Anda di halaman 1dari 23

STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR MODERN DAN TRADISIONAL

KADIN INDONESIA

Prof. Mudradjad Kuncoro, Ph.D, M.Soc. Sc.


Anggota Tim Ahli Bidang Ekonomi Kadin Indonesia 6 Mei 2008
1

ISU UTAMA

Jarak antara ps tradisional dg hypermarket yg saling berdekatan.

Kondisi Ps tradisional secara fisik sangat tertinggal maka perlu ada program kebijakan untuk melakukan pengaturan Penerapan berbagai macam syarat perdagangan oleh ritel modern yang memberatkan pemasok barang.

Tumbuh pesatnya minimarket (yg dimiliki pengelola jaringan) ke wilayah pemukiman.

22

Pasar Tradisional vs Modern: bersaing atau memiliki segmen berbeda

The 2007 Retail Asia Pasific (RAP) Top 500 Rangking & Awards
Ranking Indonesia 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ranking RAP* 147 195 233 254 263 313 320 352 354 369 414 453 Tipe outlet Hypermarket Dept Store Hypermarket C-Store C-Store Supermarket Supermarket Supermarket Dept Store Book Store Hardline Dept Store Merek CARREFOUR RAMAYANA HYPERMARKET INDOMARET ALFAMART ALFA SUPERMARKET SUPER INDO HERO SOGO, JAVA, DEBENHAMS GRAMEDIA ELECTRONIC CITY TOSERBA YOGYA Perusahaan Retailing Carrefour Indonesia Ramayana Lestari Sentosa Matahari Putra Prima Indomarco Prismatama Sumber Alfaria Trijaya Alfa Supermarket Lion Superindo Hero Supermarket Mitra Adi Perkasa Gramedia Asri Media Graha Sudirman Centre Akur Pratama Outlet 24 89 28 1800 1475 34 49 93 17 63 7 48 Penjuala n (Rp milliar) 7,228 4,850 3,528 3,035 2,849 1,993 1,878 1,593 1,583 1,487 1,170 956 Area Penjualan (m2) 168,000 456,900 140,000 237,180 184,380 70,600 62,230 133,920 162,540 79,380 57,420 137,890 Penjualan per m2 43,021,427 10,615,014 25,200,001 12,797,623 15,453,194 28,206,197 30,175,638 11,895,759 9,739,141 18,729,025 20,381,052 6,931,612

13 14

458 492

Health & Beauty Hardline

KIMIA FARMA ACE HARDWARE

Kimia Farma Apotek Ace

325 20

945 804

35,750 80,000

26,422,659 10,043,999

Sumber: Retail Asia Online (2008)


4

Perkembangan Penjualan Perusahaan Ritel Indonesia Tahun 2007


8,000

Penjualan (RP Milliar)

7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0

Merek
5

Sumber: Retail Asia Online (2008)

Perkembangan Outlet Perusahaan Ritel Indonesia Tahun 2007


1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0

Outlet

Merek

Sumber: Retail Asia Online (2008)

Rise of Supermarket In Indonesia


From tiny share in mid 1990s to 30% food retail nationally 2005: Growing at 15% a year (versus 5% a year for traditional retail) Rapidly displacing small shop (warung) in cities Gradually replacing traditional market Projection: by 2010, supermarket will have > 50% of food retail Indonesia
7

Sumber: FAO (2006)

Penyebaran Geografis dan Sosioekonomi


5 tahun yang lalu hampir semua supermarket berada di Jabotabek, namun sekarang hanya sekitar 50% Pembangunan supermarket meluas ke pulau-pulau lainnya, ke secondary cities, dan tertiary cities, bahkan pedesaan besar di Jawa. Awalnya supermarket hanya untuk kalangan A Consumers (Konsumen Kelas Atas), Namun sekarang merambah ke B and C Sonsumers (Konsumen menengah bawah)

Supermarket Geographic Spread

Sumber: AC Nielsen (2004)

