Anda di halaman 1dari 76

BAB I PENDAHULUAN

A. Sistem Informasi Geografis Pada dasarnya istilah sistem informasi geografis atau Geographic Information System (GIS) merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi dan geografis. Dengan demikian pengertian terhadap ketiga unsur-unsur pokok ini akan sangat membantu memahami GIS. dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas GIS merupakan salah satu sistem informasi, dengan tambahan unsur geografis. Atau dapat dikatakan GIS merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur informasi geografis. Istilah informasi geografis mengandung pengertian informasi mengenai tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu objek terletak di permukaan bumi, dan informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisisnya diberikan atau diketahui. Dengan memperhatikan pengertian sistem informasi, maka GIS merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang terdapat di permukaan bumi. Sehingga, GIS juga merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis beserta atribut-atributnya. Dalam beberapa literatur, GIS juga dipandang sebagai hasil dari penggabungan antara sistem komputer untuk bidang kartografi dan sistem komputer untuk bidang perancangan dengan teknologi basisdata (database). Sistem informasi geografis (SIG) atau geographics information system (GIS) adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan

By Mr. SOENGOENG

menganalisis objek-objek dan fenomena di mana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting dan kritis untuk dianalisis. B. Komponen SIG Komponen kunci dalam SIG adalah sistem komputer, data data atribut dan pengguna yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1 Komponen Kunci SIG Sumber-sumber data geospasial adalah peta digital, foto udara, citra satelit, tabel statistik dan dokumen lain. Data geospasial dibedakan menjadi: 1. Data grafis/geometris Data grafis/geometri mempunyai tiga elemen : titik (node), garis (arc) dan luasan (poligon) dalam bentuk vektor ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi, dan arah. Data ini merupakan data yang terdiri dari lokasi eksplisit suatu geografi yang diset ke dalam bentuk koordinat. Data-data ini bisa diperoleh dari peta kertas, diagram dan scan dari suatu gambar atau bentuk digital suatu gambar ke dalam sistem. File-file digital ini dapat diimpor dari program CAD (Computer Aided Design) atau sistem grafik lainnya. Data spasial ini memiliki dua model data, yaitu : a. Tipe Vektor, dalam model data spasial ini, informasi posisi node, arc, dan poligon disimpan dalam bentuk koordinat x dan y.

By Mr. SOENGOENG

b. Tipe Raster, dalam model data spasial ini, data terdiri dari sekumpulan grid atau

sel, seperti peta hasil scanning maupun gambar. 2. Data atribut/data tematik Data atribut merupakan gambaran data yang terdiri atas informasi yang relevan terhadap suatu lokasi, seperti kedalaman, ketinggian, lokasi penjualan dan lainnya, dan dapat dihubungkan dengan lokasi tertentu yang bertujuan untuk memberikan identifikasi. C. 1. Komponen Perancangan SIG Komponen perancangan SIG dapat dibagi menjadi empat komponen utama, yaitu : Perancangan perangkat lunak Perancangan perangkat lunak memerlukan pengetahuan teknis yang luas mengenai struktur-struktur data, model-model data, dan pemrograman komputer. 2. Perancangan sistem sebagai komponenPerancangan sistem lebih menekankan pada faktor interaksi yang terjadi di antara manusia sebagai individu, kelompok, dengan komputer komponen sistem yang masing-masing memiliki fungsi sendiri di dalam organisasi. Perancangan sistem terbagi lagi menjadi dua bagian, yaitu isu perancangan teknis (internal), dan isu perancangan institusional (eksternal).

Perancangan GIS

Perancangan sistem GIS

Perancangan perangkat lunak

Isu perancangan teknis

Isu perancangan institusional

By Mr. SOENGOENG

Gambar 1.2 Komponen Perancangan SIG D. Subsistem SIG SIG terdiri dari empat subsistem utama : 1. Sub-sistem Masukan Merupakan perangkat untuk menyediakan data sehingga siap dimanfaatkan oleh pengguna, yang berupa peralatan pemetaan, fotogrametri, digitasi, dan scanner. Pada umumnya output dari perangkat tersebut berupa peta, citra, dan tayangan gambar lainnya. 2. Sub-sistem Database Merupakan digitasi peta dasar pada berbagai wilayah/daerah cakupan dengan berbagai skala, yang dibuat dalam rangka membangun sistem database spasial yang mudah diperbaharui dan digunakan. 3. Sub-sistem Pengolahan Data Merupakan pengolahan data, dapat dilakukan dengan berbagai software seperti AUTOCAD, ARC/INFO, ERDAS, MAPINFO, ILWIS. Salah satu karakteristik software SIG adalah adanya sistem Layer (pelapisan) dalam menggabungkan beberapa unsur informasi (penduduk, tempat tinggal, jalan, persil tanah, dll).

Gambar 1.3 Layer Dalam Aplikasi SIG Pada gambar diatas menunjukkan 4 layer yang terdiri atas grid, layer jalan, tempat tinggal, dan sungai. Peta akan terlihat berdasarkan layer yang tersusun dimana layer yang paling atas adalah layer yang tampak (terlihat mata).
By Mr. SOENGOENG

4. Sub-sistem Penyajian Informasi Dilakukan dengan berbagai media agar mudah dimanfaatkan oleh pengguna. E. Karakteristik SIG Tak berbeda dengan perangkat lunak lainnya, SIG juga memiliki karakteristik yang membedakannya dengan software lainnya. Karakteristik SIG dapat dilihat sebagai berikut : 1. Merupakan suatu sistem hasil pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak untuk tujuan pemetaan, sehingga fakta wilayah dapat disajikan dalam satu sistem berbasis komputer. 2. 3. 4. 5. Melibatkan ahli geografi, informatika dan komputer, serta aplikasi terkait. Perbedaannya dengan sistem informasi lainnya yaitu data dikaitkan dengan Bukan hanya sekedar mengubahan peta konvensional (tradisional) ke bentuk Mampu mengumpulkan, menyimpan, mentransformasikan, menampilkan,

letak geografis. peta digital untuk kemudian disajikan (dicetak / diperbanyak) kembali. memanipulasi, memadukan dan menganalisis data spasial dari fenomena geografis suatu wilayah. 6. Mampu menyimpan data dasar yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu masalah. Contoh : penyelesaian masalah perubahan iklim memerlukan informasi dasar seperti curah hujan, suhu, angin, kondisi awan. Data dasar biasanya dikumpulkan secara berkala dalam jangka yang cukup panjang. F. Keunggulan SIG Dengan menggunakan media komputer, SIG diharapkan mampu memberikan kemudahan-kemudahan yaitu: 1. Penanganan data geospasial menjadi lebih baik dalam format baku 2. Revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah 3. Data geospasial dan informasi menjadi lebih mudah dicari, dianalisa, dan presentasikan 4. Menjadi produk yang mempunyai nilai tambah 5. Kemampuan menukar data geospasial
By Mr. SOENGOENG

6. Penghematan waktu dan biaya 7. Keputusan yang diambil menjadi lebih baik

BAB II ARC VIEW

A. Format Data ArcView 1. File Utama (Shapefile / .shp) Merupakan format bangun spasial yang dimiliki ArcView. Menurut ESRI, data shape ini adalah representasi geometri feature yang terdiri dari sekumpulan koordinatkoordinat vector. Shape sendiri mendukung untuk pembuatan feature titik, garis, dan polygon. 2. File Pendukung File pendukung, berfungsi sebagai pembangun basis data (DBMS). Terdapat file index (*.shx) dan file data base (*.dbf). Dimana, setiap geometri spasial terhubungkan dengan data atribut. Bentuk hubungan yang terjadi disini adalah relasi one to one terhadap feature data spasial yang bersangkutan. Relasi tersebut didasarkan pada nomor record, satu record per feature. 3. Keuntungan format data ArcView Secara umum terdapat berbagai macam keuntungan penyimpanan format data ArcView dalam mendukung kerja SIG, yaitu:

By Mr. SOENGOENG

Memungkinkan untuk proses on-screen digitizing. Proses ini, akan dijelaskan pada bab 4. Informasi atribut dan geometriknya dapat diedit Informasi attribute dan geometriknya dapat di eksport (konversi) dengan cepat untuk dibaca oleh program lainnya. Proses penggambaran dan pengeditan lebih cepat dibandingkan pendahulunya (ArcInfo). B. Graphical User Interface (Tampilan Muka) ArcView 1. Project Adalah bentuk organisasi tertinggi yang terdapat dalam ArcView. Dengan file format *.apr. Dokumen ini dapat digunakan untuk menyimpan, mengelompokkan dan mengorganisasikan semua komponen-komponen program, baik view, theme, table, chart, maupun layout. Project dalam Arcview mempunyai dua tampilan yang berupa: Daftar jenis dokumen (view, table, layout, chart, dan script). Daftar nama dokumen yang digunakan (dokumen actual).

