Anda di halaman 1dari 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1

Kosmetik Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang untuk digunakan pada bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalm keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono dan Latifah, 2007). Kosmetik perawatan kulit wajah berbahan tradisional dari buah-buahan merupakan bahan kosmetik yang dapat dibuat sendiri dirumah dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh.Kosmetik tradisional ini dapat berupa kosmetik sabun wajah, krim pijat wajah, krim vitamin wajah, dan masker wajah (Tresna, 2010).

II.2

Masker Masker adalah kosmetik yang dipergunakan pada tingkat terakhir dalam perawatan kulit wajah tidak bermasalah. Penggunaannya dilakukan setelah massage, dioleskan pada seluruh wajah kecuali alis, mata, bibir sehingga akan tampak memakai topeng wajah. Masker juga termasuk kosmetik yang bekerja secara mendalam (depth cleansing) karena dapat mengangkat sel-sel tanduk yang sudah mati. Bahan kosmetik masker wajah pada umumnya bertujuan untuk menyegarkan, mengencangkan kulit, dan sebagai antioksidan (Anjani, 2013).

Menurut Tresna (2010), kegunaan masker adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan taraf kebersihan, kesehatan, dan kecantikan kulit, memperbaiki dan merangsang kembali kegiatan-kegiatan sel kulit. b. Melenyapkan kesuraman kulit, mengeluarkan sisa-sisa kotoran dan sel-sel tanduk yang masih melekat pada kulit. c. Memperbaiki dan mengencangkan tonus (daya bingkas) kulit. d. Memupuk kulit, memberi makanan kulit, menghaluskan dan melembutkan kulit e. Mencegah, menyamarkan, mengurangi keriput-keriput dan hyperpigmentasi. f. Melancarkan peredaran darah kulit. g. Melancarkan peredaran cairan limfe (getah bening) dalam membawa sisa-sisa zat pembakar untuk disalurkan ke organ organ ekskresi.

Masker terdiri atas berbagai macam bentuk. Berikut ini adalah macam-macam masker dan penggunaannya (Tresna, 2010): a) Masker Bubuk Masker ini terdiri dari bahan serbuk (koalin, titanium, dioksida, magnesium karbonat), gliserin, air suling, hidrogen peroksida (H2O2).Berfungsi memutihkandan mengencangkan kulit.Dalam penggunaannya, bahan bubuk tersebut dicampurkan dengan aquadestilator atau air mawar, hingga menjadi adonankental.Dalam membuat adonan tersebut memerlukan keahlian agar tidakterlalu cair maupun tidak terlalu kental dan mudah dioleskan pada kulitwajah.

b) Masker Gelatin (Peel of Mask) Masker ini membentuk tembus terang (transparant) pada kulit. Bahan dasar adalah bersifat jelly dari gum, tragocant, latex dan biasanya dikemas dalam tube. Penggunaanya langsung diratakan pada kulit wajah. Adapun cara mengangkatnya dengan cara mengelupas, diangkat pelan-pelan secara utuh mulai dagu ke atas sampai ke pipi dan berakhir di dahi. Jenis masker yang ada di pasaran biasanya tergantung merk, ada yang untuk semua jenis kulit, ada yang dibedakan sesuai jenis kulit. c) Masker Bahan Alami (Biological Mask) Masker ini dibuat dari bahan-bahan alami, misalnya ekstrak dari buahbuahan atau sayur-sayuran, kuning telur, putih telur, kepalu susu, madu, minyak zaitun, dan sebagainya. II.3 Kulit Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus-menerus, respirasi, pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar (Tranggono dan Latifah, 2007).

II.3.1 Struktur kulit Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu: Lapisan epidermis, lapisan dermis dan lapisan hipodermis (Wasitaatmadja, 1997).

1. Lapisan epidermis Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetikdipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-bedapada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimetermisalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, yang paling tipisberukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi danperut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit.Epidermis melekat eratpada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zatmakanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melaluidinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.Lapisan epidermis terdiri atas 5 lapisan: stratum korneum (lapisan tanduk), stratum lusidum (lapisan jernih), stratum granulosum (lapisan butir),stratum spinosum (lapisan taju) dan stratum basalis (lapisan benih). 2. Lapisan dermis Lapisan dermis ini jauh lebih tebal daripada epidermis dan tersusun atas jaringan fibrosa dan jaringan ikat yang elastis. Lapisan ini terdiri atas: a. Pars papilaris, yaitu bagian yang menonjol ke dalam epidermis berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah; b. Pars retikularis, yaitu bagian bawah dermis yang berhubungan dengan lapisan hypodermis yang terdiri atas serabut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit. 3. Lapisan hipodermis Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluhdarah dan limfe.Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menujulapisan kulit

jangat.Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagaibantalan atau penyangga bagi organorgan tubuh bagian dalam dan sebagai cadangan makanan.

