Anda di halaman 1dari 4

SCM pada UMKM

SCM merupakan pendekatan sistem yang bertujuan untuk membuat fungsi organisasi menjadi lebih baik, dengan biaya yang efektif dan mengintegrasikan proses dari berbagai pihak yang ada dalam sistem. Proses dan aktifitas yang dimaksud meliputi pembelian bahan baku, proses pengerjaan, hingga proses distribusi barang jadi ke konsumen. Penerapan SCM diharapkan mampu membantu meningkatkan keuntungan usaha dan meminimalkan biaya. Sehingga dengan adanya SCM, maka akan berdampak terhadap kemampuan keuangan suatu organisasi. Keunggulan UMKM dengan perusahaan besar lainnya adalah pada hal kefleksibelan produksi, pengambilan keputusan yang cepat serta koordinasi dan kerja sama antara pekerja dan pegawai. Dalam UMKM, jika terjadi pesanan dalam jumlah besar, maka mereka akan bekerja lebih ekstra misalnya dengan cara lembur. Produksi yang dilakukan adalah berdasarkan target waktu. Kerja sama dan koordinasi antar pekerja juga terbilang sangat baik. Banyak dari UMKM yang tidak memiliki SOP namun produksi mereka tetap berjalan. UMKM merupakan usaha mikro kecil dan menengah. Beberapa hal yang membedakan UMKM dengan perusahaan besar adalah mengenai keterbatasan sumebr daya, pengaplikasian teknologi proses, serta pengetahuan tentang strategi bisnis. Pada UMKM biasanya modal atau dana yang ada adalah terbatas. Sehingga dalam UMKM akn berusaha untuk meminimalkan biaya-biaya seperti pemesanan bahan baku atau pengiriman produk. Tidak jarang UMKM akan memesan bahan dari luar daerah dengan biaya yang lebih murah. Pada UMKM juga pengetahuan tentang strategi bisnis oleh pemilik sangat terbatas. Sehingga sebagian besar UMKM hanya akan membuat rancana produksi jangka pendek. Hal ini juga merupakan akibat keterbatasan sumber daya. Dengan adanya keterbatasan pada UMKM, maka penerapan SCM dalam UMKM telah sering digunakan sebagai bahan penelitian. Di satu sisi penerapan

SCM pada UMKM akan membantu meminimalkan biaya yang akan meningkatkan pendapatan mereka. Namun sebaliknya penerapan SCM akan cukup rumit dan kompleks bagi UMKM dikarenakan keterbatasan pengetahuan mereka. Sehingga karena adanya perbedaan antara UMKM dan perusahaan besar, maka penerapan SCM pada UMKM dan perusahaan besar akan berbeda. Pada perusahaan besar, penerapan SCM diharapkan mampu mengurangi biaya yang terjadi dalam sistem. Pada UMKM penerapan SCM diharapkan oleh pemilik dapat meningkatkan pendapatan mereka. Tingkat kompleksitas SCM pada UMKM dan perusahaan besar juga berbeda yaitu tergantung dengan jumlah penyedia dan pembeli yang kompleks atau terbatas. Selain itu aliran SCM pada perusahaan dan UMKM juga berbeda. Pada perusahaan akan terjadi aliran material, informasi, uang antara pihak-pihak dalam sistem. Sementara pada UMKM akan ditemui kesulitan dalam aliran material apanila aliran uang dan informasi terganggu. Pada perusahaan biasanya akan menerapkan rencana jangka panjang sementara pada UMKM diterapkan rencana jangka pendek. Sehingga penerapan SCM pada UMKM dan perusahaan besar akan berbeda dan memberikan dampak yang berbeda pula. Dalam penerapannya, ada lima tahap yang dilalui pada penerapan SCM yaitu ad hoc, defined, linked, intergrated, extended. Ad hoc merupakan tingkat penerapan SCM yang masih sangat minim. Pada tingkat ini, tidak terdefinisikan struktur SCM yang jelas sehingga tingkat kesuksesan adalah berdasarkan kinerja individu. Pada tingkatan defined sudah ada dokumentasi proses kerja, namun masih dibutuhkan pengetahuan tentang manajemen kerja. Pada tingkatan linked, sudah timbul kerja sama dan koordinasi dari fungsi intra perusahaan. Pada tingkatan intergrated sudah dilakukan kolaborasi dan kerja sama dalam menentukan tujuan. Dan pada tingkatan extended penerapan SCM telah dilaksanakan dengan baik. Pada saat ini penerapan SCM dalam UMKM sudah mulai diterapkan. Dan sangat sedikit ditemui UMKM dengan penerapan SCM pada tingkatan ad hoc.

Hal ini disebabkan karena pengaruh globalisasi dan permintaan yang berubahubah. Sehingga UMKM akan berusaha berpastisipasi dalam ekonomi global. Terutama di Indonesia yang memiliki jumlah UMKM yang sangat banyak, diharapkan UMKM dapat bersaing dalam ekonomi global. Tingkatan penerapan SCM akan memberikan pengaruh dan efek bagi UMKM. Semakin baik penerapan SCM, maka dampak yang diterima juga semakin baik. Salah satu dampak yang diperoleh adalah dengan meningkatnya tingkat efektifitas performa kerja. Selain itu penerapan SCM juga akan membantu meningkatkan pendapatan secara tidak langsung. Dalam penerapan SCM pada UMKM, ada beberapa permsalahan atau halangan yang akan dihadapi. Permasalahan tersebut diantaranya kurangnya kemampuan dalam mengatur penyedia, kompetisi yang tinggi dalam SCM, kurangnya kerja sama dalam SCM, kurangnya kemampuan dalam mengatur konsumen, jarak konsumen secara geografis, hingga penggunaan teknologi informasi dalam SCM. Namun dengan adanya masalah-masalah tersebut tidak menutup kemungkinan jika penerapan SCM tidak akan berhasil dalam UMKM. Salah satu penelitian manghasilkan solusi yang dapat digunakan dalam menghadapi permasalahan penerapan SCM dalam UMKM. Solusi tersebut adalah VCM (Vertical Chain Management). VCM akan membantu dalam memanajemen kapasitas dan material pada penyedia. Konsepnya adalah menggabungkan volum dan tingkat kompetitif dalam komunitas yang sama untuk pilihan yang terbaik. Model ini bertujuan meminimalkan keterbatasan UMKM dalam berhadapan dengan perusahaan besar.

Referensi : Bengtsson, L., Soderberg, L., 2010, Supply Chain Management Maturity and Performance in SMEs, Springer Science+Bussiness Media, LLC 2010.

Udomleartpraset, P., Jungthirapanich, C., Sommechai, P., 2003, Supply Chain Management SMEs Approach, Engineering Management Conference, 2003. IEMC '03. Managing Technologically Driven Organizations: The Human Side of Innovation and Change, pp. 345-349 Thakkar, J., Kanda, A., Deshmukh, S.G., 2008, Supply Chain Management in SMEs : development of constructs and proposition, Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics ,Vol. 20, No. 1, 2008, pp. 97-131 Thakkar, J., Kanda, A., Deshmukh, S.G., 2008, A Conceptual Role Interaction Model for Supply Chain Management in SMEs, Journal of Small Business and Enterprise Development Vol. 15 No. 1, 2008, pp. 74-95

Anda mungkin juga menyukai