Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN Setiap wanita hamil berisiko mengalami perdarahan berapapun umur kehamilannya, dimana perdarahan ini harus

selalu di anggap sebagai kelainan yang berbahaya karena dapat mengancam nyawa ibu dan janin. Perdarahan antepartum (Antepartum Bleeding) adalah perdarahan yang terjadi pada kehamilan tua atau diatas 22 minggu. Perdarahan ini biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya bila dibandingkan dengan perdarahan sebelum kehamilan 22 minggu dan oleh karena itu membutuhkan penanganan yang lebih cermat. Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, seperti plasenta pre ia, solusio plasenta, plasenta letak rendah atau asa pre ia. ! Plasenta pre ia merupakan komplikasi obstetrik yang muncul pada trimester kedua dan ketiga, dimana plasenta terletak pada segmen"bawah uterus sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Penderita biasanya akan datang karena perdarahan hebat tanpa disertai nyeri perut. Perdarahan ini tidak hanya membahayakan ibu saja, namun juga dapat mengancam kelangsungan hidup janin. ! Saat ini angka insiden plasenta pre ia kira"kira ! diantara 2## persalinan. $i %S $r. &ipto 'angunkusumo, antara tahun !()!"!()*, tercatat +) kasus plasenta pre ia diantara ,)-! persalinan terda.tar, atau sekitar ! per !2* persalinan terda.tar. ! $engan berbagai aplikasi teknologi terbaru seperti penggunaan /S0 transabdominal bahkan /S0 transperineal dan trans aginal, diagnosis plasenta pre ia akan dengan mudah ditegakkan. Beberapa komplikasi yang sering terjadi pada ibu maupun janin antara lain, kematian ibu, perdarahan berulang, pertumbuhan janin terhambat, kelainan kongenital serta anemia pada .etus. 1adi, prognosis plasenta pre ia tergantung pula pada komplikasi yang ditimbulkannya, namun bila dilihat dari letak plasenta,plasenta pre ia totalis memiliki prognosis yang lebih buruk dan memiliki kecenderungan untuk melahirkan prematur dan membutuhkan tindakan histerektomi pada saat persalinan.
2,+

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi

Plasenta pre ia adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu di segmen bawah uterus sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak di bagian atas uterus. 2lasi.ikasi berdasarkan derajat penutupan 3/4 5
!, *

!. Plasenta pre ia totalis, apabila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh jaringan plasenta. 2. Plasenta pre ia parsialis, apabila sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh jaringan plasenta. +. Plasenta pre ia marginalis, apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan. ,. Plasenta pre ia letak rendah, apabila plasenta letaknya pada segmen bawah rahim akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir. Pinggir plasenta berada kira"kira + atau , cm di atas pinggir pembukaan, sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir. 2.2 Epidemiologi

Plasenta pre ia terjadi kira"kira ! diantara 2## persalinan. $i %umah Sakit $r. &ipto 'angunkusumo antara tahun !()!"!()*, terjadi +) kasus plasenta pre ia diantara ,)-! persalinan terda.tar, atau kira"kira ! diantara !2* persalinan terda.tar.
!

$i Amerika Serikat, plaenta pre ia terjadi kira"kira * dari !### persalinan dan mempunyai mortality rate #,#+ 6. $ari seluruh kejadian plasenta pre ia, plasenta pre ia totalis terjadi sebanyak 2#",* 6, palsenta pre ia parsialis sebanyak kuarng lebih +# 6 dan plasenta pre ia marginalis sebanyak 2*"*# 6. +,* 2. lain 5 !ak"o# P#edisposisi
2 , +, 7

Ada beberapa .aktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya plasenta pre ia, antara