II.3.2 Fungsi biologik kulit 1. Proteksi Serabut elastis yang terdapat pada dermis serta jaringan lemak subkutan berfungsi mencegah trauma mekanik langsung terhadap interior tubuh.Lapisan tanduk dan mantel lemak kulit menjaga kadar air tubuh dengan cara mencegah masuknya air dari luar tubuh dan mencegah penguapan air, selain itu juga berfungsi sebagai barrier terhadap racun dari luar. Mantel asam kulit dapat mencegah pertumbuhan bakteri di kulit. 2. Thermoregulasi Kulit mengatur temperatur tubuh melalui mekanisme dilatasi dan konstriksi pembuluh kapiler dan melalui perspirasi, yang keduanya dipengaruhi saraf otonom.Pusat pengatur temperatur tubuh di hipotalamus.Pada saat temperatur badan menurun terjadi vasokonstriksi, sedangkan pada saat temperatur badan meningkat terjadi vasodilatasi untuk meningkatkan pembuangan panas. 3. Persepsi sensoris Kulit sangat sensitif terhadap rangsangan dari luar berupa tekanan, raba, suhu dan nyeri.Rangsangan dari luar diterima oleh reseptor-reseptor tersebut dan diteruskan ke sistem saraf pusat selanjutnya diinterpretasi oleh korteks serebri.

4. Absorbsi

Beberapa bahan dapat diabsorbsi kulit masuk ke dalam tubuh melalui dua jalur yaitu melalui epidermis dan melalui kelenjar sebasea dari folikel rambut (Tranggono dan Latifah, 2007).

II.4

Jagung Jagung (Zea mays L) adalah jenis rerumputan/graminae dan termasuk tanaman semusim.Biji jagung disebut kariopsis yaitu memiliki dinding ovari atau perikarp yang menyatu dengan kulit biji atau testa membentuk daging buah (Takdir et al., 2007).Menurut Rukmana (1997), klasifikasi tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Class Ordo Familia Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledoneae : Poales : Poaceae (Graminae) : Zea : Zea mays L. Struktur Biji Jagung Biji jagung yang telah matang terdiri atas empat bagian utama yaitu perikarp, lembaga, endosperm dan tip cap (Gambar 1). Perikarp merupakan lapisan pembungkus biji yang cepat mengalami perubahan selama proses pembentukan biji. Pada waktu kariopsis muda sel-selnya kecil dan tipis, tetapi seiring dengan bertambahnya umur biji sel-sel tersebut berkembang.Pada taraf tertentu lapisan ini

membentuk membran yang dikenal sebagai kulit biji atau aleuron yang secara morfologi adalah bagian endosperm. Bobot lapisan aleuron sekitar 3% dari keseluruhan biji (Inglett,1987).

Gambar 1. Struktur Biji Jagung (Suarni dan Widowati, 2007)

Lembaga merupakan bagian dari biji jagung yang cukup besar.Pada biji jagung tipe gigi kuda bagian lembaga meliputi 11.5% dari bobot keseluruhan biji.Lembaga tersusun atas dua bagian yaitu skutelum dan poros embrio (embryonic axis).Endosperm merupakan bagian terbesar dari biji jagung yaitu sekitar 85% dan keselurahannya terdiri atas karbohidrat. Tip cap adalah bagian yang menghubungkan biji dengan janggel (Inglett, 1987 ). Komponen utama jagung adalah pati sekitar 70% dari bobot biji. Komponen karbohidrat lain adalah gula sederhana (1-3%) yaitu glukosa, sukrosa dan fruktosa. Pati jagung terdiri atas dua jenis polimer glukosa yaitu amilosa dan amilopektin.Amilosa merupakan rantai unit-unit D-glukosa yang panjang, tidak bercabang dan digabungkan oleh ikatan a (14), sedangkan amilopektin strukturnya bercabang.Ikatan glikosidik yang menggabungkan residu glukosa yang berdekatan dalam rantai amilopektin adalah

ikatan a (14) tetapi titik percabangan amilopektin merupakan ikatan a (16) (Singh et al., 2003). Amilopektin berpengaruh terhadap sifat sensoris jagung terutama tekstur.Pada prinsipnya, semakin tinggi kandungan amilopektin maka tekstur jagung semakin lunak, pulen dan enak.Komposisi tersebut juga berpengaruh terhadap sifat amilografinya (Suarni dan Widowati, 2007).