By Mr. SOENGOENG

Nama Project (sekolah.apr) Nama dokumen

Jenis dokumen

Untuk mengetahui dokumen actual yang tersedia, klik pada icon jenis dokumen disebelah kiri, dan akan ditampilkan daftarnya di sebelah kanan. Tergantung pada jenis dokumen, anda dapat membuat dokumen baru, menambah dokumnen tersebut dengan cara mengklik tombol-tombol yang terdapat di atas daftar tersebut atau klik ganda pada nama dokumen. File project (*.apr) tidak mengandung data spasial ataupun data atribut, tetapi hanya mengandung rujukan ke lokasi file komponen-komponennya. Layout, scripts, dan forms akan disimpan dalam file project tersebut. Data asli anda akan tetap aman walaupun file project dihilangkan. Akan tetapi layout, script (kecuali disimpan sebagai file tersendiri) dan form akan ikut hilang bersama project. Perintah-perintah yang biasa dilakukan unuk manajemen project: Membuat / membuka project. Jika belum ada project, pilih menu File New Project atau File Open Project. File project dalam arcview mempunyai ekstensi *.apr. Jika pada file project terjadi kesalahan lokasi file atau file data sudah pindah lokasinya, maka akan mumncul file
By Mr. SOENGOENG

dialog yang meminta lokasi baru file terkait. Tekan tombol Cancel atau Cancel All untuk tetap membuka project tanpa merujuk file tersebut. Kadangkala jika kita memindahkan lokasi file project, maka seluruh rujukan ke komponen file menjadi invalid. Memperbaiki secara manual (melalui file dialog) akan memakan waktu dan mrepotkan. Alternatifnya adalah dengan mengedit file *.apr menggunakan text editor. Ganti tiap nama direktori yang berubah agar rujukan file menjadi valid kembali menggunakan Find and Replace All. Menimport dokumen dari project lain. Andaa dapat memasukkan dokumen-dokumen dar project lain ke dalam project ini dengan memlilih menu Project Import, kemudian pilih project yang akan diimport. Seluruh dokumen dalam project tersebut akan dimasukkan ke project ini. Menyimpan project. Menyimpan project berarti menyimpan semua dokumen segala posisi dan kondisinya. Unttuk menyimpan project pilih menu File Save Project atau klik tombol Save. Menu File Save Project As memberikan pilihan untuk menyimpan dokumen dalam nama lain. Menutup project. Pilih menu File Close Project atau klik pada tanda silang di kanan atas jendela project. Akan diberikan pilihan untuk menyimpan status project ditutup. Mengatur property dan menu dari project. Pilih menu Project Property. Dalam dialog yang ditampilkan anda dapat mengatur scripts yang akan dijalankan, warna highlight untuk pilihan objek, komentar dll. Untuk mengatur tampilan, pilih menu Project Customize dan atur menu / dokumen sesuai sebelum project

By Mr. SOENGOENG

keinginan. Dengan cara ini dapat mengubah tampilan menu atau jenis dokumen dalam jendela Project. Mengganti nama dokumen. Untuk mengganti nama-nama dokumen actual, klik sekali pada nama dokumen, kemudian pilih menu Project Rename nama. dan ketikkan nama baru untuk dokumen tersebut. Perhatikan bahwa penggantian nama ini tidak berarti penggantian nama file, hanya nama untuk rujukan dalam project ini saja. Misalnya dalam dokumen table ditambahkan suatu file data.dbf, dan anda rename menjadi data lain lain, maka nama file di harddisk akan tetap data.dbf, tetapi setiap rujukan ke dokumen ini dalam project bersangkutan harus menggunakan data lain-lain. Menghilangkan dokumen dari project. Klik pada nama dokumen dan tekan DELETE di keyboard atau plih menu Project Delete nama. Hal ini hanya menghilangkan rujukan ke dokumen dalam project ini, bukan menghilangkan file dari harddisk. 2. View Dokumen ini digunakan untuk melakukan pengolahan data spasial. Yang dapat dikerjakan pada modul ini adalah digitasi, editing, query, manipulasi, proyeksi, analisa, dan query builder.

3. Tables Dokumen ini digunakan untuk pengolahan dan analisa terhadap data tabular yang tersimpan dalam format *.dbf

By Mr. SOENGOENG

4. Charts Dokumen chart digunakan untuk pembuatan data-data tematik chart, baik pie chart, bar graph, line graph maupun bentuk lain. Chart ini sebagai fasilitas untuk menampilkan data tabular dari suatu data spasial dalam bentuk grafik. 5. Scripts Adalah modul Arcview yang berdasarkan pada script program. Pada prinsipnya seluruh instruksi pada modul-modul di atas berinduk pada modul ini karena instruksi program yang berjalan menggunakan script yang ada pada modul ini. 6. Layout Modul layout berfungsi untuk melakukan pengaturan tata letak peta secara kartografis untuk selanjutnya dilakukan pencetakan. C. Theme (Layering ArcView) Theme merupakn bentuk feature geometri spasial dalam Arcview. Fasilitas ini terdapat dalam jenis dokumen View. View dalam arcveiw adalah suatu tampilan peta interaktfi yang berisi objek-objek grafis. Anda dapat meng-eksplorasi data, melakukan query dan analisis data geografis dalam jendela view. View tidak memiliki file tersendiri, melainkan akan disimpan bersama file project yang sedang dikerjakn. Suatu view mendefinisikan data spasial yang akan digunakan dan bagaimana tampilannya. Tapi suatu view tidak menyimpan data spasial tersebut, melainkan hanya untuk merujuk data pada file sumber (shp dan shx lihat kembali skema sebelumnya). View tersusun atas theme-theme, dan theme-theme tersebut membaca data spasialnya dari file tersendiri. 1. Deskripsi Tema
By Mr. SOENGOENG

Tema-tema dala view adalah theme sebagai suatu set obyek geografis tertentu yang mewakili suatu smuber data geografis seperti shapefile, CAD, gambar raster atau bentuk lain. Misalnya suatu view dapat mempunyai tema wilayah administrasi dan sungai dalam format shapefile lokasi desa dari suatu event tabel, jalan dari gambar CAD, dan background dar foto udara. 2. Jenis-jenis Tema Jenis-jenis tema dalam arcview: feature theme, image theme, dan event theme. Feature Theme

Data spasial yang didasarkan pada Arcview shapefile. Arcinfo coverage dan map library. Hasil digitasi dalam Arcview akan disimpan dalam format feature ini. Image Theme

Suatu tema yang merujuk kepada file image /raster. Beberapa contohnya adalah citra satelit, hasl scan, dan foto. Untuk membuat image berada pada posisi geografis yang tepat, perlu lakujan transformasi dari image-koordinat yang merubah koordinat image coordinates menjadi koordinat geografis. Beberapa format imgae mempunyai kemampuan untuk menyimpan posisi geografisnya (ERDAS, SPOT, GeoTiff, Grids). Image yang tidak mempunyai kemampuan tersebuat dapat ditarnsformasikan menggunakan world file, walaupun kurang cocok untuk rotasi. Event Theme

Tema ini sumberniya adalah data tabular (bukan dari vector ataupun raster) yang dapat ditambahkan ke dalam suatu view. Tabel ini memiliki rujukan geografis sendiri, baik dalam koordinat x-y, alamat, atau jarak pada suatu lintasan.

