Anda di halaman 1dari 10

CASE REPORT

Sambo AP. Different causes of secondary osteoporosis

CAUSES OF SECONDARY OSTEOPOROSIS


Agus P Sambo,Husaini Umar, John MF Adam.
Division of Endocrinology and metabolism. Departement of Internal Medicine, Faculty of Medicine, Hasanuddin University, Makassar, Indonesia.

ABSTRACT Osteoporosis is a skeletal disease characterized by low bone mass and microarchitectural changes in bone structure resulting in susceptibility to fracture. Pathogenesis of osteoporosis is multifactorial including genetic, hormonal (e.g. decreased levels of estrogen in postmenopausal women), and environmental factors that cause secondary osteoporosis. Several risk factors require attention to detect the possibility of osteoporosis such as corticosteroid use, heavy smoking, low physical activity or other diseases such as Cushings syndrome and hyperthyroidism. This paper reports four cases of secondary osteoporosis with different causes, but all cases reported back bone pain. Diagnosis of osteoporosis was by bone Densitometry. Keywords: osteoporosis, hyperthyroidism, immobilization, smoking, corticosteroids.

OSTEOPOROSIS SEKUNDER DENGAN PENYEBAB YANG BERBEDA Osteoporosis adalah suatu penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang dan perubahan mikroarsitektur tulang yang mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Patogenesis osteoporosis adalah multifaktorial termasuk genetik, hormonal seperti menurunnya kadar estrogen pada wanita pascamenopause, dan factor lingkungan yang mengakibatkan osteoporosis sekunder. Beberapa faktor risiko perlu mendapat perhatian untuk mendeteksi kemungkinan osteoporosis seperti penggunaan kortikosteroid, perokok berat, kurang aktifitas atau akibat penyakit lain seperti sindroma Cushing, hipertiroidisme. Pada tulisan ini dilaporkan empat kasus osteoporosis sekunder dengan penyebab yang berbeda. Keempat kasus datang dengan keluhan nyeri tulang belakang. Diagnosis osteoporosis dilakukan dengan pemeriksaan densitometry menggunakan alat DXA. Kata kunci: osteoporosis hipertiroidisme, imobilisasi, rokok, kortikosteroid,

PENDAHULUAN Pada saat ini osteoporosis merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia setelah penyakit kardiovaskuler, termasuk di negara sedang berkembang. Semakin tinggi tingkat kemakmuran suatu negara, semakin besar jumlah populasi usia lanjut yang berisiko untuk menjadi osteoporosis. Di negara maju

The Indonesian Journal of Medical Science Volume 2 No.1 January-March 2009

41

CASE REPORT

Sambo AP. Different causes of secondary osteoporosis

seperti Amerika Serikat diperkirakan satu dari tiga wanita usia lanjut mempunyai risiko untuk mengalami patah tulang akibat osteoporosis. 1 Sebagian besar dari penderita osteoporosis adalah wanita pasca menopause, hanya sebagian kecil ditemukan pada pria usia lanjut. Selain oleh karena menopause lebih cepat terjadi pada wanita, rata-rata pria mempunyai densitas massa tulang yang lebih padat dibandingkan wanita. Osteoporosis dapat terjadi secara primer dan sekunder, osteoporosis sekunder merupakan osteoporosis yang terjadi akibat dari suatu penyakit seperti sindroma cushing, penggunaan kortikosteroid lama, tirotoksikosis, perokok berat, dan lain-lain penyakit yang berhubungan dengan penyakit endokrin 2. Penelitian mengenai osteoporosis terutama ditujukan pada wanita pasca menopause. Oleh karena jarang terjadi, maka laporan mengenai osteoporosis sekunder j arang dipublikasikan. Pada tulisan ini kami laporkan empat kasus ostoporosis sekunder dengan penyebab yang berbeda.

