Anda di halaman 1dari 12

1. Mengapa masih terjadi perdarahan setelah pemberian resep?

Aspirin memiliki efek antitrombosit. Aspirin secara ireversibel menghambat COX trombosit sehingga efek antitrombosit aspirin bertahan selama 8 10 hari (sesuai dengan masa hidup trombosit. Prostaglandin tromboksan A2 adalah suatu produk arakidonat yang menyebabkan trombosir berubah bentuk, melepaskan granulanya dan beragregasi. Obat yang antagonis terhadap jalur ini mengganggu agregasi trombosit in vitro dan memperpanjang waktu perdarahan in vivo. Aspirin menghambat sintesis tromboksan A2 melalui asetilasi ireversibel enzim siklooksigenase. Salisilat dan obat anti inflamasi nonsteroid lainnya juga menghambat siklooksigenase tetapi mempunyai durasi kerja penghambatan lebih singkat karena tidak mampu mengasetilasi siklooksigenase sehingga kerjanya bersifat reversible. Dan penggunaan obat aspirin ini lebih kecil dari dosis oral yang lazim digunakan, yaitu 0,6 0,65 mg. Dosis anti-inflamasi pada anak adalah sebesar 50 75 mg/kg/hari dalam dosis terbagi dan dosis awal anti-inflamasi rata rata 45 mg/kg/hari dalam dosis terbagi. Obat aspirin ini cara penggunaannya dipakai bila perlu.

2. Golongan obat apa tetrasiklin dan aspirin ?

Berdasarkan farmakokinetik gololongan tetrasiklin dibagi menjadi 3 kelompok: 1. Tetrasiklin, klortetrasiklin dan oksitetrasiklin. Kelompok ini absorpsinya tidak lengkap dengan waktu paruh 6-12 jam. 2. Dimetiklortetrasiklin. Absorpsinya lebih baik , waktu paruh 16 jam, cukup diberikan dengan dosis 150 mg peroral setiap 6 jam.

3. Doksisiklin dan minosiklin. Absorpsinya 90%, waktu paruh 17-20 jam, cukup diberikan sehari 1 atau 2 kali 100mg

Golongan Aspirin Turunan asam salisilat : aspirin, salisilamid,diflunisal. golongan salisilat meliputi

aspirin/asetilsalisilat, atrium salisilat, magnesium salisilat, cholin salisilat Aspirin adalah obat anti inflamasi non-steroid (AINS), agen antiinflamasi yang tertua. Merupakan penghambat prostaglandin yang menurunkan proses inflamasi dan dahulu merupakan agen antiinflamasi yang paling sering dipakai sebelum adanya ibuprofen. Aspirin yang denga dosis tinggi untuk inflamasi menyebabkan rasa tidak enak pada lambung.Pada situasi seperti ini, biasanya digunakan tablet enteric-coated. Aspirin tidak boleh dipakai bersama-sama dengan NSAIA/NSAID karena menurunkan kadar NSAIA/NSAID dalam darah dan efektifitasnya. Aspirin juga dianggap sebagai obat antiplatelet untuk klien dengan gangguan jantung atau pembuluh darah otak. 3. Mekanisme pembekuan darah ?

Ketika kita mengalami luka pada permukaan tubuh, maka tubuh akan mengeluarkan darah. Terjadinya pendarahan itu disebabkan oleh sobeknya pembuluh darah. Pada keadaan luka yang ringan, setelah beberapa saat darah akan berhenti mengalir. Dalam hal ini tubuh kita memiliki keistimewaan bukan? Penghentian pendarahan adalah proses yang kompleks. Pembekuan dimulai ketika keping-keping darah dan faktor-faktor lain dalam plasma darah kontak dengan permukaan yang tidak biasa, seperti pembuluh darah yang rusak atau terluka.Pada saat terjadi luka pada permukaan tubuh, komponen darah, yaitu trombosit akan segera berkumpul mengerumuni bagian yang terluka dan akan menggumpal sehingga dapat menyumbat dan menutupi luka. Di dalam plasma darah terdapat trombosit yang akan pecah apabila menyentuh permukaan yang kasar. Jika trombosit pecah, enzim tromboplastin yang dikandungnya akan keluar bercampur dengan plasma darah. Selain trombosit, di plasma darah terdapat protombin. Protombin akan diubah menjadi trombin oleh enzim tromboplastin. Perubahan protombin menjadi

trombin dipicu oleh ion kalsium (Ca2+). Protombin adalah suatu protein plasma yang pembentukannya memerlukan vitamin K. Trombin akan berfungsi sebagai enzim yang dapat mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrinogen adalah suatu protein yang terdapat dalam plasma. Adapun fibrin adalah protein berupa benang-benang yang tidak larut dalam plasma. Benang-benang fibrin yang terbentuk akan saling bertautan sehingga selsel darah merah beserta plasma akan terjaring dan membentuk gumpalan. Jaringan baru akan terbentuk menggantikan gumpalan tersebut dan luka akan menutup.