!. %iwayat plasenta pre ia sebelumnya 2. 'ultiparitas

+. /mur ibu telah lanjut (+* tahun atau lebih) ,. %iwayat seksio sesaria *. %iwayat aborsi 7. %iwayat operasi uterus seperti miomektomi ). 2ehamilan ganda -. 'erokok 'enurut 2loosterman (!()+), .rekuensi plasenta pre ia pada primigra ida yang berumur lebih dari +* tahun kira"kira !# kali lebih sering dibandingkan dengan primigra ida yang berumur kurang dari 2* tahun8 pada grande multipara yang berumur lebih dari +* tahun kira"kira , kali lebih sering dibandingkan dengan grande multipara yang berusia kurang dari 2* tahun. ! 2.$ Pa"ofisiologi

Pada umumnya, plasenta terletak di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah .undus uteri. 9al ini adalah .isiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. ! Plasenta pre ia diawali dengan implantasi embrio pada bagian bawah dari uterus. Seiring pertumbuhannya maka plasenta akan melekat dan bertumbuh serta berkembang hingga menutupi ostium uteri internum.
!

0ambar 2.! :etak plasenta normal dan plasenta pre ia

Pada usia kehamilan 2# minggu segmen bawah bawah uterus akan terbentuk dan mulai melebar serta menipis. $engan bertambah tuanya kehamilan segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi, dan ser iks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan ser iks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat di situ tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saat itu mulailah terjadi perdarahan. $arah yang keluar berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang disebabkan oleh solusio plasenta yang berwarna kehitam"hitaman.
!, +, *

Sumber perdarahannya ialah sinus uterus yang robek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahannya tidak dapat dihindari karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan itu, tidak sebagaimana serabut otot uterus yang menghentikan perdarahan pada kala 444 dengan plasenta yang letaknya normal. 'akin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi. 3leh karena itu, perdarahan pada plasenta pre ia totalis akan terjadi lebih dini daripada plasenta letak rendah yang mungkin baru berdarah setelah persalinan dimulai. !,* 2.% &am'a#an Klinis
!, , , *

Pada umumnya gejala klinis dari plasenta pre ia adalah sebagai berikut 5

!. Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau bekerja biasa. Perdarahan biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan berakibat .atal dan sering berhenti sendiri. Akan tetapi, perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak daripada sebelumnya, apalagi bila sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam. 2. ;urunnya bagian terbawah janin ke dalam pintu atas panggul akan terhalang karena adanya plasenta di bagian bawah uterus. +. ;idak jarang terjadi kelainan letak, seperti letak lintang atau letak sungsang. ,. Apabila janin telah lahir, plasenta tidak selalu mudah dilahirkan karena sering mengadakan perlekatan yang erat dengan dinding uterus. *. Sering terjadi perdarahan postpartum karena ketidakmampuan serabut"serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan dari bekas insersio plasenta, atau karena perlukaan ser iks dan segmen bawah uterus yang

rapuh dan mengandung banyak pembuluh darah besar, yang dapat terjadi bila persalinan berlangsung per aginam. 2.( Diagnosis Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa penyebabnya adalah plasenta pre ia sampai kemudian ternyata dugaan itu salah. ! Anamnesis. Perdarahan jalan"lahir pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung tanpa nyeri, tanpa alasan, terutama pada multigra ida. Banyaknya perdarahan hendaknya dinilai dari pemeriksaan hematokrit. Peme#iksaan l)a#. Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul. Peme#iksaan in spek)lo. Bertujuan untuk mengetahui asal perdarahan, apakah dari 3/4 atau dari kelainan ser iks dan agina. Penen")an le"ak plasen"a "idak langs)ng. $apat dilakukan dengan menggunakan radiogra.i, radioisotop, /S0 dan '%4. Penentuan letak plasenta dengan /S0 ternyata sangat tepat karena tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan janin, tidak menimbulkan rasa nyeri dan juga memiliki keakuratan yang tinggi. Penen")an le"ak plasen"a se*a#a langs)ng. $ilakukan dengan secara langsung meraba plasenta melalui kanalis ser ikalis. Akan tetapi pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan perdarahan banyak. 3leh karena itu pemeriksaan melalui kanalis ser ikalis hanya dilakukan apabila penaganan pasi. ditinggalkan dan ditempuh penanganan akti. dimana dalam keadaan siap operasi. 2.+ Diagnosis Banding

