh wilayah kabupaten (selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.6). 2.4.5 Kawasan Rawan Bencana Kawasan rawan bencana di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini meliputi rawan bencana tanah longsor dan banjir diakibatkan karena kondisi hidrologi Sungai
Laporan Pendahuluan

Ogan dan anak-anak sungai (sekitar 61 anak sungai yang bermuara ke Sungai Ogan) pada musim penghujan.

2-33

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

Gambar 2.6

Peta Tutupan Lahan

2-34

Laporan Pendahuluan

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

Banjir disebabkan oleh DAS Ogan yang terjadi secara periodik terutama musim hujan. Kawasan rawan longsor dengan kerentatan tinggi disepanjang DAS Ogan dan anak-anak sungai, lereng-lereng bukit untuk terkena bencana tanah longsor, terutama jika kegiatan manusia menimbulkan gangguan pada lereng kawasan dan sempadan sungai. Kerawanan bencana gempa bumi, meskipun belum terjadi dalam skala yang besar namun kawasan bagian selatan Kabupaten Ogan Komering Ulu yang merupakan kawasan di sekitar kaki Pegunungan Bukit Barisan merupakan kawasan rentan dengan bencana gempa vulkanik disekitar kawasan tersebut, dan longsor di kawasan perbukitan sebagian terdapat di wilayah Kecamatan Ulu Ogan, Muara Saeh dan Lengkiti. A. Kerawanan Tanah Longsor Lokasi kawasan tanah longsor relatif terdapat pada kawasan dengan kemiringan lahan diatas 30 40% dan di atas 40% yang merupakan kawasan perbukitan dan pengunungan serta kawasan-kawasan daerah aliran Sungai Ogan, Lematang dan Komering serta 61 anak sungai lainnya. B. Kerawanan Genangan Air dan Banjir Data curah hujan, kondisi morfologi dan geologi merupakan faktor-faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya banjir. Jenis banjir yang terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah banjir luapan sungai, karena semua air genangan berasal dari sungai yang tidak tertampung pada alirannya. Banjir ini sifatnya musiman yang dapat berlangsung selama berhari-hari atau mingguan tergantung intensitas curah hujan.
Laporan Pendahuluan

Lokasi kawasan rawan banjir terdapat di kawasan sekitar Sungai

Ogan

(sepanjang daerah aliran sungai), terdapat kawasan perkotaan dan desa-desa

2-35

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

yang berkembangan di daerah aliran sungai ini, di samping itu pada kawasankawasan dataran rendah. Kawasan yang berpotensi banjir di Kabupaten Ogan Komering Ulu yaitu Kawasan rawan banjir akibat meluapnya Sungai Ogan dan anak-anak sungai yang ada meliputi Lokasi kawasan rawan bencana banjir ini seperti di wilayah Kecamatan Semidang Aji, Kecamatan Baturaja Timur, Baturaja Barat, Lubuk Raja, Sinar Peninjauan, Peninjauan dan Lubuk Batang. C. Kerawanan Gempa Bumi Di Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) ini belum pernah terjadi gempa dengan skala besar, hanya mendapat pengaruh dari Kawasan rawan bencana gempa sekitar Pegunungan Bukit Barisan dari gempa vulkanik. Kawasan-kawasan relatif terkena dampak rawan bencana gempa bumi ini meliputi kawasan bagian selatan Kabupaten Ogan Komering Ulu meiputi Kecamatan Ulu Ogan, Kecamatan Pengandonan, Kecamatan Lengkiti, sebagian Kecamatan Sosoh Buay Rayap dan Kecamatan Muara Jaya. Selain bencana gempa terdapat pula ancaman berupa bencana dari kawasan rawan gerakan tanah. Kawasan ini berada di sepanjang jalan lintas sumatera meliputi Kecamatan Peninjauan, Kecamatan Lubuk Batang, Kecamatan Baturaja Timur, Kecamatan Baturaja Barat, Kecamatan Semidang Aji dan Kecamatan Pengandonan. 2.4.6 Sosial dan Kependudukan A. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Jumlah penduduk di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) tahun 2011 sebanyak 334.295 jiwa, dimana sebanyak 171.157 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 163.138
Laporan Pendahuluan