By Mr. SOENGOENG

Arcview akan membuat objek geografis yang mewakili data/kejadian yang terdapat pada tema yang sudah ada. Ada tiga jenis event dalam arcview: XY, route dan addres. XY event : adalah suatu pasangan informasi koordinat yang mendeskripsikan lokasi suatu obyek. Bersumber dari tabel yang mempunyai kolom-kolom lokasi koordinat. Contohny adalah suatu pasangan koordinat latitude dan longitude. XY event tidak selalu mensyaratkan adanya tema route acuan, tapi dapat ditambahkan tersendiri.tema ini akan mempunyai jenis shape point. Route event : adalah data yang terkait dengan suatu route system, jadi disyaratkan adanya suatu tema route system terlebih dahulu. Addres event : adalah obyek-obyek yang berasal dari tabel mdengan kolom alamat (atau kode pos dan nomor blok) yang dapat dipadankan dengansuatu tema system jalan/blok/zip. Addres event jarang digunakan dalam SIG, maka tidak disertakan dalam contoh. 3. Pemanggilan Layer Jenis dan macam layer yang dapat dipanggil bervariasi menurut type data. Untuk tipe data arcview yang berformat *.shp dalam type data sourcenya adalah feature data source.

Dari menu view, pilih Add Theme atau klik icon

By Mr. SOENGOENG

Perhatikan kotak dialog Data Source Types pilih Feature Data Source untuk

data *.shp (kecamatan.shp)

4. Properties View Pengaturan view, merupakan hal yang wajib sebagai awal pekerjann menggunakan arcview. Komponen penting yang perlu diatur dalam view properties, adalah kolm isian yang perlu disis yaitu nama Creator, Map Units, Distance Unit.

By Mr. SOENGOENG

Name dan Creator

Bentuk pengaturan pemberian nama tampilan (view) dan pembuat (Creator) Date

Bentuk pengaturan pemberian tanggal dimulainya proses pembuatan view. Map Unit

Map unit diperlukan untuk menentukan unit panjang yang digunakan dalam shape yamg akan digunakan misalnya koordinat yang digunakan adala UTM maka digunaka setting meter, dan distance units adalah untuk mensetting jarak yang ada dalam suatu area view. Kolom map-unit mutlak diperhatikan untuk analisis lebih lanjut dalam view. View properties yang lain adalah Projection yang berguna untuk penentuan proyeksi peta baik untuk digitasi maupun untuk tampilan dan layout. AOI ( Area Of Interest), digunakan sebagai batasan dari wilayah yang ingin ditampilkan. Dapat berupa batas koordinat, batas dari suatu tema lain, batas dari view lain, dsb.

By Mr. SOENGOENG

D. Atribute / Table Untuk mencoba proses ini, digunakan table dari sekolah.shp 1. Membuka dan menutup data attribute.

Buka attribute dimulai dari menu Theme pilih Table atau klik icon Kolom dalam tabel arcview dinamakan Field, sedangkan baris dinamakn

Record.

Menutup table dengan menggunakan menu File dan pilih Close.

2. Mengurutkan Record Atribute.

Buka attribute dimulai dari menu Theme pilih Tabele atau klik icon Pilih / klik salah satu Field yang ada.

By Mr. SOENGOENG

Dari menu field pilih short ascending (untuk urutan data dari terendah) atau

short descending (untuk urutan data dari tertinggi). Close attribute

Short ascending

Short descending

Field

3. Mencari data dari tabel

Pastikan sekolah.shp, lewat add Theme telah terbuka Gunakan View Find, atau apabila lewat komponen attribute (table) dengan memilih menu Table Find. Cara lain yang lebih efisien adalah dengan klik icon pada toolbarnya.

Isikan data yang ingin di cari pada kotak dialog find pada perintah Search for: klik Ok

By Mr. SOENGOENG

Lihat pengaruh dari proses tersebut baik pada atributnya maupun view.

4. Mengatur Project(terutama untuk view dan tables) Proses pengaturan ini penting untuk lebih memudahkan dalam analisis antara data atribut dan spasial. Tedapat dua pilihan pengaturannya, yaitu Tile (Membagi) dan Cascade (mengurutkan). Buka data sekolah.shp, lewat add theme. Aturlah tampilan dengan menggunkan menu Windows dan pili Tile atau

Cascade.

By Mr. SOENGOENG

Apabila tidak menghendaki pengaturan, dengan klik maximize pada

slah satu komponen yang diinginkan (view atau table) View dan table merupakan komponen project yang paling sering di atur

tampilan agar memudahkan Editing/ digitasi/analisis. (walaupun komponen yang lainnya juga tampil).

E. Manage Data Source Merupakan proses pengaturan file data spasial yang telah dibuat. Biasanya digunakan untuk managemen data shapefile (*.shp) berupa penggandaan, penamaan kembali, dan penghapusan data. 1. Dari menu File Manage Data Source.

By Mr. SOENGOENG

2. Keluar kotak dialog shapefile manager. 3. Terdapat 3 fasilitas yaitu copy, delete, rename dari data shapefile. 4. Cari data .*shp yang akan gandakan, diberi nama kembali. 5. Isikan directory output apabila telah melakukan proses penggandaan (file sumber masih ada) dan penamaan kembali (file sumber hilang , berganti nama). 6. Gunakan contoh data sekolah.shp untuk proses tersebut.

Penggandaan file

Penamaan kembali file Penghapusan file

F. Penggabungan Data Atribute. Software : ArcView Data : sekolah.shp (dan atributnya), dan sma.dbf

1. Bukalah peta sekolah.shp lewat add theme pada komponen project view. 2. Buka juga sma.dbf, lewat komponen Project tables dan tekan add tables. 3. Tampilkan tabel sekolah.dbf dan sma.dbf. 4. Aturlah tampilan projectnya, dengan mengikuti langkah Bab 2D-bagian ke 4. Sedemikian rupa, kedua tabel berurutan.
By Mr. SOENGOENG

5. Perhatikan komponen kedua tabel tersebut, terdapat dua field yang sama yaitu nama_sekol. Untuk menggabungkan tebel, memang membutuhkan komponen satu field yang sama.
6. Pilih kedua field identik tersebut, kemudian tabel yang terpilih merupakan tabel

yang ditambahkan atributnya, untuk itu (sekolah.dbf sebagai yang terpilih) klik icon join tabel atau gunakan Tabel Join.

7. Perhatikan efek yang terjadi, atribut tabel sekolah.dbf 8. Tabel tersebut hanya dapat didisplay saja dan apabila telah ditutup maka, hasil proses panggabungan akan hilanh.
9. Untuk membuat atribut penggabungan tersebut tetap ada, lakukan perintah

pembuatan shp. Pilih icon select all

untuk seluruh attribute tersebut, dan pada

tampilan view (sekolah.shp) gunakan Theme Convert to sahape file. Buat nama file baru (missal new_sekolah) pada directory yang telah ditentukan. 10. Lihat yang terjadi dan bandingkan hasilnya antara tabel new_sekolah.dbf dengan tabel sekolah.dbf.

By Mr. SOENGOENG

G. Labelling Data Spasial. Software : ArcView Data : jogja.shp

Labeling merupakan proses pemberian nama pada tampilan view. Terdapat dua macam cara dalam labeling, yaitu: a) Labeling dengan sumber data attribute

Buka data spasial yang diperlukan jogja.shp Dari menu Theme Auto Label Keluar kotak dialog Auto-label :

jogja.shp
By Mr. SOENGOENG

Pada dropdown Label field, pilih kecamatan (sebagai label peta).

rapi)

Pilih radio button Find Best Placement dan cek remove duplicate (biar

Cek juga Label Only feature in View Extent, agar label mengikuti

perubahan tampilan peta (view).

Overlapping seluruh label

Penghilangan label yang tidak perlu

Tekan OK dan lihat pengaruh Labeling nama kecamatan untuk jogja.

