Anda di halaman 1dari 24

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Pentingnya arti tanah bagi kehidupan manusia ialah karena kehidupan manusia itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari tanah. Mereka hidup di atas tanah dan memperoleh bahan pangan dengan cara mendayagunakan tanah. Sejarah perkembangan dan kehancurannya ditentukan pula oleh tanah, masalah tanah dapat menimbulkan persengketaan dan peperangan dahsyat karena manusia-manusia atau suatu bangsa ingin menguasai tanah orang atau bangsa lain karena sumber-sumber alam yang terkandung di dalamnya (G. Kartasapoetra dkk, 1 ! " 1#.

Meningkatnya jumlah penduduk yang semakin pesat sangat mempengaruhi cepatnya laju pertumbuhan peningkatan kebutuhan atau permintaan terhadap tanah, apalagi keadaan luas tanah yang tetap semakin berkurang karena melebarnya $ilayah perairan. %anah dibutuhkan dari kepentingan yang si&atnya pribadi (tempat tinggal# sampai hal besar (pembangunan#. 'engan semakin meningkatnya kebutuhan akan tanah maka akibat logisnya adalah semakin meningkat pula sengketa pertanahan yang terjadi di masyarakat karena tanah menjadi sangat berharga dan menjadi perebutan di kalangan masyarakat. Pelayanan publik ditegaskan untuk melayani masyarakat dengan tanpa mempersulit birokrasi dan administrasi. %api kenyataan yang timbul saat ini berbeda dengan yang diinginkan.Pelayanan (P) yang sangat menuntut keadilan baik konsumen, kepastian, kemudahan administrasi dan birokrasi sehingga dapat memberikan kemakmuran telah tergantikan oleh pelayanan yang berjalan seperti pelayanan yang tanpa penga$asan atau tanpa tuntutan, tanpa tujuan sehingga yang tersisa hanya pelayanan yang menguntungkan dan merugikan bagi pihak-pihak tertentu. *ni sangat bertentangan dengan tujuan pemerintah yang tercantum dalam +ndang-+ndang )omor , %ahun 1 -! tentang Peraturan 'asar Pokok-Pokok .graria, Pasal 1/ ayat 0, 1.Pemerintah berusaha untuk memajukan kepastian dan jaminan sosial, termasuk bidang perburuhan, dalam usaha-usaha dilapangan agraria2 dan Pasal 1,, 1Memelihara tanah, termasuk menambah kesuburannya serta mencegah

kerusakannya adalah ke$ajiban tiap-tiap orang, badan hukum atau instansi yang mempunyai hubungan hukum dengan tanah itu, dengan memperhatikan pihak yang ekonomis lemah2.'isini sudah sangat jelas bah$a pemerintah melindungi masyarakat dalam mengurus administrasi pertanahan , menginginkan masyarakat dapat meman&aatkan tanah dengan semaksimal mungkin dan dapat menikmati pelayan administrasi pertanahan yang baik. )amun yang terjadi malah sebaliknya, mereka kesulitan dalam mendapatkan pelayanan administrasi di kantor (P). 3al ini sangat dipengaruhi dari masing-masing personal yang bertugas memberikan pelayanan. 'an yang paling berperan dalam mempengaruhi kinerja dari personal tersebut adalah &aktor moral yang masing-masing dimiliki. Karena moral dapat mempengaruhi tingkah laku dan si&at personal. (ahkan kasus di (P) yang intinya adalah merosotnya moral petugas dan akibatnya petugas menyalahgunakan $e$enangnya. (ukan hanya dari sta&-sta& pekerja di (P) tetapi juga kepala (P) yang seharusnya menga$asi ba$ahannya dalam kinerjanya juga ikut terperosok mendorong terhadap bertambahnya stigma buruk di kalangan (P). 3al ini sangat dimungkinkan salah satu &aktor penyebabnya adalah tidak dia$asinya (P) itu sendiri oleh instansi yang resmi sehingga semua sta&& bahkan kepala (P) bekerja dengan semestinya. Mereka merasa aman-aman saja saat melakukan penyele$engan yang diorentasikan untuk memperoleh keuntungan pibadi sehingga penyimpangan yang dilakukan semakin bertambah karena memang dirasa tidak ada yang menga$asinya. Sehingga masyarakatlah yang kedudukannya sebagai konsumen yang akan sangat dirugikan akibat dari buruknya pelayanan di (P). Padahal seharusnya masyarakat sangat berhak mendapatkan kepuasan mereka saat mereka perlu pelayanan di (P), karena (P) diadakan memang tugasnya untuk melayani masyarakat atau konsumen. %etapi saat ini yang tertinggal adalah kerugian dari rakyat atas pelayanan yang diberikan, keuntungan oleh pejabat-pejabat (P), sehingga sudah tidak tercipta kondisi yang saling membutuhkan antara rakyat dengan pihak yang memberikan pelayanan.

B. Rumusan Masalah 1. %untutan apa yang harus dipenuhi oleh lembaga pelayanan publik khususnya (P)4 5. (agaimana &enomena pelayanan publik di (P) saat ini4 /. 6ontoh tentang bagaimana pelayanan publik yang terjadi di (P)4 0. (agaimana usaha untuk memulihkan pelayanan (P) yang sedang memburuk menjadi lebih baik4

C. Tujuan Penulisan 1. +ntuk mengetahui harapan publik mengenai pelayanan administrasi pertanahan di (P). 5. +ntuk mengetahui proses pelayanan administrasi pertanahan di (P) yang terjadi sekarang ini. /. +ntuk mengetahui upaya-upaya perbaikan yang harus dilakukan (P) untuk memperbaiki pelayanan administrasi pertanahan. 0. +ntuk menambah pengetahuan dan $a$asan penulis di bidang pertanahan, khususnya pelayanan administrasi pertanahan yang dilakukan oleh (P) ,. +ntuk melengkapi persyaratan maju menjadi Mahasis$a (erprestasi 7akultas *lmu Sosial dan *lmu Politik (M.8.P9:S 7*S*P# tahun 5!1!