4. Indikasi dan kontra indikasi aspirin dan tetrasiklin ?

Indikasi Aspirin vena dalam

: Digunakan untuk mencegah trombosit koroner dan thrombus

berdasarkan efek penghambat agregasi trombosit. : Penderita dengan kerusakan hati berat, hipoprotombinemia,

Kontraindikasi Aspirin

defisiensi vitamin K, dan hemophilia sebab dapat menimbulkan pendarahan. Penderita hipersensitifitas terhadap aspirin.

Indikasi tetrasiklin: Tetrasiklin merupakan kelompok antibiotik spektrum luas sebagai obat pilihan untuk infeksi yang disebabkan oleh klamidia (trakoma, psitakosis, salpingitis, uretritis dan limfogranuloma venerum-LGV, riketsia, brucella, dan spirokaeta. Golongan tetrasiklin juga digunakan untuk infeksi saluran napas dan genital oleh micoplasma, pada akne (jerawat), penyakit jaringan penyangga gigi yang destruktif (periodontal), bronkitis kronik yang kambuh kembali dan leptospirosis (sebagai alternatif eritromisin bagi penderita yang hipersensitif dengan penisilin Kontraindikasi tetrasiklin : Tetrasiklin dapat menyebabkan pewarnaan pada gigi karena deposisi pada tulang dan gigi yang sedang tumbuh. Untuk itu tetrasiklin sebaiknya tidak diberikan pada : - Anak di bawah 12 tahun - Ibu hamil

- Ibu menyusui Tetrasiklin dapat memicu gagal ginjal untuk itu sebaiknya tidak diberikan kepada pasien dengan penyakit ginjal (kecuali doksisiklin dan minosiklin).

5. Mekanisme kerja tetrasiklin

MEKANISME KERJA TETRASIKLIN

Secara Farmakodinamik :

Golongan tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya antibiotic ke dalam ribosom bakteri gram-negatif, ,ke dua ialah system transport aktif.

Efek antimikroba. Golongan tetrasiklin termasuk antibiotic yang terutama bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman.

Spektrum antimikroba. Pada umumnya tetrasiklin tidak digunakan untuk pengobatan infeksi oleh sterptokokus karena ada obat lain yang lebih efektif yaitu penisilin G,eritromiin,sefaloporin. Banyak strain S. Aureus yang resisten terhadap tetrasiklin. Tetra siklin dapat digunakan sebagai pengganti penisilin dalam pengobatan infeksi batang gram positif .

Tetrasiklin juga merupakan obat yang sangat efektif untuk infeksi Mycoplasma pneumonia, Ureaplasma urealyticum, Chlamiydia trachomatis, Chlamydia psittaci, dan berbagai riketsia. Selain itu obat ini juga aktif terhadap Borrelia recurentis, Treponema pallidum, Treponema pertenue, Actinomyces israelii. Dalam kadar tinggi antibiotic ini menghambat pertumbuhan Entamoeba histolytica.

Resistensi. Beberapa spesies kuman, terutama sterptokokus beta hemolitikus, E.coli, Pseudomonas aeruginosa, Str.pneumoniae, N.gonorrhoeae, Bacteroides, Shigella dan S.aureus makin meningkat resistensinya terhadap tetrasiklin. Resistensi terhadap satu jenis tetrasiklin biasana disertai resistensi terhadap semua tetrasiklin lainnya kecuali minosiklin pada resistensi S.aureus dan doksisiklin pada resistensi B.fragilis

Secara Farmakokinetik : Absorpsi: 30-80% tetrasiklin diserap lewat saluran cerna. Absorpsi ini sebagian besar berlangsung dilambung dan usus halus bagian atas. Distribusi: Dalam plasma semua jenis tetrasiklin terikat oleh protein plasma dalam jumlah yang bervariasi. Metabolisme: Obat golongan ini tidak dimetabolisme secara berarti dihati. Doksisiklin dan minosiklin mengalami metabolism di hati yang cukup berarti sehingga aman diberikan pada pasien gagal ginjal. Ekskresi: tetrasiklin di ekskresikan melalui urin berdasarkan filtrasi glomelurus. pada pemberian per oral kira kira 20-55% golongan tetrasiklin dieksresikan melalui urin. Golongan tetrasiklin yang diekskresikan oleh hati ke dalam empedu mencapai kadar 10 kali dari serum. Sebagian obat yang diekskresikan kedalam lumen usus ini mengalami sirkulasi enterohepatik; maka obat ini masih ada dalam darah untuk waktu lama setelah terapi dihentikan.