Hasil auto labelling

By Mr. SOENGOENG

Untuk mengembalikan ke tampilan semula, pilih Theme Remove

Label. b) Labeling tanpa bersumber dari data atribut Gunakan data spasial yang sama yaitu jogja.shp Pilih fasilitas text pada toolboxnya Klik fasilitas pada peta spasialnya, dan masukkan nama label yang

diinginkan ( misalnya kabupaten bantul) H. Ekstensi Ekstensi merupakan fasilitas tambahan dalam arcview dengan maksud untuk mendukung bidang-bidang khusus. Ekstensi ini dapat juga sebagai perangkat lunak khusus yang dapat bersifat komersial, dapat juga dicopy dengan format *.avx kedalam directory instalasi arcview. Aplikasi yang akan dipergunakn harus dipilih pada fasilitas ini terlebih dahulu. Ekstensi perlu dipilih dahulu agar project support terhadap beberapa fasilitas tool yang kita perlukan, misalnya: Pemilihan ekstensi dapat dilakukan dari menu File Ekstension Cek box lah ekstensi yang diperlukan, kemudian tekan OK. Untuk menghapus, pilih text tersebut dan delete.

By Mr. SOENGOENG

Fasilitas Ekstensi

Keterangan Ekstensi

By Mr. SOENGOENG

By Mr. SOENGOENG

BAB III INPUT DATA GIS

A. Digitasi On Screen Menggunakan Arcview Software : Arcview Data Extensi : geologi.jpg : JPEG (JFIF) Image Support, Register and Transform Tool

Sebelum melakukan digitasi, pemahaman dalam bab 2 mutlak dipenuhi 1. Register and Transform

Jalankan program arcview Aktifkan ekstensi JPEG (JFIF) Image Support dan Register and transform Menampilkan peta tanah dengan format *.jpg, dengan memilih data Source Types: Images Data Source.

By Mr. SOENGOENG

Aktifkan fasilitas Register dan transform dari menu View untuk melakukan register koordinat dari koordinat layar ke koordinat UTM.

By Mr. SOENGOENG

Dalam bahan yang digunakan, hanya terlihat jelas koordinat geografis. Sehingga diperlukan cara untuk menkonversikanya. Untuk itu, digunakan software tambahan konversi buatan BAKOSURTANAL.

Berikut tampilan muka register and transform.

Klik

dan tentukan titik koordinat pada imagenya.

Masukkan koordinat yang diinginkan lewat box Destination (baik x coordinate maupun y coordinate).

Perhatikan tingkat kesalahan pixel (RMS error). Standar yang biasa yang digunakan adalah < 0.4 (untuk destination). Apabila lebih besar dari itu maka, dapat dikatakan proses register anda tidak baik atau data spasial yang digunakan berkualitas kurang baik. Efek dari terlalu besarnya RMS Error adalah ketidakstabilan dalam digitasi nantinya.

By Mr. SOENGOENG

Klik pada write world file untuk diproses lebih lanjut oleh computer. Secara otomatis computer akan meminta lokasi direktori penyimpanan dimana file tersebut diletakkan (samakan letak direktorinya). Format penyimpanannya adalah *.jgw.

Image yang telah deregister akan hilang dikarenakan telah mengalami transformasi koordinat, dari koordinat layer ke koordinat UTM.

2. Heads-up Digitizing

Tampilkan peta geologi.jpg yang telah deregister. Buat layer baru karena layer dengan koordinat yang nantinya sesuai dengan koordinat background menggunakan View New Theme.

By Mr. SOENGOENG

Pilih bentuk feature yang dikehendaki Misalnya : wilayah structural geologi dengan tipe polygon. Garis patahan dengan tipe line.

Simpanlah layer tersebut sesuai dengan directory yang ada.

By Mr. SOENGOENG

Digitlah polygon formasi geologi dan line garis patahan (sesar) menggunakan fasilitasi digitasi yang ada. Polygon formasi geologi diberi nama : Poly_geologi.shp Poly_geologi.shp bersumberkan dari jogja.shp sebagai batas daerah kajian. Gunakan cara penggandaan file*.shp sesuai dengan bab 2 bag E (manage data source), Garis sesar (patahan) : Sesar_line.php

Memasukkan feature titik

Lakukan proses union feature atau substrak Memasukkan feature garisfeature lurus Edit Union / Substrak Feature untuk kasus tertentu. Union feature dilakukan Memasukkan feature apabila akan menggabungkan 2 atau garis lebih banyak kenampakan menjadi satu kesatuan kenampakan (feature). Substrak feature dilakukan Memasukkan feature persegi apabila terdapat polygon bertampalan. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk pemberian batas feature polygon. Memasukkan lingkaran

Caranya : klik ke 2 polygon dengan shift, pilih Edit / Substrak. Memasukkan feature polygon banyak

Simpan hasil Editing dengan Theme Stop Editing kemudian pilih Memasukkan feature polyline yang berpotongan save. Untuk memulai lagi pilih Themefeature Startpolygon Editing.dalam Memasukkan Simpan pekerjaan anda dalam file project *.apr pada directory yang Memasukkan feature polygon luar disediakan.

B. Coordinat Geometry (CoGo)

By Mr. SOENGOENG

Software : notepad, dan Arcview Bahan : titik koordinat gps

Pembutan Data 1. Tentukan titik-titik yang akan diinput. 2. Vector point, terbentuk atas koordinat x dan y dimana antar titik koordinat tersebut tidak saling bersambungan. 3. Buka notepad, dan masukkan koordinat secara berurutan dengan ketentuan sebagai berikut: Data Point a) X1 Y1 b) X2 Y2 END Data Garis a) X1 Y1 b) X2 Y2 END Dimana X1 Y1 : sebagai koordinat X titik 1 : sebagai koordinat Y titik 2

4. Simpan data yanga telah dibuat dalam koordinat yang telah ditentukan. Pembangunan Data Spasial
1. Aktifkan ekstensi generate to shape V5. By Mr. SOENGOENG

2. Panggil file format ASCII menjadi file grafis dan beratribut arcview dengan View

Add Generete Theme. 3. Untuk melihat hubungan antara data spasial dengan atribut, gunakan fasilitas identify dan klik point yang dihasilkan. BAB IV MANIPULASI DATA SIG A. Buffering Buffering merupakan proses pembuatan polygon baru sebagai turunan dari kenampakan titik, garis, dan polygon. Buffering disini sebagai bentuk pemodelan jarak dari feature spasial. Sumber data Software : sungai.shp : Arcview

1. Buka arcview, dan masukkan layer sungai.shp dengan

2. Edit properties untuk maping unit, dengan distance unit kilometer sebagai dasar jarak pemberian buffer.
3. Aktifkan buffering dengan Theme Create Buffers.

4. Keluar tampilan pertama, fasilitas buffering dan pilih Feature (sungai.php) kemudian tekan next

By Mr. SOENGOENG

5. Tampilkan kedua berupa kemampuan buffering dalam arcview dengan 3 pilihan.

Kerana akan melakukan pemodelan dengan variasi jarak dari sesar, maka pilihlah as multiple rings, dengan panjag ranges (distance between rings) 3 km dan banyak rings (number of rings) 3. Dan klik next.

By Mr. SOENGOENG

Pada tampilan ketiga, pilihan option dissolve barriers dengan yes, dan disimpan pada directory yang ditentukan (default name). Dan klik Finish

6. Keluar tampilan hasil buffer

By Mr. SOENGOENG

B. Operasi overlay Overlay merupakan salah bentuk manipulasi data spasial SIG yang sering digunakan. Hal tersebut dikarenakan proses overlay itu sendiri sebagai analisis keterkaitan dan penggabungan layer secara tumpan susun. Tumpan susun peta mempunyai keunggulan tersendiri dibandingkan dengan system informasi yang lain, karena disini operator (analisis) dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan kualitas suatu area di permukaan bumi berdasarkan beberapa criteria yang diinginkan. Software : Arcview Extensi : geoprocessing wizard

1. Tampilan geoprocessing Buka arcview, dan aktifkan ekstension Geoprocessing. Dari menu View Geoprocessing Wizard keluar kotak dialog geoprocessing. Terdapat dua kolom utama, dimana kolm kiri sebagai bentuk pilihan komponen geoprocessing dan kolom kanan penjelasan dari proses yang dilakukan. Berikut tampilan geoprocessing

By Mr. SOENGOENG

Dissolve, merupakan opresi penggabungan beberapa layer dengan nama yang sama sehingga mengelompokkan menjadi satu tema. Operasi ini juga dapay digunakan untuk mengelompokkan beberapa tema dengan nilai yang sama, pada saat analisis scorring.