D. Dasar Teori D. . Pela!anan Pu"lik Pemerintahan yang kuat adalah pemerintahan yang mendapat dukungan penuh dari rakyatnya. 'alam hal ini, rakyat berperan penting dalam rangka melanggengkan kekuasaan pemerintahan. ;leh karena itu sebagai $ujud rasa terima kasih atas dukungan rakyat tersebut, sudah sepantasnyalah pemerintah

(melalui aparat birokrasi# memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat<publik. Pelayanan yang di$ujudkan adalah pelayanan yang berorientasi pada rakyat. Salah satu tugas pokok pemerintah yang terpenting adalah memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. ;leh karena itu, organisasi pemerintah sering pula disebut 1Pelayanan Masyarakat2 (Public Ser=ant#. Konsep dasar mengenai #$ela!anan# sudah banyak dijelaskan oleh para ahli. .ntara lain menurut Supriyanto dan Sugiyanti, dalam buku Otonomi Daerah Capacity Building dan Penguatan Demokrasi Lokal(5!!/ " ->#, ?dalah upaya untuk membantu menyiapkan, menyediakan<mengurus keperluan orang lain. Selain itu, dalam buku yang sama, Moenir (5!!/ " -># juga mengemukakan pendapatnya mengenai @pelayanan@ yaitu proses dalam berbuat baik. Pendapat lain dikemukakan oleh (oediono (5!!/ " -!# tentang pengertian @pelayanan@ yaitu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan. Pelayanan yang dilakukan oleh aparat birokrasi (pemerintah#, dapat dikatakan sebagai pelayanan publik. Sebab aparatur pemerintah bertanggung ja$ab memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat. Perihal %$ela!anan $u"lik% ini, menurut Sianipar dalam buku ;tonomi 'aerah Capacity Building dan Penguatan Demokrasi Lokal (5!!/ " -># adalah segala bentuk pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparat pemerintah, termasuk pelaku bisnis (+M)<(+M' dan s$asta dalam bentuk barang dan atau jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan undang-undang berlaku. Sedangkan @pelayanan publik@ menurut Mahmudi (5!!, " 55 # adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan perundang-undangan. Pengertian @pelayanan publik@ yang dikemukakan oleh Mahmudi tersebut senada dengan pengertian @pelayanan publik@ yang terdapat dalam Keputusan M:)P.) )o. -/ tahun 5!!/.

(erdasarkan atas de&inisi-de&inisi<pengertian-pengertian di atas, jelaslah bah$a

yang dimaksud dengan pelayanan adalah suatu proses dalam berbuat baik yang dilandasi dengan kecepakaan dan hubungan interpesonal dalam membantu orang lain. Pelayanan publik adalah segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh aparat birokrasi<pemerintah, dalam upaya memenuhi kebutuhan dan mencapai kesejahteraan masyarakat. Aang dimaksud dengan penyelenggara pelayanan publik adalah instansi pemerintah, meliputi (Mahmudi, 5!!, " 5 # " Satuan kerja<satuan organisasi KementrianB 'epartemenB Cembaga Pemerintah )on 'epartemenB Kesekretariatan Cembaga %ertinggi dan %inggi )egara , misalnya" Sekretariat 'e$an (Set$an#, Sekretariat )egara (Setneg#,dan sebagainyaB (adan +saha Milik )egara ((+M)#B (adan 3ukum Milik )egara ((3M)#B (adan +saha Milik 'aerah ((+M'#B *nstansi pemerintah lainnya, baik Pusat maupun 'aerah termasuk dinas-dinas dan badan. 'alam memberikan pelayanan publik, instansi<aparat penyelenggara

pelayanan publik harus memperhatikan asas-asas pelayanan publik yang terdapat pada Pedoman +mum Penyelenggaraan Pelayanan Publik (Keputusan M:)P.) )o.-/<5!!/#, yaitu" 1. %ransparansi Pemberian pelayanan publik harus bersi&at terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah mengerti. 5. .kuntabilitas
5

Pelayanan publik harus dapat dipertanggungja$abkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. /. Kondisional Pemberian pelayanan publik harus sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip e&esiensi dan e&ekti&itas. 0. Partisipati& Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat. ,. %idak 'iskriminati& (Kesamaan 3ak# Pemberian pelayanan publik tidak boleh bersi&at diskriminati&, dalam arti tidak membedakan suku ras, agama, golongan, gender, status sosial dan ekonomi. -. Keseimbangan 3ak dan Ke$ajiban Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan ke$ajiban masing-masing pihak. D.&. 'tan(ar Pela!anan Pu"lik Pelayanan publik diberikan kepada masyarakat berdasarkan pada standar tertentu. Standar (Mahmudi, 5!!, " 5/-# adalah spesi&ikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan dalam melakukan kegiatan. Dadi, standar pelayanan publik (Mahmudi, 5!!, " 5/-# yaitu spesi&ikasi teknis pelayanan yang dibakukan sebagai patokan dalam melakukan pelayanan publik. .dapun cakupan standar pelayanan publik yang ditetapkan (Keputusan M:)P.) )o. -/<5!!/# meliputi"