x/menit reguler, berisi, frekuensi napas 18 kali/menit torakoabdominal dan suhu aksiler 36,8 C. Berat badan 47 kg, tinggi badan 168 cm, indeks massa tubuh (IMT) = 16,8 kg/m2. Pemeriksaan kepala, konjungtiva tidak anemis, bibir tidak sianosis, sklera tidak ikterik Pemeriksaan leher desakan vena sentralis normal, ditemukan pembesaran kalenjar tirod yang difus, ikut gerak menelan. Pemeriksaan dada, paru dan jantung dalam batas normal. Hati dan limpa tidak teraba. Kedua jari tangan jelas terlihat tremor, dan kulit basah oleh karena berkeringat Hasil pemeriksaan laboratorium, hemoglobin 14 g/dL, lekosit 6300 /mL , trombosit 164.000 /mL, hematokrit 42 %. ureum 25 mg/dL, kreatinin 0,8 mg/dL, tes klirens kreatinin 81,6 ml/mnt, asam urat 6,3 mg/dL, bilirubin total 0,32 mg/dL, bilirubin direk 0,12 mg/dL, SGOT 30,4 U/L, SGPT 24,5 U/L, albumin 3,9 g/dL, globulin 2,9 g/dL. Kolesterol total 234 mg/ dL, trigliserida 126 mg/dL, kolesterol high density lypoprotein (HDL) 62 mg/ dL, kolesterol low density lypoprotein (LDL) 156 mg/dL, gula darah puasa 96 mg/dL, natrium 142 mmol/L, kalium 4,7 mmol/L, klorida 108 mmol/dL. Urinalisis normal. Hasil pemeriksaan fungsi tiroid, FT4 6,0 ng/dl (normal : 0,8 1,78 ng/ dl). Hasil pemeriksaan foto thorak dan foto tulang belakang (14-3-2006) dalam batas normal, sedang pemeriksaan EKG sinus takikardi. Pada pemeriksaan DXA tulang belakang L3-L4 didapatkan T skor 3,8 SD, trochanter femur 3,3 SD, Kesimpulan : osteoporosis. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, laboratorium dan DXA dapat disimpulkan penderita ini hipertiroidisme Graves dengan osteoporosis. Ia diberikan terapi PTU tiga kali 100 mg/ hari, Actonel 5 mg/hari, kalcium 3 kali 500 mg/hari, dan vitamin D (Rocaltrol) 1x0,25mcg/hari.

LAPORAN KASUS
Kasus 1 Seorang laki-laki, umur 40 tahun, datang ke klinik tgl 13-3-2006 dengan keluhan jantung berdebar, berat badan sangat menurun, banyak berkeringat, badan rasa panas, penderita kadang mengeluh nyeri tulang belakang. Riwayat penyakit sebelumnya hipertiroid dua tahun tetapi berobat secara tidak teratur, dan selama satu tahun terakhir tidak minum obat antitiroid. Pada pemeriksaan fisis, tampak sakit sedang, gizi kurang, sadar. Tekanan darah 130/60 mmHg, denyut nadi 120

42

The Indonesian Journal of Medical Science Volume 2 No.1 January-March 2009

CASE REPORT

Sambo AP. Different causes of secondary osteoporosis

Gambar 1. Kasus 1 Hasil Densitometri pada vertebra

Gambar 2. Kasus 1 Hasil Densitometri pada femur

Kasus 2 Seorang laki-laki 59 tahun, datang ke klinik 22-6-2005 dengan keluhan nyeri tulang punggung yang dialami 2 bulan lalu. Anamnesis ia tidak pernah jatuh sebelumnya. Penderita diabetes melitus tipe 2 sejak 5 tahun lalu dan pernah mendapat strok dua kali. Sejak mendapat strok ia tidak dapat bergerak bebas, lebih sering di tempat tidur. Untuk berjalan memerlukan bantuan keluarga atau alat bantu. Diagnosis dokter saraf ia menderita tetrapareses. Pada pemeriksaan fisis tampak sakit sedang, gizi lebih, sadar. Tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 80 kali/menit reguler, berisi, frekuensi napas 18 kali/menit torakoabdominal, dan suhu aksiler 36,8 C, berat badan 70 kg, tinggi badan 155 cm, IMT = 29,1 kg/m2. Pemeriksaan fisis, kepala dan leher dalam batas normal, jantung dalam batas normal, sedang hati dan limpa tidak teraba, pemeriksaan ekstremitas kekuatan motorik kedua tungkai bawah menurun.