<ang termasuk diagnosis banding dari plasenta pre ia adalah perdarahan antepartum yang lain, yaitu 5 !. Solusio plasenta 2. =asa pre ia 2., Pena"alaksanaan

Setiap ibu dengan perdarahan antepartum harus segera dikirim ke rumah sakit yang memiliki .asilitas untuk trans.usi dan operasi. Apabila dari penilaian ternyata perdarahan yang telah berlangsung atau yang akan berlangsung tidaka akan membahayakan ibu dan>atau janinnya (yang masih hidup), dan kehamilannya belum cukup minggu, atau taksiran berat janin belum sampai 2*## gram, dan persalinan belum mulai, dapat

dibenarkan untuk menunda persalinan sampai janin dapat hidup di luar kandungan lebih baik lagi. Penanganan pasi. ini, pada kasus"kasus tertentu sangat berman.aat untuk mengurangi angka kematian neonatus yang tinggi akibat prematuritas, asal tidak dilakukan pemeriksaan dalam.
!

Penanganan konse#-a"if. $ilakukan pada bayi prematur (?@A kurang dari 2*## gr dan atau umur kehamilan kurang dari +) minggu) dengan syarat bayi hidup dengan perdarahan sedikit>berhenti. &ara perawatan konser ati. adalah sebagai berikut 5 !. 3bser asi di kamar bersalin 4%$ selama 2, jam 2. 2eadaan umum ibu diperbaiki, berikan trans.usi sampai 9B lebih dari !# gr 6 +. Berikan kortikosteroid untuk maturitas paru janin (menjaga kemungkinan perawatan konser ati. gagal), dengan deksametasone * mg, , kali tiap 7 jam. ,. Bila perdarahan berhenti penderita dipindahkan ke ruangan setelah sebelumnya dilakukan /S0 di 4%$ *. 3bser asi 9b setiap hari, tensi, nadi denyut jantung janin, perdarahan setiap 7 jam. 7. Perawatan konser ati. gagal bila terjadi perdarahan berulang (penanganan akti.). ). Penderita dipulangkan bila tidak terjadi perdarahan ulang setelah dilakukan mobilisasi. -. Basehat waktu pulang 5 4stirahat. $ilarang koitus>manipulasi agina. '%S bila terjadi perdarahan lagi. Periksa ulang (AB&) ! minggu kemudian.
,

Penanganan Ak"if. ;ujuannya adalah segera melahirkan anak (terminasi). Berikut adalah cara penanganan akti. plasenta pre ia 5 !) 4ndikasi 5 a. 1ika perdarahan merembes dan diagnose sudah ditegakkan plasenta pre ia langsung seksio sesaria tanpa $S/, dengan memperhatikan keadaan umum ibu, perbaikan keadaan umum dilakukan dalam waktu relati. cepat. :akukan konsultasi dengan anastesi selama menunggu persiapan operasi sampai 7
,

memungkinkan untuk dilakukan operasi. b. 0awat janin, perdarahan akti. dan banyak dengan e aluasi bertahap (perdarahan pro.use lebih dari *## cc dalam +# menit). 2) Double Set Up ($S/) a. Batasan Examination in theater 'erupakan cara pemeriksaan yang akurat tentang hubungan antara plasenta dengan 3/4 b. 4ndikasi $ilakukan hanya bila kehamilan akan diakhiri 2ehamilan aterm. 2ehamilan preterm dimana perawatan konser ati. gagal,yaitu 5

diputuskan ii.