1. Prosedur Cayanan

3arus ditetapkan standar prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk prosedur pengaduan. 5. 8aktu Penyelesaian 3arus ditetapkan pula standar $aktu penyelesaian pelayanan yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan. /. (iaya Pelayanan 3arus ditetapkan standar biaya<tari& pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan. 0. Produk Pelayanan 3aruas ada penetapan standar produk<hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. ,. Sarana dan Prasarana Penetapan standar sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik. -. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan Perlu adanya penetapan standar kompetensi petugas pemberi pelayanan berdasarkan pengetahuan, keahlian, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan. Sementara kriteria pelayanan publik menurut Keputusan M:)P.) )o. -/<5!!/ adalah " 1. Kesederhanaan Prosedur Prosedur pelayanan hendaknya mudah dan tidak berbelit-belit. 5. Kejelasan Kejelasan dalam hal persyaratan teknis dan administrasi& pelayanan publik, unit kerja<pejabat yang ber$enang dan bertanggung ja$ab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan, persoalan, sengketa,

dan tuntutan dalam pelaksanaan pelayanan publik, serta rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayarannya. /. Kepastian 8aktu Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun $aktu yang telah ditentukan. 'alam hal ini harus ada kejelasan berapa lama proses pelayanan diselesaikan. 0. .kurasi Produk Pelayanan Publik Produk pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat harus akurat, benar, tepat, dan sah. ,. Kelengkapan Sarana dan Prasarana %ersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi in&ormasi dan komunikasi. -. Keamnan Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum. E. %anggung Da$ab Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung ja$ab atas penyelenggaraan pelayanan publik dan penyelesaiaan keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik. >. Kemudahan .kses %empat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah terjagnkau oleh masyarakat, dan dapat meman&aatkan teknologi telekomunikasi dan in&ormatika.

. Kedisiplinan, Kesopanan, dan Keramahan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan sepenuh hati (ikhlas# 1!. Cingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan &asilitas pendukung pelayanan, seperti toilet, parkir, tempat ibadah,dsb. E. 'istematika Penulisan +ntuk memberikan gambaran secara menyeluruh yang sesuai dengan aturan baru dalam penulisan karya ilmiah, maka penulis menyiapkan suatu sistematika dalam penyusunan penulisan makalah. .dapun sistematika penulisan terdiri dari / (tiga# bab, yaitu pendahuluan, pembahasan, serta penutup yang berisi kesimpulan dan saran ditambah dengan da&tar pustaka dan lampiran-lampiran yang disusun dengan sistematika sebagai berikut "

Ba" I

PENDAHULUAN 'alam bab * ini diuraikan mengenai gambaran a$al penulisan yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.

Ba" II PEMBAHA'AN 'alam bab **, diuraikan mengenai pembahasan mengenai penyebab pelayanan administrasi pertanahan yang buruk di (P) dan upaya-upaya pemulihan pelayanan tersebut.

Ba" III PENUTUP


9

'alam bab ***, diuraikan mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penulisan mengenai upaya-upaya yang harus dilakukan (P) dalam memperbaiki pelayanan administrasi pertanahan terhadap masyarakat.

BAB II

PEMBAHA'AN

A. Tuntutan )e$a(a Lem"aga Pela!anan Pu"lik )hususn!a Pa(a BPN Pemerintah dalam memberikan pelayanan bertujuan untuk mencapai kondisi yang maksimal yaitu pelayanan terhadap siapa saja yang berhak menikmati atau menggunakan pelayanan tersebut. Pelayanan maksimal ditujukan untuk mencapai kepuasan dalam $aktu penyelesaian, biaya, kelancaran, dan hasil dari pelayanan (administrasi pelayanan#. Menurut Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional

Republik Indonesia Nomor 4 Tahun Pertanahan( kepe#a+aian( Pen#endalian mempun'ai Pasal 3( )h*

!!" tentan# $r#anisasi dan urusan prasarana( tata usaha(

Tata Ker%a Kantor &ila'ah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor pelaksanaan dan keuan#an( Pertanahan tu#as sarana( dan perundan#, 1 . )Bidan# Mas'arakat melaksanakan

undan#an serta pela'anan pertanahan- dan Pasal Pemberda'aan dan men#koordinasikan

pen'usunan pro#ram pen#endalian pertanahan( pen#elolaan tanah ne#ara( tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberda'aan mas'arakat-* /isini sudah %elas sekali apa 'an# men%adi tu#as dari BPN untuk mela'ani mas'arakat dalam ran#ka administrasi pertanahan* (egitu juga pelayanan dalam bidang pertanahan yang membutuhkan pelayanan maksimal dengan memberikan kepastian hukum dalam pelayanan yang mencakup transparansi dari administrasi pelayanan, memberikan system in&ormasi yang dibutuhkan masyarakat, memberikan kemudahan, keadilan, kemakmuran dan yang paling penting adalah lebih mengutamakan konsumen. Sehingga dapat tercipta suasana, 1Konsumen adalah 9aja2 di dalam pelayanan tersebut sehingga dapat menciptakan dan menumbuhkan kepercayaan instansi atau badan yang bertugas memberikan pelayanan terhadap masyarakat umum. 'engan demikian masyarakat bisa puas dengan pelayanan yang diberikan tanpa harus adanya administrasi yang tidak tansparan atau beban tambahan untuk

11

memperlancar pelayanan. 'engan adanya hal tersebut maka tidak akan mengundang paradigma pelayanan yang buruk di kalangan instansi yang bertuga memberikan pelayanan khususnya (P). +ntuk itu setiap pejabat di dalam setiap lembaga pelayanan, publik, khususnya (P) dituntut untuk memiliki komitmen yang tinggi untuk membeikan pelayanan yang terbaik terhadap publik< masyarakat.

