Anda di halaman 1dari 3

ABSTRAK Di Jepang, istilah yang dipakai untuk lansia adalah(roujin).

Karakter kanji (rou) berarti berumur atau tua, sedangkan karakter kanji (jin) berarti orang. Jadi, roujin secara harafiah berarti orang tua atau orang yang sudah berumur. Seiring dengan meningkatnya populasi roujin ini dan berkembangnya masalah roujin, untuk menghindari kesan suram dari istilah digunakan istilah koreisha yang secara harafiah berarti orang yang berusia tinggi atau lanjut. Dewasa ini masyarakat Jepang dikenal dengan koureika shakai (masyarakat yang menua). Perubahan besar dan cepat terjadi dalam kehidupan keluarga di Jepang khususnya sesudah perang. Industrialisasi mempercepat perubahan struktur keluarga. Perubahan struktur keluarga di sini adalah struktur keluarga Jepang dalam konsep ie menjadi struktur keluarga kaku kazoku (keluarga inti). Selain industrialisasi, penyebab lainnya adalah dengan dihapuskannya sistem ie, konsep keluarga inti menjadi konsep keluarga baru di Jepang. Berbeda dengan sistem keluarga tradisional ie dimana anggota keluarga terdiri dari kerabat dan nonkerabat dan memungkinkan dua atau tiga generasi tinggal bersama, keluarga inti hanya beranggotakan ayah,ibu, dan anak-anak yang belum menikah. Sistem keluarga ie berubah mengikuti perkembangan zaman menjadi kaku kazoku yaitu keluarga nuklir. Sistem ini telah berhasil menggeser pola perawaatan lansia dari yang tadinya di rumah dengan penuh kehangatan kasih sayang anak, menantu dan cucu, kini beralih menuju roujinhomu atau panti jompo. Di dalam sistem keluarga tradisional ie, orang tua dihari tuanya menjadi tanggung jawab chonan yaitu anak sulung laki-laki atau anak laki-laki satu satunya di dalam keluarga bersama-sama dengan menantunya di rumah, tapi tidak demikian halnya zaman sekarang, chonan dan keluarganya sulit bisa diharapkan untuk merawat orang tuanya.

Sementara itu, jika orang tua tadi tetap di rumah, tidak dititipkan di panti jompo, maka sebagai pengganti anggota keluarga yang bisa diharapkan untuk membantu merawat orang tua tadi adalah houmon kango yaitu perawat yang datang ke rumah, atau houmu herupa yaitu pembantu yang datang untuk merawat lansia di rumah dibantu oleh peralatan yang serba mengandalkan kecanggihan teknologi. Dalam perawatan lansia timbul berbagai macam masalah diantaranya adalah sulitnya para lansia diurus karena faktor umur, dan dari diri perawat sendiri yang merasa lelah dalam merawat para lansia tersebut. Banyak masyarakat yang lebih cendrung menitipkan para orang tuanya ke tempat penitipan lansia apabila mereka sibuk bekerja. Hal lain yang dilakukan adalah dengan mengundang perawat ke rumah ataupun merawat orang tuanya itu sendiri di rumah bersama keluarganya. Perekonomian Jepang setelah perang meningkat dengan pesat sejak tahun 1950-an sampai tahun 1960-an. Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi, sejak pertengahan tahun 1960-an seluruh keluarga mulai berurbanisasi ke kota, menjual atau meninggalkan seluruh harta kekayaannya. Salah satu alasan urbanisasi ini adalah perkembangan ekonomi yang cepat dan standar hidup yang tinggi, menyebabkan para petani tidak mampu menggarap tanah pertaniannya dengan biaya yang tinggi. Faktor ini telah mendorong petani miskin untuk meninggalkan pekerjaan warisan nenek moyangnya dan pergi ke kota. Dengan kata lain, setelah sistem ie dihapuskan dan sejalan dengan perkembangan teknologi dan industrialisasi, struktur rumah tangga Jepang mengalami perubahan dengan pesat. Konsep ie dalam struktur rumah tangga diganti dengan konsep family (keluarga) seperti di Barat.

Selain berubahnya sistem keluarga ini, jumlah anggota keluarga juga cenderung menurun. Sebelum perang, rata-rata jumlah anak dalam keluarga adalah lima orang dan anak berfungsi sebagai tenaga kerja pertanian. Akan tetapi, setelah perang, jumlah anak cenderung menurun. Meningkatnya jumlah keluarga inti dan berkurangnya jumlah anggota keluarga disertai dengan meningkatnya usia harapan hidup menimbulkan permasalahan terhadap pemeliharaan dan perawatan lansia . Banyak orang Jepang sekarang yang mencemaskan nasibnya dalam menghadapi hari tuanya kelak. Masalah perawatan lansia mulai mendapat perhatian sejak tahun 1975. Hal ini disebabkan oleh semakin bertambah panjangnya usia harapan hidup orang Jepang. Sebelum perang, usia harapan hidup rata-rata orang Jepang kurang dari 55 tahun, dan setiap keluarga mempunyai beberapa anak. Akan tetapi, setelah perang, usia harapan hidup orang Jepang meningkat dengan tajam. Penyebab terbesar dari bertambah besarnya jumlah penduduk yang menua lainnya adalah menurunnya angka kelahiran dan kematian. Menurunnya angka kelahiran menyebabkan bawah dari piramida penduduk menyempit. Selanjutnya, menurunnya angka kematian menyebabkan meningkatnya persentase orang mencapai usia tua, memperbesar piramida penduduk bagian atas. Dengan sendirinya sedikit tingkat kelahiran dan kematian ini menyebabkan meningkatnya penduduk yang menua. Dengan meningkatnya jumlah lansia dan bertambah panjangnya usia harapan hidupnya, tanggung jawab merawat orang tua yang dulu menjadi tanggung jawab keluarga serta kerabat saat ini menjadi tanggung jawab semua pihak. Masyarakat dan pemerintah turut berpartisipasi dalam menanganinya. Tidak dapat disangkal, dengan panjangnya usia harapan hidup ini, timbul industri dan pekerjaan baru yang berhubungan dengan perawatan lansia.

Anda mungkin juga menyukai