Merge Themes Together. Operasi ini digunakan untuk menggabungkan dua peta yang bersebelahan menjadi satu kesatuan peta baru sesuia dengan yang dibutuhkan. Salah satu point terpenting system informasi adalah manajeman database, sedangkan keunggulan SIG adalah tambahan aspek spasial. Database spasial yang berupa peta digital yang sudah baku dapat disimpan dalam beberapa file-file tertentu misalnya berdasarkan nama kabupaten, propinsi, maupun desa. Saat dibutuhkan peta yang merupakan penggabungan beberapa peta diperlukan operasi ini. Yang menjadi catatan penting operasi ini adalah penggabungan ini harus mempunyai koordinat yang sama.

By Mr. SOENGOENG

Clip one theme based on another, operasi ini digunakan untuk memotong suatu peta berdasarkan peta yang lain, sehingga akan dihasilkan peta baru yang sesuai dengan peta pemotong. Database yang dihasilkan dengan operasi ini adalah tetap database tema awal. Operasi ini sangat penting dilakukan saat kita menginginkan suatu pemotongan suatu kawasan, misalnya kita memiliki peta administrasi kabupaten sedangkan kita hanya menginginkan peta kabupaten sebagai inputan dan peta kecamatan yang kita inginkan sebagai output.

Intersect two themes, fungsi operasi ini adalah penggabungan dua tema yang selanjutnya ditampilkan tema yang saling bertampalan, yang membedakan dengan yang diatas adalah pada operasi ini database yang terdapat pada tema baru merupakan penggabungn antara dua tema.

By Mr. SOENGOENG

Union, fungsi operasi union adalah untuk menggabungkan

dua tema yang

selanjutnya ditampilkan tema baru yang databasenya merupakan penggabungan antara dua tema. Batas luar yang ditampilkan dalam tema barunya merupakan batas terluar dari masing-masing tema, inilah yang membedakan dengan operasi di atasnya.

Assign data by location (spatial Join), fungsi operasi ini adalaha pemasukkan data pada tema pertama pada tema kedua, sebagai contoh: suatu tema yang berupa polygon kecamatan, dalam masing-masing kecamatan digabungkan datadata desa yang berupa titik, dengan dilakukannya operasi ini, maka pada masingmasing desa akan ditambahkan nama kecamatan.

By Mr. SOENGOENG

2. Proses pembuatan polygon model, hasil buffer. Pastikan medankota.shp dan sungaibuff.shp sudah dibuka. Dari kotak dialog geoprocessing, pilih operasi klip, dengan maksud untuk memotong sungaibuff.shp dengan medankota.shp. Pada input, masukkan peta sungaibuff.shp. Pilih medankota.shp sebagai polygon overlay. Beri nama hasil clip, dengan nama medansungai.shp pada directory yang telah ditentukan. Klik finish untuk mengakhiri proses. Perhatikan efek dari proses klip terhadap data spasial yang baru

(medansungai.shp). 3. Proses penggabungan untuk menjadi polygon. Bahan yang digunakan adalah kawasanmedan.shp dan medankota.shp yang sudah dibuka. Pilih operasi union pada kotak geoprocessing. Medankota.shp sebagai polygon overlay dan kwasan medan sebagai input.
By Mr. SOENGOENG

Efek dari proses penggabungan ini adalh, polygon kawasanmedan.shp terpotong menjadi beberapabagian oleh polygon overlay medankota.shp.

By Mr. SOENGOENG

By Mr. SOENGOENG

BAB V LAYOUT PETA

A. Cara membuat layout peta yaitu: 1. Tampilkan semua theme yang akan dilayout pada suatu peta, urutkan sesuai dengan bentuk kenampakkan feature yaitu point, line kemudian poly.

2. Pastikan bahwa semua theme telah memiliki unit peta.


3. Buat tampilan layout dengan cara klik View Layout, pilih bentuk tampilan layout

pada template manager pilih bentuk Landscape OK.

By Mr. SOENGOENG

4. Setelah masuk pada tampilan layout maka tetntukan terlebih dahulu ukuran kertas yang akan digunakan dengan cara Layout Page setup tentukan ukuran kertas yang akan digunakan untuk layout.

By Mr. SOENGOENG

5. Tentukan pula nama layout anda sreta spasi untuk kedetilan layout anda dengan

Layout Properties isikan layer properties.

By Mr. SOENGOENG

6. Aturlah frame peta agar grid yang terbentuk bisa tepat pada peta, caranya : dobel klik pada peta, maka akan muncul tampilan view frame properties. Isikan Scale dengan; User Spesified Scale, nasal 1:50.000 OK.

7. Apabila view frame sudah tepat maka buatlah grid pada peta dengan menggunakan fasilitas grid and graticue, caranya aktifkan ekstensi Graticules and Measured Grids OK.
By Mr. SOENGOENG

Icon graticule and measured grid

8. Gunakan fasilitas menu layout untuk membuat tampilan layout yang sesuai dengan kaidah kartografi.

9. Simpan hasil layout dengan cara File Save Project tentukan nama file - OK B. Output (Print-out) Setelah peta selesei dilayout maka peta telah siap di print, yaitu dengan cara: klik file print setup - tentukan nama file yang akan di print, jenis printer, Orientasi, dan ukuran kertas Ok OK.

By Mr. SOENGOENG

BAB VI MAP INFO

1. PENDAHULUAN MapInfo Profesional merupakan sebauh perangkat lunak yang didesain untuk aplikasi di bidang pemetaan (mapping). MapInfo banyak diminati oleh pengguna GIS karena mempunyai karakteristik yang menarik, yaitu mudah digunakan, harga yang relatif murah, tampilan yang interaktif dan menarik, user friendly, dan dapat di costumized menggunakan bahasa skrip yang dimiliki. MapInfo Profesional juga menyertakan beberapa sarana yang dapat anda gunakan, diantaranya :
o

Local dan Remote Akses Data : dapat mengakses dan mengelola database yang bertuliskan

o dalam format selain MapInfo.


o

Geocoding : dapat melakukan eocoding terhadap alamat jalan, kode pos, dan fitur lainnya. Editing dan Creating Map : melakukan proses digitasi peta vector, megedit hasil digitasi

o dan menampilkan data raster citra.


o

Visualisasi Data : memanipulasi tampilan hingga lebih menarik dan sesuai dengan pengguna dengan menyediakan fungsi Zoom in, zoom out, zoom extend, shading dan tampilan grafik.

Kemampuan Analisa : mendapatkan informasi dari objek yang dipilih, membuat zone buffer suatu objek, memungkinkan operasi overlay polygon, penggunaan operatoroperator

query database relasional, penggunaan fungsi-fungsi statistic, manajemen database, dan kemampuan analisa lainnya.

By Mr. SOENGOENG

Otomasi OLE : memungkinkan untuk mendapatkan output MapInfo kedalam aplikasi lain dan kemampuan mengaktifkan MapInfo dari aplikasi lainnya. Koneksi ke Internet : aplikasi yang dibuat dengan MapInfo pada saat ini telah dapat ditampilkan dan diakses melalui jarigan INTERNET.

2. Memulai Map Info MapInfo dapat mulai dijalankan dari Start Menu, kemudian pilih MapInfo Professional atau dari folder Program, kemudian pilih MapInfo Professional; atau dapat pula dimulai dengan memilih shortcut MapInfo Professional pada tampilan Desktop. 3. Mengenal komponen utama Map Info o Menu Bar Menu ini berisi perintah-perintah yang dapat digunakan saat anda bekerja pada MapInfo. Secara default, menu bar ini memiliki pilihan File, Edit, Tool, Objects, Query, Table, Option,Map, Window, dan Help. o Status Bar Status bar berada di bagian bawah tampilan window, dan teragi menjadi tiga bagian. Bagian paling kiri menunjukkan Zoom (perbesaran), Map Scale (skala peta) dan Cursor Location (koordinat lokasi kursor). Bagian tengah menunjukkan Editing (table file yang sedang diedit), Editing None menunjukkan tidak ada layer yang diedit, sehingga file-file table yang telah dibuka belum dapat diedit. Untuk melakukan editing, klik bagian Editing ini dan pilih layer yang akan diedit. Bagian kanan menunjukkan Selecting (layer yang sedang dipilih). o Toolbar Pada MapInfo Professional terdapat 3 kelompok toolbar, yaitu Main Toolbar, Standart Toolbar dan Drawing Toolbar. Ketiganya ditunjukkan pada gambar berikut ini :

By Mr. SOENGOENG

a. Main Toolbar

Select Button : untuk melakukan pemilihan objek yang diinginkan.