B. *enomena Pela!anan Pu"lik +BPN, 'ekarang Ini Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bah$a &enomena paradigma pelayanan publik di bidang (P) semakin memburuk dengan adanya bukti atau &akta berbagai aspek moral yaitu dengan adanya calo yang marak di kalangan < lingkungan pelayanan karena mereka ingin mengambil keuntungan dalam proses pelayanan tersebut. %etapi calo itu sendiri ada karena terdorong oleh masyarakat dan petugas pelayanan itu sendiri. Masyarakat tentunya tidak ingin dipersulit dalam urusannya dan petugas (P) juga menginginkan adanya administrasi yang ekstra agar mereka dapat mengambil keuntungan dengan cara memanipulasi $aktu, mempersulit proses sehingga masyarakat dapat terdorong untuk memilih jalan pintas yang lebih mudah hanya cukup memberikan biaya ekstra terhadap calo untuk menyelesaikan proses administrasi yang harus dilalui oleh konsumen. (ahkan pengambilan keputusan tidak hanya dilakukan oleh orang luar (calo# tetapi juga dilakukan secara langsung oleh orang intern. 3al ini terjadi terdorong oleh keinginan masyarakat yang menghendaki pelayanan yang maksimal, karena masyarakat menilai pelayanan yang ada di (P) sekarang ini sudah tidak seperti yang diharapkan lagi. Paradigma yang buruk yang lain di (P) yaitu adanya pelayanan dengan birokrasi yang berbelit-belit di berbagai segi yaitu mencakup $aktu, yang seharusnya jika dilaksanakan pelayanan yang intensi& sungguh-sungguh dapat diminimalkan dengan adanya birokrasi yang berbelit-belit menjadi lama karena sebernanya petugas itu sendiri menginginkan pelayanan tersebut tidak intensi& lagi. Kedua biaya yang dikeluarkan untuk administrasi pelayanan publik jumlahnya harus lebih karena memang dari petugas menginginkan hal tersebut yang sebenarnya tidak di&ungsikan untuk memaksimalkan pelayanan tapi hanya di&ungsikan untuk kebutuhan pribadi

yang seharusnya tidak dilakukan oleh petugas yang mempunyai $e$enang memberikan pelayanan. Keterbatasan in&ormasi juga merupakan &aktor yang ikut menentukan baik atau tidaknya suatu pelayanan. 'i dalam (P) saat ini tidaklah mudah bagi masyarakat yang memiliki kepentingan di bidang pertanahan untuk mengetahui sejauhmana pemrosesan tanah miliknya. 'isamping masih terbatasnya teknologi yang memungkinkan dapat memberikan pelayanan in&ormasi terhadap masyarakat luas, pejabat-pejabat yang terkaitpun juga dirasa masih belum optimal dalam memberikan in&ormasi terhadap masyarakat. Para birokrat di (P) masih cenderung belum memiliki komitmen yang tinggi dalam memberikan pelayanan in&ormasi. Sehingga tidaklah mengherankan jika masyarakat ketika ingin memperoleh in&ormasi mengenai tanahnya di (P) justru diputar-putarkan, dilimpahkan kesana-kesini, dan kadang justru pejabat terkait masa bodoh terhadap kebutuhan masyarakat tersebut. Seperti yang diuraikan di atas, buruknya pelayanan di (P) dimungkinkan juga ditimbulkan oleh proses a$al pejabat tersebut memasuki lembaga ini, yaitu pada proses rekruitmen. Kebiasaan yang sampai saat ini masih banyak terjadi yaitu penitipan-penitipan seseorang terhadap pejabat-pejabat yang telah memiliki kedudukan di dalam badan-badan pelayanan publik dengan harapan orang tersebut bisa dengan mudah untuk diterima dan bekerja di dalam lembaga tersebut. Proses rekruitmen yang seperti ini tentu memperhatikan aspek-aspek indi=idu. (ahkan tidak menutup kemungkinan bah$a sesungguhnya orang tersebut tidak memilih kecakapan di bidang kerja yang akan digeluti. 3al ini akan berimbas besar terhadap kinerja seseorang di dalam bidang kerjanya, khususnya bidang-bidang pelayanan publik, tidak terkeduali di tubuh (P). 7aktor-&aktor yang buruk terjadi di (P) dan diberbagai instansi yang ber$enang memberikan pelayanan. 3al ini sangat didorong oleh keadaan atau &aktor pribadi yang dimiliki oleh pejabat yang ber$enang memberikan peBlayanan tersebut. Kemrosotan moral, yang telah menimbulkan perubahan mendasar dalam birokrasi (P). Mereka beranggapan dapat bertindak sesuai yang diinginkan karena mereka bisa memberikan pelayanan dan karena mereka mempunyai jabatan yang sangat dibutuhkan masyarakat luas sebagai konsumen. Sehingga dengan adanya hal ini
13

mereka adapat meman&aatkan situasi yang ada untuk mencari keuntungan tanpa mempertimbangkan hak dan ke$ajiban yang seharusnya mereka jalankan dan norma hukum yang harus mereka patuhi. Selain hal tersebut juga rendahnya kesadaran mereka akan asas pelayanan yaitu seharusanya lebih melihat kepada masyarakatlah yang seharusnya diutamakan, masyarakatlah yang dinutuhkan bukan masyarakat yang membutuhkan petugas. 3al tersebut semakin mendasar di kalangan (P) karena memang tidak adanya atau lemahnya koordinasi penga$asan dari yang ber$enang sehingga memungkinkan tidak pulihnya budaya dan moral yang buruk di kalangan (P).

