Anda di halaman 1dari 12

RESUME

Sistem Pengelasan Dalam Pekerjaan Body ( Body Repair )

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Body Otomotif Dosen Pengampu : Basori, S.Pd, M.Pd.

Disusun oleh :

Sunu Triyatno (K2511046)

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN PENDIDIKAN TEKNIK KEJURUAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PEKERJAAN BODY (BODY REPAIR) Las merupakan proses menyatukan dua atau lebih logam dengan menggunakan energi panas agar dihasilkan ikata metallurgi pada sambungan tersebut. Las digunakan dalam berbagai bidang termasuk juga dalam bidang pekerjaan body ( body repair ). Ada beberapa jenis pengelasan yang digunakan dalam pekerjaan body. 1. LAS OXY-ACETYLENE Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual, dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencair oleh nyala (flame) gas asetilin (yaitu pembakaran C2H2 dengan O2), dengan atau tanpa logam pengisi, dimana proses penyambungan tanpa penekanan. A. PEMBUATAN OXYGEN Oksigen di dapat dari udara yang dicairkan. Kemudian dengan cara elektrolisa, campuran udara cair dan air dipisahkan oleh oksigen. Perlu pemurnian oksigen secaraberulang-ulang sampai 99,5 % dan kemudian dimanfaatkan dalam tangkitangki baja dengan tekanan kerja antara 15-30 atm. B. PEMBUATAN ASETILIN Asitelin adalah gas hidro karbon yang diperoleh dari unsur-unsur kapur , karbon dan air dengan reaksi sebagai berikut : Ca O + 3 C Ca C2 + Co 108 k.kal/g.mole. Tekanan asetilin maksimum 5 atm. Karena asetilin diatas tekanan 2 atm dapat meledak. C. NYALA API OXY-ACETYLENE Nyala asetiline lebih atau nyala karburasi.

Kegunaanya : Untuk memanaskan Untuk mengelas permukaan yang keras dan logam putih.

Nyala netral

Kegunaanya : Untuk pengelasan biasa Untuk mengelas baja atau besi tuang.

Nyala oksigen lebih atau nyala oksidasi

Kegunaanya : Untuk brazing

D. PERALATAN LAS OXY-ACETYLENE 1. Generator Generator acetylene digunakan untuk memproduksi gas acetylene dengan bahan baku calcium carbide yang direaksikan dengan air. 2. Tabung Acetylene Acetylene disimpan dalam tekanan tinggi sehingga dapat digunakan cukup lama dengan tekanan kerja yang relatif stabil. 3. Tabung Oksigen Ditinjau dari zatnya, oksigen tidak berbahaya, namun karena oksigen disimpan pada tekanan relatif tinggi, maka tabung oksigen harus memenuhi beberapa ketentuan yang ada 4. Regulator Regulator pada las Oxy-acetylene merupakan suatu peralatan mekanis yang digunakan untuk mengatur tekanan gas (besarnya tekanan tertentu dan dapat diatur), agar besarnya tekanan relatif tetap selama pengelasan berlangsung, walaupun tekanan dalam tabung terus menurun karena pemakaian.

5. Manometer Manometer merupakan alat untuk mengukur tekanan gas, yang masuk ke regulator (tekanan di dalam tabung) dan tekanan yang akan keluar dari regulator (tekanan kerja). 6. Selang Acetylene & Oksigen Selang las digunakan untuk menyalurkan gas yang keluar dari generator atau regulator ke pembakar. 7. Brander Brander berfungsi untuk mencampur oksigen dengan gas bahan bakar dan membakarnya serta untuk mengarahkan api yang dihasilkan 8. Kunci Air Kunci air adalah alat keselamatan kerja yang harus dipakai pada las Oxyacetylene, yang mengguna-kan generator maupun acetylene dari tabung (yang menggunakan manipol. E. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pengelasan Oxy-acetylene : 1. Pemanasan benda kerja menggunakan nyala api las harus terbagi rata pada kedua bagian benda kerja yang hendak disambung. 2. Pemanasan benda kerja dilakukan secara berangsur-angsur hingga mencapai titik lebur 3. Ujung kawat pengisi dicairkan pada saat kampuh las sudah melebur. 4. Ketika melakukan pengelasan posisi vertikal, kawah lasan tidak boleh terlalu besar agar benda kerja yang sedang berada dalam kondisi cair tidak tumpah.