Perdarahan masih merembes keluar dari agina. Perdarahan bercak, akan tetapi menyebabkan penurunan 9b lebih dari 2 gr6 dengan pemeriksaan serial + kali tiap 7 jam. $iagnosis plasenta pre ia dari /S0 meragukan (inkonklusi.). Adanya perdarahan per aginam yang tidak akti. pada saat inpartu dengan

kecurigaan plasenta letak rendah > plasenta marginalis. c. Persiapan Persiapan darah. ;im kamar operasi sudah siap operasi (operator, asisten dan instrumen menggunakan gaun operasi). d. Prosedur dan tata laksana Pasien dikerjakan di meja operasi dengan posisi litotomi. 2andung kencing dikosongkan. 'asukkan 2 jari kedalam agina, raba setiap bagian dari .ornik, apakah teraba ada plasenta antara jari dengan bagian terbawah janin (bantalan).

Bila tidak teraba bantalan, maka jari dimasukkan ke cer ical os dan raba sekitarnya hingga teraba ujung plasenta. Bila tidak ada teraba plasenta, diagnosis plasenta pre ia dapat disingkirkan. Bila ujung plasenta teraba, tetapi tidak meluas sampai di ser ical os, dan tidak ada perdarahan pecahkan ketuban, dan tunggu partus per aginam (sesuai penatalaksanaan plasenta pre ia parsialis).

Bila teraba plasenta, hentikan pemeriksaan dan lakukan S&.

e. 4nterpretasi hasil temuan saat $S/ 5 Bila plasenta pre ia totalis, dilakukan seksio sesaria. Bila plasenta pre ia parsialis, dilakukan amniotomi. Pada keadaan ini seksio dilakukan bila5 Setelah !2 jam tak terjadi persalinan ;erjadi perdarahan lagi ;erjadi gawat janin ;erjadi .ebris (in.eksi intra uterin) Bila tak teraba plasenta, dilakukan inspikulo untuk melihat asal perdarahan, bila perdarahan berasal dari 3/4 tetap dilakukan amniotomi, selanjutnya sama dengan penatalaksanaan plasenta pre ia parsialis. Peme#iksaan US& pe#salinan. Berdasarkan hasil pemeriksaan /S0 persalinan direncanakan sebagai berikut 5 !) Bila plasenta menutupi 3/4, tunggu sampai kehamilan aterm kemudian /S0 ulang (dipertimbangkan) bila hasil tetap, persalinan direncanakan secara seksio sesaria. 2) Bila plasenta letaknya normal, ditunggu inpartu, persalinan diharapkan normal.

2.. Komplikasi Plasen"a P#e-ia Pada 4bu Anemia Partus prematurus Perdarahan pasca persalinan -

2omplikasi tindakan seksio sesaria Pada 1anin BB:% 21$% 'al.ormasi Partus prematurus Pertumbuhan janin terhambat Anemia .etus 'orbiditas dan mortalitas perinatal meningkat 2.1/ P#ognosis $engan penanggulangan yang baik seharusnya kematian ibu karena plasenta pre ia rendah sekali atau tidak ada sama sekali. Sejak diperkenalkannya penanganan pasi. tahun !(,*, kematian perinatal berangsur"angsur dapat diperbaiki. Aalaupun demikian, hingga kini masih didapatkan sebanyak *# 6 wanita dengan plasenta pre ia melahirkan bayi prematur yang merupakan penyebab utama kematian perinatal, terutama pada ibu dengan plasenta pre ia totalis yang kecenderungannya untuk melahirkan prematur lebih besar.
!, 2 , +