Permasalahan umum yang dihadapi Pasar Tradisional


Banyaknya pedagang yang tidak tertampung. Pasar tradisional mempunyai kesan kumuh. Dagangan yang bersifat makanan siap saji mempunyai kesan kurang higienis. Pasar modern yang banyak tumbuh dan berkembang merupakan pesaing serius pasar tradisional. Rendahnya kesadaran pedagang untuk mengembangkan usahanya dan menempati tempat dasaran yang sudah ditentukan. Banyaknya pasar yang berstatus sebagian tanah milik Pemerintah Daerah dan sebagian milik Pemerintah Desa. Banyaknya pasar yang sampai saat ini tidak beroperasi secara maksimal, karena adanya pesaing pasar lain sehingga perlu pemanfaatan lokasi secara efektif. Masih rendahnya kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Masih adanya pasar yang kegiatannya hanya pada hari pasaran
9

Estimate: 2% per year drop in market share of traditional retail

Sumber: AC Nielsen (2005)


10

Perpres No. 111/2007 tentang Perubahan Atas Perpres No. 77/2007 ttg Daftar Bidang Usaha Yg Tertutup & Bidang Usaha Yg Terbuka Dg Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal

Perpres No.118/2000
Non Pembatasan Ritel Kepemilikan Asing (skala besar)

Perpres No.111/2007

MODAL DALAM NEGERI 100%

Minimarket < 400 m2

Supermarket < 1.200 m2

Dept.Store < 2.000 m2

11

ARAH KEBIJAKAN PERPRES No. 112/2007


1

Pemberdayaan pasar tradisional agar dpt tumbuh dan berkembang serasi, saling memerlukan, saling memperkuat serta saling menguntungkan; Memberikan pedoman bagi penyelenggaraan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern; Memberikan norma-norma keadilan, saling menguntungkan dan tanpa tekanan dlm hubungan antara pemasok barang dg toko modern; Pengembangan kemitraan dg UK, sehingga tercipta tertib persaingan dan keseimbangan kepentingan produsen, pemasok, toko modern dan konsumen.

1212

BATASAN LUAS LANTAI PENJUALAN TOKO MODERN (PERPRES 112/2007)


a. b. c. d. e.

Minimarket kurang dari 400 m2; Supermarket 400 m2 s/d 5.000 m2; Hypermarket diatas 5.000 m2; Departemen Store diatas 400 m2; Perkulakan diatas 5.000 m2.

13

Perkulakan

Hypermarket dan Pusat Perbelanjaan

Hanya boleh berlokasi pada atau pada akses sistem jaringan jalan arteri atau kolektor primer atau arteri sekunder a. Hanya boleh berlokasi pada atau pada akses sistem jaringan jalan arteri atau kolektor; dan b. Tidak boleh berada pada kawasan pelayanan lokal atau lingkungan (perumahan) di dalam kota/perkotaan
a. Tidak boleh berlokasi pada sistem jaringan jalan

Supermarket dan Department Store

lingkungan; dan b. Tidak boleh berada pada kawasan pelayanan lingkungan (perumahan) di dalam kota/perkotaan. Boleh berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan

Pasar Tradisional

1414

PERIZINAN
1 2
Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional (IUP2T) Ps Tradisional

Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP)

Pertokoan; Mall; Plasa; dan Pusat Perdagangan

Izin Usaha Toko Modern (IUTM)

Minimarket; Supermarket; Departemen store; Hypermarket; dan Perkulakan

Kelengkapan Permintaan IUP2T, IUPP dan IUTM

1 Studi kelayakan termasuk AMDAL 2 Rencana Kemitraan dengan UK.


IUP2T, IUPP dan IUTM diterbitkan oleh Bupati/Walikota dan Gubernur untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pedoman tata cara perizinan ditetapkan oleh Menteri
1515

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


Pemerintah dan Pemerintah Daerah baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama sesuai dengan bidang tugas masing-masing melakukan pembinaan dan pengawasan Pasar dan Toko Modern;

Pasar Tradisional

Mengupayakan sumber-sumber alternatif pendanaan untuk pemberdayaan; Meningkatkan kompetensi pedagang dan pengelola; Memprioritaskan kesempatan memperoleh tempat usaha bagi pedagang Pasar Tradisional yang telah ada sebelum dilakukan renovasi atau relokasi; Mengevaluasi pengelolaan.

Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern

Memberdayakan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dalam membina Pasar Tradisional; Mengawasi pelaksanaan kemitraan;

1616

PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL


Program Pengembangan Pasar Tradisional Alasan
13.450 unit pasar tradisional, 12 juta pedagang kecil Akses mudah bagi pemasok kecil (petani/pengrajin) Fokus dan waktu Pendek Menengah Panjang

Status dan Target


2004 - 2007 : 228 unit, Rp.180 M

Strategi
Jk Pendek: 1. Fasilitasi pembangunan/renovasi fisik pasar 2. Peningkatan kompetensi pengelola pasar 3. Program pendampingan pasar 4. Penataan dan pembinaan pasar (Perpres No. 112/2007) 5. Optimalisasi pemanfaatan lahan pasar Jk Menengah-Panjang 1. Pengembangan konsep koridor ekonomi pasar tradisional 2. Perbaikan jaringan suplai barang ke pedagang pasar 3. Pengembangan konsep pasar sebagai koridor ekonomi (pasar wisata) 4. Kompetisi pasar bersih/penghargaan dan sertifikasi

Pasar percontohan 6 unit Pasar desa/daerah terpencil Pasar perbatasan Pelatihan/magang pengelola pasar Kuliner Promosi produk UKM

Pusat distribusi untuk pasar tradisional Koridor ekonomi pasar

Target 2008

101 unit, 144 M

S/D 2012 : Rp. 15 T untuk 460 Kab/Kota

Dukungan Langkah Terintegrasi


Kebijakan fiskal KUR (Kredit Usaha Rakyat) Kredit Lunak Pembangunan Pasar Dukungan DAK untuk infrastruktur perdagangan didaerah Partnership (Pemerintah, Pemda, BUMN, Swasta)

17

PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL


Nilai Strategis Pasar Tradisional
Pedagang ritel tradisional = 10 jt (Sensus Ekonomi BPS th 2006) Pasar tradisional paling sering dikunjungi pembeli
India Srilangka Philipina Indonesia Vietnam 11 kali/bulan 11 kali/bulan 14 kali/bulan 25 kali/bulan 29 kali/bulan

Kemudahan akses bagi pemasok kecil termasuk petani Keunggulan pasar basah tradisional: tawar menawar, barangnya segar dan dekat dengan rumah
18

USAHA KECIL & BAPAK ANGKAT

Berdasarkan analisis data BPS (2001): Tidak punya Bapak Angkat (2,4 juta unit usaha atau 95,1%) Punya Bapak Angkat (123 ribu unit usaha atau 4,9%): Bahan baku Pemasaran Permodalan Bimbingan & pelatihan Lainnya

Banyaknya Usaha IK dan IKR Menurut Jenis Keterkaitan dengan Bapak Angkat, 1999 (%)
60 50 40 30 20 10 0 IKR IK
Bantuan Permodalan
Bantuan Pengadaan Bahan Baku
Bantuan Pemasaran
Bimbingan dan Pelatihan
Bantuan Lainnya

19 Catatan: Jenis keterkaitan merupakan pilihan ganda

Sumber: Kuncoro (2007)

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) oleh BUMN


Sebagai salah bentuk tanggung jawab BUMN terhadap lingkungannya, Kementerian Negara BUMN menetapkan Kep-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara (PK) dan Program Bina Lingkungan (BL):
Dana PK bersumber dari penyisihan laba setelah pajak sebesar 1% sampai dengan 3%, Hasil bunga pinjaman, bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program Kemitraan setelah dikurangi beban operasional, dan Pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain Dana BL bersumber dari Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 1% (satu persen) dan Hasil bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program BL.

Kemitraan Tahun Pinjaman Pembinaan 1989 s/d 2001 2.659,2 342,0 2002 459,7 50,2 2003 570,3 52,3 2004 653,1 69,5 2005 (prognosa) 465,3 48,9 Jumlah Kumulatif 4.807,6 562,9
Sumber: Meneg BUMN (2006)

Bina Lingkungan 36,1 44,2 188.9 33.9 303.1


20

EXPORTERS

DEMAND

INDUSTRIES

TRADERS/ COLLECTORS SUPPLY

PRIMARY PRODUCERS

A Cluster
OF ECONOMIC ACTIVITIES
21

Solution
Link small scale producers with larger enterprises knowledgeable about non-local markets Organise production and sales through larger intermediaries such as an exporter or trading house.
Pasar Lokal Penjualan lebih besar

UKM Trading house

Pasar ke luar daerah

22

Supermarket Supplier Procurement System

Sumber: FAO (2006)


23

Anda mungkin juga menyukai