The Indonesian Journal of Medical Science Volume 2 No.1 January-March 2009

43

CASE REPORT

Sambo AP. Different causes of secondary osteoporosis

Hasil pemeriksaan laboratorium, darah rutin hemoglobin 13,4 g/dL, lekosit 10.000 /mL, trombosit 164.000 /mL, laju endap darah (LED) 3 jam I, Kimia darah ureum 25 mg/dL, kreatinin 1,1 mg/dL, asam urat 5,3 mg/dL, SGOT 15 U/L, SGPT 20 U/L, albumin 3,8 g/dL, globulin 2,8 g/dL. Kolesterol total 174 mg/dL, trigliserida 92 mg/dL, kolesterol HDL 47 mg/dL, kolesterol LDL 114 mg/dL, gula darah puasa 122 mg/dL, natrium 140 mmol/L, kalium 4,6 mmol/L, klorida 108 mmol/dL. Foto paru, tulang belakang, dan EKG dalam batas normal. Pada

pemeriksaan DXA didapatkan L2-L4 3,8 SD, L3-L4 3,8 SD, trochanter femur -2,5SD, kesimpulan osteoporosis pada daerah lumbal. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan laboratoriun dan pemeriksaan penunjang DXA maka penderita didiagnosis DM tipe 2 obes, pasca strok dan osteoporosis akibat kurang aktivitas. Ia diberikan pengobatan diet diabetes mellitus (DM) 1700 kkal/hari, Glukovance 2 x 250/1,25 mg/hari, plavix satu tablet sehari, lipitor 20 mg/hari, Osteofar 1 tablet/hari,

Gambar 3. Kasus 2 Hasil Densitometri pada vertebtra

Gambar 4. Kasus 2 Hasil Densitometri pada femur

44

The Indonesian Journal of Medical Science Volume 2 No.1 January-March 2009

CASE REPORT

Sambo AP. Different causes of secondary osteoporosis

kalsium 3 x 500 mg/hari, dan vitamin D Rocatrol 2 x 0,5 mcg/hari. Kasus 3 Seorang laki-laki 52 tahun, datang ke klinik 29-1-2004 dengan keluhan sakit punggung yang dialami sejak 1 bulan terakhir, yang sering dirasakan mengganggu. Tidak pernah j atuh. Penderita adalah seorang perokok berat yaitu 2-3 bungkus/hari, sejak usia 20 tahun. Riwayat diabetes melitus dan

hipertensi tidak ada, tidak pernah minum obat sakit tulang jangka panjang.

Pada pemeriksaan fisis tampak sakit sedang, gizi baik, sadar. Tekanan darah 130/80 mmHg, denyut nadi 92 x/menit reguler, berisi, frekuensi napas 20 x/menit torakoabdominal dan suhu aksiler 36,8 C. Berat badan 69 kg, tinggi badan 161 cm, IMT = 24,4 kg/m 2. Pemeriksaan kepala, konjungtiva tidak anemis, leher kesan normal. Jantung dan paru dalam Gambar 5. Kasus 3 Hasil Densitometri pada vertebtra

Gambar 6. Kasus 3 Hasil Densitometri pada femur

The Indonesian Journal of Medical Science Volume 2 No.1 January-March 2009

45

CASE REPORT

Sambo AP. Different causes of secondary osteoporosis

batas normal, hati dan limpa tidak teraba.. Hasil pemeriksaan laboratorium : Darah rutin, hemoglobin 13 g/dL, lekosit 6300 /mL, trombosit 200.000 /mL, hematokrit 39 %. Kimia darah ureum 25 mg/dL, kreatinin 0,8 mg/dL, asam urat 6,3 mg/ dL, bilirubin total 0,32 mg/dL, bilirubin direk 0,12 mg/dL, SGOT 40,8 U/L, SGPT 23,8 U/L, albumin 3,8 g/dL, globulin 2,9 g/dL. Kolesterol total 200 mg/dL, trigliserida 126 mg/dL, kolesterol HDL 62 mg/dL, kolesterol LDL 156 mg/dL, gula darah puasa 86 mg/dL, urinalisis protein, eritrosit, leukosit tidak ada. Hasil pemeriksaan foto thorak dalam batas normal, tulang belakang normal demikian juga dengan pemeriksaan EKG. Pada pemeriksaan DXA ditemukan L3L4: 5,0 SD, L2-L4: -4,2 SD, leher femur: 4,2 SD, kesimpulan osteoporosis pada lumbal dan leher femur. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, laboratorium dan DXA diagnosis pada penderita ini adalah osteoporosis mungkin akibat perokok berat. Pengobatan Actonel 5 mg/hari, kalsium 500 mg tiga kali sehari, dan vitamin D Rocatrol 2 x 0,25 mcg/ hari.