BAB III LAP01AN KASUS .1 Iden"i"as Pasien Bama 1enis 2elamin /mur Status Bikah Agama Suku>Bangsa Pekerjaan Alamat ;anggal '%S .2 Anamnesis Kel)2an )"ama Pe#4alanan pen5aki" 3 3 2eluar darah dari kemaluan Pasien adalah rujukan dari Puskesmas ;egalalang 44 dengan diagnosa 0+P2##2, uk +7"+) minggu. Pasien mengeluh keluar darah dari kemaluan sejak pukul #).## A4;A. $arah berwarna merah segar. 2eluhan sakit perut hilang timbul ("). 2eluar air ("). 0erak anak (C) 9ari pertama haid terakhir 'enarche Siklus :amanya haid AB& /S0 (") 1i6a5a" ke2amilan7pe#salinan 3 !. Abortus, uk !2 minggu, kuretase ("), di rumah. 2. Abortus, uk 2# minggu, kuretase ("), di rumah. !# 5 :upa 5 usia !, tahun 5 2- hari 5 +"* hari 5 Bidan, ! kali saat usia kehamilan D + bulan. 5 AS& 5 Perempuan 5 2# tahun 5 'enikah 5 9indu 5 Bali>4ndonesia 5 Petani 5 ;ubuana, ;aro 0ianyar 5 +! 3ktober 2##7, pk !!.## A4;A

+. E, !,## gr, 2("+# minggu, Spt B, %S/$ 0ianyar, +,* tahun. ,. F, 2-## gr, Spt B, $ukun, !,* tahun *. 4ni 1i6a5a" kon"#asepsi (") 1i6a5a" pe#nika2an 1i6a5a" pen5aki" (") . Peme#iksaan !isik S"a")s p#esen" 2eadaan /mum 2esadaran ;ekanan darah Badi %espirasi Suhu Berat badan ;inggi badan S"a")s gene#al 'ata ;horaG &or Pulmo Abdomen ?kstremitas S"a")s o's"e"#ik Abdomen 5 tinggi .undus uteri K pusat L prosesus Gipoideus (2- cm), letkep teraba *>*, his ("), $11 !,#G>menit =agina (=;) 5 ;idak dilakukan. Bekas darah (C) 5 S!S2 tunggal, regular, murmur (") 5 esikuler (C)>(C), rhonki (")>("), wheeIing (")>(") 5 J st. obstetrik 5 edema (") 5 anemis (C)>(C), ikterus (")>(") 5 baik 5 compos mentis 5 !!#>)# mm9g 5 -, G>menit 5 22 G>menit 5 +7,- H & 5 7- kg 5 !** cm 3 3 ! kali sejak , tahun yang lalu 3

!!

Pendarahan akti. (")

.$ Peme#iksaan La'o#a"o#i)m +!"!#"2##7 AB& 90B 9&; P:; B; &; AP;; P;; (!!.+#) !2,! 7,) 2!,2 2## 2 menit ) menit 27,( detik !-,2 detik +!"!#"2##7 (22.!+) !2,7 ),! 22,, 2,# !"!#"2##7 !*,! ),! 22,2 27+"!!"2##7 (,+ -,! !(,) 2*Bilai Bormal ,,#"(,# !2,#"!-,# +,,#",-,# !2#"+-# !"7 mnt !#"!* mnt 2)"+( dtk !+,*"!-,*dt

.% Diagnosis 0*P!!22, +2"+, minggu, tunggal hidup, APB (Susp. Plasenta Pre ia) C anemia. .( Pena"alaksanaan PdG ;G 5 /S0, $: 5 " 2onse ati. " Bed rest " $eksametason * mg intra muskular (im), , dosis setiap 7 jam. " ;ran.usi P%& sampai 9B M - gr 6 !2

'N 24?

5 keluhan, ital sign, djj, tanda syok. 5 pasien dan keluarga

Hasil US& 3 " Plasenta terletak di segmen bawah rahim menutupi 3/4 " 0erak janin (C) " @etal 9eart Beat (C) " &airan amnion (C) " $iameter biparietal J u.k +2 minggu

TABEL 0BSE18ASI 1A' !2.## !+.## !,.## !*.## !7.## !).## !-.## !(.## 2#.## 2!.## 22.## 94S (") (") (") (") (") (") (") (") (") (") (") $11 !2.!2.!2 !2.!2.!2 !!.!2.!2 !2.!2.!2 !2.!!.!2 !2.!2.!2 !!.!2.!2 !2.!2.!2 !2.!2.!2 !2.!!.!2 !2.!2.!2 5 P?B$A%A9AB (") (") (") (") (") (") (") (") (") (") (C) 2?;?%AB0AB 4nj. $eGametason * mg (im) " " " " " 4nj. $eGametason * mg (im) " " " "