C. Contoh Tentang Pela!anan Pu"lik -ang Terja(i Di BPN Salah satu responden polling Kepuasan 8arga Surabaya terhadap Cayanan +mum yang dilakukan Citbang Surabaya Post, misalnya, mengaku, $aktu re&ormasi sekitar tahun 1 hanya butuh $aktu setengah hari untuk mengurus peningkatan status 3G( rumahnya menjadi S3M. Pagi dia datang ke kantor (P) Surabaya, siang harinya serti&ikat 3G(-nya sudah mendapat stempel status baru sebagai S3M. ;ngkosnya juga sesuai harga resmi, tak ada pungutan liar. 1Saya lupa persisnya, tapi cuma puluhan ribuan,2 tuturnya. %api sayang itu hanya sementara. 'alam hitungan bulan, birokrasi (P) mulai menemukan kembali 1rasa percaya dirinya2. Pungutan liar mulai digelar lagi, dan makelar termasuk yang diperankan 1orang dalam2 beroperasi lagi. 'ampaknya $ajah layanan di instansi ini kembali ke bentuk semula" menyebalkan, bebelit-belit, rumit, penuh makelar dan pungli. (andingkan dengan apa yang terjadi dengan sekian tahun kemudian, tepatnya pada tahun 5!!0. Seorang responden lain mengaku perlu $aktu sekitar setahun untuk mengubah serti&ikat 3G(-nya menjadi S3M. Selain ongkos resmi yang ada di kisaran 9p E!! ribu, dia masih harus merogoh kocek sampai 9p 1 juta untuk 1orang dalam2 agar urusannya segera beres. 1%anpa pelican itu, mungkin sampai sekarang serti&ikat saya belum jadi,2 katanya. .$alnya, responden ini berniat mengurus sendiri serti&ikatnya melalui jalur resmi. %api yang terjadi kemudian adalah 1lagu lama2" berkasnya ngendon tak terjamah di meja-meja sta& (P). Setelah capek sekian bulan hilir-mudik ke kantor (P) Surabaya yang sudah pindah ke ka$asan

6itraraya, akhirnya dia menyerah. Suatu pagi, dia ke kantor (P) Surabaya dengan memba$a uang 9p 1 juta. 'iserahkannya uang itu ke orang dalam, dengan pesan urusan cepat selesai. 'an abrakadabra, sebulan kemudian serti&ikat sudah ada di tangan.1Sampai sekarang saya masih hapal nama oknum orang dalamnya, yang sejak a$al pengurusan memang sudah minta uang. Dangan-jangan dia yang membuat berkas saya macet, sehingga saya terpaksa menyerah,2 kata responden tersebut. Seorang respnden lain bahkan mengaku mesti menggelontorkan dana 9p > juta, juga untuk mengurus perubahan 3G( menjadi S3M. %ertangkap basahnya Kepala (P) Surabaya, Khudlori, dalam kasus uang pelicin pengurusan tanah, 1/ .gustus 5!!E lalu, ternyata tak juga membuat (P) berubah. Khudlori ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK# di lobi 3otel Somerset, Surabaya, saat memeras seseorang yang hendak mengurus serti&ikat kepemilikan tanah. Khudlori sendiri akhirnya di=onis 1, bulan penjara. 3asil sur=ei Citbang Surabaya Post memang menunjuk (P) sebagai institusi layanan umum yang dirasakan paling tidak memuaskan dan paling banyak dikeluhkan $arga Surabaya. Proses pengurusan serti&ikat masih saja dianggap rimba belantara yang penuh pungutan liar, berbelit-belit, dan lamban. Setelah itu disusul layanan keimigrasian Fseperti paspor--, layanan pengurusan *Gin Mendirikan (angunan (*M(#. Sementara layanan yang paling sedikit mendapat keluhan dan dinilai paling memuaskan adalah layanan %elkom, pengurusan kartu tanda penduduk (K%P#, kartu keluarga (KK#, serta surat iGin mengemudi (S*M#. (Cihat tabel# %ingginya ketidakpuasan terhadap layanan (P) ini selaras dengan hasil sur=ei %ransparency *nternational *ndonesia (%**# terhadap persepsi kalangan pengusaha *ndonesia dan asing di /5 kota<kabupaten di *ndonesia pada tahun 5!!0 dan 5!!-. (P) berada di peringkat keempat sebagai institusi yang dinilai paling korupti& setelah kepolisian, militer, dan peradilan. Sur=ei bertajuk *ntegritas Sektor Publik yang dihelat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK# pada 5!!E di Dakarta, %angerang, 'epok, dan (ogor, juga memperlihatkan hasil serupa. 3asilnya, selaras dengan hasil sur=ei Citbang Surabaya Post, (P) dan 'epartemen 3ukum dan 3ak .sasi Manusia ('epkum dan 3.M, yang di antaranya memba$ahi layanan keimigrasian# menempati urutan teratas sebagai instansi dengan tingkat pelayanan paling buruk.

15

Komisi Pelayanan Publik (KPP# Datim juga pernah melansir laporan yang menyebutkan (P) sebagai institusi layanan publik yang paling dikeluhkan. 3al senada juga dihasilkan penelitian (adan Penelitian dan Pengembangan ((alitbang# Surabaya tahun lalu, yang memasukkan (P) Surabaya ke dalam klasi&ikasi 1kurang baik.2 Seperti tertera dalam tabel hasil polling Citbang Surabaya Post, responden yang menyatakan ketidakpuasannya terhadap pelayanan pengurusan serti&ikat memang menduduki posisi tertinggi (,!H#, disusul layanan pengurusan paspor<keimigrasian (01,--H#, *Gin Mendirikan (angunan (/>,0-H#, dan P'.M (/-H#. Sementara layanan yang paling sedikit dikeluhkan dan dianggap paling memuaskan adalah layanan %elkom (1>,,H#, K%P (5!,-H#, dan katu keluarga (5!,-5H#. Cayanan pengurusan S*M juga tak terlalu banyak dikeluhkan hanya dikeluhkan 5E,E>H responden. Sementara layanan admistrasi kependudukan Fseperti K%P dan kartu keluarga-- agaknya dinilai responden sudah memuaskan. Pemkot Surabaya beserta jajarannya (mulai 'ispenduk 6apil, kecamatan, sampai kelurahan yang ditunjang pengurus 9% dan 98# dinilai sudah menyuguhkan layanan yang cepat, murah, tak berbelit-belit, ramah, dan relati& minim pungli. 3anya layanan pengurusan akte kelahiran yang dinilai masih belum memuaskan. Persentase responden yang tidak puas pada layanan ini masih tergolong tinggi (/0,-5H#. .lasan keluhan mengapa responden mengeluh4 Secara umum (untuk semua jenis layanan#, alasan yang paling sering adalah berbelit-belit. 'i luar berbelit-belit, ada alasan lain seperti pungli, keramahan layanan, mahal, dan lamban. (erbelit-belit menjadi alasan yang paling sering muncul di kalangan responden yang merasa tidak puas saat mengurus serti&ikat tanah (E5,E/H#, akte kelahiran (EE,E>H#, S*M (-!H#, SK6K (-/,-0H#, PC) (-5,,H#, dan %elkom (0!H#. .lasan ketidakpuasan yang paling sering muncul kemudian adalah kelambanan proses. .lasan ini paling sering diungkapkan responden yang tidak puas saat mengurus KK (-0,E1H#, K%P (-!H#, kartu kuning (1!!H#, paspor<keimigrasian (1!!H#, dan P'.M (//,//H#. Sementara mayoritas responden yang dikece$akan saat mengurus *M( (>!H# menyebut alasan mahalnya biaya pengurusan. 1Mengurus *M( memang rumit. (iayanya sangat mahal, 9p ,!! ribu per ka=ling. (elum lagi pungutan lain untuk mempermudah birokrasi,2 kata seorang responden.