2-36

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

jiwa berjenis kelamin perempuan. Penyebaran penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu di 12 Kecamatan tidak merata. Hal ini disebabkan karena sebagian besar penduduk lebih memilih tinggal di kecamatan yang potensial secara ekonomi dan memiliki fasilitas umum dan sosial yang lebih lengkap dibandingkan kecamatan lainnya yang masih tertinggal. Kecamatan Baturaja Timur sebagai ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ulu mempunyai jumlah penduduk terbesar yaitu 94.191 jiwa (28,18%), disusul Kecamatan Peninjauan dengan penduduk sebesar 41.413 jiwa (12,39%). Sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di Kecamatan Muara Jaya yaitu hanya sebanyak 6.680 jiwa (2,00%).

Tabel 2.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk OKU Berdasarkan Kecamatan, 2012
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Nama Kecamatan Lengkiti Sosoh Buay Rayap Pengandonan Semidang Aji Ulu Ogan Muara Jaya Peninjauan Lubuk Batang Sinar Peninjauan Baturaja Timur Lubuk Raja Baturaja Barat OKU
Sumber : BPS Kab. OKU, 2012

Luas Wilayah Ha 70.000 26.064 9.479 46.753 23.600 29.800 45.369 50.722 19.000 14.887 12.600 13.486 361.760 % 19,35 7,20 2,62 12,92 6,52 8,24 12,54 14,02 5,25 4,12 3,48 3,73 100,00

Jumlah Jiwa 25.695 12.140 9.145 25.143 8.898 6.680 41.413 28.119 21.486 94.191 28.549 32.836 334.295 % 7,69 3,63 2,74 7,52 2,66 2,00 12,39 8,41 6,43 28,18 8,54 9,82 100,00

Kepadatan (jiwa/ha) 37 47 96 54 38 22 91 55 113 633 227 243


Laporan Pendahuluan

92

2-37

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

B. Kondisi Sosial Secara umum kondisi sosial budaya di Kabupaten OKU menunjukan bahwa Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar penduduk, dengan tingkat pendidikan penduduk yang makin meningkat dan berkualitas maka dapat diharapkan kualitas kehidupan masyarakat juga akan membaik. Bagi Pemerintah keuntungan yang diperoleh melalui investasi di bidang pendidikan antara lain bahwa pendidikan merupakan salah satu cara memerangi kemiskinan, mengurangi ketimpangan pendapatan dan meningkatkan produktifitas tenaga kerja. Dilihat dari angka kemiskinan, penduduk miskin di Kabupaten OKU cukup tinggi apabila dibandingkan dengan kabupaten /kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten OKU sendiri termasuk kabupaten dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Pada Tahun 2011, dari 15 kabupaten /kota yang ada di Sumatera Selatan, Kabupaten OKU berada pada posisi ketiga tertinggi dalam hal persentase penduduk miskin ( 16,51%), hanya lebih rendah dengan Kabupaten Banyuasin yang berada di posisi tertinggi kedua dengan persentase kemiskinan (17,80%) dan berada di posisi tertinggi pertama Kabupaten Musi Rawas yaitu (19,26%). Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Pada tahun 2011 garis kemiskinan di Kabupaten Ogan Komering Ulu sebesar Rp. 253.307,- per kapita per bulan. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten OganKomering Ulu setiap tahun cenderung fluktuatif, namun tren persentase penduduk miskin semakin menurun. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2007 sebesar 40.650 jiwa (15,69%), kemudian tahun 2008 turun menjadi 38.610 jiwa (16,64%), tahun 2009 turun kembali menjadi 35.060 jiwa (13,17%). Di tahun 2010 jumlah
Laporan Pendahuluan

2-38

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

penduduk miskin di Kabupaten Ogan Komering Ulu kembali meningkat menjadi 39.900 jiwa(12,28%). Demikian juga di tahun 2011, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ogan Komering Ulu semakin meningkat menjadi 54.400 jiwa (16,51%). Pada Tabel 2.5 diuraikan secara umum kondisi sosial rumah tangga (keluarga) di Kabupaten OKU. Tabel 2.5 Kondisi Sosial Rumah Tangga (keluarga) di Kabupaten OKU Berdasarkan Kecamatan, 2012
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Nama Kecamatan Lengkiti Sosoh Buay Rayap Pengandonan Semidang Aji Ulu Ogan Muara Jaya Peninjauan Lubuk Batang Sinar Peninjauan Baturaja Timur Lubuk Raja Baturaja Barat OKU
Sumber : BPS Kab. OKU, 2012