F. TEKNIK AYUNAN NOZZLE 1. 2. 3. 4. 5. Ayunan melingkar Ayunan segitiga/zig-zag Ayunan trapesium Ayunan l Ayunan e

6.

Ayunan i

G. MACAM_MACAM PENGELASAN a. Mengelas Posisi Mendatar Kampuh I Kemiringan nozzle antara 60o 70o. Kemiringan bahan tambah antara 30o 40o. Bahan tambah dipanasi hingga mencair, dan digerakkan mengayunke samping (kiri-kanan) untuk mengaduk kawah lasan. Kampuh V Pada saat mengelas kampuh V, harus diperhatikan agar cairan las tidak menetes di muka nyala api las. Kemiringan nozzle 70o, sedangkan bahan tambah dimiringkan

60o terhadap jalur lasan. Pada saat mengisi jalur lasan, nozzle dan bahan tambah dijauhkan didekatkan ke kampuh secara bersamaan dengan arah gerakan yang berlawanan. Saat nozzle dijauhkan, bahan tambah didekatkan ke kampuh, dan sebaliknya; dilakukan secara kontinyu hingga alur lasan selesai. Kampuh Berimpit Nyala api las diarahkan ke sudut kampuh agar pencairan terjadi pada kedua benda kerja. Nozzle dimiringkan membentuk sudut 80o terhadap permukaan benda kerja dan 60o 70o terhadap jalur lasan. Bahan tambah dimiringkan 30o 40o terhadap jalur lasan.

Kampuh T Posisi benda kerja diatur sedemikian rupa agar kampuh membuat sudut 45o terhadap bidang horisontal.

Sebelum melakukan pengelasan, buat titik-titik las pengikat (tack weld ) beberapa tempat. Sudut jalan bahan tambah berkisar antara 30o 40o terhadap jalur lasan.

Kampuh Sudut Luar Nyala api las diarahkan ke tengah kampuh. Nozzle digerakkan sepanjang jalur sambungan. Kemiringan nozzle sekitar 70o terhadap jalur lasan. Kemiringan bahan tambah sekitar 60o terhadap jalur lasan.

b. Mengelas Posisi Horisontal Pada pengelasan posisi horisontal, cairan las cenderung mengalir kebawah. Oleh karena itu posisi nozzle dimiringkan ke bawah 10o dari garis horisontal seperti pada gambar.Apabila cairan las terlihat akan meleleh, jauhkan nyala api las darikawah lasan.Ayunan nozzle dilakukan sekecil mungkin.Untuk pengelasan arah mundur (ke kanan), lakukan ayunan nozzle dengan kecepatan 2 atau 3 langkah per detik. c. Mengelas Posisi vertical Bahan tambah diposisikan di antara nyala api las dengan kawah cair.Sudut bahan tambah 45o 60o dan sudut nozzle 80o terhadap jalur lasan. Pengelasan dimulai dengan mencairkan las titik pengikat bawah untuk membentuk rigirigi las, kemudian dilakukan pengelasan ke arah atas. Nozzle dan bahan tambah diayun ke samping (kiri-kanan) denganarah gerakan berlawanan. Pada akhir jalur lasan, bahan tambah diposisikan di sebelah atas nozzle. d. Mengelas di bawah tangan Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara 60 dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30 - 40 dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya adalah lurus.