6. Dosis pemakaian aspirin dan tetrasiklin

Dosis aspirin

Dosis optimum analgesik atau antipiretik aspirin, lebih kecil dari dosis oral 0,6 mg yang lazim digunakan. Dosis yang lebih besar dapat memperpanjang efeknya. Dosis lazim dapat diulang setiap 4 jam dan dosis lebih kecil (0,3 g) setiap 3 jam. Dosis untuk anak-anak sebesar 50-75 mg/kg/hari dalam dosis terbagi. Dosis anti-inflamasi rata-rata 4 g/hari dapat ditoleransi oleh kebanyakan orang dewasa. Pada anak-anak, biasanya dosis 50-75 mg/kg/hari menghasilkan kadar darah yang adekuat. Kadar darah 15-30 mg/dL disertai dengan efek anti-inflamasi dosis Dewasa : 1 tablet 500mg, 3 x sehari Anak : 1/2 - 1 tablet 500mg, maksimal 3 x sehari

Diminum 1-2 jam setelah makan

Dosis tetrasiklin Dosis dewasa 4 kali sehari 250-500mg Anak anak diatas 8 tahun sehari 25-50mg/kg/bb/dosis Diberikan 1 jam atau 2 jam sebelum makan

7. Efek utama dan Efek samping aspirin dan tetrasiklin ? Efek utama tetrasiklin : Antibiotik yang dapat menghambat sintesis protein pada perkembangan organisme.

Efek samping tetrasiklin : -Pada pemberian lama atau berulang-ulang, kadang-kadang terjadi superinfeksi bakteri atau jamur seperti:enterokolitis dan kandidiasis. - Gangguan gastrointestinal seperti: anoreksia, pyrosis, vomiting, flatulen dan diare. - Reaksi hipersensitif seperti: urtikaria, edema, angioneurotik, atau anafilaksis. - Jarang terjadi seperti: anemia hemolitik, trombositopenia,neutropenia dan eosinofilia.

Efek Utama aspirin : Efek anti-inflamasi Aspirin menghambat perlekatan granulosit pada pembuluh darah yang rusak, menstabilkan membran lisosom, dan menghambrat migrasi leukosit polimorfonuklear dan makrofag ketempat peradangan, sehingga dapat mengurangi rasa sakit di daerah peradangan. Sifat anti-inflamasi salisilat dosis tinggi bertanggung jawab terhadap dianjurkannya obat ini sebagai terapi awal artritis rematoid, demam rematik, dan peradangan sendi lainnya. Efek Analgesik Asprin sangat efektif dalam meredakan nyeri dengan intensitas ringan sampai sedang, namun tidak efektif pada terapi nyeri visera seperti yang menyertai abdomen akut, kolik ginjal, perikarditis, atau infark miokard. Aspirin menghilangkan nyeri dari berbagai penyebab seperti yang berasal dari otot, pembuluh darah, gigi, keadaan pasca persalinan, artritis dan bursitis.