PraSejahtera 1.680 140 315 540 228 238 1.716 78 1.134 347 352 346 7.114 I 2.837 662 430 1.682 327 272 2.037 2.045 2.101 2.686 1.676 1.502 18.257

Sejahtera II 3.227 1.007 1.155 3.322 1.889 939 5.044 5.004 2.023 11.775 2.427 4.366 42.178 III 364 1.643 584 1.124 21 248 2.262 337 603 5.999 2.826 2.706 18.717 III+ 65 6 23 19 101 346 165 175 900

Jumlah 8.173 3.452 2.484 6.674 2.465 1.697 11.082 7.483 5.962 21.153 7.446 9.095 87.166

2.4.7 Perekonomian A. PDRB ADHB


Laporan Pendahuluan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) Kabupaten OKU selama kurun waktu 2000-2012 selalu mengalami peningkatan dari

2-39

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

tahun ke tahun. Pada tahun 2001 PDRB ADHB OKU sebesar Rp. 2.138.764,- (dalam juta), lalu lima tahun kemudian pada tahun 2006 terjadi peningkatan menjadi 3.652.873,- (dalam juta), kemudian tahun 2010 menjadi Rp. 5.817.464,- (dalam juta) dan pada tahun 2012 naik lagi menjadi Rp. 7.709.809,- (dalam juta), selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.6. Jika dilihat dari kontribusi masing-masing sektor ekonomi (lapangan usaha), bahwa pada tahun 2012 sektor pertanian merupakan sektor unggulan (leading sector) dalam pembentukan PDRB ADHB di Kabupaten OKU dengan kontribusi sebesar 25,57%. Tiga sektor primer penyumbang PDRB OKU adalah pertanian (25,57%9, pertambangan dan penggalian (18,21%), dan sektor jasa-jasa (15,81%).

Tabel 2.6 PDRB Kabupaten OKU (dengan migas) Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2102
No Lapangan Usaha Nilai PDRB (Juta Rp.) 2008 2009 2010 2011 2012 1.378.539 1.398.052 1.587.084 1.806.875 1.971.399 1.163.256 971.482 1.084.213 1.216.804 1.404.442 523.821 13.127 367.365 604.592 127.800 201.106 576.296 567.548 14.145 398.412 689.033 144.367 224.737 723.020 633.800 15.412 441.427 787.529 170.482 252.083 845.434 724.071 842.013 17.233 19.651 512.288 579.931 919.284 1.085.297 201.243 296.597 236.728 350.282

1 Pertanian Pertambangan dan 2 Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listik, Gas dan Air Bersih 5 Bangunan/konstruksi Perdagangan, Hotel dan 6 Restoran Pengangkutan dan 7 Komunikasi Keuangan, Persewaan dan 8 Jasa Prsh 9 Jasa Jasa
Sumber : PDRB Kabupaten OKU; BPS, Tahun 2013

991.248 1.220.066

PDRB OKU 4.955.902 5.130.796 5.817.464 6.685.643 7.709.809

2-40

Laporan Pendahuluan

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

B. PDRB ADHB Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan (ADHK 2000) Kabupaten OKU selama kurun waktu 2001-2012 meningkat secara konstan (stabil) dari tahun ke tahun. Hal ini menandakan bahwa kondisi perekonomian mulai kondusif dan bergairah. Pada tahun 2011 PDRB ADHK 2000 Kabupaten OKU sebesar Rp. 3.011.989 (dalam juta), kemudian meningkat menjadi Rp. 3.232.362,- (dalam juta) pada tahun 2012. Selengkapnya mengenai PDRB Kabupaten OKU ADHK 2000 dapat dilihat pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7 PDRB Kabupaten OKU (dengan migas) Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2008-2012 No. Lapangan Usaha Nilai PDRB (Juta Rp.) 2008 687.690 614.747 266.634 5.520 188.634 427.337 52.907 104.778 2009 714.628 617.382 275.926 5.787 196.689 455.517 60.117 112.212 2010 754.761 620.776 291.260 6.111 207.015 486.554 68.965 120.782 2011 799.656 624.469 311.919 6.504 227.033 526.217 79.378 133.081 2012 850.584 662.002 334.268 7.028 239.928 574.115 88.410 146.941