Caranya, klik tanda ini dan klikkan pada objek yang dipilih, tekan Shift + klik objek bila objek yang dipilih lebih dari satu. Perubahan pada tampilan objek menunjukkan bahwa objek tersebut telah terpilih atau terselect. Untuk membatalkan pilihan (unselect), klik di mana saja selain pada objek.

Merquee Select Button : melakukan select pada objek dalam

bentuk persegi empat. Caranya, klik tanda ini kemudian tekan di luar objek dan tarik hingga membentuk persegi empat, maka objek yang berada dalam persegi empat tersebut akan terselect.

By Mr. SOENGOENG

Radius Select Button : untuk melakukan select objek dalam bentuk

radius yang diukur dari titik memulainya. Caranya, klik tanda ini kemudian tekan dan tarik hingga membentuk lingkaran, maka objek yang berada dalam lingkaran tersebut akan terselect.

Polygon Select : untuk memilih objek dalam liputan polygon yang

diinginkan. Caranya, klik tanda ini kemudian bentuklah poligon sesuai dengan cakupan objek-objek yang akan dipilih, maka objek yang berada dalam poligon akan terselect.

Unselect Button : untuk melakukan unselect terhadap semua yang

telah dipilih. Tanda ini akan berwarna merah apabila ada objek yang terselect.

By Mr. SOENGOENG

Untuk membatalkan pilihan (unselect) terhadap semua objek yang terselect, klik tanda ini.

Boundary Select Button : menemukan dan memilih objek dalam

suatu wilayah. Caranya, klik tanda ini dan klikkan pada suatu daerah di dekat objek hingga objek yang dimaksud terpilih.

Invert Selection : untuk melakukan pembalikan pilihan atau select

terhadap objek yang tidak termasuk dalam select sebelumya. Misalnya terdapat 5 objek dan telah dipilih 3 diantaranya, bila tanda ini diklik maka pilihan akan berbalik pada 2 objek lain yang tidak terpilih sebelumnya.

Zoom In Button : untuk memperbesar tampilan objek pada peta.

Caranya, klik tanda ini kemudian tekan pada tampilan yang akan diperbesar, tarik hingga membentuk persegi empat. Semakin kecil persegi empat yang terbentuk maka perbesaran tampilan akan semakin maksimal.

By Mr. SOENGOENG

Zoom Out Button : untuk memperkecil tampilan objek. Caranya

seperti pada Zoom in Button, tetapi hasilnya akan berlaku sebaliknya, yaitu tampilan akan menjadi lebih kecil.

Grabber Button : untuk menggeser tampilan peta. Caranya, klik

tanda kemudian tekan pada objek dan geserlah tampilan objek tersebut sesuai dengan kebutuhan.

Change View Button : untuk merubah ukuran tampilan menjadi

ukuran tertentu yang dinyatakan dalam skala. Caranya, klik tanda ini dan isikan kriteria ukuran tampilan baik Zoom (perbesaran), Map Scale (skala peta) atau koordinat pusat tampilan.

By Mr. SOENGOENG

Info Button : untuk mengetahui informasi atribut pada objek yang

dipilih. Caranya., klik tanda ini dan klikkan pada objek, maka keteranganketerangan atau atribut objek tersebut akan ditunjukkan melalui Info Tool.

Labels Button : untuk memberikan label objek pada peta. Caranya, , maka teks label objek akan ditempatkan dekat

klik objek pada peta dengan dengan objek tersebut.

Drag Map Window Button : untuk melakukan drag dan drop Map

Window secara langsung dari MapInfo ke aplikasi lainnya. Caranya, klik tanda ini, kemudian tekan dan seret Map Window ke aplikasi lainnya, seperti Microsoft Word, kemudian lepaskan pada aplikasi tersebut. Maka seluruh tampilan pada MapInfo akan ditampilkan sama persis pada aplikasi lain tersebut.

Ruller Button : untuk menunjukkan jarak antara dua titik pada

peta. Caranya, klik tanda ini kemudian klik pada titik awal, arahkan dan klik pada titik akhir, maka jarak kedua titik tersebut dapat diketahui.

By Mr. SOENGOENG

Show/Hide Statistics Button : untuk menampilkan statistic objek

pada suatu layer. Caranya, select objek pada layer aktif dan klik tanda ini, maka statistic objek-objek tersebut ditunjukkan seperti contoh berikut ini :

Layer Control Button : untuk mengatur layer dan tampilan peta.

Layer Contral berisi daftar layer-layer yang telah dibuka. Pada window ini terdapat 4 simbol, yaitu Visibel, Editable, Selectable dan Label. Selain itu juga terdapat beberapa optio pengaturan urutan susunan layer (Reorder), tampilan (Display), Label dan Thematic. Agar lebih jelas, lihatlah gambar berikut ini dan bacalah keterangan di bawahnya.

Visible : secara default setiap layer adalah Visible (tampak). Untuk membuat layer menjadi tidak tampak pada layar (invisible) lakukan uncheck pada Visible Box.

Editable : secara default setiap layer adalah tidak Editable. Untuk melakukan modifikasi atau pengubahan atau pembenahan pada suatu layer (misalnya menghapus, mengubah bentuk, menggeser), lakukan check Editable Box.

By Mr. SOENGOENG

Selectable : secara default setiap layer adalah selectable. Maksudnya, kita dapat melakukan pilihan (select) terhadap suatu objek pada layer lain. Lakukan uncheck pada Selectable Box agar objek pada layer lain tidak terselect.

Label : untuk memberikan label secara otomatis pada objek untuk layer tertentu maka berikan tanda check pada Label Box. Cosmetic Layer : merupakan layer tambahan yang tidak mempunyai data base untuk objek yang kita gambar. Untuk menyimpan gambar objek pada Cosmetic Layer maka klik menu Map Save Cosmetic Object.

Add Layers : untuk menambahkan layer yang telah dibuka pada window Layer Control tersebut.

Remove Layers : untuk menghilangkan layer dari window Layer Control tersebut, tetapi tidak menutup table layer tersebut sehingga sewaktu-waktu dapat ditambahkan kembali.

Up Reorder : untuk menaikkan posisi suatu layer sehingga dapat berada di atas posisi semula.

Down Reorder : untuk menurunkan posisi suatu layer sehingga dapat berada di bawah posisi semula.

Display : untuk mengatur tampilan objek-objek pada suatu layer tanpa mengubah tampilan aslinya, sehingga tidak merusak spesifikasi data asli. Tampilan pada Display ini bersifat sementara, jika ingin mengedit tampilan asli maka lakukan uncheck Display Mode.

By Mr. SOENGOENG

Label : untuk mengatur tapilan label objek pada suatu layer, baik posisi, jenis label, warna, dll. Setelah kriteria label diatur, barulah lakukan check pada Label Colom dibawah tanda

b. Standart Toolbar

New Table Button : untuk membuat table atau layer baru. Klik

tanda ini maka akan muncul window New Table dengan tiga pilihan table baru, yaitu Open New Browser (table ditempatkan pada window browser baru), Open New Mapper (table ditempatkan pada window pemetaan yang baru), dan Add to Current Mapper (table ditambahkan pada window pemetaan

By Mr. SOENGOENG

yang sedang digunakan). Pilih salah satu atau ketiganya, klik Create, maka akan muncul window New Table Structure. Langkah-langkah untuk membuat table baru akan dijelaskan pada bab berikunya.

Open : untuk membuka file dalam bentuk table, workspace, atau

data dalam format MapInfo yang lain.

Save Table : untuk menyimpan file dalam bentuk table. Tanda ini

akan aktif jika terdapat file yang belum disimpan.


Print Window : untuk mencetak hasil pekerjaan dalam MapInfo. New Mapper : untuk menampilkan sebuah table file dalam sebuah

peta.

New Browser : untuk menampilkan dan mengolah data dalam

format tabel.

By Mr. SOENGOENG

New Grapher : untuk menampilkan table file dalam sebuah grafik.