Efek anti-piretik

Aspirin menurunkan demam, tetapi hanya sedikit mempengaruhi suhu badan yang normal. Penurunan suhu badan berhubungan dengan peningkatan pengeluaran panas karena pelebaran pembuluh darah superfisial. Antipiesis mungkin disertai dengan pembentukan banyak keringat. Demam yang menyertai infeksi dianggap akibat dari dua kerja. Pertama pembentukan prostaglandin di dalam susunan saraf pusat sebagai respon terhadap bakteri pirogen. Kedua efek interleukin-1 pada hipotalamus. Interleukin-1 dihasilkan oleh makrofag dan dilepaskan selama respon peradangan. Aspirin menghambat baik pirogen yang diinduksi oleh pembentukan prostaglandin maupun respon susunan saraf pusat terhadap interleukin-1 dan sehingga dapat mengatur kembali pengontrol suhu dihipotalamus, sehingga memudahkan pelepasan panas dengan jalan vasodilatasi. Efek Samping 1. Efek terhadap saluran cerna Pada dosis yang biasa, efek samping utama adalah gangguan pada lambung (intoleransi). Efek ini dapat diperkecil dengan penyangga yang cocok. Gastritis yang timbul pada aspirin mungkin disebabkan oleh iritasi mukosa lambung oleh tablet yang tidak larut, karena penyerapan salisilat nonionisasi di dalam lambung atau karena penghambatan prostaglandin pelindung. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang berhubungan dengan penggunaan aspirin biasanya berkaitan dengan erosi lambung. Peningkatan kehilangan darah yang sedikit melalui tinja secara rutin berhubungan dengan pemberian aspirin dosis tinggi. 1. Efek susunan saraf pusat Dengan dosis yang lebih tinggi, penderita bisa mengalami salisilisme (tinnitus atau penurunan pendengaran dan vertigo) yang reversibel dengan pengurangan dosis. Dosis salisilat yang lebih besar lagi dapat menyebabkan hiperpnea melalui efek langsung terhadap medulla oblongata. Pada kadar salisilat toksik yang rendah, bisa timbul respirasi alkalosis sebagai akibat peningkatan ventilasi.

8. Fungsi aspirin dan tetrasiklin?

Fungsi Aspirin SEBAGAI ANALGESIK. Aspirin merupakan ubat penahan sakit yang tidak begitu kuat ( jika dibandingkan dengan Parasetamol ) Ia berkesan untuk meredakan beberapa jenis penyakit seperti:

Sakit kepala. Kesakitan otot.

SEBAGAI UBAT ANTI KERADANGAN. Sebagai ubat anti keradangan yang kuat, Aspirin mempunyai kesan sampingannya bergantung pada dos yang diambil. Ia juga amat berkesan untuk merawat demam reumatik dan beberapa jenis penyakit reumatik.

SEBAGAI ANTIPIRETIK Aspirin berkesean dalam: menurunkan suhu. meredakan demam. menghentikan selesema yang disebabkan oleh kesejukan. o Pada dos yang sedikit ( 75-150 mg ), aspirin boleh digunakan untuk menghalang pembekuan darah seperti penyakit jantung dan strok. o Ia juga amat berkesan pada pesakit yang mengalami degupan jantung yang luar biasa seperti pemfibrilan atrium.

Fungsi Tetrasiklin Tetrasiklin dapat digunakan sebagai pengganti penisilin dalam pengobatan infeksi yang disebabkan oleh: - Bacillus anthracis - Clostridium tetani - Listeria monosicytogenes

Efektivitas tetrasiklin tinggi terhadap infeksi: -Brucella - Peudomonas -Vibrio cholerae - Bordetella pertusis dll

Juga sangat efektif thdp Mycoplasma pneumonia dan Chlamidia trachomatis.

9. Bentuk obat tetrasiklin di pasaran ?

Tetrasikin Tetrasiklin dipasaran dalam bentuk kapsul dengan kandungan 250 mg dan 500 mg. Juga ada yang dalam bentuk buffer untuk mengurangi efek sampingnya mengritasi lambung.

Doksisiklin Doksisiklin di pasaran tersedia dalam bentuk sediaan tablet da kapsul dengan kanduungan 50 mg dan 100 mg.

Oksitetrasiklin

Oksitetrasiklin di pasaran tersedia dalam bentuk sediaan kapsul 500 mg dan vial 50 mg/ml untuk injeksi.

10. Penanganan pasien saat pendarahan (pengganti aspirin) ?

Pengganti Aspirin adalah Metronidazol . Komposisi : Tiap tablet mengandung metronidazol 250mg. Tiap tablet salut mengandung metronidazol Cara kerja : Metronidazol adalah antibakteri dan antiprotozoa sintetik derivat nitroinidazoi yang mempunyai aktifitas bakterisid, amebisid dan trikomonosid. Dalam sel atau mikoroorganisme metronidazol mengalami reduksi menjadii produk polar. Hasil reduksi ini mempunyai aksi antibakteri dengan jalan menghambat sintesa asam nukleat. Metronidazol bekerja efektif baik lokal maupun sistemik.

11. Penunjang supaya pasien sembuh ?

- Dokter memberikan obat dengan dosis yang tepat dan pasien harus mengikuti aturan dokter seperti meminum obat sesuai anjuran dokter dan tepat cara pemaikannya. - Pasien istirahat dengan cukup. - Pasien makan dengan cukup

Anda mungkin juga menyukai