Pk 22.## A4;A ? aluasi

Pasien mengeluh keluar darah dari kemaluan. 5 ;ekanan darah (#>7# mm9g, nadi (7 G>menit, respirasi

2#G>menit 9is ("), $11 !,# G>menit =; 5 ;idak dilakukan. Bekas darah (C) Pendarahan akti. (C) Ass 5 0*P!!22, +2"+, minggu, tunggal hidup, APB (Susp. Plasenta Pre ia), Perdarahan akti..

;G

5"

%esusitasi cairan !+

" " 'G 24?

/sul S& Siapkan darah 2 kol..

5 3bser asi pre op. 5 2eluarga tentang rencana tindakan.

Selama menunggu tim 32, pasien diobser asi di =2. .( Lapo#an Pa#")s Pukul 2+.+# A4;A dilakukan S&. Pukul 2+.+* A4;A lahir bayi perempuan dengan berat badan 2+## gram, AS 5 )"( anus (C), kelainan ("). Pukul 2+.,# A4;A lahir plasenta dengan berat D *## gram, panjang tali pusat D *# cm. 2esan komplit. Plasenta di korpus posterior sampai dengan SB% menutupi 3/4 pada pembukaan 2 cm. 2esimpulan post op 5 P!22+, Post S& e.c plasenta pre ia totalis ;erapi 5 " Puasa 7 jam post S& " $rip oGytosin 7 jam post S& "4=@$ $ *6 5 %: O , 5 ! O 2# tts>mnt ";ran.usi P%& sampai 9B M - gr 6 "Antibiotik + G ! gr "Alinamin @ 2 G ! amp P !2 jam "=itamin & 2 G 2## mg P !2 jam 'onitoring 5 keluhan, pendarahan, vital sign dan kontraksi uterus.

? aluasi 2 jam post S& 5 2eadaan umum ;ekanan darah Badi ;emperatur aksila .+ Pe#4alanan Pen5aki" Tanggal 1 No-em'e# 2//( 5 baik 5 !!#>)# mm9g 5 -- G>menit 5 +)H&

!,

S 5 Byeri luka operasi ("), .latus ("). 0 5 ;ekanan darah Badi %espirasi 'ata ;horaG Abdomen =ag A P 5 PdG 5 $: ;G 5 4=@$ $ *6 5 %: O , 5 ! O 2# tts>mnt Antibiotika + G ! gr Alinamin @ 2 G ! amp =itamin & 2 G ! 2## mg ;ran.usi P%& sampai 9B M - gr 6 (dapat darah ! kol.) 'G 5 keluhan, ital sign 5 !##>)# mm9g 5 -- G>menit 5 2# G>menit 5 anemis C>C 5 dbn 5 tinggi .undus uteri 2 jari bawah pusat, kontraksi baik. 5 lochia (C)

5 P!22+, post sc hr ke ! C anemia

Tanggal 2 No-em'e# 2//( S 5 Byeri luka operasi ("), .latus (C). 0 5 ;ekanan darah Badi %espirasi 'ata ;horaG Abdomen =ag P 5 PdG 5 $: ;G 5 Antibiotika + G *## mg Asam 'e.enamat + G *## mg. 'ethyl ?rgometrin + G 4 S@ ! G 4 ;ran.usi P%& sampai 9B M - gr 6 (dapat darah ! kol.). 'G 5 keluhan, ital sign !* 5 !##>)# mm9g 5 -- G>menit 5 2# G>menit 5 anemis C>C 5 dbn 5 tinggi .undus uteri 2 jari bawah pusat, kontraksi baik. 5 lochia (C)