II.4

Tepung Jagung Tepung jagung didefinisikan sebagai tepung yang diperoleh dari penggilingan atau penumbukan biji jagung (Zea mays Linn) dari berbagai varietas (putih dan kuning). Persyaratan SNI 01-3727-1995, kadar air tepung jagung tidak lebih 10% dengan kehalusan minimal 99% untuk lolos ayakan 60 mesh dan minimal 70% lolos ayakan 80 mesh. Penggilingan biji jagung ke dalam bentuk tepung merupakan suatu proses memisahkan kulit, endosperm, lembaga dan tip cap. Endosperm merupakan bagian biji jagung yang digiling menjadi tepung dan memiliki kadar karbohidrat yang tinggi. Kulit memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga dalam pembuatan tepung jagung, kulit harus dipisahkan dari endosperm karena batas maksimal jumlah serat kasar dalam tepung jagung adalah 1.5%.Lembaga merupakan bagian dari biji yang mengandung lemak tertinggi, sehingga harus dipisahkan untuk mencegah tepung cepat rusak karena reaksi oksidasi lemak. Tip cap harus dipisahkan dalam pembuatan tepung jagung karena dapat menyebabkan adanya butir-butir hitam pada tepung jagung yang mengakibatkan kontaminasi produk (Juniawati, 2003).

II.4.1 Komposisi Kimia dan Teknologi Produksi Tepung Jagung Kandungan komposisi kimia tepung jagung ditampilkan pada Tabel 1.Komposisi terbesar pada tepung jagung adalah karbohidrat yang tersusun atas pati.Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan sumber karbohidrat bagi manusia (Almatsier, 2003).Karbohidrat dan pati merupakan penyusun terbesar dari tepung jagung yaitu 82.0% dan 68.2%. Persyaratan kadar air tepung jagung berdasarkan SNI 01-3727-1995 adalah maksimum 10%.

Komposisi Kimia Air Abu Protein Lemak Karbohidrat (by difference) Pati Serat Makanan

Kadar % 10.9 0.4 5.8 0.9 82.0 68.2 7.8

Tabel 1. Komposisi Kimia Tepung Jagung (Juniawati, 2003) Proses pembuatan tepung dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penggilingan kering (dry milling) dan penggilingan basah (wet milling). Penggilingan kering adalah penggilingan jagung kering dengan dua kali penggilingan yaitu penggilingan kasar dan

halus. Penggilingan dengan metode kering menggunakan alat hammer mill untuk penggilingan kasar dan disc mill untuk penggilingan halus (Pratama, 2008). Penggilingan jagung dengan metode kering menghasilkan rendemen tepung jagung yang lebih tinggi dibandingkan menggunakan penggilingan basah.Hal ini disebabkan pada penggilingan basah banyak komponen jagung yang terbuang pada saat pembersihan dan pencucian. Tepung jagung dari penggilingan kering dapat menghasilkan tepung yang bisa disimpan dalam bentuk kering dengan kadar air maksimal 14% (Nobel dan Andrizal, 2003). Pada penggilingan basah, jagung digiling dengan menggunakan penggilingan batu yang biasa digunakan untuk menggiling kedelai pada pembuatan tahu. Keuntungan proses penggilingan basah adalah kemudahan untuk mencapai derajat kehalusan yang tinggi, mencegah kenaikan suhu bahan yang terlalu tinggi dan memperkecil kerugian akibat oksidasi bahan baku. Penggilingan basah terutama digunakan untuk mendapatkan tepung yang halus dan biasanya membutuhkan air dalam jumlah besar (Pratama 2008).

II.5

Metil Paraben Metil Paraben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik, Bentuk dalam metal paraben ini adalah kristal tidak berwarna atau serbuk putih kristal. Larut dalam etanol dan propil gilikol namun sedikit larut dalam air. Untuk sediaan tropical, jumlah yang digunakan adalah 0,3 % (Anjani, 2013).Metil paraben memiliki ciri-ciri serbuk hablur halus, berwarna putih, hampir tidak berbau dan tidak mempunyai rasa kemudian agak membakar diikuti rasa tebal (Depkes, 1979; Rowe et al., 2009).

Gambar 3. Rumus Bangun Metil Paraben (Rowe et al., 2009)

Metil paraben banyak digunakan sebagai pengawet dan antimikroba dalam kosmetik, produk makanan dan formulasi farmasi dan digunakan baik sendiri atau dalam kombinasi dengan paraben lain atau dengan antimikroba lain. Pada kosmetik, metil paraben adalah pengawet antimikroba yang paling sering digunakan. Jenis paraben lainnya efektif pada kisaran pH yang luas dan memiliki aktivitas antimikroba yang kuat. Metil paraben meningkatkan aktivitasantimikroba dengan panjangnya rantai alkil, namun dapat menurunkan kelarutan terhadap air, sehingga paraben sering dicampur dengan bahan tambahan yang berfungsi meningkatkan kelarutan. Kemampuan pengawet metil paraben ditingkatkan dengan penambahan propilen glikol (Rowe et al., 2009).

Anda mungkin juga menyukai