Pada pemeriksaan fisis didapatkan, sakit sedang, gizi baik, sadar, tampak kesakitan apabila bergerak. Tekanan darah 100/70 mmHg, denyut nadi 88 kali/menit reguler, berisi, frekuensi napas 20 kali/menit torakoabdominal dan suhu aksiler 36,9 C. Berat badan 55,5 kg, tinggi badan 158 cm, IMT = 21,4 kg/ m2. Pemeriksaan kepala, wajah tampak bulat (moon face), konjungtiva tidak anemis, bibir tidak sianosis, sklera tidak ikterus, leher kesan normal, jantung dan paru dalam batas normal, hati dan limpa tidak teraba, kedua paha tampak kecil dibandingkan dengan bagian tubuh bagian atas. Hasil pemeriksaan laboratorium, darah rutin hemoglobin 14,2 g/dL, lekosit 6300 /mL, trombosit 344.000 /mL, hematokrit 45,6 %. Kimia darah, ureum 39 mg/dL, kreatinin 1,07 mg/dL, SGOT 11 U/L, SGPT 14 U/L, albumin 3,9 g/dL, globulin 2,9 g/dL, kolesterol total 206 mg/dL, trigliserid 127 mg/dL, kolesterol HDL 38 mg/dL, kolesterol LDL 147 mg/dL, glukosa plasma puasa 277 mg/dL Urinalisis, protein, eritrosit, leukosit, negatif, glukosa positif. Hasil pemeriksaan foto dada dalam batas normal, EKG normal. Pada foto tulang belakang 18-3-2006 didapatkan fraktur kompressi L1, Hasil pemeriksaan DXA :L2-L3 :-3,8 SD, L2L4 : -3,8 SD, L3-L4: -3,8 SD, leher femur :-3,4 SD. kesimpulan osteoporosis. Berdasarkan anamnesis, Pemeriksaan fisis, laboratorium dan DXA, didiagnosis fraktur kompressi tulang belakang L1 kausa osteoporosis yang mungkin disebabkan oleh pemakain kortikosteroid yang lama, DM tipe lain, dan. Penderita ini mendapatkan pengobatan Diet DM 1700 kkal, Mixtard novolet 10-0-8 IU, Actonel 1x5 mg/hari, osteocal 2x500 mg

Kasus 4 Seorang perempuan 32 tahun, masuk rumah sakit 17-3-2006 dengan keluhan nyeri punggung yang hebat yang sudah dialami 1 bulan lalu, tetapi makin memberat 1 minggu terakhir. yang riwayat menderita asma sejak kecil dan mendapat prednison sejak kanak-kanak Satu bulan sebelum masuk rumah sakit pernah jatuh terduduk yang mengakibatkan timbulnya nyeri belakang.

46

The Indonesian Journal of Medical Science Volume 2 No.1 January-March 2009

CASE REPORT

Sambo AP. Different causes of secondary osteoporosis

Gambar 7. Kasus 4

Gambar 8. Kasus 4 Foto Lumbo-sacral dengan gambaran fraktur Kompressi pada VL. 1

dan arnid 2x1 tablet/hari, inflamed 2 x puff I menyebabkan penurunan pembentukan tulang dan meningkatkan resorpsi tulang 3. Pada laporan kasus ini diagnosis osteoporosis ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan DXA, disebut osteoporosis jika T skor < -2,5 SD pada leher femur-trokhanter dan atau vertebra tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap marker-marker osteoporosis. Pada kasus pertama dari laporan ini seorang laki-laki yang menderita hipertiroidisme mengalami osteoporosis. Pasien ini didiagnosis hipertiroid 2 tahun sebelumnya, akan tetapi pasien ini tidak berobat secara tidak teratur dan 1 tahun terakhir sebelum datang ke dokter pasien tidak lagi mendapat obat. Pasien ini datang ke dokter setelah keluhannya kembali muncul disertai dengan keluhan nyeri tulang belakang, dan pada pemeriksaan didapatkan pasien ini dengan hipertiroidisme dan osteoporosis. Keluhan nyeri pada pasien ini mungkin

