Anda di halaman 1dari 21

Dengue Shock Syndrome

Mencakup semua kriteria DBD (Demam tinggi mendadak terus-menerus 2-7 hari, epistaksis, hematemesis, melena dan hepatomegali) ditambah lagi dengan munculnya gangguan sirkulasi darah dengan tanda-tanda denyut nadi menjadi lemah dan cepat, menyempitnya tekanan nadi (20 mmHg atau kurang), kedinginan, keringat dingin, gelisah dan suhu tubuh yang dibawah normal.

Ananmnesis
Sudah berapa hari demam nya? Apakah ada gejala lain selain demam? Adakah batuk atau pilek? Adakah pembesaran pada perut kanan?

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan nadi Bradikardi dapat menetap selama beberapa Lidah kotor Eksantem

Pemeriksaan Penunjang
Leukosit Trombosit Hematokrit IgG, IgM SGOT/SGPT Ureum, Kreatinin Elektrolit

Differential Diagnosis
Shock Thyphoid : Syok yang disebabkan oleh demam tifoid yang merupakan penyakit infeksi akut usus halus etiologinya adalah Salmonella typhi dan dan Salmonella paratytphi. Gejalanya demam lebih dari seminggu, lidah kotor, mual berat sampai muntah, diare, lemas, pusing, dan sakit perut.

Shock Septic : suatu keadaan dimana tekanan darah turun sampai tingkat yang membahayakan nyawa sebagai akibat dari sepsis.
Gejala awal berupa menggigil hebat, suhu tubuh yang naik sangat cepat, kulit hangat dan kemerahan, denyut nadi yang lemah dan tekanan darah yang turun-naik. Produksi air kemih berkurang meskipun curahan darah dari jantung meningkat.

Etiologi
Virus Dengue termasuk grup B arthropord borne virus (Arbovirus) dan sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae yang mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Keempat serotipe virus ini mempunyai hubungan yang erat secara antigenik. Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe lain.

Seseorang yang tinggal di di daerah endemis dapat terinfeksi 3 bahkan 4 serotipe selama hidupnya. Di Indonesia serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan banyak berhubungan dengan kasus berat.

Virus Dengue yang matur terdiri dari single stranded RNA genom (ssRNA) yang mempunyai polaritas positif. Genom ini dikelilingi oleh nukleocapsid icosahedral denagn diameter 30 nm. Nucleocapsid ini ditutupi oleh suatu lipid envelope yang tebalnya 10 nm.

Genom virus mengandung 3 protein struktural dan 7 protein non struktural.

Epidemiologi
Seluruh wilayah tropis di dunia saat ini telah menjadi hiperendemis dengan ke-empat serotipe virus secara bersama-sama diwilayah Amerika, Asia Pasifik dan Afrika. Indonesia, Myanmar, Thailand masuk kategori A yaitu : KLB terulang pada jangka waktu antara 3 sampai 5

Patofisiologi
Berdasarkan hipotesis infeksi heterolog sekunder seseorang akan menderita DBD apabila mendapatkan infeksi berulang oleh serotipe virus dengue yang berbeda dalam jangka waktu tertentu yang berkisar antara 6 bulan 5 tahun. Patogenesis terjadinya renjatan pada DHF merupakan peranan dari proses imunologis. Berdasarkan hipotesis tsb maka terbentuknya kompleks virus-antibodi dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen.

Fenomena patofisiologi utama ialah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma dan trombositopenia. Pada kasus berat, renjatan terjadi secara akut, nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan menghilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Pada penderita dengan renjatan berat, volume plasma dapat menurun sampai lebih dari 30%.

Penatalaksanaan
Indikasi pemberian cairan intravena: Trombositopenia, peningkatan Ht 10-20%, pasien tidak dapat makan dan minum melalui oral. Syok

20 ml/kgBB larutan kristaloid seperti Ringer Laktat/ asetat Secepatnya. Ulangi pemberian kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya (maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian koloid 10-20 ml/kgBB/jam maksimal 30 ml/kgBB/24 jam. Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi, berikan transfusi darah/komponen darah.

Indikasi transfusi darah adalah : Perdarahan saluran cerna berat Kehilangan darah bermakna, yaitu > 10% volume darah total. (Total volume darah = 80 ml/kg) Pasien dengan perdarahan tersembunyi. Penurunan Ht dan tanda vital yang tidak stabil

Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi perifer mulai membaik, tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi hingga 10ml/kgBB/jam dalam 2-4 jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis dan laboratorium.

Indikasi pulang, antara lain: Paling tidak 24 jam tidak demam tanpa antipiretik Nafsu makan baik Nilai hematokrit stabil Tiga hari sesudah syok teratasi Tidak ada sesak nafas Trombosit 50.000/l

Pencegahan
Menguras tempat-tempat penampungan air secara teratur seminggu sekali atau menaburkan bubuk larvasida. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air. Mengubur/menyingkirkan barang bekas yang dapat menampung air.

Komplikasi
Ensefalopati dengue, dapat terjadi pada DBD dengan syok ataupun tanpa syok. Kelainan ginjal, akibat syok berkepanjangan dapat terjadi gagal ginjal akut. Edema paru, seringkali terjadi akibat overloading cairan

Prognosis
Perjalanan penyakit DBD sulit diramalkan. Pada umumnya pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari, selanjutnya diikuti oleh fase kritis selama 2-3 hari.

Anda mungkin juga menyukai