Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa

PEMBUATAN KONTUR DARI DATA DEM SRTM UNTUK INVENTARISASI SUMBER DAYA ALAM
Johannes Manalu1, Kustiyo1, I Made Parsa1, dan Surlan1
Peneliti Kedeputian Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Jl. LAPAN No. 70 Jakarta 13710, Indonesia
1

Abstrak
Making of contour from DEM SRTM data for nature resource inventory. Height information or the farm bevel class in this time only made according to contour line found on map rupabumi produce BAKOSURTANAL. As known that line of contour found on map of rupabumi produce the BAKOSURTANAL represent result of interpolasi from dot of height result of field measurement. Limitation in field exploration for the the height dot measurement cause result of measurement also only limited to the region easy to just to be reached it, while difficult region reached of extrapolation. This matter cause correctness also will be limited. In place is easy to reached correctness will be good enough whereas difficult area reached its correctness will lower. In this time have been made available DEM SRTM Indonesian data which can be accessed through internet. According to study which have been really mount correctness vary as according to type use of farm. Farm of territorial water have compared to highest correctness of plantation farm, plantation mixture, whereas farm of forest have lowest correctness. According to the mentioned, in this time being making database of contour elevation with international 25 metre (scale 1:50.000) to entire Indonesia.

Keyword : DEM, SRTM, countur, correctness

1. PENDAHULUAN Informasi ketinggian ataupun kelas lereng lahan saat ini hanya dibuat berdasarkan garis kontur yang terdapat pada peta rupabumi produksi Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL). Sebagaimana diketahui bahwa garis kontur yang terdapat pada peta rupabumi produksi BAKOSURTANAL tersebut merupakan hasil interpolasi dari titik-titik ketinggian hasil pengukuran lapangan. Keterbatasan dalam penjelajahan lapangan untuk pengukuran titik ketinggian tersebut menyebabkan hasil pengukurannya juga hanya terbatas pada wilayah yang mudah untuk dijangkau saja, sedangkan wilayah yang sulit dijangkau akan diekstrapolasi. Hal ini menyebabkan tingkat ketelitiannya juga akan terbatas. Di tempat yang mudah dijangkau ketelitiannya akan cukup baik sementara daerah yang sulit dijangkau ketelitiannya akan rendah.

Saat ini telah tersedia data DEM SRTM seluruh Indonesia yang dapat diakses lewat internet. Data DEM SRTM ini merupakan salah satu data satelit dengan resolusi spasial 90 meter yang memberikan gambaran tentang ketinggian tempat (top cover). Data SRTM ini dapat digunakan untuk interpolasi kontur. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan ternyata tingkat ketelitiannya bervariasi sesuai dengan jenis penggunaan lahannya. Lahan perairan mempunyai ketelitian paling tinggi dibandingkan dengan lahan perkebunan, ladang/kebun campuran, sementara lahan hutan mempunyai ketelitian paling rendah. Berdasarkan hal tersebut di atas, saat ini sedang dilakukan pembuatan data base kontur elevasi dengan interval 25 meter (skala 1:50.000) untuk seluruh Indonesia.

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 173

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa

2. METODOLOGI PENELITIAN Data yang akan digunakan adalah data DEM SRTM seluruh Indonesia dengan resolusi spasial 90 meter. SRTM adalah suatu misi internasional yang dipimpin oleh Nasional GeospatialIntelligence Agency ( NGA) dan NASA. Di bawah perjanjian dengan NASA, Pusat data USGS EROS mendistribusikan dan mengarsip data DEM SRTM sesuai dengan perjanjian kerjasama antar NASA dan NGA. Data DEM SRTM diperoleh dari data elevasi pada skala near global untuk menghasilkan database topografi yang lengkap dari bumi. SRTM terdiri dari suatu sistem radar yang khusus dimodifikasi yang diterbangkan dalam percobaan pesawat ruang angkasa dalam suatu misi selama 11 hari dalam bulan Pebruari tahun 2000. Data DEM SRTM dengan resolusi spasial 90 m dan 30 m untuk wilayah Amerika Serikat sudah dapat dipergunakan oleh masyarakat, sedangkan untuk wilayah diluar Amerika Serikat baru data DEM SRTM dengan resolusi spasial 90 m yang boleh dipergunakan. Data ini dapat di download dari internet melalui homepage http://seamless.usgs.gov/. Bahan yang digunakan dalam kegiatan pembuatan kontur ini antara lain CD-ROM, disket, alat tulis. Peralatan yang digunakan adalah seperangkat PC dengan software ER_Mapper 6.4, ArcView 3.2, ArcInfo, peralatan survei, internet dan lain-lain. Berikut ini dapat dilihat gambar data DEM SRTM Pulau Jawa.

Gambar 1. DEM SRTM Pulau Jawa

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 174

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa

Pembuatan kontur menggunakan data DEM SRTM dilakukan menurut diagram alir sebagai berikut:
DATA SRTM (INTERNET)

KONVERSI FORMAT MENJADI ers PENGISIAN BLANK MOSAIK SCENE DATA

CEK BLANK DATA DAN CROPPING


BLANK DATA

KONVERSI FORMAT

DATA SRTM FORMAT ers PER PULAU

KONVERSI KE FORMAT VEKTOR (dxf) PENCETAKAN KONVERSI FORMAT dxf KE shp EDITING KONTUR

LAYOUT

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Kontur

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan melakukan pengolahan data DEM SRTM, telah di hasilkan peta kontur digital skala 1:50.000 untuk P. Jawa dan sedang dilaksanakan proses kontrol kwalitas. Pembuatan kontur dilaksanakan perlembar peta (sheet) yang dikeluarkan oleh BAKOSURTANAL. Pembuatan kontur berdasarkan sheet lebih teliti dibandingkan dengan pembuatan kontur berdasarkan per pulau. Berikut ini contoh peta kontur per sheet yang dihasilkan:

JABAR 1109_3

JATENG 1408_3

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 175

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa

JABAR 1109_6

JATENG 1408_5

JATIM 1608_1

JATIM 1608_2

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 176

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa

4. KESIMPULAN Dari hasil yang telah didapatkan sebaiknya pembuatan kontur dilaksanakan per sheet, karena pembuatan konturnya lebih teliti dibandingkan dengan pembuatan kontur per pulau. Perlu kajian yang lebih dalam lagi sehingga bisa didapat aplikasi dari pembuatan kontur ini. DAFTAR PUSTAKA Avery, E. A., and G. L. Berlin, 1992. Fundamentals of Remote Sensing and Airphoto Interpretation, Macmillan Publishing Company, New York, N.Y, USA. Cracknell, A. P., and L. W. B. Hayes, 1993. Introduction to Remote Sensing, Taylor & Francis Ltd, London, England.

Green, W. B, 1989. Digital Image Processing: A Systems Approach, Van Nostrand Reinhold, New York, N.Y., USA. Jensen, J. R, 1995. Introductory Digital Image Processing: A Remote Sensing Perspective, Prentice-Hall, Engelwood Cliffs, N.J, USA. Lillesand, T. M., and R. W. Kiefer, 1991. Remote Sensing and Image Interpretation, John Wiley and Sons, Inc. New York, N.Y, USA. Rees, W. G, 1990. Physical Principles of Remote Sensing, Topics in Remote Sensing, vol 1. Cambridge University Press, Cambridge, England. http://seamless.usgs.gov/

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 177

Anda mungkin juga menyukai