PEMBAHASAN
Osteoporosis sekunder dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kelainan endokrin, dapat di diagnosis dengan mengukur penurunan densitas tulang. Pengukuran densitas tulang seseorang akan memberikan indikasi risiko fraktur orang tersebut pada saat itu 3. Bentuk dan struktur tulang pada usia dewasa secara kontinyu diperbaharui dengan cara remodeling, untuk menjaga integritas tulang, bentuk dan massa tulang yang dibentuk setelah resorpsi tulang dalam siklus remodeling harus seimbang dengan yang hilang, keseimbangan ini bisa gagal dalam kasus seperti osteoporosis, hipertiroidisme dan hiperparatiroidisme primer, penggunaan obat-obat glukokortikoid yang sering digunakan untuk mengobati rematik arthritis, asma bronchial, glukokortikoid mempunyai efek terhadap remodeling tulang yang

The Indonesian Journal of Medical Science Volume 2 No.1 January-March 2009

47

CASE REPORT

Sambo AP. Different causes of secondary osteoporosis

ada kaitan dengan osteoporosis, kejadian osteoporosis pada kasus ini dapat disebabkan oleh hipertiroidisme yang sudah terjadi sebelumnya. Pada penderita hipertiroidisme terjadi peningkatan aktifitas osteoklast dengan demikian terjadi peningkatan resorpsi tulang, disamping itu terjadi pemendekan waktu interval antara pembentukan dan mineralisasi dari sel tulang. Efek terhadap sel tulang adalah terjadi penurunan ketebalan korteks tulang dan hilangnya tulang trabekular menyebabkan osteoporosis dan meningkatkan risiko fraktur4. Deskripsi pertama dari perubahan mineral tulang pada disfungsi tiroid telah dipublikasikan 100 tahun yang lalu ketika Von Recilinghausen (1981) menggambarkan adanya fraktur kompresi vertebra pada seorang wanita 25 tahun dengan klinis hipertiroidisme, densitas mineral tulang tulang menurun dan resiko fraktur meningkat pada tirotoksikosis yang tidak diterapi5,6. Mekanisme seluler dan molekular dari hormon tiroid pada tulang melalui reseptor hormon tiroid pada sel tulang yaitu reseptor a1, a2 dan b1 isoform yang terdapat pada osteoblast dan chondrosit. Hormon tiroid menstimulasi differensiasi dan aktifitas osteoblast dan meningkatkan sintesis kolagen tipe 1, alkali phosphatase, osteocalcin dan Receptor Activator of Nuclear Factor Kb Ligand (RANKL, yang merupakan suatu molekul kunci dalam fungsi osteoklast)6. Hormon tiroid merangsang osteoklast secara tidak langsung melalui respon osteoblast terhadap hormon tiroid, signal dari osteoblat seperti interleukin-6, prostaglandin dan RANKL menyebabkan rekruitmen dan differensiasi dari sel progenitor osteoklast atau meningkatkan aktifitas osteoklast matur yang menyebabkan terjadinya resorpsi tulang6. 48

Lee MS 7 dkk melaporkan dari 109 penderita hipertiroid didapatkan densitas mineral tulang yang rendah pada vertebra, leher femur, trokhanter dan Words trianggle, sedangkan penelitian di Makassar oleh SamboAP. dkk 8 melaporkan bahwa dari 85 penderita hipertiroid yang berusia diatas 30 tahun didapatkan osteoporosis pada 29 orang (34,1%) yaitu 29% pada leher femur, 7,1% pada vertebra dan 14% pada keduanya. Pada kasus kedua penderita dengan diabetes melitus dan tetraparese akibat post stroke yang menyebabkan penderita tak dapat beraktifitas (imobilisasi) dalam waktu yang cukup lama, imobilisasi yang lama akan menyebabkan percepatan kehilangan massa tulang. Aktifitas fisik termasuk latihan fisik akan menghentikan percepatan kehilangan massa tulang, dari berbagai penelitian terbukti adanya pengaruh mekanik terhadap pembentukan tulang, tulang akan menyesuaikan pertumbuhannya terhadap kekuatan fungsional yang terjadi. Pada keadaan imobilisasi dapat terjadi kehilangan kalsium 1% dalam 46 mgg sehingga dapat terjadi keseimbangan kalsium yang negatif2. Lorentzon dkk 9 , melaporkan bahwa aktifitas fisik merupakan prediktor independen densitas mineral tulang dari total body, vertebra lumbal, leher femur, dan tulang radius. Pada kasus ketiga pasien didiagnosis osteoporosis tanpa kausa yang jelas yang ditegakkan dengan pemeriksaan DXA, salah satu faktor resiko yang ada pada pasien ini adalah rokok, faktor lain yang kemungkinan sebagai penyebab osteoprosis tidak didapatkan, pasien ini adalah perokok berat yang menghabiskan 2-3 bungkus sehari dan sudah berlangsung lama, osteoporosis dapat terj adi pada seorang perokok