1 Pertanian Pertambangan dan 2 Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listik, Gas dan Air Bersih 5 Bangunan/kontruksi Perdagangan, Hotel dan 6 Restoran Pengangkutan dan 7 Komunikasi Keuangan, Persewaan dan 8 Jasa Prsh 9 Jasa Jasa PDRB OKU
Sumber : PDRB Kabupaten OKU; BPS, Tahun 2013

241.507 260.900 280.705 303.732 329.086 2.589.754 2.699.158 2.836.929 3.011.989 3.232.362

C. Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Pertumbuhan ekonomi Kabupaten OKU pada tahun 2012 sekitar 7,32%, meningkat jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2011 yang hanya sekitar 6,17%.
Laporan Pendahuluan

2-41

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

Secara keseluruhan, ekonomi Kabupaten OKU menurut lapangan usaha (sektor) mengalami pertumbuhan yang signifikan, sebagai contoh sektor angkutan dan komunikasi adalah sektor yang paling tinggi pertumbuhannya di tahun 2012 yaitu mencapai 11,38%, sedangkan sektor bangunan /konstruksi adalah sektor yang paling rendah tingkat pertumbuhannya yaitu 5,68%. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kabupaten OKU (dengan migas) Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2008-2012 No. Lapangan Usaha Nilai PDRB (Juta Rp.) 2008 6,13 0,52 3,27 5,20 6,25 7,07 12,74 7,52 7,50 4,91 2009 3,92 0,43 3,48 4,84 4,27 6,59 13,63 7,10 8,03 4,22 2010 5,62 0,55 5,56 5,60 5,25 6,81 14,72 7,64 7,59 5,10 2011 5,95 0,59 7,09 6,43 9,67 8,15 15,10 10,18 8,20 6,17 2012 6,37 6,01 7,17 8,06 5,68 9,10 11,38 10,41 8,35 7,32

1 Pertanian Pertambangan dan 2 Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listik, Gas dan Air Bersih 5 Bangunan/kontruksi Perdagangan, Hotel dan 6 Restoran Pengangkutan dan 7 Komunikasi Keuangan, Persewaan dan 8 Jasa Prsh 9 Jasa Jasa PDRB OKU
Sumber : PDRB Kabupaten OKU; BPS, Tahun 2013

D. Pendapatan Perkapita Sebagai indikator ekonomi makro, pendapatan perkapita suatu wilayah dapat memberi informasi awal mengenai keadaan sosial ekonomi atau kesejahteraan penduduk wilayah tersebut. Semakin tinggi angka pendapatan perkapita suatu wilayah, maka tingkat kesejahteraan wilayah tersebut juga semakin tinggi
Laporan Pendahuluan

2-42

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja

(sepanjang distribusi pendapatan penduduk tidak mengalami kesenjangan /economic gap yang terlalu mencolok). Pendapatan perkapita penduduk Kabupaten OKU mengalami peningkatan secara konstan dan stabil dari tahun ke tahun, baik dihitung atas dasar harga berlaku maupun bila dihitung berdasarkan harga konstan. Pada tahun 2012 pendapatan perkapita penduduk Kabupaten OKU sebesar Rp. 19.347.295,- pertahun (ADHB) atau sebesar Rp. 7.975.944,- pertahun (ADHK). Selengkapnya mengenai informasi ini dapat dilihat pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9 Perkembangan Pendapatan Perkapita Kabupaten OKU Tahun 2003-2012 Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Atas Dasar Harga Harga Berlaku 7.682.319 8.461.467 9.717.583 10.739.450 11.940.334 13.735.385 13.809.262 15.243.882 16.981.674 19.347.295 Harga Konstan 2000 6.606.387 6.621.217 6.643.851 6.787.889 6.927.929 7.057.570 7.143.266 7.309.637 7.522.742 7.975.944

Sumber : PDRB Kabupaten OKU; BPS, Tahun 2013

2-43

Laporan Pendahuluan

Anda mungkin juga menyukai