3asil polling tersebut menunjukkan, $arga kota lebih mementingkan aspek kecepatan pengurusan ketimbang misalnya biaya (bahkan ketika sampai harus berujud pungli#. 7aktor kecepatan pengurusan dinilai lebih penting ketimbang &aktor pungli, meski cukup banyak pula responden yang menyebut pungli sebagai alasan utama ketidakpuasan. Seperti kata salah satu responden" 1Kalau melayani masyarakat mbok ya yang ikhlas, jangan mbulet. Masak tiap ngurus KK atau K%P selalu dimintai pungutan yang nggak jelas. Katanya restribusi sampahlah, P((-lah, $is pokoknya macem-macem. )anti saat keluarga saya yang lain ngurus iGin lagi, ya dikenai macam-macam lagi. 'an pega$ainya itu kalau melayani kok nggak pernah senyum, padahal bayarannya besar, tapi buat senyum aja susah. Kalau dikasih duit baru senyum-senyum.2 D. U$a!a -ang Dilakukan Untuk Memulihkan 'tigma Buruk Dalam Tu"uh BPN .danya krisis moral akan mengakibatkan krisis norma hukum dan akan menghancurkan substansi norma hukum yang selama ini diyakini oleh masyarakat. Seharusnya moral lebih dikedepankan daripada hukum karena jika hukum lebih dikedepankan akan timbul unsur terpaksa dari orang-orang yang mematuhinya, beda halnya jika moral lebih dikedepankan maka mereka akan membangun pribadi terlebih dahulu sehingga dalam melaksanakan hukum benar-benar diupayakan dengan sungguh-sungguh tanpa ada unsur paksaan sehingga hasilnya juga akan lebih baik. 'engan adanya ketercapaian hal tersebut maka =isi (P) akan tercapai. 3al tersebut maka pelaksanaan pelayanan dia$ali dengan moral. Maka apabila moral itu baik kedepannya < tahap selanjutnya juga akan lebih baik dan sebaliknya. Maka untuk me$ujudkan tercapainya kembali =isi pelayanan perlu solusisolusi yang dimungkinkan bisa untuk menangani < memulihkan stigma pelayanan (P) yang buruk menjadi baik. 3al ini sangat penting karena untuk memulihkan kembali kepercayaan masyarakat kepada (P) yang bertugas dan ber$enang memberikan pelayanan. Karena tanpa adanya perbaikan dari sektor intern (P), tidak akan bisa lagi me$ujudkan tugasnya yang baik yaitu memberikan pelayanan yang maksimal dan memberikan kepuasaan pada konsumen karena konsumen sangat membutuhkan pelayanan yang adil, transparan dan memberikan kemakmuran dan kepastian hukum agar tercipta suasana yang saling membutuhkan antara pejabat (P)

17

sebagai pelayan dan rakyat sebagai konsumen.

U$a!a.U$a!a -ang Perlu Dilakukan Antara Lain/ . U$a!a Pem"erantasan Calo Keberadaan calo di tubuh (P) selain adanya keinginan untuk mencari keuntungan oleh oknum-oknum tertentu yang telah terkoordinasi oleh petugaspetugas yang berkepentingan di dalam hal pemrosesan pelayanan. (ahkan masyarakat yang mengetahui ketimpangan ini justru terkesan mengiyakan upaya percaloan karena mengharapkan kemudahan-kemudahan dalam mendapatkan pelayanan sesingkat mungkin, meskipun harus membayar lebih. +ntuk mengatasi hal tersebut diperlukan kerjasama oleh semua pihak. Mulai dari masyarakat sampai pejabat-pejabat (P). Masyarakat harus menolak upaya pencaloan dengan tidak mengikuti ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung ja$ab. 'an bila perlu melaporkan upaya pencaloan ini kepada pimpinan di lembaga tersebut. Pimpinan memiliki andil yang besar di dalam upaya ini perlu adanya kontrol terhadap ba$ahannya dan oknum-oknum yang ada di sekitar petugas-petugas tersebut perlu adanya sangsi terhadap petugas serta yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, khususunya yang bekerja sama dengan calo atau bahkan menjadi calo Sehingga dihaapkan lembaga pelayanan publik ini bebas dari penyimpangan-penyimpangan. &. Dia(akann!a Tolak Ukur )erja Agar Mutu Pela!anan Teta$ Terjaga %olak ukur kerja dapat dijadikan suatu target yang harus dipenuhi oleh (P). Karena tanpa tolak ukur, pelayanan akan berjalan tanpa standar baik sehingga akibatnya akan menurunkan mutu pelayanan di kalangan (P) itu sendiri dengan berbagai tahapan-tahapan yang semakin menurun, meliputi ketidaktranspaansian pelayanan, lambannya proses pelayanan dan akhirnya tidak dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. %etapi jika hanya standar < tolak ukur saja yang bagus belum tentu menjamin mutu pelayanan akan bagus, melainkan juga harus ada standar