The Indonesian Journal of Medical Science Volume 2 No.1 January-March 2009

CASE REPORT

Sambo AP. Different causes of secondary osteoporosis

berat, hal ini terjadi karena nikotin yang terdapat dalam tembakau merupakan faktor risiko terjadinya osteoporosis, meskipun mekanismenya belum jelas diketahui tetapi nikotin dapat meningkatkan ekspresi kalsium melalui urine maupun tinja2. Nikotin juga dapat menginduksi eksrpesi osteopontin protein matriks tulang yang menunjukkan efek toksik nik otin terhadap sel-sel tulang, disamping itu nikotin menghambat absorpsi kalsium. 10 Lorentzon dkk 10 dalam penelitiannya pada perokok yang berumur 18-20 tahun, mendapatkan bahwa densitas mineral tulang pada perokok secara bermakna lebih rendah dibanding dengan yang bukan perokok, baik pada total body (2,1%), vertebra lumbal (-4,3%), leher femoris (-5,3%), dan trokhanter (6,6%),disamping itu ketebalan korteks tulang pada perokok lebih rendah 2,9%, dan endosteal circumference yang lebih besar 4,5%. Pada kasus keempat pasien penderita asma sej ak kecil yang mendapat pengobatan dengan kortikosteroid, yang diikuti dengan keluhan nyeri punggung, keluhan ini terjadi oleh karena 1 bulan sebelum masuk rumah sakit penderita jatuh yang pada pemeriksaan foto L-S didapatkan fraktur kompressi di L1, fraktur yang terjadi pada kasus ini mungkin diakibatkan oleh osteoporosis, osteoporosis pada kasus ini mungkin akibat pemakaian prednison jangka panjang, hal ini ditandai dengan adanya tanda-tanda striae, buffalo hump , muka bulat (moon face ), dan anggota gerak bawah yang nampak kecil tidak proporsional dengan bagian tubuh atas yang mengarahkan kita ke sindroma Cushing, pada pasien ini juga didapatkan adanya diabetes tipe lain yang mungkin

karena pemakaian prednison jangka panjang. Osteoporosis pada kasus ini ditegakkan dengan pemeriksaan DXA. Osteoporosis dapat terj adi pada penggunaan kortikosteroid (prednison) dalam jangka panjang. Prednison dapat menyebabkan penurunan massa tulang melalui efek samping yang multiple terhadap remodeling tulang yang menyebabkan penurunan pembentukan (formasi) tulang dan meningkatkan resorpsi tulang. Peningkatan resorpsi tulang terjadi karena prednison menurunkan kadar estrogen dan androgen, menurunkan osteoprotegerin (OPG) dan RANKL11. Glukokortikoid dapat menurunkan absorpsi kalsium di usus, 12 dan menurunkan reabsorpsi kalsium di tubulus renalis 13, menghambat fungsi osteoblast, menurunkan osteoblastogenesis dan meningkatkan apoptosis dari osteoblast dan osteosit14. Terdapat 30-50% fraktur tulang pada penggunaan glukokortikoid yang menahun 15 , bahkan dari laporan penelitian yang dilakukan oleh Cohen S16 dkk mendapatkan fraktur vertebra terjadi dalam 1 tahun setelah mendapatkan prednison. Van Staa 17 dkk melakukan penelitia kohor retrospektif terhadap 244.235 orang yang menggunakan glukokortikoid oral dibandingkan dengan kontrol didapatkan peningkatan fraktur nonvertebra [risk ratio (RR) 1,33], panggul (RR 1,61) forearm (RR 1,09) dan fraktur vertebra (RR 2,60). Dari keempat kasus ini diberikan pengobatan bisfosfonat. Pada keempat kasus diatas j elas diagnosis adalah osteoporosis dari hasil pemeriksaan densitas tulang vertebra dan femur dengan densitometri DXA Lunar GE, adanya faktor risiko yaitu hipertiroidisme, immobilisasi akibat 49

The Indonesian Journal of Medical Science Volume 2 No.1 January-March 2009

CASE REPORT

Sambo AP. Different causes of secondary osteoporosis

stroke, perokok berat, dan penggunaan kortikosteroid j angka panj ang, merupakan penyebab sekunder pada osteoporosis yang dilaporkan. Dari keempat kasus tersebut yang kesemuanya mengeluh nyeri punggung, hanya kasus keempat yang terlihat adanya fraktur kompresi pada foto vertebra, sedang tiga kasus lainnya tidak ada, tetapi mungkin terjadi mikro fraktur yang tak terdeteksi dengan pemeriksaan foto tersebut.