e. Mengelas di atas kepala (over head) Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi lainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari bawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10 dari garis vertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45-60. f. Mengelas dengan arah ke kiri (maju) Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan membentuk sudut 60 dan kawat las 30 terhadap benda kerja sedangkan sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas. g. Mengelas dengan arah ke kanan (mundur) Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas. H. CACAT_CACAT PADA ASETILIN Dengan kondisi pengelasan yang benar, teknik dan meterial sesuai standar,akan menghasilkan pengelasan yang sangat berkualitas. Tetapi seperti pada proses pengelasan yang lain, cacat las dapat terjadi. Cacat yang sering terjadi pada proses pengelasan Oksi-Asetilin antara lain : Penetrasi yang kurang sempurna Fusi yang kurang sempurna Undercutting Porosity Longitudinal crack

I. ALAT BANTU DAN KESELAMATAN KERJA ALAT BANTU : 1. Sikat kawat (wire brush) Sikat kawat berfungsi untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas dan sisa-sisa terak yang masih ada setelah dibersihkan dengan palu terak. Bahan

serabut sikat terbuat dari kawat-kawat baja yang tahan terhadap panas dan elastis, dengan tangkai dari kayu yang dapat mengisolasi panas dari bagianyang disikat. 2. Palu las (chipping hammer). Palu las digunakan untuk membersihkan terak yang terjadi akibat proses pemotongan dan pengelasan dengan cara memukul atau menggores teraknya. Pada waktu membersihkan terak, gunakan kacamata terang untuk melindungi mata dari percikan bunga api dan terak. Ujung palu yang runcing digunakan untuk memukul pada bagian sudut rigi-rigi. Palu las sebaiknya tidak digunakan untuk memukul benda-benda keras, karena akan mengakibatkan kerusakan pada bentuk ujungujung palu sehingga palu tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya 3. Tang penjepit Untuk menjepit/memindahkan benda-benda yang panas yang memperoleh panas dari hasil pemotongan dan pengelasan. Tangkai tang biasanya diisolasi ALAT KESELAMATAN KERJA 1. Topeng las (welding mask) Untuk melindungi mata, kepala/rambut operator dari percikan-percikan padasaat melakukan pemotongan dengan oksi-asetilin atau api las dan benda bendapanas lainnya. Juga untuk melindungi muka operator las terhadap percikan hasilpemotongan, dan ledakan percampuran gas yang tidak sempurna. 2. Sarung tangan kulit Pekerjaan mengelas dan pemotongan selalu berhubungan dengan

panas,kontak dengan panas sering terjadi yaitu pada saat pengelasan dan pemotongan benda kerja yang memperoleh panas secara konduksi dari proses pengelasan dan pemotongan. Untuk melindungi tangan dari percikan-percikan api las dan percikan pada saat pemotongan benda-benda panas maka operator las harus menggunakan sarung tangan.

3. Jaket kulit/Apron kulit. Untuk melindungi kulit dan organ-organ tubuh pada bagian badan operator dari percikan-percikan api las pada saat proses pengelasan dan pemotongan benda kerja serta pancaran sinar las yang mempunyai intensitas tinggi maka pada baian badan perlu dilindungi dengan menggunakan jaket kulit atau apron kulit. 4. Kaca mata pengaman (safety glasses) Untuk Melindungi mata pada saat membersihkan kampuh las serta terak hasil dari pemotongan yang menggunakan palu terak maupun mesin gerinda. 5. Sepatu safety