A 5 P!22+, post sc hr ke 2 C anemia

Tanggal No-em'e# 2//( S 5 Byeri luka operasi ("), .latus (C). 0 5 ;ekanan darah Badi %espirasi 'ata ;horaG Abdomen =ag A P 5 PdG 5 (") ;G 5 Antibiotika + G *## mg Asam 'e.enamat + G *## mg. 'ethyl ?rgometrin + G 4 S@ ! G 4 'G 5 Bpl 2ontrol poliklinik kandungan 24? 5 AS4 ekslusi. 2B post partum 5 !##>)# mm9g 5 -# G>menit 5 2# G>menit 5 anemis ">" 5 dbn 5 tinggi .undus uteri 2 jari bawah pusat, kontraksi baik. 5 lochia (C)

5 P!22+, post sc hr ke +

!7

BAB I8 PE9BAHASAN $.1 E"iologi Plasen"a P#e-ia

Pada kasus ini plasenta menutupi seluruh pembukaan jalan lahir yang disebut sebagai plasenta pre ia totalis. Penyebab terjadinya plasenta pre ia pada kasus ini dapat dijelaskan berdasar pada .aktor predisposisi dari ibu AS&, yaitu riwayat abortus dan juga multiparitas. Adanya gangguan askularisasi pada uterus yang juga menyebabkan abortus, dapat pula bere.ek pada saat implantasi embrio, dimana embrio akan menempati bagian bawah dari uterus dan plasenta akan tumbuh pada segmen bawah uterus. Saat umur kehamilan semakin tua, maka pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan ser iks tidak dapat diikuti oleh plasenta tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. 9al inilah yang menyebabkan terjadinya perdarahan. $.2 Penegakan Diagnosis Plasen"a p#e-ia

Plasenta pre ia AS& baru diketahui di rumah sakit. ;idak adanya kesadaran AS& untuk melakukan AB& yang rutin dan teratur maupun menjalani /S0 rutin saat kehamilan dapat menyebabkan kurang e.ekti.nya atau kesulitan penanganan pada perdarahan antepartum ini. $engan ultrasonogra.i, lokasi pertumbuhan plasenta mulai terlihat jelas pada minggu ke"!# dan bertambah jelas lagi mulai trimester 44. $engan melakukan pemeriksaan antenatal yang rutin maka persiapan yang matang akan dapat mengantisipasi kesulitan yang mungkin terjadi. Pada kasus ini untuk mendiagnosa plasenta pre ia perlu digali berbagai hal, baik melalui anamnesa, pemeriksaan .isik maupun pemeriksaan penunjang. Anamnese. $iketahui adanya keluhan perdarahan akti., berwarna merah segar dan tanpa disertai nyeri.

!)

Peme#iksaan fisik. ;ekanan darah (#>7# mm9g, nadi (7 G>menit, mata anemis, tinggi @/ J u.k +2"+, minggu, :eopold teraba kepala belum masuk PAP, =; tidak dilakukan karena perdarahan akti.. Peme#iksaan pen)n4ang. 9b 7,) g>d:. /S0 didapatkan kelainan letak plasenta (menutupi 3/4).

$.

Komplikasi Plasen"a P#e-ia

Plasenta pre ia memiliki komplikasi, baik bagi ibu maupun janin yang dikandungnya. 2omplikasi yang dapat timbul pada ibu antara lain5 anemia, partus prematurus, dan perdarahan pasca persalinan. Sedangkan pada janin yang dikandungnya dapat mengakibatkan BB:%, 21$%, malpresentasi, pertumbuhan janin terhambat, mal.ormasi, , morbiditas dan mortalitas perinatal meningkatm dan anemia .etus. Pada kasus ini didapatkan data sebagai berikut5 ;ekanan darah 9b 5 (#>7# mm9g ('ABP O )# mm9g) 5 7,) g>dl

/mur 2ehamilan 5 +2"+, miinggu BB: bayi 5 2+## gram

Berdasarkan data di atas, komplikasi pada ibu yang dapat ditemukan antara lain5 anemia dan partus prematurus. Pada janin yang dikandungnya ditemukan lahir dengan partus prematurus. $.$ Pena"alaksanaan Plasen"a P#e-ia ena,