W illiams &W ilkins, Philadelphia. 2005: 629-36 7. Lee MS, Kim SY, LeeMC, et al: Negatif Correlation Between the Change in Bone Mineral Density and Serum Osteocalcin in patients with Hyperthyroidis m, J Clin Endocrinol Metab 1990 ; 70: 766-70 8. Agus P Sambo, Herman Ardiansyah, John MF Adam, Bone Mineral Density in Subjects with Hyperthyroidsm, Book of Abstracts, JAFES. 2005; S86 9. Lorentzon M, Mellstrom D, Ohlsson C. Association of Amount of Physical Activity W ith Cortical Bone Size and Trabecular Volumetric BMD in Young Adult Men: The GOOD Study. J Bone Miner Res 2005; 20: 1936-43 10. Lorentzon M, Mellstrom D, Haug E et al. Smoking Is Associated with Lower Bone Mineral Density and reduced Cortic al Thickeness in Young Men. J Clin Endocrinol Metab 2007; 92: 497-503. 11. Shaker J L, Luker BP: O s teoporosis Associated with Excess Glucocorticoids. In Endocrinology and Metabolism Clinics of North America, Saunders, Philadelphia, 2005; 34156 12. Morris HA, Need AG, OLoughlin PD, et al. Malabsorption of calcium in corticosteroidinduced osteoporosis. Calcif tissue Int 1990; 46: 305-8. 13. Reid IR, Ibbertson HK.Evidenc e for decreased tubular reabsorption of calcium in glucocorticoid-treated asthmatics. Horm Res. 1987; 27: 200-4. 14. W einstein RS, Jilka RL, Parfitt AM, et al.Inhibition of osteoblastogenesis and promotion of apoptosis of osteoblasts and osteocytes by glucocorticoids: Potential mechanisms of their deleterious effects on bone. J clin Invest 1998; 102(2): 274-82. 15. Graves L, Lukert BP. Glucocorticoid induced osteoporosis. Clinical Reviews in Bone and Mineral Metabolism 2004; 2(2): 79-90. 16. Cohen S, Levy RM, Keller M, et al.Risedronat therapy prevents corticosteroid-induced bone loss.Arthritis Rheum. 1999; 42(11): 2309-18.

KESIMPULAN
Kasus osteoporosis sekunder yang jarang terjadi memerlukan pemeriksaan densitometri untuk mencegah terjadinya fraktur osteoporosis.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kanis JA. Definition, Epidemiology and Sicial Aspects of Osteoporosis. In The Pathophysiology of Osteoporosis and Bone Disease.The second International Training c ours e on Os teoporosis f or Industry, Specialists and General Practitioners. The University of Melbourne, May 1999 2. Lindsay R, Cosman F: Osteoporosis. In Harrisans Principles of Internal Medicine, 16th Ed, Eds ; Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, et al, New york, 2005; 2268-78 3. Gamero P, Delmas P. Biochemical Markers of Bone Turnover : Applic ations for Osteoporosis. The 2nd International Training Cours e on Osteoporosis for Industry, Specialists and General Practitioners. May 1999 4. Tjandrawinata RR. Molecular Basis of Thyroid Hormon Action. Dalam Naskah lengkap Thyroidology Update 1, Perkeni Semarang, 2005 ; 23-31 5. Franklyn JA, Sheppard MC: The Thyroid and Osteoporosis,TEM 1992; 3(4): 113-6 6. Sheppard MC, Gittoes NJ: The Skeletal System in Thyrotoxicosis In The Thyroid A Fundamental and Clinical Text, 9 thed, Eds Braverman LE, Utiger RD, Lippinc ott

50

17. Van Staa TP, Leufkens HGM, Abenhaims L, et al. Use of oral Corticosteroids and risk of The Indonesian Journal of Medical Science Volume 2 No.1 January-March 2009 fractur. J Bone Miner Res. 2000; 15: 993-1000.

Anda mungkin juga menyukai