2. LAS BUSUR NYALA LISTRIK Busur nyala yang menimbulkan panas digunakan untuk melelehakan bidangbidang benda kerja yang akan disambung, di mana untuk mendapatkan bususr nyala adalah dengan mengontakkan elektroda las dengan benda kerja yang akan di las, setelah arus listrik mengalir dari elektroda ke benda kerja maka kontak akan diputuskan dengan menarik elektroda sedikit di atas benda kerja, sehingga jarak antara benda kerja dengan elektroda menimbulkan busur nyala. Mesin (trafo) Las Mesin las digunakan untuk membagi tegangan untuk mendapatkan busur nyala yang memberikan panas untuk mencairkan logam-logam yang di las. Mesin las memperoleh sumber tenaga atau dynamo las digerakkan oleh: a. Aliran listrik dari gardu induk dimana arus listrik dari gardu masih mempunyai tegangan tinggi yang belum dapat digunakan sabagai arus las b. Motor listrik, motor bensin atau motor diesel yang memutar poros generator las. Berdasarkan arus yang bekerja pada mesin las, mesin las dibedakan menjadi dua, yaitu mesin las dengan arus bolak balik atau A.C dan mesin las dengan arus searah atau D.C . a. Mesin las arus bolak balik (A.C) b. Mesin las arus searah (D.C)

c. Mesin las arus ganda (AC / DC) Alat-alat perlengkapan las listrik Bengkel las selain mempunyai mesin las, juga dilengkapi dengan alat-alat perlengkapan lainnya seperti: kabel las, pakaian las, palu las, sikat kawat baja, kap atau topi las, dsb. a. Ruangan las b. Perlengkapan pengaman 1. Perlengkapan pelindung muka 2. Perlengkapan pelindung badan c. Kabel las d. Tang las e. Palu terak (bik hammer) dan sikat baja f. Tang penjepit benda kerja panas 3. TEKNIK PEMATRIAN Pematrian atau penyolderan merupakan proses penyambungan dengan

menggunakan logam campuran yang disebut timah solder. Tiga hal yang harus dipenuhi agar diperoleh penyolderan yang baik : a. b. c. Bahan yang bersih. Alat solder yang bersih dengan suhu yang tepat. Timah dan pasta yang tepat.

Penerapan penyolderan dalam otomotif listrik: a. b. c. d. Menyambung kawat alat ukur. Menyambung terminal sikat pada motor stater atau alternator. Menyambung kabel baterai pada terminal. Memasang komponen pada PCB.

Ada berbagai macam perbandingan logam timah dan timah hitam yang bisa diperoleh, tergantung bahan yang akan disambung. Secara umum timah solder harus suhu yang lebih rendah daripada kedua logam yang disambung.

meleleh pada

Perbandingan kandungan logam pada timah solder untuk penyolderan peralatan listrik,

lebih kurang 60% dan 40% timah hitam. Timah solder tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran: Batang. Tongkat. Kawat padat dan berinti. Bubuk. Pasta. Logam yang akan disolder harus benar benar bersih, misalnya dari karat. Jika permukaan sebuah logam berhubungan dengan udara maka akan terjadi oksidasi. Oksidasi adalah pembentukan karat atau bercak yang disebabkan oleh reaksi dengan udara. Fluks / pasta solder adalah senyawa kimia yang jika diberikan pada suatu logam akan mencegah terjadinya proses oksidasi lebih lanjut serta membantu pengaliran timah solder pada bahan. Macam macam fluks: Anorganik ( korosif ) Organik ( non korosif )

Contoh fluks organik: Resin Tallow / Gemuk

4. METODE SAMBUNGAN Penyambungan logam adalah suatu proses yang dilakukan untuk menyambung 2 (dua) bagian logam atau lebih. Penyambungan bagianbagian logam ini dapat dilakukan dengan berbagai macam metoda sesuai dengan kondisi dan bahan yang digunakan. Pemilihan metoda harus penyambungan dipertimbangkan yang tepat dalam suatu

konstruksi sambungan

efisiensi

sambungannya,

dengan mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya: faktor proses pengerjaan sambungan, kekuatan sambungan, kerapatan sambungan, penggunaan konstruksi sambungan dan faktor ekonomis.

Metoda-metoda penyambungan yang umum digunakan untuk kostruksi sambungan plat-plat tipis ini diantaranya : 1. Metoda penyambungan dengan lipatan 2. Metoda penyambumgan dengan keeling 3. Metoda penyambungan baut dan mur

Anda mungkin juga menyukai