mentalitas pega$ai dan mentalitas orang-orang (P) harus dibenahi. 9endahnya pelayanan tidak akan terjadi jika instansi tersebut menerbitkan *S; (*nternasional ;rganiGation &or StandariGation# untuk standar mutu pealayanannya yang lebih jelas, transparan, terukur dan adanya e=aluasi yang dilakukan secara periodic (setiap / tahun sekali#. :=aluasi kerja dilakukan baik secara internal maupun melalui sur=ey langsung kepada pengguna layanan. Dika lembaga pelayanan tersebut tidak mampu menunjukkan kriteria kinerja yang sesuai mutu yang telah disepakati, sertipikat *S; akan dicabut. 0. Perlu Teknologi Trans$aransi .gar (P) sebagai lembaga yang bertugas memberikan pelayanan publik tidak dapat < kesulitan untuk berhak bertindak mencari keuntungan maka perlu pengadaan teknologi yang di&ungsikan untuk memperlancar proses pelayanan dengan tahap-tahap sebenarnya. Perlu diadakan melalui proses komputerisasi atau internet dalam berbagai bidang meliputi " $aktu, biaya, persyaratan untuk mengurus administrasi agar selalu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. .gar (P) dapat merumuskan anggaran biaya yang harus dibentuk 'epartemen .graria atau lembaga yang sekiranya setingkat dengan kementrian aga dapat leluasa dalam menyusun anggaran untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat sebagai konsumen dapat mengetahui melalui internet mengenai biaya, $aktu, dan persyaratan yang harus dipenuhi sebelum mengurus < meminta pelayanan ke (P). Selain hal tersebut juga perlu diadakan peradilan pertanahan. Persoalan administrasi pertanahan yang mendesak untuk dilakukan pembenahan dan di tata dengan baik serta menajemen pertanahan dan akses in&ormasi pertanahan peradilan yang khusus menangani permasalahan pertanahan guna untuk mendukung peradilan yang dididik secara khusus dan dibekali dengan pengetahuan tentang pertanahan yang mendalam. 'engan adanya peradilan dan sistem peradilan pertanahan yang memadai diharapkan dapat memulihkan pelayanan publik menjadi lebih baik dengan cara pemberantasan calo dan pemberantasan pega$ai-pega$ai yang mentalitasnya jelek.

19

+ntuk mendukung upaya tersebut maka (P) mengeluarkan program Cayanan 9akyat untuk Sertipikat %anah (Carasita#. Cayanan bergerak Carasita dilakukan dengan unit-unit mobil (P) yang dilengkapi peraltan canggih, seperti peralatan internet, perangkat komputer, dan GP9S dengan petugas operator tujuh orang termasuk petugas ukur sehingga proses pembuatan sertipikat bisa dituntaskan satu hingga dua hari saja. Program ini bertujuan untuk mengadakan penserti&ikatan tanah secara langsung ke lingkungan masyarakat. Memudahkan masyarakat yang tidak harus datang ke kantor (P) tapi hanya mendatangi saja mobil-mobil Carasita yang terparkir di pinggir jalan. *ni juga dapat menghambat calo yang selama ini beredar di kantor (P) dalam hal pengurusan sertipikat. Carasita sangat membantu masyarakat, dikarenakan biaya lebih murah, $aktu lebih cepat, dan prosesnya singkat dan tidak berbelit-belit. 1.Peningkatan 'DM Akan 'a(arn!a Atau Pentingn!a Mem"erikan Pela!anan -ang Baik )e$a(a Mas!arakat %anpa adanya kesadaran dari pihak pejabat yang memberikan pelayanan akan pentingnya mengutamakan masyarakat < konsumen akan terjadi ketidaktransparansian dalam pelayanan berbelit-belit birokrasi pelayanan dan akan banyak menyita $aktu dalam proses pemberian pelayanan. Sudah tidak ada alasan lagi untuk melakukan peningkatan < re&ormasi S'M. Dika tiadak segera dilakukan perubahan dan pembenehan menghambat pembangunan dan menghambat pertumbuhan ekonomi, menimbulkan kerugian yang antara lain" pertama pemborosan $aktu karena pengurusan tidak berjalan pada standar pelayanan mutu yang baku. Kedua terjadi pemborosan biaya baik yang berkaitan dengan perlengkapan administrasi maupun yang dibutuhkan pribadi untuk transportasi. Ketiga dapat menimbulkan trauma kepada konsumen yang benar-benar mengurus pelayanan secara pribadi (tanpa calo#, karena merasa dipersulit oleh petugas dan juga oleh calo-calo yang ada di sekitar. Keempat banyak pengusaha yang menjalankan usahanya dengan biaya yang ekstra karena ada pelipatan ongkos saat mengurus sertipikat. Kelima kerugian dari lembaga keuangan (bank#. (ila suatu saat pihak bank membutuhkan sertipikat ternyata yang

sertipikatnya bermasalah dan sulit untuk dipastikannya. Keenam bagi yang ingin mendapatkan permodalan untuk usaha ekonomi dengan menjadikan sertipikat tanahnya sebagi jaminan akhirnya hanya berangan-angan saja ketika sertipikatnya tidak segera beres < jadi. 2.Harus A(a Lem"aga -ang Bertugas Untuk Menga3asi )inerja Dari BPN Sampai saat ini belum ada lembaga khusus yang di&okuskan untuk menga$asi, mengkoordinasi jalannya kinerja (P) maka sangat diperlukan pembentukan lembaga baru yang tugasnya sebagai penga$as (P) agar hasil kerja dari (P) benar-benar bisa tere=aluasi dan terkontrol sehingga tujuan dari pelayanan (P) akan terpenuhi. %ermasuk didalamnya melakukan pelayanan terhadap proses rekruitmen. Penga$asan bukan hanya dilakukan dari lembaga instansi kepada kepala (P) namun juga harus ada penga$asan sampai sta&-sta& (P) yang menduduki jabatan-jabatan atas sampai ba$ah, sehingga dapat di$ujudkan kondisi (P) sebagai instansi yang bertugas memberikan pelayanan benar-benar bisa melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa ada stigma-stigma buruk di (P) dalam memberikan pelayanan.