Klik tanda ini maka akan muncul window Create Graph untuk membuat grafik baru. Terdapat beberapa pilihan grafik pada window ini, untuk membuat grafik baru ikuti langkahlangkah yang ada pada window tersebut.

New Layout : untuk mengatur tampilan sebelum dicetak. Langkah-

langkah untuk membuat layout baru akan dijelaskan pada bab berikutnya. c. Drawing Toolbar

Symbol Button : untuk membuat symbol titik pada layer yang diedit atau pada layout peta. Caranya, klik tanda ini kemudian klikkan pada layer peta atau window layout dengan posisi yang diinginkan.

Line Button : untuk menggambar objek garis pada layer yang diedit atau pada layout peta. Caranya, klik tanda ini kemudian klik, tahan dan tarik hingga membentuk garis pada layer peta atau window layout dengan posisi yang diinginkan.

Polyline Button : untuk menggambar objek polyline pada layer yang diedit atau layout peta. Caranya, klik tanda ini kemudian klik beberapa

By Mr. SOENGOENG

kali pada titik yang berbeda hingga membentuk garis pada layer peta atau window layout, dengan bentuk dan posisi yang diinginkan.

Arc Button : untuk membuat garis lengkungan pada peta editable atau pada layout. Caranya klik tanda ini kemudian klik, tahan dan tarik hingga membentuk garis lengkung pada layer peta atau window layout, dengan kelengkungan dan posisi yang diinginkan.

Polygon Button : untuk membuat poligon atau area pada peta editable atau pada layout. Caranya klik tanda ini kemudian klik beberapa kali pada titik yang berbeda hingga membentuk poligon pada layer peta atau window layout, dengan bentuk dan posisi yang diinginkan.

Ellipse Button : mempunyai fungsi yang sama seperti Polygon Button, tetapi poligon yang terbentuk adalah lingkaran atau elips secara otomatis. Caranya, klik tombol ini kemudian tekan dan tarik hingga membentuk poligon lingkaran/elips pada layer peta atau window layout.

Rectangle Button : fungsi dan cara penggunaannya sama seperti Ellipse Button, tetapi digunakan untuk membuat poligon berbentuk persegi secara otomatis.

Rounded Button : fungsi dan cara penggunaannya sama seperti Rectangle Button, tetapi digunakan untuk membuat poligon yang hampir melingkar.

Text Button : untuk menambahkan teks pada layer editable atau pada layout. Caranya klik tanda ini kemudian klik pada layer peta atau window layout dan tulislah huruf-huruf yang dikehendaki.

Symbol Style : untuk mengganti atau memanipulasi symbol titik. Langkah-langkah untuk melakukan manipulasi tampilan titik dijelaskan pada bab Editing Peta.

Line Style : untuk mengganti atau memanipulasi objek garis. Langkahlangkah untuk melakukan manipulasi tampilan garis dijelaskan pada bab Editing Peta.

By Mr. SOENGOENG

Region Style : untuk mengganti atau memanipulasi objek poligon. Langkah-langkah untuk melakukan manipulasi tampilan poligon dijelaskan pada bab Editing Peta.

Text Style : untuk mengatur tampilan teks. Langkah-langkah untuk melakukan manipulasi tampilan teks dijelaskan pada bab Editing Peta. Reshape Button : untuk mengedit bentuk objek yaitu dengan menggeser atau mengurangi node-node pada objek tersebut. Langkahlangkah untuk mengedit bentuk objek dengan Reshape Button dijelaskan pada bab Editing Peta.

Add Node Button : untuk menambahkan node pada suatu objek. Langkah-langkah untuk mengedit bentuk objek dengan Add Node dijelaskan pada bab Editing Peta.

4. Memulai Input Data a. Menampilkan Peta Manuskrip (Peta Cetak) Peta manuskrip adalah peta cetak dalam format digital yang akan dijadikan sebagai panduan untuk melakukan digitasi objek-objek pada peta manuskrip tersebut. Untuk menampilkan peta manuskrip dalam format MapInfo (table file), ikuti langkah-langkah berikut ini :

Klik File Open. Setelah window Open muncul, carilah peta manuskrip pada direktori penyimpanan. Kemudian pada File of Type pilihlah tipe format sesuai dengan dengan format peta manuskrip yang akan didigitasi, dan klik Open.

Akan muncul tampilan window seperti gambar berikut :

By Mr. SOENGOENG

Pilihan tombol Display digunakan untuk menampilkan peta tanpa pemberian koordinat pada peta tersebut. Pilih tombol Register untuk memberikan koordinat pada peta yang akan didigitasi. Akan muncul tampilan window seperti gambar berikut :

Register dilakukan dengan mengklik keempat ujung peta atau titik-titik yang diketahui koordinatnya, dan mengisikan koordinat masing-masing titik tersebut. Ketepatan penempatan koordinat dapat dilihat melalui besarnya Error, sehingga usahakan agar error sekecil mungkin. Klik tombol Projection untuk memilih sistem proyeksi yang akan digunakan. Setelah peta manuskrip muncul pada layar MapInfo, maka proses input data atau digitasi peta dapat dimulai. Masing-masing layer peta (missal : jalan, sungai, lahan, dll) disimpan dalam file terpisah. b. Membuat File Tabel Baru

By Mr. SOENGOENG

Table file merupakan file dalam format MapInfo (.tab). Suatu peta terbuat dari beberapa objek, seperti jalan, sungai, batas administrasi, utilitas, dll. yang disebut dengan layer. Di dalam MapInfo, masing-masing layer tersebut disimpan dalam file secara terpisah atau disebut Table File. Sebuah Table File mempunyai struktur file atau Table Structure, yaitu komponen yang menunjukkan keterangan-keterangan objek pada file tersebut. Untuk membuat table file baru, ikuti langkah-langkah berikut ini :

Mulailah dari menu File New Table, maka akan muncul tampilan window New Table yang didalamnya terdapat beberapa pilihan tampilan table file seperti dijelaskan pada bab sebelumnya. Agar lebih jelas, perhatikan gambar berikut ini :

Tandai atau check seluruh pilihan pada tampilan ini, kemudian klik tombol Create.

Akan muncul tampilan window New Table Structure seperti gambar berikut :

By Mr. SOENGOENG

Buatlah field (kolom keterangan objek) dengan menuliskan nama field, tipe, dan lebar field sesuai dengan jumlah karakter hurufnya. Kemudian klik tombol Projection untuk memilih sistem proyeksi yang akan digunakan.

Akan muncul tampilan window Choose Projection seperti gambar berikut :

Pilihlah sistem proyeksi peta yang akan digunakan, pada pilihan Category dan Category Members untuk spesifikasinya. Kemudian klik OK, maka kita akan kembali ke tampilan New Table Structure, klik Create.

Akan muncul tampilan window Choose Projection seperti gambar berikut :

By Mr. SOENGOENG

Pada MapInfo 1 layer disimpan dalam 1 file. Isi File Name dengan nama layer yang akan didigitasi, simpan file tersebut pada direktori yang dapat dipilih pada Save In. Buatlah layer lain dan simpan pada direktori yang sama. c. Memulai Digitasi Peta Pekerjaan mendigitasi umumnya dilakukan dengan perangkat Digitizer yang berbentuk meja dengan ukuran besar dan harganya sangat mahal. Penggunaannya pun relative sulit dan melelahkan. Akan tetapi MapInfo mampu menyajikan fasilitas untuk membantu kemudahan dalam pekerjaan digitasi, yaitu dilakukan langsung pada layar monitor (on screen). Setelah meregister dan menampilkan peta manuskrip dalam format MapInfo (table file), maka peta tersebut dapat langsung digunakan sebagai acuan dalam melakukan digitasi. Seperti dijelaskan sebelumnya, setiap peta pasti mengandung beberapa unsur pemetaan, seperti jalan, sungai, utilitas, dll. Masing-masing unsur tersebut didigit dan disimpan dalam file secara terpisah. Gambar berikut menunjukkan proses digitasi layer jalan (berwarna merah) diatas layer peta manuskrip.