Setelah didiagnosa dengan 0* P!!22 ,+2"+, mgg, tunggakl hidup C APB (Susp. Plasenta Pre ia) C anemia, dilakukan penanganan konser ati.. $ipasang akses intra pemberian deGametasone * mg, , kali tiap 7 jam dan juga trans.usi P%& sampai 9b 9B M - gr 6. Selama obser asi 2, jam dilakukan monitoring terhadap his, tensi, nadi, $11 dan perdarahan setiap 7 jam. Pada pukul 22.## A4;A (+! 3ktober 2##7) terjadi perdarahan berulang, disimpulkan penanganan konser ati. gagal, dilakukan penanganan akti. dengan seksio sesaria. Pada pukul 2+.+* A4;A lahir lahir bayi perempuan dengan berat badan 2+## gram, AS 5 )"(, anus (C), kelainan (") dan pada pukul 2,.,# A4;A lahir plasenta komplit, !-

kalsi.ikasi ("), plasenta di korpus posterior sampai dengan SB% menutupi 3/4 pada pembukaan 2 cm. $iagnosa ibu post op adalah P!22+, Post S& e.c plasenta pre ia totalis. $.% Aspek Sosial

Setelah melahirkan, AS& diberikan 24? tentang penggunaan 2B. 2B yang dianjurkan adalah 2B yang bertujuan untuk menunda kehamilan, dengan pertimbangan AS& telah memiliki tiga orang anak (kemampuan untuk menjamin kesejahteraan anak kurang) dan riwayat obstetri buruk (penyulit kehamilan dan persalinan meningkat).

!(

BAB 8 KESI9PULAN DAN SA1AN %.1 Kesimp)lan

$ari pembahasan kasus di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. !. Plasenta pre ia adalah suatu keadaan dimana insersi plasenta berada di segmen bawah uterus sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum, yang terjadi pada kehamilan 2- minggu atau lebih. 2. 2omplikasi pada ibu yang dapat ditemukan antara lain5 anemia dan partus prematurus. Pada janin yang dikandungnya ditemukan lahir dengan partus prematurus. +. Prognosis plasenta pre ia cukup baik apabila ditunjang dengan penanganan yang tepat, yaitu dengan cara melakukan AB& yang teratur sehingga dengan adanya persiapan yang matang, kesulitan dalam penanganan dapat dihindari. 1.2. Sa#an

Berikut beberapa hal yang dapat kami sampaikan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pada kehamilan kembar. !. $iperlukan penyuluhan yang lebih terarah untuk menaikkan kesadaran ibu"ibu hamil melakukan AB& yang teratur. 2. $iperlukan tim khusus untuk menangani persalinan plasenta pre ia.

2#

DA!TA1 PUSTAKA !. Aiknjosastro. !((!. 4lmu 2andungan. ?disi 44. 1akarta5 <ayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 2. 2o, +. 1oy, P. S., Placenta Placenta Pre ia, Pre ia, 2##*, 2##,. A ailable A ailable at at 5 5 www.?medicine www.?medicine .com>tictac>topic,2).htm, Accessed 5 3ctober 2-, 2##7) .com>tictac>topic+2)!.htm, Accessed 5 3ctober 2-, 2##7) ,. 2arkata, 2,. 2##,. Prosedur ;etap 3bstetri dan 0inekologi. $enpasar5 Bagian>S'@ bstetri dan 0inekologi @2 /nud>%S. Sanglah $enpasar *. :e eno, 2.1., et al. 2##+. 3bstetri Ailliams, 2! st ed., Bew <ork, 'c0raw"9ill 7. 0abbe, S.0, et al., 2##2, 3bstetric Bormal and Problem Pregnancies, , th ed., Philadelphia, &hurchill":i ingstone.

2!

Anda mungkin juga menyukai