BAB III PENUTUP

A. )esim$ulan (adan Pertanahan )asional sebagai lembaga )egara yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat dituntut untuk dapat menjalankan tugasnya secara maksimal di dalam memberikan kemudahan-kemudahan bagi masyarakat yang berkepentingan untuk melakukan proses administrasi pertanahan. (uruknya pelayanan yang diberikan (P) saat ini didominasi oleh buruknya mentalitas para pejabat di dalam lembaga ini. (udaya-budaya untuk memperkaya diri sendiri masih tertanam kuat tanpa memperhatikan hak dan ke$ajibannya terhadap masyarakat yang harus dinomor satukan, pejabat-pejabat (P) belum memiliki komitmen yang kuat untuk memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat. 'itambah lagi dengan belum adanya lembaga khusus yang bertugas melakukan penga$asan terhadap kinerja (P) memberikan ruang terhadap suburnya penyimpangan-penyimpangan yang dapat dilakukan oleh pejabat-pejabat (P). +ntuk itu perlu dilakukan pembenahan-pembenahan mentalitas para pejabat (P) agar kembali kepada &ungsinya sebagai pelayan masyarakat. Setiap indi=idu harus memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan pelayanan yang maksimal tanpa harus melakukan penyimpangan-penyimpangan di dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayan masyarakat. +paya untuk membenahi mentalitas para pejabat tersebut dilakukan dengan berbagai langkah secara nyata. 'iantaranya mengupayakan pengahapusan calo di dalam lingkungan (P), ditetapkannya standarisasi kinerja masing-masing petugas, memiliki standar baku kinerja sebagai control terhadap kinerja petugas-petugas (P), diperlukan teknologi yang memungkinkan dapat meningkatkan transparansi dari proses-proses pelaksanaan administrasi pertanahan. Duga diperlukan peningkatan S'M dan lembaga yang bertugas mengkoordinasi dari kinerja pejabat (P) sehingga dapat tercipta kinerja yang tertib dan terkendali.

B. 'aran +ntuk meningkatkan mentalitas petugas-petugas pelayanan masyarakat

diperlukan perbaikan atau pembenahan moral pada indi=idu petugas tersebut. 'iperlukan penanganan secara nyata dan konsisten melalui upaya-upaya penyadaran dan meningkatkan komitmen terhadap tugasnya sebagai pelayan masyarakat melalui dijatuhkannya sangsi-sangsi tegas terhadap setiap penyimpangan. +ntuk itu juga diperlukan pembentukan lembag-lembaga khusus yang dapat menga$asi kinerja (P) secara menyeluruh, mulai dari pimpinannya sampai pejabat-pejabat terendah. +paya penyimpangan yang dilakukan petugas-petugas (P), khususnya upaya memperkaya diri sendiri dimungkinkan. Karena kurangnya kesejahteraan para petugas-petugas tersebut. Sehingga perlu adanya peningkatan insenti& bagi petugaspetugas tersebut sehingga tidak terjadi lagi upaya-upaya korupsi maupun percaloan. Selain itu perekrutan pega$ai yang melalui penitipan-penitipan seharusnya tidak diterima lagi. Perekrutan pega$ai yang melalui proses dan prosedur yang telah ditentukan oleh pemerintah. 'an perlu diajtuhkannya sangsi terhadap pejabat yang bersedia dititipi pihak-pihak tertentu.

DA*TAR PU'TA)A

'ari (uku 7. Kartasapoetra, dkk. 1 1. Hukum Tanah, Pendayagunaan Tanah. Dakarta " P% 9ineka 6ipta. Jaminan Bagi Ke erhasilan

Mahmudi. 5!!,. !ana"emen Kiner"a #ektor Pu lik$ Aogyakarta " +nit Penerbit I Percertakan .kademi Manajemen (ersih. Purna$eni, 3artuti. 5!!/. Capacity Building dalam Pelayanan Prima, dalam 8arsito, S+ dan %eguh Au$ono (ed#, ;tonomi 'aerah " Capacity Building dan Penguatan Demokrasi Lokal. Semarang " Puskodak (6CoG.PPS# +ndip. 'ari *nternet http"<<$$$.surya.co.id< http"<<$$$.surabayapost.com< http"<<$$$.jabarpro=.go.id<jabar<public<//01E<beritaJdetail. http"<<humas-trenggalek.blogspot.com<5!! <!,<bimbingan-teknis-administrasi.html http"<<$$$.hamline.edu<apakabar<basisdata<1 ,<!5<5E<!!1!.html

http"<<cetak.kompas.com<read<Kml<5!! <1!<1-<1,!,!--><bpn.pelayanan.publik.terbur uk.. http"<<elibrary.mb.ipb.ac.id<gdl.php4modLbro$seIopLreadIidLmbipb15/15051051051015-retnogunad--05 'ari +ndang-+ndang +ndang-+ndang )omor , %ahun 1 -! tentang Peraturan Dasar Pokok%Pokok &graria$ Peraturan Kepala (adan Pertanahan )asional 9epublik *ndonesia )omor / %ahun 5!!- tentang Organisasi dan Tata Ker"a Badan Pertanahan 'asional (epu lik )ndonesia$ Keputusan M:)P.) )o. -/<5!!/ tentang Pedoman *mum Penyelenggaraan Pelayanan Pu lik$

Anda mungkin juga menyukai