5. EDITING PETA

By Mr. SOENGOENG

Editing peta adalah suatu proses untuk memperbaiki kualitas peta hasil digitasi baik visualisasi maupun data basenya. Untuk memulai proses editing peta, bukalah file peta yang akan diedit melalui File Open Table. Kemudian aturlah file yang akan diedit dengan klik Map Layer Control, beri tanda centang file yang akan diedit pada Editable Box. Barulah proses editing peta dapat dilakukan. Beberapa proses Editing yang dapat dilakukan adalah :
Editing Point (objek titik) : select objek titik dan klik tombol Symbol Style, maka akan

muncul window Symbol Style. Pilihlah symbol titik yang dikehendaki baik bentuk, ukuran, maupun warnanya. Klik OK, maka objek titik yang terselect telah.

Editing Line (objek garis) : select objek garis dan klik tombol

Line Style, maka

akan muncul window Line Style. Pilihlah symbol garis yang dikehendaki baik model, warna, maupun ukurannya. Klik OK, maka objek garis yang terselect telah teredit.

Editing Poligon (objek area) : select objek poligon dan klik tombol Region Style,

maka akan muncul window Region Style. Pilihlah symbol area yang dikehendaki baik

By Mr. SOENGOENG

pola, warna, maupun ukurannya. Klik OK, maka objek area yang terselect telah teredit.

Editing Text (objek huruf) : select teks yang akan diedit dan klik tombol Text Style

maka akan muncul window Text Style. Ubahlah huruf yang dikehendaki baik jenis, ukuran, maupun warnanya. Klik OK, maka teks yang terselect telah teredit.

Editing Bentuk : klik objek yang akan diperbaiki, kemudian klik tombol

dan

mulailah memperbaiki bentuk yaitu dengan menggeser node (titik). Tombol dapat digunakan untuk menambah node (titik) pada objek apabila diperlukan.

By Mr. SOENGOENG

Menggabungkan beberapa objek menjadi satu kesatuan : select objek yang akan

digabungkan, kemudian klik Objects Combine.

Menghaluskan kenampakan objek : select objek yang akan dihaluskan, kemudian klik

Objects Smooth.

Mengubah objek garis menjadi polygon : select objek yang akan diubah, kemudian

klik Objects Convert to Regions. Hanya bisa dilakukan pada beberapa garis yang telah digabungkan (di combine).

By Mr. SOENGOENG

Mengubah objek poligon menjadi garis : select objek yang akan diubah, kemudian klik

Objects Convert to Polylines.

Memotong objek dengan polygon : select objek dan jadikan sebagai target yang akan

dipotong dengan cara klik Objects Set Target. Buatlah polygon pemotongnya, select poligon pemotong tersebut, kemudian klik Objects Split, maka objek akan terpotong dengan poligon pemotong, dan poligon pemotong tersebut dapat dihapus lagi.

Menghapus objek yang ada diluar batas : select objek dan jadikan sebagai target yang

akan diedit dengan cara klik Objects Set Target. Buatlah polygon pembatas, select

By Mr. SOENGOENG

poligon pembatas tersebut, kemudian klik Objects Erase Outside, maka objek yang berada di luar batas poligon akan terhapus.

Menghapus objek yang ada di dalam batas : select objek dan jadikan sebagai target

yang akan diedit dengan cara klik Objects Set Target. Buatlah polygon pembatas, select poligon pembatas tersebut, kemudian klik Objects Erase, maka objek yang berada di dalam batas poligon akan terhapus.

6. Operasi Dalam Map Info a. Query Query merupakan perintah yang digunakan untuk menemukan informasi dan lokasi dengan mudah. Kita dapat dengan mudah menampilakan data yang diinginkan tanpa harus membuka semua data yang ada pada peta. Sebelum memulai perintah query, bukalah file peta dari menu File Open Table, kemudian klik Map Layer Control untuk mengatur editing layernya.
Perintah Query dapat dijalankan dengan klik Query Select, maka akan muncul

window seperti berikut ini :

By Mr. SOENGOENG

Pilih Table yang akan diseleksi misalnya Titik, kemudian isi kolom that Satisfy

dengan perintah ekspresi, misalnya ID = 10, ini menunjukkan bahwa anda akan mencari objek dengan ID = 10 dari layer Titik dengan menggunakan perintah Query. Kemudian klik tombol Assist untuk membantu dalam menuliskan perintah Ekspresi. Akan muncul window Expression seperti berikut :

Klik Verify untuk mngecek apakan syntax ekspresi sudah benar atau belum. Setelah

itu klik OK. Hasil dari Query ini dapat dilihat dari window mapper peta layer Titik yang menunjukkan objek terselect dengan ID = 10, dan juga pada window Browser Result yang menunjukkan objek-objek terselect dalam bentuk tabel, seperti gambar berikut ini :

By Mr. SOENGOENG

b. Thematic Thematic digunakan untuk melihat pola dan trend dari data yang kita miliki. Dengan Thematic memudahkan untuk dilakukan analisa data yaitu dengan menampilkan data tersebut dalam bentuk grafik. Tipe-tipe yang termasuk dalam Thematic Map adalah :

Ranges : setiap warna memiliki range nilai numeric. Bar Charts : grafik batang yang ditempatkan pada setiap objek. Pie Chart : grafik pie yang ditempatka pada setiap objek. Graduated Symbol : symbol dalam ukuran yang berbeda dan digunakan untuk mewakili besarnya suatu data. Symbol yang besar mewakili nilai yang besar dan symbol yang kecil mewakili nilai yang kecil.

Dot Density : dot (titik) yang ditempatkan pada boundary map sehingga total dari jumlah dot tersebut mewakili nilai data suatu wilayah.

Individual : setiap nilai yang unik diberikan warna dan symbol tersendiri. Grid : permukaan suatu thematic menyisipkan data pada daerah tersebut.

By Mr. SOENGOENG

Thematic template terdiri atas thematic map setting seperti memilih warna, range methode dan legend setting. Template tersebut harus dipilih setiap waktu ketika thematic map di reate. Untuk menggunakan fasilitas Thematic ini ikuti langkah-langkah berikut ini:
Bukalah file layer yang akan dibuat tematiknya, dengan klik File Open Table,

kemudian klik Map Layer Control untuk mengatur editing layernya.


Kemudian klik Map Create Thematic Map, maka akan muncul tampilan seperti

berikut:

Terdapat tujuh pilihan Thematic pada window tersebut, seperti Bar Chart, Pie Chart,

dll. Pilihlah salah satu Thematic template tersbeut dan klik Next untuk melanjutkan proses. Akan muncul tampilan seperti gambar berikut :

By Mr. SOENGOENG

Isikan Table dan Fieldnya, misalnya pada contoh ini Table Titik dengan Field ID.

Maksudnya, kita pilih file table Titik dengan struktur keterangan objek yang berupa ID yang akan kita buat thematiknya. Perlu diperhatikan bahwa data yang dimasukkan dalam field adalah data yang menunjukkan jumlah sehingga hasilnya dapat dilihat dengan jelas. Kemudian tekan tombol Next maka akan muncul tampilan seperti berikut :

Pada tampilan tersebut, di bagian kanan terdapat tiga menu untuk mengedit tampilan

thematiknya, yaitu Ranges, Style dan Legend. Misalkan kita coba dengan menu Ranges, maka akan muncul kotak dialog Customize Ranges dan cobalah untuk mengganti # of ranges menjadi 10. Tekan Recale dan klik OK. Maka legenda symbol akan berubah, perhatikan perubahannya.

By Mr. SOENGOENG

c. Geocoding Geocoding merupakan proses penggabungan dua buah table. Kedua table yang digabungkan haruslah memiliki filed yang sama dan merupakan field berindeks. Metode yang dapat digunakan dalam Geocoding adalah : Geocoding dengan Alamat Ketika kita melakukan goecoding dengan alamat jalan, MapInfo akan mencocokkan alamat pada tabel dengan nama jalan dan range alamat tersebut ke dalam Infojalan dengan menyimpan dan menentukan koordinat X dan Y. ketika kita menampilkan record MapInfo akan menempatkan record pada lokasi alamat yang disimpan diletakkan di sebelah jalan tersebut. Geocoding dengan Boundary Pada desktop mapping, istilah Boundary
Geocoding dengan menggunakan ZipInfo.

By Mr. SOENGOENG

Anda mungkin juga menyukai